You are on page 1of 8

Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Pangan

Menentukan Densitas Kamba dan Densitas Nyata

Kelompok II

Oleh :

Ni Putu Kharismawati (1511105006)

Desak Nyoman Anggreni Bhaskara (1511105007)

Fathimah (1511105008)

Ita (1511105009)

I Putu Willigis Benito Khatulistiwa (1511105010)

Yovanda Rizky Nasution (1511105011)

Jevon Misael Gerald Masengi (1511105012)

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2016
I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Setiap zat yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik tersendiri.
Karakter-karakter tersebut berbeda dari segi fisik maupun segi kimia. Sifat
fisik adalah sifat zat yang dapat diamati secara langsung, misalnya cairan,
padat atau gas, serta sifat yang dapat diukur seperti massa, volume, warna
dan sebagainya. Sifat kimia meliputi sifat zat yang tidak dapat diamati secara
langsung, misalnya kelarutan zat, kerapatan dan lain- lain.
Keadaan bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi zat gas, fluida,
dan padat. Zat padat cenderung mempertahankan bentuknya sementara fluida
tidak mempertahankan bentuknya dan gas mengembang menempati
semua ruangan tanpa memperdulikan bentuknya. Fluida termasuk materi
yang mengalir yang digunakan dalam hubungan antara cairan dengan gas.
Teori fluida sangat kompleks, sehingga penelusurannya dimulai dari yang
paling dasar yakni dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa karakteristik suatu zat
berbeda satu dengan yang lain. Demikian pula dengan kerapatan, yang
juga merupakan suatu sifat zat, berbeda untuk setiap zat. Sebagai contoh
minyak dan air ketika dicampur tercipta 2 fasa karena kerapatannya
berbeda. Selain itu, peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam,
merupakan kejadian lazim kita lihat yang dipengaruhi oleh perbandingan
bobot jenis zat-zat tersebut. Untuk mengetahui cara mengukur bobot jenis
dan kerapatan pada beberapa sampel dengan menggunakan neraca
westphalt dan piknometer, maka dilakukanlah percobaan penentuan
kerapatan dan bobot jenis ini.

1.2 Tujuan
Menentukan densitas kamba dan densitas nyata.
II Tinjauan Pustaka

Densitas Kamba adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang


ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran bahan. Densitas kamba
menurut Syarief (1988) merupakan salah satu karakterisitik fisik biji-bijian yang
seringkali digunakan untuk merencakan suatu gudang penyimpanan, volume alat
pengolahan atau saran transportasi, mengkonversikan harga satuan dan
sebagainya.

Densitas kamba biji-bijian dapat diukur dengan menggunakan wadah


sesuai dengan volume yang ditunjukkannya, atau dengan menggunakan
piknometer yaitu dengan menimbang piknometer kosong, menimbang piknometer
dengan toluen dan menimbang piknometer dengan butiran bahan yang diketahui
bobotnya dan toluen sampai penuh. Nilai densitas kamba bervariasi menurut
kadar air bahan.

Densitas nyata adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang


hanya ditempati oleh butiran bahan tidak termasuk ruang kosong.
III. Metode Praktikum
3.1 Bahan
 Gabah
 Beras
 Toluena

3.2 Alat
 Timbangan digital
 Gelas ukur

3.3 Prosedur Kerja


A. Densitas Kamba
 Dimasukkan bahan (beras) ke dalam gelas ukur sampai tanda 30 ml
 Ditimbang berat beras yang sudah diukur sesuai dengan di gelas
ukur menggunakan timbangan digital.
 Di catat berat dan volume gelas ukur yang digunakan.
 Dihitung densitas kamba dengan rumus :

berat bahan
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟

B. Densitas Nyata
 Ditimbang 10 gram beras dengan menggunakan timbangan , dicatat
beratnya
 Diisi gelas ukur dengan toluen sampai volume 25 ml.
 Dimasukkan bahan kedalam gelas ukur yang berisi toluen.
 Dicatat perubahan volume dan dihitung volume yang ditempati
bahan.
 Dihitung densitas nyata dengan rumus
berat bahan
volume bahan (selisih volume di gelas ukur sebelum ditambahkan beras)
IV. Hasil dan Pembahasan

Ini adalah hasil dari kelompok 1 sampai 4 dengan jenis bahan beras dan
gabah :

Dari hasil penelitian yang kami dapatkan adalah bahwa pada densitas

Rata -
Jenis Berat Bahan Volume Densitas
Kelompok Bahan Rata
Densitas (g) (ml) (g/ml)
Densitas
1 22 g 30 ml 0.74 g/ml 0.763
Beras
2 23.6 g 30 ml 0.7867 g/ml g/ml
Kamba
3 15.5 g 30 ml 0.516 g/ml 0.508
Gabah
4 15.0 g 30 ml 0.5 g/ml g/ml
1 10 g 7 ml 1.42 g/ml 1.42
Beras
2 10 g 7 ml 1.42 g/ml g/ml
Nyata
3 10 g 10 ml 1 g/ml 1.05
Gabah
4 10 g 9 ml 1.1 g/ml g/ml

Kamba yang paling tinggi adalah beras yaitu 0,763 g/ml karena densitas Kamba
menunjukkan perbandingan antara berat suatu bahan terhadap volumenya.
Sedangkan gabah, ia memiliki perbandingan antara berat suatu bahan dengan
volume yang dimilikinya sebesar 0,508 g/ml.
Sedangkan pada penelitian densitas nyata di dapatkan beras yang paling
tinggi densitasnya yaitu sekitar 1,42 g/ml, hal ini terjadi karena beras tidka
memiliki ruang kosong, beda halnya dengan gabah. Gabah memiliki ruang kosong
antara butiran dan luarnya sehingga gabah memiliki densitas nyata sebesar 1,05
g/ml.
V Penutup

5.1 Kesimpulan

Beras dan gabah memiliki berat dan volume yang berbeda sehingga
densitas kambanya pun berbeda. Dimana densitas Kamba dari beras sebesar
0,763 g/ml dan densitas Kamba dari gabah sebesar 0,508 g/ml. Sedangkan
pada densitas nyata gabah memiliki nilai sebesar 1,05 g/ml dan beras sebesar
1,42 g/ml, hal ini terjadi karena bahan tersebut memiliki nilai perbandingan
berat dan volume yang berbeda.

5.2 Saran

Sebaiknya volume gabah dan beras berbeda karena dilihat dari hasil
pengamatan didapatkan bahwa hasilnya mendekati.
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/doc/49578237/LAPORAN-PRAKTIKUM-
densitas(diakses pada tanggal 16 April 2016)
Lampiran

Beras dimasukan kedalam gelas ukur


yang berisi toluena

Toluena

Gelas Ukur yang sudah berisi toluena Penimbangan beras dengan


menggunakan timbangan

You might also like