You are on page 1of 9

MAKALAH PANCASILA

PERANAN NILAI KETUHANAN DALAM MENGHADAPI


DAMPAK GLOBALISASI

OLEH:

DEWI NARESWARI G0012058

Drs. H. Utomo, M.Pd

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2012
BAB I

PENDAHULUAN

Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara republik Indonesia. Ideologi pancasila yang murni dan luhur tidak akan pernah
lekang temakan jaman karena relevansi pancasila yang masih valid dan diterima masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam setiap sila-sila pancasila selalu
berkembang mengikuti perubahan jaman sebagai ideologi negara. Di era yang serba modern ini,
manusia ditutunt untuk berpikir inovatif dan kreatif agar bisa mengikuti perkembangan jaman
yang ada. Jika kita tidak mampu mengimbangi perkembangan jaman yang semakin pesat, kita
akan dianggap tertinggal oleh masyarakat dunia. Apalagi dengan adanya globalisasi dimana
batas-batas wilayah seolah sudah tidak lagi tampak.

Globalisasi mempunyai dua sisi yang bertolak belakang. Satu sisi membawa dampak
positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sedangkan sisi yang lain
membawa dampak negatif. Hal ini tentu wajar, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Pasti ada baik dan buruk dalam setiap halnya.

Sebagai bangsa yang menganut Pancasila sebagai pandangan hidup, bangsa Indonesia
tentu harus lebih selektif dalam menentukan budaya-budaya apa saja yang baik atau buruk
sebagai dampak dari globalisasi. Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berperan
penting sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruknya budaya yang dibawa arus
globalisasi.
BAB II

RUMUSAN MASALAH

1. Apa dampak globalisasi bagi masyarakat Indonesia?


2. Bagaimana peran sila ketuhananan di masyarakat dalam menghadapi dampak
globalisasi?
3. Apa yang sebaiknya kita lakukan agar tidak terpengaruh dampak negatif dari
globalisasi?
BAB III
PEMBAHASAN

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dari dasar negara Indonesia berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila
tersebut merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya. Masalah ketuhanan dan
kepercayaan seseorang tidak dapat diganggu gugat karena merupakan hal yang paling hakiki
yang dimiliki manusia. Ketuhanan dan kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral dan
memiliki makna yang sangat mendalam.

Setiap manusia pasti memiliki kepercayaannya masing-masing, yang jika dia memiliki
iman atau keyakinan yang kuat atas apa yang dipercayainya maka akan tetap ia pertahankan apa
pun yang terjadi. . Republik Indonesia mengakui secara resmi 6 agama di Indonesia yakni; Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan KongHuCu. Setiap pemeluk keenam agama tersebut wajib
hidup dan berkembang dalam kedamaian dengan toleransi hidup beragama.

Sehingga, tidak pantas jika kita menganggu atau mengusik kepercayaan orang lain. Kita
wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang lain pun akan
mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut.

Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing


tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan ketentraman. Dengan saling menghormati tidak akan
terjadi perpecahan yang hanya akan membawa keburukan bagi semua. Sikap saling menghormati
dan menghargai sesama inilah yang seharusnya kita kembangkan agar tidak terjadi perpecahan
dan kerusuhan yang berakibat pada kondisi keamanan negara.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai pandangan hidup, sudah
seharusnya kita menghayati dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan sila pertama Pancasila
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkannya, kita akan menyadari bahwa
setiap manusia berhak memiliki kepercayaannya masing-masing dan kita tidak boleh
memaksakan keyakinan kita pada orang lain.
2. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena
terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan
khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan
lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang terjadi di dunia.

Dengan adanya globalisasi, berdampak pada bidang informasi dan komunikasi. Kita bisa
mengakses semua ilmu pengetahuan dan informasi yang ada dari belahan dunia manapun.
Sehingga, peristiwa atau fenomena yang terjadi di suatu wilayah bisa dengan cepat diketahui
oleh orang lain yang berada di wilayah berbeda melalui jaringan telekomunikasi yang semakin
hari semakin canggih.

Selain itu, globalisasi juga berdampak pada bidang ekonomi dan bisnis. Kita bisa dengan
mudah mendapatkan barang dari negara lain tanpa perlu melakukan transaksi secara langsung
dengan produsen. Kita bisa membeli barang melalui internet dan melakukan perjanjian jual beli
secara online. Kesempatan kerja pun semakin terbuka lebar, sehingga meningkatkan devisa
negara. Dengan begitu akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang
kehidupan rakyat banyak.

Dalam bidang sosial budaya, kita bisa mencontoh pola pikir dan etos kerja yang baik dari
masyarakat negara lain. Sehingga kita bisa menerapkannya dalam kehidupan bernegara yang
akan membawa dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia. Sedangkan jika ditinjau dari
aspek politik, globalisasi membuat pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.

Namun pada kenyataannya, tidak selamanya globalisasi berdampak positif, terutama bagi
bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat ketimuran. Bahkan, bisa dikatakan dampak
negatifnya lebih banyak dibandingkan dampak positif. Sehingga kita perlu mewaspadai dampak
negatif yang diakibatkan oleh fenomena globalisasi ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Globalisasi bisa menurunkan rasa nasionalisme kita terhadap negara kita. Kita akan cenderung
menyukai produk-produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri karena banyaknya
produk luar negeri yang membanjiri pasar Indonesia. Para pemuda Indonesia juga banyak yang
meniru gaya hidup masyarakat negara lain yang mereka anggap lebih modern, padahal belum
tentu hal tersebut sesuai dengan jati diri bangsa.

Dalam bidang ekonomi, globalisasi bisa mengakibatkan kesenjangan sosial antara yang
kaya dan miskin karena persaingan bebas dalam perekonomian global. Dampak negatif lainnya
adalah menimbulkan sikap individualisme dalam masyarakat. Masyarakat akan cenderung
bersikap tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, dan hanya memikirkan urusan pribadinya
semata, sehingga kebersamaan pun akan semakin memudar.

Nilai-nilai ketuhanan pada era globalisasi ini bisa dikatakan mulai pudar. Agama tidak
lagi dianggap penting oleh manusia, bahkan dianggap sebagai hal yang tidak rasional. Bahkan
atheisme juga ikut berkembang, dimana orang tidak lagi percaya pada Tuhan. Mereka
menganggap bahwa Tuhan tidak nyata, karena Tuhan tidak dapat dilihat. Namun pada
kenyataannya, tidak semua hal yang nyata dapat dilihat oleh mata kita.

Di era globalisasi ini manusia seolah-olah menuhankan ilmu pengetahuan dan teknologi,
padahal hal tersebut merupakan hasil buatan manusia. Manusia cenderung bergantung pada
teknologi yang ada, dan tidak lagi mengakui keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tentu
sangat memprihatinkan, karena bagaimanapun juga Tuhan-lah yang menciptakan kita. Tidak
seharusnya kita sebagai ciptaan-Nya bersikap sombong dengan tidak mengakui keberadaannya.

3. Peran sila Ketuhanan dalam menghadapi dampak globalisasi

Adanya dampak negatif dari globalisasi tersebut di atas, menuntut kita untuk lebih
selektif dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga, perlu adanya penyaring
agar semua informasi yang kita terima sebagai dampak dari globalisasi dapat dipilih mana yang
sesuai dengan jati diri bangsa dan mana yang tidak. Dalam hal ini, tentu kita dapat menggunakan
Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dengan berpedoman pada Pancasila, kita tidak perlu kehilangan jati diri bangsa karena
arus globalisasi yang semakin hari semakin kuat menerjang. Khususnya jika kita berpegang
teguh pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama Pancasila tersebut berperan
sebagai filter atau penyaring dalam menyeleksi budaya-budaya luar yang masuk dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan
dan kepercayaan yang kita anut, kita tidak akan kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia
akibat pengaruh globalisasi.

Oleh karena itu, sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya, kita harus menjunjung tinggi
sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pedoman kita dalam menghadapi dampak globalisasi.
Keyakinan kita pada Tuhan Yang Maha Esa akan membuat kita lebih selektif dalam memilih
mana yang baik dan buruk bagi kita, karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan pada
penganutnya. Untuk itu, kita perlu menebalkan iman kita pada Tuhan agar kita tidak terpengaruh
oleh hal-hal baru yang datang dari berbagai belahan dunia.

Sebagai manusia Indonesia yang beradab, sudah semestinya kita tidak begitu saja
menerima budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia secara utuh. Hal ini dikarenakan tidak
semua budaya dapat sesuai atau cocok satu sama lain. Kita harus semakin memperkuat peranan
sila Ketuhanan dalam menyeleksi budaya baru yang masuk sebagai dampak dari globalisasi.
Semakin kuat peran sila Ketuhanan, kita tidak akan mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang
belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila
lainnya dalam Pancasila. Sebagai makhluk Tuhan, kita wajib menghormati dan menghargai
kepercayaan orang lain agar tercipta kedamaian antar umat beragama, terutama di negari kita
tercinta, Indonesia. Saling toleransi umat beragama merupakan hal yang hakiki.

Dalam era globalisasi ini, tidak hanya dampak positif yang kita terima namun juga
dampak negatif yang harus kita waspadai bersama. Maka dari itu, kita perlu menyeleksi secara
bijak dan bersikap selektif. Dengan demikian, diharapkan dampak negatif yang timbul dapat
diminimalisasi.

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa berperan penting sebagai filter
atau penyaring dalam meyeleksi budaya-budaya asing yang masuk dalam masyarakat Indonesia.
Dengan adanya filter tersebut diharapkan budaya-budaya yang tidak sesuai dengan jati diri
bangsa tidak akan merusak moral generasi penerus bangsa Indonesia.

2. Saran

a. Sebagai manusia Indonesia yang berpedoman pada Pancasila, kita harus saling
menghormati agama dan kepercayaan masing-masing agar tidak menimbulkan perpecahan dan
menciptakan suasana yang damai antar umat beragama.

b. Kita harus lebih selektif dalam memilih yang baik dan yang buruk dari dampak
globalisasi yang semakin berkembang dari masa ke masa.

c. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita mempertebal
keimanan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dari berbagai belahan dunia.
DAFTAR PUSTAKA

1. www.google.com
2. ml.scribd.com
3. Pendidikan Pancasila, pustaka.unpad.ac.id

You might also like