Professional Documents
Culture Documents
(Modul 05) Bilal El Bari - 10215009
(Modul 05) Bilal El Bari - 10215009
MODUL 05
SURFACE PLASMON RESONANCE
Bilal El Bari, Achmad Zacky Fairuza, Irna Jelita Estri Satiti
10215009, 10215005, 10215039
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: bilalelbari@gmail.com
Abstrak
Pada dunia sensor, pemanfaatan plasmon merupakan hal yang menjadi terobosan pada akhir-akhir ini. Berkonsep
pada resonansi yang terjadi pada plasmon permukaan atau fenomena ini dinamakan SPR, SPR merupakan peristiwa
saat dimana medan elektro-magnetik atau medan EM melewati prisma yang terkopel dengan logam dan bahan
dielektrik, menyebabkan adanya eksitasi plasmon atau plasma yang berosilasi yang diakibatkan oleh medan listrik
yang arahnya sejajar dengan bidang datang. Para praktikum kali ini akan diamati dua sampe berbeda dengan
menggunakan set alat berupa motor penggerak dan pengubah mode polarisasi cahaya. Pada prinsipnya akan
diamati dua mode polarisasi berbeda yaitu mode TM dan TE, dengan mengubah-ubah sudut datang maka akand
diamati perubahan nilai reflektansi. Kesimpulannya, praktikum kali ini didapat dua nilai permitivitas logam emas
pada tinjauan sampel yang berbeda memiliki rata-rata yang sama. Hal ini sangat berbeda jika kita merujuk pada
perhitungan menggunakan Drude-Lorentz yang memiliki data permitivitas emas yang berbeda, perbedaan nilai
tersebut dapat disebabkan benrbagai faktor, diantaranya adalah cara bagaimana data didapat.
Kata kunci : Drude-Lorentz, logam emas, medan EM, plasmon, polarisasi, SPR.
(1) 𝜔 (3)
𝜀& 𝜀' 2𝜋 𝜀& 𝜀' 𝐾" = 𝑛 𝑠𝑖𝑛𝜃.
𝐾" = 𝐾$ = 𝑐 8
𝜀& +𝜀' 𝜆 𝜀& +𝜀'
Keterangan:
Ketika menggunakan cahaya untuk 𝐾" : Konstanta propagasi efektif
mengeksitasi gelombang-SP, terdapat dua sumbu-x (1/m)
konfigurasi yang biasa digunakan, yaitu
𝐾$ : konstanta propagasi vakum (1/m)
konfigurasi otto dan konfigurasi kretschmann.
Pada konfigurasi otto, cahaya yang menembus
𝜀& : permitivitas dielektrik (F/m)
prisma akan mengalami total internal reflected 𝜀' : permitivitas logam (F/m)
dimana posisi lapisan metal, contohnya emas 𝜆 : panjang gelombang (nm)
diposisikan sangat dekan dengan prisma agar 𝑛8 : indeks bias
gelombang evanescent bisa berinteraksi dengan 𝜃. : sudut datang sinar terhadap garis
gelombang plasma di permukaan yang akan normal pada permukaan logam
menyebabkan eksitasi plasmon. 𝜃8 : sudut datang terhadap garis normal
pada sisi prisma
𝜔 : kecepatan sudut
𝑐 : kecepatan cahaya
V. Kesimpulan
pada praktikum kali ini didapat beberapa
besaran, diantaranya adalah nilai permitivitas
logam emas yang didapat pada kedua sampel
yaitu sampel A dan B didapat sebesar, -5.4756.
besaran permitivitas tersebut berbeda sangat
signifikan dengan permitivitas logam emas
yang ditinjau dengan data Drude-Lorentz, yaitu
sebesar -8.4953, hal ini dapat teradi
dikarenakan metode pengukuran yang berbeda
menyebabkan nilai tinjauan berbeda. Kemudian
panjang gelombang deep pada sampel A dan
sampel B dapat dilhat pada tabel (2).