Professional Documents
Culture Documents
Bab II Lta - Ridho
Bab II Lta - Ridho
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang
di tandai demngan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri,yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah,karena jantung harus bekerja
lebihkeras hal ini dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah bahkan
menyebabkan penyakit dengeratif lainnya hingga kematian.Seseorang dapat di
katakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmhg
dalam kelang waktu 5 menit (Medika,2017).
Hipertensi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup modern, dan
ini merupakan penyakit non infeksi. Penyakit ini merupakan penyebab kematian
nomor satu di berbagai negara salah satunya di Indonesia (Roza,2016).
2.1.2. Etiologi
5
2. Hipertensi Sekunder.
Hipertensi skunder atau hipetensi Renal adalah hipertensi yang di sebabkan
oleh penyakit lai,biasanya hipertensi skunder dapat di sebabkan oleh kelainan
pada ginjal artinya semua penyakit dengan gagal ginjal dapat mengakibatkan
hipertensi.Hipertensi skunder hanya dapat di buktikan pada sebagian kecil
kaus,amtara lain dengan menghilangnya hipertensi sesudah pengeluaran ginjal
unilateral yang sakit. Selain faktor penyebab hipertensi yang di atas ada juga
faktor penyebab hipertensi yang lain,yaitu :
a. Faktor keturunan.
Menurut data statistik membuktikan bahwa seseorang dapat memiliki resiko
hipertensi lebih besar jika orangtuanya juga penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan.
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah faktor
umur (jika usia seseorang bertaambah maka tekanan darah mereka juga akan
meningkat),jenis kelamin (laki-laki memiliki resiko terkena hipertensi lebih
tinggi di banding perempuan).
c. Kebiasaan hidup.
Kebisasaan hidup yang buruk dapat memicu terkena hipertensi misalnya
kebiasaan hidup mengkonsumsi garam berlebih melebihi 30 gr dalam sehari
dapat memiliki resiko lebih tinggi terkena hipertensi,kegemukan atau makan
berlebihan,stress dan pengaruh lain misalnya merokok,minum alkohol.
2.1.3. Patofisiologi.
Mekanisme yang mengontrol kontriksi relaksai pembuluh darah terletak pada
pusat vasomotor pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis,yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis.Pada titik ini neuron pregalion melepaskan aseltilkoin,yang akan
merangsang serabut saraf pasca gang lion ke pembuluh darah, di mana dengan
6
di lepaskan noreepineprin mengakibarkan kontraksi pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi.individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin meskipun tidak di ketahui hal tersebut bisa terjadi.
7
Klasifikasi hipertensi
Hipertensi sistolik yaitu peningkatan tekanan sistolik tanpa di ikuti oleh tekanan
diastolik,danhipertensi campuran adalah peningkatan tekanan darah diastole dan
sistol.
Pada pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan selain tekanan darah yang
tinggi,tetapi dapat di temukan juga perubahan pada retina,misalkan
perdarahan,eksudat (kumpulan cairan),dan penyempitan pembuluh darah.
8
darah.Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urin pada malam hari).Keterlibatan pembuluh darah ke otak dapat
menimbulkan stroke,transien yang bermanifestasi sebagai paralysis sementara di
sisi lain sese orang dengan hipertensi dapat mengalami gangguan pengelihatan
(Brunner & suddarth, 2005 dalam padila 2012).
9
2.1.6. Pathway Hipertensi
Hipertensi
=========
Kerusakan pembuluh
darah vaskulurer
Perubahan struktur
Penyumbatan
pembuluh darah
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
Koroner
Iskemia miokard
Nyeri
10
2.1.7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksannan Nonfarmakologi
Penatalaksanaan nonfarmakologi dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah terjadinya tekanan darah tinggi dan bagian yang
tidak dapat di pisahkan dalam mengobati hipertensi.Menurut Andra &
Yessie,(2013)ada beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dari beberapa
modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
b. Latihan fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang telah
dianjurkanuntuk penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai
empat prinsip yaitu :
1. Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti
lari,jogging,bersepeda,berenamg dan lain-lain.
2. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan.
3. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x seminggu dan paling baik 5 x
seminggu.
11
4. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aeroubik
atau 72-87% dari denytut nadi maksimal yang di sebut zona latihan.
e. Hindari merokok.
Merokok memang tidak berhubungan langsung dengan hipertensi,tetapi
merokok dapat meningkatkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi
seperti penyakit jantung dan stroke,maka harus menghindari
mengkonsumsi tembakau karena dapat memperberat keadaan
hipertensi.Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan jantung berkerja lebih
keras karena menyempitkan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi
denyut jantung serta tekanan darah,(Andra & Yessie,2013).
f. Hindari stress.
Stress memang tidak menyebabkan hipertensi namun jika stress sering
terjadi dapat menjadikan tekanan darah menjadi naik,menghindari stress
dengan menciptakan suasana yang menyenangkan yoga dan meditasi di
12
percaya dapat menurunkan stress dan mengontrol tekanan darah (Andra
dan Yessie 2013).
3. Betabloker (Metoprolol,Propanolol,Atenolol).
a. Menurunkan daya pompa jantung.
b. Tidak di anjurkan pada penderita gangguan pernafasan seperti asma
bronkial.
c. Pada penderita diabetes melitus dapat menutupi gejala hipoglikemia.
4. Vasodilator (Prasosin,Hidralasin).
Berkerja langsung pada pembuluh darah dengan relasasi otot pada pembuluh
darah.
a. Laboratorium :
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.
2. Kreatinin serum dan BUN meningkatkan pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3. Darah perifer lengkap.
4. Kimia darah (kslium, natrium, Kreatinin, gula darah puasa).
13
b. EKG :
1. Hipertrofi ventrikel kiri.
2. Iskemia atau infark miokard.
3. Peninggian gelombang P.
4. gangguan konduksi.
c. Foto Rontgen :
1. Bentuk dan besar jantung.
2. Pembendungan.
3. Hipertrofi Parenkim ginjal.
4. Hipertrofi vaskular ginjal.
2.1.9. Komplikasi.
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal janung dan
penyakit koroner,pada penderita hipertensi beban kerja jantung akan
meningkat,otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya,yangf di sebut dekompensasi.Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan di paru
maupun jaringan tubuh lain yangf dapat menyebabkan sesak napas
atau oedema.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak,menimbulkan resiko stroke,apabila
tidak di obati resiko stroke akan menjadi 7 kali lebih besar.
14
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal,tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan di
ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat0zat
yang tidak di butuhkan tubuh,yang masuk melalui aliran darah dan
terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4. Mata
Pada hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutaan
2.2.1. Pengertian.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh
hubungan darah,perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga
saling berinteraksi satu sama lain.
Menurut departemen kesehatan RI,1998 dalam Mubarak,Cahyatin dan
Santoso (2009). keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dalam ke adaan saling ketergantungan.
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
15
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
dmemperhatikan satu sama lain.
c. Affnggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik .
d. Mempunyai tujuan menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
16
a. Terorganisasi:Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
17
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat).kondisi ini dapat di sebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5. The single adult living alone/single adult family.
Yaitu sautu keadan rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau di
tinggal mati).
6. Blended family.
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anakdari pernikahan sebelumnya.
7. Kin-network family.
Yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama (contoh :dapur,kamar mandi,televisi,telpon dan lain-lain).
8. Middle Age/Aging Couple.
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
9. Keluarga Usila.
Yaitu suaru rumahtangga yang terdiri suami istri yang berusia lanjut
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
10. Composit family.
Yaitukeluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama.
18
Adalah keluarga dengan beberapa pasangan yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah.
19
3. Peran anak : Anak-anak melaksanakan peran psiko sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik,mental,sosial dan spiritual.
Menurut Friedman (1988) ada lima fungsi umum keluarga diantaranya yaitu :
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubunga
dengan orang lain diluar rumah.
20
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi keluarga.
e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
21
keluarga.peran perawat keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan
keluarga antara lain:
1. Pendidik (educator).
Perawat keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar keluarga dapat melakuakan program kesehatan
keluarga dengan mandiri serta bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan yang di hadapi keluarganya.
2. Koordinator (coordinator).
Perawat dapat meng koordinir seluruh pelayanan keperawatan mengatur
tenaga keperawatan yang akan bertugas,dan mengembangkan pelayanan
kesehatan.
3. Pelaksana.
Dalam asuhan/pelayanan keperawatan memberikan/asuhan keperawatan
secara profesional, yang meliputi treatment keperawatan, observasi,
pendidikan kesehatan, dan menjalankan treatment medial. Melakukan
pengkajian, menegakkan diagnosa, merencanakan intervensi
keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi
respons klien.
4. Pembaharu / perubah.
Perawat mengadakan inovasi agar klien/keluarga mempunyai cara
berpikir yang benar dalam mengatasi.
5. Advokat.
Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain, membela kepentingan klien, dan membantu klien agar
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh
tim kesehatan.
6. Konsultan.
22
Perawat sebagai mediator antara klien dengan profesi kesehatan lain.
Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien
selama 24 jam.
7. Kolaborator.
Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga
dalam menentukan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan.
8. Pengelola.
Perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang
diharapkan, sehingga klien dan perawat mendapatkan kepuasan karena
asuhan keperawatan yang diberikan.
9. Peneliti.
Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian,
menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan. Perawat melakukan penelitian untuk
mengembangkan mutu pelayanan keperawatan.
2.3.1. Pengkajian.
23
Hal-hal yang perlu di kaji seorang perawat adalah sebagai berikut :
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan,
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas
nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota
keluarga, dan genogram.
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya. Mengkaji asal suku bangsa
keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait
dengan kesehatan (latar belakang budaya, tempat tinggal keluarga,
kegiatan-kegiatan sosial budaya, bahasa yang digunakan dalam
keluarga, dan penggunaan jasa pelayanan kesehatan).
d. Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga yang ditentukan berdasarkan
pendapatan.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat dari kapan keluarga pergi berama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio sudah termasuk aktivitas rekreasi.
2. Genogram.
Genogram adalah sebuah diagram yang menggambarkan kontelasi
keluarga (pohon keluarga).
24
Simbol-simbol Dalam Genogram
Pisah Cerai
Kembar Meninggal
Sumber: Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga, hal.108
25
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini,di tentuan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terenuhui, Menjelaskan
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan mengenai
tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti,menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap
pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa yang digunakan keluarga dan pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya,menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
4. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah.
Gambaran tipe tempat tinggal(rumah,apatermen,sewa kamar,kontrak
atau lainnya).apakah keluarga memiliki sendiri tempat tinggal atau
sewa.Kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksternor,interior
rumah meliputi :jumlah kamar dan tipe kamar serta bagaimana
kondisi dan kecukupan perabot,penerangan,ventilasi,lantaidan
kondisi banguan tempat tinggal dapur,suplai air minum,kamar
mandi,sanitasi air dan fasilitas toilet serta kebersihan dan sanitasi
rumah.
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal.
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
26
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis di tentuakn apakah keluarga mempunyai
kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal atau tidak.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan waktu yang di gunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga
Meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat,fasilias sosial atau
dukungan masyarakat setempat serta jaminan pemeliharaan kesehatan
yang di miliki keluarga.
5. Struktur keluarga.
a. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antara anggota keluarga,bahasa yang
di gunakan,adakah hal-hal yang di tutupi dalam keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan tentang pengambilan keputusan dalam pekerjaan dan
penggunaan keuangan.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d. Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai norma yang di anut dalam keluarga dengan
kelompok komunitas apakah sudah sesuai dengan norma dan nilai
yang di anut.
6. Fungsi keluarga.
1. Fungsi efektif
27
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perassan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
2. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
serta prilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan bagaiman keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.
7. Fugnsi reproduksi.
Mengkaji beberapa jumlah anak,merencanakan jumlah anggota keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
8. Fungsi ekonomi.
Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangan dan
bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dalam masyarakat
guna meningkatkan status kesehatan dalam keluarganya.
9. Stres dan koping.
a. Stresor jangka pendek.
Stres yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaiannya dalam
waktu kurang lebih 6 bulan.
b. Stresor jangka panjang.
Stresor yang di alamai memerlukan tahap penyelesaian lebih dari 6
bulan.
c. Kemampuan dalam keluarga dalam merespon stressor.
Mengkaji sejauh mana keluarga merespon terhadap situasi stressor.
d. Strategi koping yang di gunakan.
Mengkaji strategi apa yang di gunakan dalam keluarga bila
menghadapi permasalahan dalam keluargannya.
28
e. Strategi disfungsional
Mengkaji adaptasi disfungsional yang di gunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
10. Pemerikksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.
11. Harapan keluarga
Perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas.
Diagnosa yang bisa didapat dari (Muhlisin 2012 dalam Lestari 2014)
diagnosa keluarga dengan hipertensi adalah sebagai berikut :
29
2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi.
3. Resiko injury (jatuh) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal penyakit hipertensi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
30
3. Diagnosis potensial (Keadaan sejahtera atau wellnes).
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahterah maka kesehatan
dalam keluarga dapat di tingkatkan.
31
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah di buat.
2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan
bobot 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2.3.3. Intervensi
a. Intervensi suplemental
b. Intervensi fasilitatif
c. Intervensi perkembangan
32
2.3.4 Implementasi
33
2. Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
2.3.5. Evaluasi
34
2.4.1. Pengertian.
2.4.2. Klasifikasi
1. Nyeri akut
Biasanya berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan),memiliki onset
yang tiba-tiba dan terlokalisir.Nyeri ini biasanya di akibatkan
oleh trauma,bedah atau inflamasi (Prasetyo,2010).
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik biasanya berlangsung lebih lama dari pada nyeri
akut,intensitasnya bervaryasi (ringan sampai berat),dan biasanya
berlangsung lebih dari 6 bulan Prasetyo,2010).
35
Tabel : 4 Perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis
36
ketika di kaji
Contoh Nyeri bedah trauma Nyeri
kanker,arthritis,euralga
terminal
3. Nyeri superfical
Ada dua bentuk nyeri superfical bentuk yang pertama adalah
nyeri dengan onsetyang tiba-tiba dan mempunyai kwalitas yang
tajam dan yang kedua adalah nyeri dengan onset rasa terbakar
(Prasetyo,2010).
37
dapat di rasarkan
pada suatu titik area
pada permukaan
Tanda dan Rasa Berhubungan dengan
gejala yang ternakar,gatal,hyperal respon otonom
menyertai gesia :mual,muntah,berkeringat,
muka pucat,penurunan
tekanan darah
38
1. Penentuan ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri,perawat harus
mempercayai ketika pasien melaporkan adanya perasaan nyeri
yang di rasakan pasien walaupun dalam observasi tidak
menemukan adanya cedera atau luka.
c. Lokasi (R:Region)
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien
yntuk menunjukan semua bagian atau daerah yang di rasakan
tidak nyaman oleh klien.
d. Keparahan ( S: severe)
Ingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
karakteristik yang paling subjektif pada pengkajian ini klien
di minta perawat untuk menggambarkan nyeri yang ia
rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau nyeri berat.
39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 :nyeri berat terkontrol
10 : nyeri berat tidak terkontrol
e. Durasi (T :time)
Perawat menanyakan pada pasien untuk mentukan awitan,
durasi, dan rangkaian nyeri.
3. Respon fisiologis
Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang
otak dan thalamus,sistem saraf otonom menjadi terstimulasi
sebagai bagian dari respon stres.
4. Respon prilaku
Respon perilaku yang di tujukan terhadap nyeri yang biasa di
tunjukan oleh pasien antara lain merubah posisi tubuh,mengusap
40
bagian yang sakit,menopang bagian yang sakit,menunjukan
ekspresi wajah yang meringis,menggerang dan menjeri.
2.4.5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Nyeri
Menurut Prasetyo 2010 ada beberapa intervensi yang dapat
dilakukan dalam menangani diagnosa keperawatan nyeri akut:
41
Penggunaan kompres hangat/panas untuk area yang tegang dan
nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Panas dapat
mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia neuron
yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri yang
menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan peningkatan aliran
darah di daerah yang dilakukan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rasysidah (2011) dalam Siti & Eli (2015).
2. Relaksasi Nafas Dalam
Relaksasi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
membebaskan ketegangan dan stres sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri.contoh tindakan relaksasi
yang dapat di gunakan untuk menurunkan nyeri adalah relaksasi
nafas dalam dan relaksasi otot (Prasetyo,2010).
Nyeri kepala karena hipertensi ini dikatagorikan sebagai nyeri
kepala intrakranial yaitu jenis nyeri kepala migren dimana nyeri
kepala tipe ini sering diduga akibat dari venomena vascular
abnormal. Relaksasi dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot atau bagian yang dirasa nyeri.
Teknik relaksasi progresif pasif melibatkan penggunaan
pernafasan perut yang dalam dan pelan ketika otot mengalami
relaksasi dengan keteganggan sesuai urutan yang diperintahkan.
Teknik relaksasi yang efektif dapat menurunkan denyut jantung,
tekana darah, mengurangi tension headache, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi
tekanan gejala pada individu yang mengalami berbagai situasi.
Agar relaksasi dapat dilakukan dengan efektif maka diperlukan
partisipasi individu dan kerjasama ,Potter & Perry (2010) dalam
Mulyadi (2015).
3. Imajinasi terbimbing
42
Imajinasi terbimbing dapat di gunakan bersamaan saat
melakukan tindakan relaksasi.imajinasi terbimbing adalah upaya
untuk menciptakan kesan dalam pemikiran klien,kemudian
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
dapat menurunkan persepsi nyeri pada klien.
Tindakan ini membuhtuhkan konsentrasi yang cukup,upayakan
kondisi klien mendukung untuk tindkan
ini.Kegaduhan,kebisingan,bau menyengat atau cahaya yang
sangat terang perlu di pertimbangkan agar tidak mengganggu
klien untuk berkonsentrasi.
Contoh tindakan relaksasi imajinasi terbimbing : “Bayangkan
diri anda sekkaranf berbaring di atasd rumput yang hijau,segar,di
atas bukit yang indah.Udara sejuk,anda melihat ke atas langit
cerah,biru,sinar matahari yang redup tidak
menyilaukan.Semerbak wangi bunga menyelimuti,sunggu
Susana yang sangat indah”. Teknik ini agar dapat berhasil di
lakukan perlu intonasi suara yang tepat dan alunan music yang
menenangkan,( Prasetyo,2010).
4. Distraksi
Distraksi merupakan suatu tindakan pengalihan pasien ke hal-hal
di luar nyeri dengan demikian pasien di harapkan dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri,distraksi nyeri terbagi
menjadi dua yaitu distraksi visual dan audiotory.
( Prasetyo,2010).
43
Teknik Relaksasi distraksi nyeri merupakan strategi kognitif
yang memberikan kesembuhan secara fisik dan mental,
kelebihan dari teknik ini yaitu ketika pasien mencapai relaksasi
penuh maka persepsi nyeri berkurang,sehingga sangat efektif
apabila tehnik distraksi digunakan untuk menangani masalah
nyeri,Potter & Perry(2009) dalam Hayati (2014).
5. Stimulasi kataneus
Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit untuk menghilangkan
nyeri dengan melakukan massase dan sentuhan, salah satunya
dengan Slow Stroke Back Massage (SSBM). Selain untuk
menghilangkan nyeri terapi SSBM juga dapat menghilangkan
rasa cemas dan memberikan efek menenangkan apabila
dikombinasikan dengan wangiwangian seperti aromaterapi.
Aromaterapi lavender merupakan salah satu aromaterapi yang
paling digemari. Bunga lavender yang berbentuk kecil dan
berwarna ungu ini dapat memberikan efek relaksasi bagi saraf
dan otot-otot yang tegang setelah beraktivitas,Wahyuni,( 2014
dalam Primayanthi,Aziz & Puspita ( 2016 ).
Terapi SSBM dengan minyak essensial lavender bermanfaat
untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien dengan low back
pain. Keuntungan lain dari stimulus kutaneus (SSBM) adalah
tindakan ini dapat dilakukan di rumah, sehingga memungkinkan
pasien dan keluarga melakukan upaya dalam mengontrol nyeri
Potter & Perry (2006),dalam Primayanthi,Aziz & Puspita (
2016).
Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup
akan masuk ke sistem limbik dimana nantinya aroma akan
diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita
menghirup suatu aroma, komponen kimia akan masuk ke bulbus
olfaktorius kemudian ke system atau limbik pada otak. Sistem
44
limbik sebagai pusat nyeri, senang, marah, depresi, dan berbagai
emosi lainnya Dewi, (2013), dalam Primayanthi,Aziz & Puspita(
2016).
Keuntungan dari teknik ini adalah banyak metode yang dapat di
pilih klien dan mudah untuk di implementasikan pada
klien,keuntungan lainnya adalah teknik ini mudah untuk di
ajarkan pada klien dan keluarga sehingga klien dapat
melaksanakannya secara mandiri di rumah contohnya adalah,
mandi air hangat,masase,pijat dengan mentol atau TENS
(Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation),(prasetyo,2010).
6. Pemberian obat
Pemberian obat analgesik,yang di lakukan guna mengganggu
atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi
dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri,(Aziz
Alimul,2010).
45