Professional Documents
Culture Documents
LKTI LRB Fix PDF
LKTI LRB Fix PDF
Universitas Jember
Jember
2018
Abstrak
Banjir adalah agenda tahunan bagi warga yang tinggal di daerah aliran sungai
(DAS) Ciliwung, Jakarta. Akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya air dari
sungai Ciliwung dan juga disebabkan oleh konverensi lahan pertanian menjadi
lahan terbangun, yang berakibat kurangnya daerah resapan air di daerah aliran
sungai (DAS) ciliwung. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi banjir di daerah
aliran sungai (DAS) Ciliwung menggunakan konsep lubang resapan biopori
(LRB) yang dibuat di sekitar perumahan warga. Metode yang digunakan yaitu
metode pendekatan deskriptif, dengan membuat lubang resapan biopori (DAS)
pada setiap perumahan di daerah alirang sungai (DAS) Ciliwung. Hasil dari
penelitian ini bahwa penerapan konsep lubang resapan biopori (LRB) efektif
dalam mengurangi potensi rawan banjir. Selain itu, berfungsi sebagai “pabrik”
pembuat kompos. Dimana Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan
memberikan sampah organik. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi
bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi.
Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Dengan
menggunakan konsep lubang resapan biopori (LRB) di sekitar aliran sungai
(DAS) ciliwung, diharapkan dapat di terapkan guna manambah daerah resapan air
yang telah berkurang akibat alih fungsi lahan, dan mengurangi bencana banjir di
daerah alirang sungai (DAS) Ciliwung akibat meluapnya sungai Ciliwung dan
konverensi lahan.
Kata kunci: bencana banjir, konverensi lahan, daerah alirang sungai (DAS)
Ciliwung, lubang resapan biopori (LRB)
BAB I
PENDAHULUAN
a. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
b. Bencana sosial adalah peristiwa yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarkat dan teror.
Sungai Ciliwung melewati dua provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat dan
provinsi DKI Jakarta. Lebih tepatnya bagian hulu Sungai Ciliwung berada di
Gunung Telaga Mandalawangi (Kabupaten Bogor) dan bagian hilir bermuara di
teluk Jakarta. Sungai Ciliwung memiliki panjang bentang mencapai 76 km dan
luas DAS mencapai 322 km2. DAS Ciliwung berbaatsan dengan DAS Cisadane di
sebelah barat dan DAS Citarum di sebelah Timur. DAS Ciliwung mempunyai
fenomena meanrik, bentuk aliran menyempit di bagian hilir dan lebar di bagian
hulu dengan aliran air dari arah selatan ke utara Jakarta.
Bagian hulu DAS ini berada pada ketinggian 100-300 m dari permukaan laut.
DAS Ciliwung bagian hulu, melipiti daerah Gunung Gede Pangrango yang
termasuk dalam kawasan Puncak. Luas DAS Ciliwung Bagian Hulu adalah
14.876 Ha. Kondisi tanah yang ada di DAS Ciliwung bagian hulu meliputi
kompleks Aluvial Kelabu, Andosol Coklat dan Regosol Coklat, Latosol Coklat,
Latosol Coklat Kemerahan. Berdasarkan keadaan geomorfologinya, DAS
Ciliwung bagian hulu didominasi oleh dataran vulkanik tua dengan bentuk
wilayah bergunung seluas 3767,76 Ha dan sebagian kecil merupakan aluvial
sungai seluas 255,33 Ha.
Biopori (biopore) merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh
makhluk hidup seperti fauna tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai
liang (terowongan kecil) dan bercabang-cabang sehingga sangat efektif dalam
menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah. Biopori terbentuk oleh adanya
pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman di dalam tanah serta aktivitas
fauna tanah (Brata dan Nelistya, 2008).
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan, Lubang Resapan Biopori adalah lubang
yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah, dengan diameter antara
10 – 25 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka
air tanah (water table). Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 70 Tahun
2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Lubang Resapan
Biopori (LRB) merupakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk
mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah
organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan),
dan memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman dan mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah
dan malaria. Dalam setiap 100 m² lahan idealnya LRB dibuat sebanyak 30 titik
dengan jarak antara 0,5 – 1 meter.
Utomo dkk (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut
konverensi lahan adalah perubahan sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang negatif
terhadap lingkungan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian
perubahan atau penyesuaian peruntukan penggunaan lain dan disebabkan oleh
faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi
kebutuhan pendudukan yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya
tuntukan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010) pada masa lalu metode struktural
lebih diutamakan dibandingkan dengan metode non- struktural. Saat ini banyak
negara maju meng- ubah pola pengendalian banjir dengan lebih mengutamakan
metode nonstruktural, yang kemudian dikomplemen dengan pendekatan struktural
karena dalam jangka panjang memberikan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh,
kondisi tata guna lahan yang sudah padat karena bangunan menyebabkan kenaik-
an aliran permukaan dan pengurangan resapan air. Upaya perbaikan sungai
dengan pelebaran (metode struktural) akan memberi- kan pengaruh maksimal dua
kali lipat saja, itupun bila proses pelebaran sebesar dua kali lipatnya bisa berjalan
lancar. Perlu diperhati- kan pelebaran sungai/drainase harus diper- tahankan
secara menyeluruh sampai ke hilir. Bilamana dilakukan pelebaran hanya
dilakukan pada daerah hulu tetapi daerah hilir tidak dapat dilebarkan maka akan
terjadi penyempitan alur sungai, dan akhirnya daerah hulu kembali ke posisi
semula. Selain itu, potensi kembali pada lebar sungai semula cukup besar akibat
sedimentasi dan morfologi sungai yang belum stabil. Demikian pula kedalaman
sungai yang dikeruk menjadi dua kali akan kembali ke kedalaman semula akibat
besarnya sedimen- tasi. Oleh karena itu, metode nonstruktural harus dikedepankan
lebih dahulu. Pengaturan tata guna lahan dalam jangka panjang akan memperluas
daerah resapan air dan menurun- kan air aliran permukaan (Kodoatie dan Sjarief,
2010).
BIOPORI
➢ Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya banjir
didaerah aliran sungai ciliwung tidak hanya karena curah hujan yang
tinggi dan meluapnya sungai (DAS) Ciliwung, akan tetapi disebabkan juga
akibat konverensi lahan.
2. Dengan menggunakan konsep lubang resapan biopori (LRB) dapat
dikatakan efektif dalam menanggungali bencana banjir di daerah aliran
sungai ciliwung karena pembuatan LRB tidak membutuhkan lahan yang
sangat luas.
➢ Saran
1. Semoga peelitian ini dapat dijadkan kerangka acuan dalam mengatasi
masalah banjir di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
DAFTAR PUSTAKA
Budi. 2013. Model Peresapan Air Hujan Dengan Menggunakan Metode Lubang
Resapan Biopori (LRB) Dalam Upaya Pencegahan Banjir. Wahan TEKNIK
SIPILVol. 18 No. 1 Juni 2013 1-12. Jurusan Sipil Politeknik Negeri
Semarang.
Miswadi, S.S. 2010. Penuruan Tingkat Intrusi Air Laut Berdasarkan “Chloride
Bicarbonate Ratio” Menggunakan Lubang Resapan Biopori: Studi Kasus
Di Kota Semarang (Decreased of sea Water Intrusion Based On “Chloride
Bicarbonate Ratio” Using The Biopori: Arbsorption Hole (LRB): Case
Study in Semarang. J. Manusia dan Lingkungan, Vol. 17, No.3, November
2010:120-161
BIODATA ANGGOTA I
Nama Lengkap : Yovita Inggar Mawardi
NIM/NIK : 171910501010
Pekerjaan/Jurusan : Mahasiswa/Perencanaan Wilayah dan Kota
Tempat Tanggal Lahir : Lumajang, 7 April 1999
Alamat : Jl. Baturaden V, no 57c
Email : yovita.inggar@gmail.com
No.Tlp/Hp : 085735809964
Penghargaan di Bidang Ilmiah :-
BIODATA ANGGOTA II
Nama Lengkap : Yasmine Fitriana Asyigah
NIM/NIK : 171910501056
Pekerjaan/Jurusan : Mahasiswa/Perencanaan Wilayah dan Kota
Tempat Tanggal Lahir : Situbondo, 27 Oktober 1998
Alamat : Ayuban Jaya f/3 Situbondo
Email : asyigah@gmail.com
No.Tlp/Hp : 082244692066
Penghargaan di Bidang Ilmiah :-