Professional Documents
Culture Documents
Lap Prak Biotantantan
Lap Prak Biotantantan
Kultur Embryo
berupa embrio dari tanaman yang merupakan isolasi secara steril embrio matang
digolongkan menjadi:
terdapat pada buah muda sebelum buah tersebut gugur (mencegah kerusakan embrio
akibat buah gugur) sehingga teknik ini disebut sebagai Embryo Rescue
(Penyelamatan Embrio). Kondisi seperti ini biasanya sering dijumpai pada buah hasil
persilangan, dimana absisi buah kerap kali dijumpai setelah penyerbukan dan
pembuahan.
dewasa. Embrio ini diambil dari buah yang telah masak penuh dengan tujuan
Teknik kultur ini umumnya dikenal dengan sebutan Kultur Embrio (Embryo Culture).
Hal ini disebabkan karena embrio yang ditanam adalah embrio yang telah
sederhana.
2.4.2 Teknik Kultur Embrio Belum Matang dan Embrio Matang
Pada dasarnya teknik untuk kultur embrio belum matang dan embrio matang
1. Sterilisasi eksplan
Embrio pada prinsipnya berada dalam keadaan steril. Hal ini disebabkan
karena embrio berada di dalam buah (di dalam biji) yang terlindung oleh jaringan-
jaringan buah dan biji yang berada di luar embrio, antara lain oleh kulit buah, daging
buah dan kulit biji. Keadaan ini menyebabkan sterilisasi embrio tidak perlu
dilakukan. Sterilisasi permukaan perlu dilakukan pada buah ataupun biji untuk
mensterilkan permukaan buah/biji sehingga pada waktu isolasi embrio tidak terdapat
dengan pembakaran buah/biji atau dengan sterilan kimia seperti sodium hypochlorite
embrio berukuran besar, isolasi embrio tidak menjadi masalah. Isolasi harus
dilakukan secara hati-hati agar embrio tidak rusak dan kehilangan salah satu atau
lebih bagian-bagiannya (radicula, plumula, hypocotil, coleoptyl, dll). Selain itu harus
tetap dijaga juga agar isolasi dilakukan dalam kondisi tetap aseptis. Embrio yang
telah diisolasi selanjutnya ditanam pada media yang telah dipersiapkan. Media untuk
tujuan teknik kultur yang lain. Pada prinsipnya media diperlukan untuk
perkembangan bibit muda mengingat embrio yang ditanam umumnya telah memiliki
radicula dan plumula. Media yang umum digunakan untuk pengecambahan embrio
adalah media Knudson dan Vacin & Went (untuk anggrek), Media MS dalam ½
vitamin tidak ditambahkan dalam media, namun sumber karbon tetap diperlukan
meskipun dalam konsentrasi yang lebih rendah (umumnya 20 g/l). Akan tetapi, dalam
embrio muda perlu didukung pada awalnya sehingga radicula dan plumula dapat
berkembang sempurna sebelum embrio ini berkecambah. Untuk itu, nutrisi yang
lebih lengkap beserta vitamin seperti nicotinic acid, biotin, vitamin C, vitamin B
perlu ditambahkan pada media kultur embrio muda ini. Hormon tanaman umumnya
tidak ditambahkan dalam media kultur embrio karena penambahan hormon tanaman
tidak diinginan pada kultur embrio mengingat tujuan kulturnya adalah untuk
muda atau embrio yang mengalami dormansi, penambahan giberellin dalam media
padat sehingga agar pada konsentrasi 0,8 sampai 1,6 % ditambahkan ke dalam media.
di atas shaker (alat penggojok) untuk menghindari kekurangan oksigen pada eksplan
3. Aklimatisasi
yang siap untuk dipindahkan ke lapangan. Teknik aklimatisasi untuk plantlet hasil
regenerasi kultur embrio pada prinsipnya sama dengan aklimatisasi plantlet hasil
regenerasi dari teknik kultur jaringan lainnya. Selain kultur embrio dan embrio
rescue, terdapa pula beberapa tipe – tipe kultur lain, yaitu: kultur kalus, kultur
meristem, kultur suspensi sel, kultur protoplas, kultur anther dan pollen, dan kultur
spora paku.
Kedua teknik ini (embryo culture dan embryo rescue) dilakukan untuk
1. Mematahkan dormansi
cherry, hazel nut, dll. Selain itu ada juga beberapa jenis tanaman yang bisa
menghasilkan biji namun tidak dapat dikecambahkan secara normal di alam misalnya
Musa balbislana. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka biji tanaman ini dapat
Tanaman anggrek merupakan salah satu contoh tanaman yang bijinya sangat
sulit berkecambah di alam. Biji anggrek sangat kecil dan memiliki endosperm yang
biji anggrek dengan jamur (mycorrizha) dimana hifa jamur akan menembus kulit biji
dan mensuplai makanan bagi biji anggrek. Tanpa simbiosa ini, biji anggrek tidak
simbiosa ini, namun biji anggrek epiphyt juga memiliki endosperm yang amat sangat
kecil sehingga sulit berkecambah secara alamiah. Dengan teknik kultur jaringan
(embryo culture), biji anggrek dikecambahkan secara invitro sehingga dewasa ini bisa
diperoleh bibit anggrek dengan mudah. Produksi bibit anggrek dewasa ini merupakan
industri yang berkembang sangat pesat dan menguntungkan. Teknik ini biasanya
memiliki pohon induk dengan keunggulan yang berbeda sehingga dihasilkan beragam
dormansi dengan kultur embrio (embryo culture) merupakan salah satu upaya untuk
mempercepat perkecambahan biji hasil pemuliaan tanaman sehingga bisa
4. Produksi tanaman haploid lewat penyelamatan embrio hasil persilangan antar jenis
tertentu.
Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh tanaman haploid adalah
bulbosum yang terekspresi, sehingga dapat dihasilkan biji haploid dari silangan ini.
Sayangnya persilangan ini mengakibatkan embrio gugur (buah gugur) sebelum buah
tersebut dewasa. Hasil silangan ini (buah haploid) tidak akan dapat diperoleh apabila
buah muda tersebut tidak diselamatkan dengan cara memanennya sebelum gugur lalu
Gugurnya buah sebelum buah tersebut dewasa sangat umum ditemukan pada
sebelum masak. Pada persilangan buah-buah batu, transportasi air dan hasil
terbentuknya lapisan absisi pada tangkai buah. Akibatnya buah tidak memperoleh
nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangannya sehingga buah dengan embrio yang
terbentuk gugur sebelum dewasa. Teknik embryo rescue umumnya dilakukan untuk
menyelamatkan hasil silangan ini dengan cara memanen buah muda hasil persilangan
menghasilkan buah dengan endosperm yang miskin atau embrio lemah dan berukuran
kecil. Biji-biji dengan kondisi demikian seringkali sulit sekali atau tidak bisa
dikecambahkan dalam kondisi normal. Teknik kultur embrio dapat digunakan untuk
membantu perkecambahannya. Hal ini telah dilakukan pada tomat, padi, barley, dan
phaseolus.
7. Perbanyakan vegetative
tanaman yang bebas penyakit dan virus, transformasi genetik, dan produksi metabolit
1. DOKUMENTASI
Gambar 5. Tutup dengan alumunium foil Gambar 6. Tutup dengan plastic wrap
dan diberi label
1.3.2. Penanaman Embryo Mentimun
Gambar 5. Tutup dengan alumunium foil Gambar 6. Tutup dengan plastic wrap
dan diberi label
4. Pengamatan
Gambar 3. Pengamatan
2. PERHITUNGAN
KebutuhanLarutanMgSO4.7H2O
4. - KepekatanLarutan =3
5. - Volume LarutanStok= 90 ml
8. Jawab:
10. = 370,00 mg x 3
90 𝑚𝑙
13. =
3
14. = 30 ml