Professional Documents
Culture Documents
Draping
Draping
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu Pelatihan Instrumen Teknik
Perawat Kamar Operasi RSD dr. Soebandi Jember
Oleh :
Ns. Mohammad Tutus Prasetyo, S.Kep.
Salah satu faktor penting yang terkait dalam proses pembedahan, yaitu teknik draping
atau penutupan pasien menggunakan alat tenun steril. Dalam hal ini untuk memberikan
penegasan lapangan operasi untuk mengawali sayatan/pembedahan.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teknik draping kamar operasi
2. Mampu memahami dan melakukan draping dengan baik dan benar saat operasi
B. Tujuan Khusus
Pada akhir sesi pelatihan peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian draping
2. Menjelaskan tujuan draping
3. Memahami prinsip draping
4. Mengetahui jenis dan ukuran alat tenun draping
5. Memahami teknik draping
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Draping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah berada diatas meja operasi
dengan menggunakan alat tenun steril, untuk memberi tegas daerah yang akan dilakukan
pembedahan setelah permukaan kulit di desinfeksi. Draping merupakan tahapan awal
sebelum dilakukan pembedahan. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan
sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan fase ini merupakan awalan yang menjadi
landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada
tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Draping juga sangat diperlukan untuk
keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. Secara khusus, teknik drapping berbeda pada
setiap tempat/ daerah incisi dan tergantung kepada bentuk posisi pembedahan. Secara umum,
teknik draping bertujuan untuk mempertahankan kesterilan pada daerah sekitar incisi operasi.
3
6) Jumlah lapisan penutup yang baik minimal 2 lapis, satu lapis menggunakan kertas
water prof dan lapisan selanjutnya menggunakan alat tenun steril.
4
2.5 Teknik Draping
Adapun cara draping yang dilakukan dikamar operasi dengan langkah sebagai berikut:
1) Lantai di sekitar meja operasi harus kering.
2) Jangan memasang drape dengan tergesa-gesa, harus teliti dan memepertahankan
prinsip steril.
3) Pertahankan jarak antara daerah steril dengan daerah non steril.
4) Jangan melintasi daerah meja operasi yang sudah terpasang drape/alat tenun steril
tanpa perlindungan gaun operasi.
5) Jaga kesterilan bagian depan gaun operasi.
6) Hindari mengibas alat tenun steril terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh alat
lampu/ alat lain.
7) Jika alat tenun yang akan dipasang terkontaminasi, maka perawat sirkel ners
bertugas menyingkirkan alat tenun tersebut.
8) Hindari tangan yang sudah steril menyentuh daerah kulit pasien yang belum tertutup.
9) Setelah semua lapisan alat tenun terbentang dari kaki sampai bagian kepala scrub
ners tetap menjaga kesterilan (jangan menyentuh hal-hal yang tidak perlu).
10) Jika ragu-ragu terhadap kesterilan alat tenun, maka alat tenun tersebut dianggap
terkontaminasi.
2.6 Penutup/draping
1) Selama menutup pasien/ meja, penutup steril dipegang dengan baik di atas permukaan
yang akan ditutup dan diposisikan sesuai dengan area yang dioperasi.
2) Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan mengunakan penjepit atau perekat
agar tidak berubah selama prosedur bedah.
3) Robekan atau lubang akan memberikan akses kepermukaan yang tidak steril
dibawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus diganti.
5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Draping adalah suatu prosedur penutupan pasien yang sudah berada diatas meja
operasi dengan menggunakan alat tenun steril.
2) Draping juga sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi
3.2 Saran
Hendaknya perawat dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran
perawat yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh tanggung
jawab dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan.
6
DAFTAR PUSTAKA