Professional Documents
Culture Documents
7B Materi 6
7B Materi 6
1. Alat Pengamatan
Alat pengamat citra memungkinkan penafsir citra untuk menyiam dan
mengkaji citra secara visual. Alat ini terdiri dari dua jenis : alat pengamat
nonstereoskopik, yaitu digunakan untuk mengamati citra dengan
kenampakan dua dimensional, dan alat pengamat stereoskopik, yaitu
digunakan untuk pengamatan tiga dimensional atas citra yang
bertampalan. Baik alat pengamat nonstereoskopik maupun alat
pengamat stereoskopik dibuat untuk pengamatan obyek dengan
pembesaran tertentu.
a. Alat Pengamat Nonstereoskopik
Alat pengamat nonstereoskopik dapat berupa alat paling sederhana
yaitu lensa pembesar dan alat pengamat warna aditif. Pada bagian ini
diutarakan : lensa pembesar,meja sinar dan instrumen pengamat optik
dan elektronik.
Lensa Pembesar
Lensa pembesar berupa sebuah lensa yang dipasang pada lingkaran
logam dengan sebuah pegangan. Ukuran diameternya berkisar antara 5
cm- 10 cm. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar wujud obyek ada
citra saat pengamatan. Pembesaran berkisar antara (2-4) kali bagi yang
pembesarannya rendah, dan antara (5-25) kali bagi yang
pembesarannya tinggi. Bagi lensa pengamat yang pembesarannya
tinggi sering dilengkapi dengan sinar yang ditimbulkan pada alat itu
sendiri. Karena merupakan alat yang paling sederhana, harga lensa
pembesar murah dan ketersediaannya paling besar.
Meja Sinar
Meja sinar merupakan alat pengamat citra yang dirancang tanpa
pembesaran. Citra yang diamati berupa transparansi, baik berupa film
maupun diapositif. Dapat berupa gulungan film, lembaran film, atau
bahan tembus cahaya lainnya.
Bagian utama meja sinar terdiri dari lembaran kaca dan lampu untuk
menyinari dari bawah. Sinarnya diatur sehingga merata, tidak terpusat
di bagian tengah lembaran kaca. Bentuk dan ukuran meja sinar
beraneka, diantaranya dilengkapi dengan rol atau gulungan pemegang
film.
Pengamat Optik dan Elektronik
Alat pengamat optik dan elektronik berkisar dari proyektor yang
manual hingga pengamat warna aditif. Meja sinar yang dibuat untuk
penyusunan dan pengamatan komposit warna.
Pengamatan komposit warna dilakukan berupa pengamat warna aditif
berupa citra multispektral hitam putih yang pada umumnya berupa
apositif. Citra multispektral yang diamati merupakan citra multispektral
yang terdiri dari empat citra dengan saluran berbeda, setiap citra
disinari dengan satu warna aditif dengan warna biru atau hijau atau
merah atau merah.
b. Alat pengamat steroskopik
Alat pengamat sereoskopik berupa stereoskop yang dapat digunakan
untuk pengamatan 3 dimensional atas foto udara yang bertampalan.
Pada dasarnya alat ini terdiri dari lensa atau kombinasi antara lensa,
cermin, dan prisma. Menurut LA Prade stereoskop dibedakan atas 3
kategori, yaitu :
Stereoskop lensa atau stereoskop saku
sebagian besar mempunyai spesifikasi yang sama, yaitu:
1. Sistem lensa yang fokusnya tertentu, yaitu dengan pasangan
stereo pada bidang fokus.
2. Jarak lensa dapat disesuaikan dengan jarak pupil mata.
3. Dapat dilipat serta dimasukan ke dalam saku.
Stereoskop cermin
stereoskop ini dirancang untuk pengamatan stereoskopik bagi
pasangan foto stereo berukuran baku yang daerah
pertampalannya luas, yaitu 60% atau lebih. Jarak stereonya
dibuat jauh lebih besar dari jarak pupil mata, yaitu sejauh 25 cm.
jarak stereo yaitu jarak antara satu objek yang tergambar pada
pasangan foto stereo bila foto stereo itu dipasang dibawah
pengamatan stereoskopik. Stereoskop cermin dilengkapi dengan
bilokuler dan batang paralaks atau stereometer. Binokuler
digunakan untuk pengamatan foto udara dengan perwujudan
yang diperbesar, baik skala tegak maupun skala mendatarnya.
Luas daerah pengamatannya berbanding terbalik terhadap
kuadrat pembesarannya. Hubungan antara keduanya dinyatakan
dalam formula berikut:
L= 1/P2
Ket :
L = luas daerah pengamatan stereoskopik
P = pembesaran stereoskopik
1) arah
2) jarak
3) luas
4) tinggi
5) lereng
a. Alat Pengukur Arah
1) kompas
2) arah utara peta
3) arah suatu perwujudan yang telah diketahui, misal masjid diketahui
arah barat
4) Cara mengukur luas pada citra dan luasnya dimedan sama dengan
cara pengukuran luas pada butir. Dari 3 contoh pengukuran luas
yang dikemukakan diutarakan bahwa luas objek dimedan
dirumuskan dengan
L = l x p2
Ket :
L = luas objek dimedan
l = Luas objek pada citra
p = penyebut skala
Alat Mekanik
1) Alat mekanik pengukur luas yaitu planimeter, alat ini menghitung
secara mekanik luas objek dar rodanya yang digerakkan secarah
jarum jam sepanjang garis batas objek yang diukur luasnya.
2) Alat elektronik, luas objek yang diukur dengan cepat dan cermat
dengan menggunakan alat elektronik pengukur luas antara lain
elektronik digitzer. prinsip kerjanya mirip planimeter.demngan
memberikan koordinat titik x dan y kepada micropocessor,luas titik
micropocessor juga dapat digunakan untuk mengkonfersikannya
kemedan secara langsung.
d. Alat Pengukuran Tinggi
Alat sederhana
obyeknya.
a. mistar
pada pengukuran paralaks dengan mistar yang di ukur adlah sumbu
Xa`+Xa” sumbu x yaitu sumbu yang sejajar jalur terbang atau sejajar basis
foto.ia di ukur sebagai sumbu y sebagai Xo sumbu y yaitu sumbu yang
di tarik melalui titik pusat foto dan tegak lurus basis foto.
b. paralaks tangga
paralaks tangga berupa lembaran trasparan yang diberi skala ia
digunakan untuk mengukur paralaks dengan menggunakan stereoskop
saku pda alat ini ada 2 garis yang masing masing ada skalanya karna
kedua garis ini menyerupai tangga maka alat ini di sebut paralaks
tangga.
c. paralaks batang
terdiri dari paralaks batang dengan kedua ujung di pasang kaca yang di
oasang tangga berupa titik, silang, atau lingkaran kecil, yang disebut
benda apung.hasil terpendek atau di perpanjang dengan sekrup
mikrometer.hasil pengukuran paralaks dengan alat ini paling teliti bila
dibandingkan dengan pengukuran paralaks dengan mistar mapun
paralaks tangga. pembacaan paralaks dapat dibuat semakin besar bila
jarak kaca semakin pendek atau sebaliknya.pembacaan yang makin
besar bila dua kaca semakin dekat disebut pembacaan kedepan karena
hal ini sesuai dengan kenyataannya, yaitu semakin pendek jarak kedua
titiknya berarti semakin besar paralaksnya.
Alat Pengukur Lereng
lereng dapat diukur dengan hasil teliti yaitu dengan menggunakan alat
paralaks dan dengan hasil yang ketelitiannya lebih rendah tetapi cepat
pelaksanaannya yaitu dengan alat pengukur lereng buatan ITC.
1. paralaks
dalam hal ini dapat mennggunakan paralaks tangga maupun
paralaks batang untuk pengukuran tinggi seperti pada butir 7.2.4,
misalnya tinggi AB jarak mendtarnya diukur pada foto, misalnya BC.