Professional Documents
Culture Documents
Referat
Referat
Oleh :
Oleh:
Pembimbing
dr. Yanuar Satrio Sarosa, Sp.KJ
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN 3
E. Teknik-tekinik CBT............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
makhluk lain. Ciri inilah membuat manusia disebut sebagai anima intelectiva.
berjudul "The Anima". Ia mengatakan bahwa makhluk hidup terbagi dalam tiga
yang juga berindera, berbeda dari hewan karena manusia punya kemampuan
Manusia tidak hanya menerima rangsangan dari apa yang dilihatnya melalui
yang diperolehnya melalui pengalaman hidup serta fungsi kognitifnya. Hal ini
mengambil keputusan atas dasar pertimbangan yang dipikirkan secara matang. Ciri-
3
Penyimpangan perilaku manusia terjadi karena adanya penyimpangan fungsi
behavior therapy.3
psikologis dan prilaku maladaptif dengan mengubah proses kognitif. CBT memiliki
asumsi dasar bahwa afek dan perilaku sebagian besar merupakan hasil dari kognisi,
oleh karena itu intervensi kognitif dan perilaku dapat membawa perubahan pada
dalam psikoterapi yaitu cognitive therapy dan behavior therapy.8 Sehingga langkah-
langkah yang dilakukan oleh cognitive therapy dan behavior therapy ada dalam
konseling yang dilakukan oleh CBT. Karakteristik CBT yang tidak hanya
memberikan konseling pada perilaku ke arah yang lebih baik dianggap sebagai
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada kognisi yang dimodifikasi secara langsung, yaitu ketika individu mengubah
mengubah tingkah lakunya yang tampak (overt action). Salah satu tujuan utama
CBT adalah untuk membantu individu dalam mengubah pemikiran atau kognisi
didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman pada setiap konseli, yaitu pada
keyakinan khusus konseli dan pola perilaku konseli. Proses konseling dengan cara
keyakinan konseli untuk membawa perubahan emosi dan strategi perilaku ke arah
yang lebih baik. Oleh sebab itu CBT merupakan salah satu pendekatan yang lebih
kepercayaan dan pikiran.6 Para ahli yang tergabung dalam National Association of
CBT yaitu suatu pendekatan psikoterapi yang menekankan peran yang penting
5
berpikir bagaimana kita merasakan dan apa yang kita lakukan.7 Cognitive-Behavior
cognitive therapy dan behavior therapy. Terapi kognitif memfokuskan pada pikiran,
dan mengubah kesalahan. Terapi kognitif tidak hanya berkaitan dengan positive
thinking, tetapi berkaitan pula dengan happy thinking. Sedangkan terapi tingkah
menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, berpikir lebih jelas dan
membantu membuat keputusan yang tepat.8 Pikiran negatif, perilaku negatif, dan
yang lebih serius, seperti depresi, trauma, dan gangguan kecemasan. Perasaan tidak
nyaman atau negatif pada dasarnya diciptakan oleh pikiran dan perilaku yang
disfungsional. Oleh sebab itu dalam konseling, pikiran, dan perilaku yang
normal.
tertentu
6
O (Organism) : partisipan dengan aspek Kognisi (C) dan Emosi (E) di
dalamnya
R (Response) : apa yang dilakukan oleh individu atau organism, sering juga
C (Consequences) : peristiwa yang terjadi setelah atau sebagai suatu hasil dari
perilaku.1
C. Tujuan CBT
menentang pikiran dan emosi yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang
Dalam proses konseling, beberapa ahli CBT berasumsi bahwa masa lalu tidak
perlu menjadi fokus penting dalam konseling. Oleh sebab itu CBT dalam
pelaksanaan konseling lebih menekankan kepada masa kini dari pada masa lalu,
akan tetapi bukan berarti mengabaikan masa lalu. CBT tetap menghargai masa lalu
sebagai bagian dari hidup konseli dan mencoba membuat konseli menerima masa
lalunya, untuk tetap melakukan perubahan pada pola pikir masa kini untuk
mencapai perubahan di waktu yang akan datang. Oleh sebab itu, CBT lebih banyak
bekerja pada status kognitif saat ini untuk dirubah dari status kognitif negatif
7
D. Karakteristik Dan Prinsip CBT
perasaan dan perilaku manusia, bukan faktor eksternal, seperti keberadaan orang,
situasi, dan peristiwa. Manfaat dari model ini, manusia bisa mengubah cara berpikir
sehingga dapat memiliki perasaan yang lebih baik dan melakukan sesuatu dengan
waktu relatif singkat (dibandingkan psikoterapi lainnya). Rata-rata jumlah sesi yang
diterima klien (untuk semua jenis masalah klien dan pendekatan CBT) hanya 16
karena sifat CBT instruktif dan menggunakan sejumlah tugas pekerjaan rumah.
Dengan jumlah sesi CBT tertentu dimaksudkan, sejak awal proses terapi terapis
membantu klien untuk memahami bahwa ada saatnya terapi dihentikan. Akhir dari
terapi itu diputuskan bersama oleh terapis dan klien. Dengan kata lain proses CBT
8
Terapis CBT berusaha untuk memahami keinginan dan tujuan hidup klien,
lalu membantu klien mencapai tujuan itu. Peran terapis adalah mendengarkan,
mengajarkan, dan memberi semangat kepada klien. Sedang peran klien adalah
pembelajaran itu.
mencukupi
dengan lebih baik jika terdapat hubungan yang positif antara terapis dan klien.
Demikian juga terapis CBT percaya bahwa hubungan yang baik dan saling percaya
penting, tetapi tidak cukup, untuk keberhasilan terapi. Para terapis CBT percaya,
perubahan pada klien bisa terjadi jika mereka belajar bagaimana berpikir secara
berbeda dan melakukan tindakan berdasarkan pembelajaran itu. Karena itu terapis
skills).
Stoic philosophy adalah paham tentang perlunya belajar untuk bersikap tegar
Living Therapy menekankan aspek ketegaran. Sedang terapi kognitif Beck tidak
9
manfaat yang dirasakan jika klien tetap tenang ketika berhadapan dengan situasi
yang tidak menyenangkan. CBT juga menekankan fakta bahwa jika seorang
menghadapi situasi (masalah) yang tidak menyenangkan, maka dia bisa marah atau
tidak marah. Jika seorang marah terhadap masalah itu, maka dia sesungguhnya
tengah menghadapi dua masalah – masalah itu sendiri dan kemarahan akibat
masalah itu. Intinya manusia ingin menghadapi sedikit mungkin masalah. Jadi jika
seorang belajar untuk bersikap tenang menerima suatu masalah pribadi, maka tidak
hanya perasaannya akan menjadi lebih baik tetapi dia juga bisa memanfaatkan
masalah tersebut.
kritis (critical thinking) dan memperjelas gagasan. Metode ini pertama kali
digunakan oleh filsuf Yunani klasik Socrates ketika berdebat dengan murid-
Terapis CBT banyak mengajukan pertanyaan kepada klien, tetapi terapis juga
dihadapi.
10
Terapis CBT memiliki agenda, konsep, dan teknik spesifik untuk setiap sesi.
CBT memfokuskan kepada tujuan klien. Terapis CBT tidak menasihati klien
tentang tujuan apa yang harus diraih atau apa yang harus ditoleransi. Tetapi terapis
seharusnya cara berpikir dan bersikap untuk mendapatkan apa yang diinginkan
klien. Jadi terapis CBT tidak memberitahu kepada klien tentang apa yang harus
CBT didasarkan pada asumsi yang didukung secara ilmiah bahwa sebagian
besar reaksi emosi dan perilaku diperoleh melalui pembelajaran. Karena itu tujuan
terapi adalah membantu klien untuk tidak mempelajari cara bereaksi terhadap
sesuatu yang tidak diinginkan, melainkan mempelajari cara baru untuk bereaksi
terhadap tujuan yang diinginkan. Jadi CBT memiliki manfaat edukatif, yang
memberikan hasil jangka panjang. Jika seorang memahami tentang bagaimana cara
dan mengapa dia melakukan suatu hal dengan benar, maka dia bisa meneruskan
fakta. Tidak jarang seorang marah terhadap suatu hal yang sesungguhnya situasinya
tidak seperti itu. Jika seorang mengetahui bahwa faktanya tidak demikian, maka dia
tidak perlu membuang waktu untuk bersikap marah. Metode induktif mendorong
Hipotesis itu dapat dipertanyakan dan diuji kebenarannya. Jika klien mengetahui
11
bahwa hipotesisnya salah (dengan adanya informasi baru), maka dia dapat
Teknik CBT dapat ditransfer kepada klien agar klien memiliki keterampilan
pekerjaan rumah kepada klien agar klien dapat mempelajari dan mempraktikkan
meskipun pasien mengenali dan menyadari bahwa pikiran yang ada di benaknya
irasional dan tidak sehat, tidak dengan sendirinya klien mudah untuk menghentikan
pikiran itu. Karena itu Cherry (2011) mengingatkan, CBT tidak hanya meliputi
evaluasi dari setiap sesi konseling. Pada momen yang strategis, konselor
12
mengkoordinasikan penemuan-penemuan konseptualisasi kognitif konseli yang
yang sama antara konselor dan konseli terhadap permasalahan yang dihadapi
konseli. Melalui situasi konseling yang penuh dengan kehangatan, empati, peduli,
yang sama terhadap permasalahan yang dihadapi konseli. Kondisi tersebut akan
Konseli akan lebih aktif dalam mengikuti setiap sesi konseling, karena konseli
berfokus pada permasalahan. Setiap sesi konseling selalu dilakukan evaluasi untuk
ini. Konseling dimulai dari menganalisis permasalahan konseli pada saat ini dan di
sini (here and now). Perhatian konseling beralih pada dua keadaan. Pertama, ketika
13
ketika konseli terjebak pada proses berfikir yang menyimpang dan keyakinan
mengajarkan konseli untuk menjadi terapis bagi dirinya sendiri, dan menekankan
pada pencegahan. Sesi pertama CBT mengarahkan konseli untuk mempelajari sifat
serta model kognitifnya karena CBT meyakini bahwa pikiran mempengaruhi emosi
sampai 14 sesi. Agar proses konseling tidak membutuhkan waktu yang panjang,
diharapkan secara kontinyu konselor dapat membantu dan melatih konseli untuk
melakukan self-help.
ini terdiri dari tiga bagian konseling. Bagian awal, menganalisis perasaan dan emosi
kemudian menetapkan agenda untuk setiap sesi konseling. Bagian tengah, meninjau
muncul dari setiap sesi yang telah berlangsung, serta merancang pekerjaan rumah
baru yang akan dilakukan. Bagian akhir, melakukan umpan balik terhadap
14
perkembangan dari setiap sesi konseling. Sesi konseling yang terstruktur ini
E. Teknik-Teknik CBT
dengan konselor.
4. Mencoba penggunaan berbagai pernyataan diri yang berbeda dalam situasi ril.
berurutan dari respon takut terberat sampai yang teringan untuk mengurangi
15
8. Pelatihan keterampilan sosial. Melatih konseli untuk dapat menyesuaikan
tegas.
10. Penugasan rumah. Memperaktikan perilaku baru dan strategi kognitif antara
sesi konseling.
persepsi.
(b) Tekankan pada keadaan “di sini dan sekarang” dan singkirkan kejadian-
(c) Tekankan pada nilai tingkah laku. Konselor bertanya kepada klien, “adakah
tindakan itu sesuai?” “Adakah cara itu berfaedah?” bertujuan untuk klien
(d) Konselor membuat rancangan untuk mengubah tingkah laku klien. Konselor
bertanya klien cara apakah yang sedang dipikirkan sebagai suatu yang lebih
16
baik untuk membuat sesuatu? Konselor membantu klien membuat rancangan,
(e) Adakan suatu kontrak dan perjanjian di antara konselor dan klien. Jika
perlu,perjanjian itu hendaklah dalam bentuk tulisan dan berikan pujian di mana
yang perlu.
(f) Jangan menerima alasan jika klien gagal untuk memenuhi syarat-syarat
satu rancangan yang baru. Klien perlu dilibatkan dalam membuat peraturan-
peraturan.
Tujuan utama dari konseling yaitu untuk membuat proses konseling mudah
dipahami oleh konselor dan konseli. Konselor akan mencoba melakukan proses
memudahkan proses konseling, karena CBT bukan konseling yang didasarkan pada
Pada umumnya konseli lebih merasa nyaman ketika mereka mengetahui apa akan
didapatkan dari setiap sesi konseling, mengetahui dengan jelas apa yang dilakukan
dari setiap sesi konseling, merasa sebagai tim dalam proses konseling, serta ketika
konseling. Kondisi ini bila ditindaklanjuti oleh konselor melalui perencanaan sesi
17
konseling dengan matang membuat proses konseling berjalan dengan baik.
Perencanaan dari setiap sesi konseling tentunya harus didasarkan pada gejala-gejala
yang ditunjukan oleh konseli, konseptualisasi konselor, kerjasama yang baik antara
konselor dan konseli, serta evaluasi tugas rumah yang dilakukan oleh konselor.
No Proses Sesi
1 Assesmen dan diagnosis 1-2
2 Pendekatan kognitif 2-3
3 Formulasi status 3-5
4 Fokus konseling 4-10
5 Intervensi tingkah laku 5-7
6 Perubahan core belief 8-11
7 Pencegahan 11-12
Melihat kultur yang ada di Indonesia, penerapan sesi yang berjumlah 12 sesi
a. Terlalu lama, sementara konseli mengharapkan hasil yang dapat segera dirasakan
manfaatnya.
b. Terlalu rumit, di mana konseli yang mengalami gangguan umumnya datang dan
berkonsultasi dalam kondisi pikiran yang sudah begitu berat, sehingga tidak mampu
demi sedikit.
18
d. Menurunnya keyakinan konseli akan kemampuan konselornya antara lain karena
alasan-alasan yang telah disebutkan di atas, yang dapat berakibat pada kegagalan
konseling.
memerlukan sedikitnya 12 sesi bisa saja diefisiensikan menjadi kurang dari 12 sesi.
dengan harapan dapat memberikan bayangan yang lebih jelas dan mengundang
No Proses Sesi
1 Assesmen dan diagnosis 1
2 Mencari akar permasalahan yang bersumber 2
dari emosi negatif, Penyimpangan proses
berpikir dan keyakinan utama yang
berhubungan dengan gangguan
3 Konselor bersama konseli menyusun rencana 3
intervensi dengan memberikan konsekuensi
positif-negatif kepada konseli
4 Menata kembali keyakinan yang 4
menyimpang
5 Intervensi tingkah laku 5
6 Pencegahan dan training self-help 6
BAB III
KESIMPULAN
19
Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan psikoterapi yang berfokus
pada kognisi yang dimodifikasi secara langsung, yaitu ketika individu mengubah
Pikiran negatif, perilaku negatif, dan perasaan tidak nyaman dapat membawa
individu pada permasalahan psikologis yang lebih serius, seperti depresi, trauma,
dan gangguan kecemasan. Perasaan tidak nyaman atau negatif pada dasarnya
waktu relatif singkat (dibandingkan psikoterapi lainnya). Rata-rata jumlah sesi yang
diterima klien (untuk semua jenis masalah klien dan pendekatan CBT) hanya 16
sesi, dengan rata-rata 12 sesi. Perencanaan dari setiap sesi konseling tentunya harus
konselor, kerjasama yang baik antara konselor dan konseli, serta evaluasi tugas
DAFTAR PUSTAKA
20
2. Zulkarnain I. Kepercayaan dalam komunikasi politik: tinjauan psikologi
komunikasi. Medan: USU Press; 2016
5. Beck, Judith S. Cognitive behavior therapy: basic and beyond 2nd ed. New
york: The guilford press; 2011
21