Professional Documents
Culture Documents
A. IDENTITAS MODUL
Proses pembelajaran :
Pertemuan Minggu Ke-1
- Penjelasan materi perkuliahan
- Diskusi (class discusion) materi perkuliahan
- Penyampaian dan penjelasan materi tugas
I-1
Peta Kompetensi
Kompetensi Dasar 9
Membandingkan berbagai sistem evaluasi
kesesuaian lahan yang ada di Indonesia
Kompetensi Dasar 8
Membandingkan sistem pendekatan
fisiografik dan parametrik untuk Kompetensi Dasar 5
kepentingan evaluasi berbagai Menerapkan metode survai dan
penggunaan lahan dengan benar pengambilan contoh tanah di
lapangan dengan benar
Kompetensi Dasar 7
Menganalisa klasifikasi kesesuaian
Kompetensi Dasar 4
lahan untuk tanaman dengan benar
Mempersiapkan data/informasi
pendahuluan yang dibutuhkan
Kompetensi Dasar 6 untuk pelaksanaan survai tanah
Menganalisa klasifikasi kemampuan dan sumberdaya lahan dengan
lahan dengan benar benar
Kompetensi Dasar 3
Mengorganisir data-data yang diperlukan untuk kepentingan
evaluasi lahan dengan benar
Kompetensi Dasar 2
Menunjukkan cara dan pendekatan evaluasi lahan yang benar sesuai
dengan tujuan dan manfaat evaluasi lahan yang ingin dicapai
Kompetensi Dasar 1
Menjelaskan defnisi, tujuan, manfaat, dasar-dasar evaluasi
lahan, serta ruang lingkup evaluasi lahan dengan benar
I-2
B. MATERI PERKULIAHAN
Pendahuluan
I-3
Definisi Lahan
I-4
Atmosfer (iklim)
Daur gas
Daur air
(CO2, O2, N2)
Hidrosfer
Daur energi dan air Biosfer
darat
I-5
c. Penggunaan lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak
diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi,
perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.
Tipe penggunaan lahan yang tergolong multiple terdiri lebih dari satu
jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu
areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan
masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri. Sebagai contoh
kelapa ditanam secara bersamaan dengan kakao atau kopi di areal yang sama
pada sebidang lahan. Demikian juga yang umum dilakukan secara
diversifikasi antara tanaman cengkih dengan vanili atau pisang.
Tipe penggunaan lahan yang tergolong compound terdiri lebih dari satu
jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada areal-areal dari
sebidang lahan yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal.
Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu sekuen atau urutan
waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau secara serentak, tetapi pada
I-6
areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi
yang sama. Sebagai contoh suatu perkebunan besar sebagian areal secara
terpisah (satu blok/petak) digunakan untuk tanaman karet, dan blok/petak
lainnya untuk kelapa sawit. Kedua komoditas ini dikelola oleh suatu
perusahaan yang sama.
I-7
dsb. Kemampuan lahan merupakan penilaian lahan tehadap serangkaian/
sejumlah penggunaan lahan. Sebagai contoh penilaian lahan untuk pertanian,
kehutanan, atau tempat rekreasi. Sehingga ruang lingkup kemampuan lahan
lebih luas.
I-8
dan jenis serta sifat batuan (Subardja et. al, 2004). Sedangkan dari aspek
geomorfologis, Wiradisastra et al., (2002) mendefinisikan bentang lahan
merupakan hasil bentukan dari proses tektonik dan volkanisme,
sedangkan denudasi (hasil total dari semua proses pemindahan sampai
terjadi bentuk lahan) terjadi melalui proses erosi dan gerakan massa
(mass wasting).
I-9
2. Diperlukan perbandingan antara biaya dan keuntungan dalam
penggunaan lahan yang direncanakan
3. Proses evaluasi lahan memerlukan sumbangan pengetahuan dari
berbagai bidang ilmu, dengan kata lain diperlukan pendekatan yang
multidisiplin .
4. Hasil evaluasi lahan harus relevan denga sifat-sifat fisik, ekonomi, dan
sosial di daerah tersebut. Relevansi ini termasuk standar harga dan
upah yang berlaku.
5. Kesesuaian lahan didasarkan atas penggunaan lahan yang lestari
(sustain basis) jangan sampai suatu penggunaan lahan menyebabkan
menurunkan kualitas lingkungan dan berbagai kerusakan, meskipun
dalam jangka pendek penggunaan lahan tersebut sangat
menguntungkan
6. Evaluasi harus meliputi lebih dari satu macam penggunaan lahan.
I-10
• Jenis penggunaan yang relevan dengan kondisi fisik, sosial, dan
ekonomi?
• Penggunaan lahan dengan produktivitas sustainable?
• Pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan dari masing-masing
penggunaan?
• Masukan/rekomendasi untuk mempertahankan produksi dan
minimalisasi pengaruh buruk?
• Keuntungan masing-masing penggunaan?
Kegunaan terperinci dari evaluasi lahan sangat beragam, hal ini akan
sangat tergantung kepada aspek kepentingan yang terkait dari hasil evaluasi
lahan. Aspek kepentingan tersebut meliputi konteks fisik, ekonomi, sosial,
intensitas dan skala studi, dan dari tujuan pengguna data. Keguanaan
evaluasi lahan ditinjau dari kepentingan daerah yang dievaluasi, dapat
dibedakan menjadi:
I-11
a. Daerah berkembang
I-12
Informasi-informasi di atas dapat digunakan oleh ahli agronomi sebagai
dasar dalam penilaian lahan untuk penggunaan sistem pertanian atau
komoditas tertentu.
I-13
C. FORMAT RANCANGAN TUGAS
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa secara individu mampu mensitasi definisi dari istilah-
istilah yang berhubungan dengan evaluasi lahan
2. URAIAN TUGAS
a. Obyek Garapan
1. Bahan pustaka (Buku dan jurnal)
2. Form isian tugas
b. Metode/ cara pengerjaan (acuan cara pengerjaan)
Mahasiswa secara individu mengisi form isian tugas sesuai
petunjuk
c. Deskripsi luaran tugas
Form isian tugas yang diisi dengan lengkap
d. Proses penugasan dan pembelajaran
- Penjelasan materi tugas
- Penjelasan kriteria penilaian dan batas waktu pengumpulan
3. Rubrik Penilaian
I-14
Kelas : _________________________
FORM ISIAN TUGAS Nama : _________________________
-Definisi Istilah Dalam Evaluasi Lahan -
NPM : _________________________
Daftar Pustaka
(Disusun sesuai dengan format yang baku)
I-15
D. DAFTAR PUSTAKA
Dent, D and Young, A. 1981. Soil Survey and Land Evaluation. George Allen &
Unwin. London
FAO. 1976. A framework for land evaluation. FAO Soils Bulletin 32. Soil
Resources Development and Conservation Services, Land and Water
Development Division. Rome.
Wiradisastra, U.S., Tjahjono B., Gandasasmita K., Barus B., Munibah K. 2002.
Geomorfologi dan Analisis Lansekap. Laboratorium Penginderaan
Jauh dan Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
I-16