You are on page 1of 6

Teknik Reportase Investigatif

KONSEP

PARA PENDOBRAK. Pada awal Abad ke-20 sebuah generasi


wartawan Amerika yang disebut "muckrakers" (pendobrak) muncul
menyuarakan reformasi pemerintahan dari tingkat pusat hingga
lokal. Mereka menyidik dan mengungkapkan borok-borok
kekuasaan yang korup: meliputi praktek buruk perusahaan besar
(buruh di bawah umur, kartel dan monopoli) hingga kebusukan
dalam mesin politik.

SKANDAL KEUANGAN. Di Indonesia, laporan investigatif muncul


sejak 1970-an ketika Koran Indonesia Raya dan kemudian Majalah
Tempo mengungkap skandal keuangan di Pertamina. Tak heran
jika investigasi keuangan (financial investigation) merupakan
aspek yang menonjol, bahkan hingga kini. Investigasi hampir
identik dengan pengungkapan skandal keuangan.

MENGUNGKAP PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN. Wartawan


investigatif memusatkan laporan mereka pada penyalahgunaan
kekuasaan--baik kekuasaan budaya, keuangan, politik maupun
pengambilan kebijakan--yang mengambil bentuk pada
pelanggaran hukum terselubung atau konflik kepentingan yang
ingin dirahasiakan oleh sekelompok orang maupun lembaga.

TRANSPARANSI PUBLIK. Laporan investigatif seringkali kemudian


ditindaklanjuti oleh investigasi resmi pemerintah (polisi, jaksa,
pengadilan). Ini merupakan contoh klasik bagaimana pers
mendorong lembaga-lembaga publik bertanggungjawab terhadap
publik; membuat urusan pemrintahan lebih transparan, baik di
tingkat pusat maupun lokal.

PILAR KEEMPAT DEMOKRASI. Investigasilah yang membuat pers


bisa dianggap sebagai "watchdog" dari kebebasan konstitusional.
Investigasilah yang membuat pers disebut pilar ke-empat
demokrasi dan karenanya dilindungi undang-undang yang khusus
(UU Pers). Tanpa itu, pers sama saja dengan industri lain yang
berorientasi profit, bukan berorientasi publik.

ELEMEN LAPORAN INVESTIGATIF

Pada intinya, jurnalisme investigasi meliputi kerja mengungkap


dan mendokumentasikan aktivitas yang sebelumnya tidak
diketahui oleh publik. Ini seringkali melibatkan taktik yang sering
digunakan polisi untuk mengungkap kejahatan:

REPORTASE DAN WAWANCARA. Reportase terhadap fakta di


lapangan dan wawancara terhadap para tokoh yang terlibat, saksi,
tersangka, penuduh.

DATA PUBLIK. Menggali data publik (public records) yang terserak


dan "tertimbun" di berbagai lembaga pemerintahan resmi maupun
non-pemerintah. Baik itu lembaran negara, akte notariat, maupun
laporan keuangan. Bahkan buku telpon kadang merupakan data
yang penting.

DOKUMENTASI DAN KLIPING. Wartawan investigasi juga seringkali


diuntungkan oleh adanya arsip kliping pemberitaan terdahulu
tentang sesuatu hal yang terdokumentasi dengan baik. Peristiwa
di masa lalu sering merupakan petunjuk penting bagi kejahatan di
masa kini. (Misalnya: untuk "track-record" kejahatan perbankan).

PENGGALIAN BAHAN ONLINE. Dalam jurnalisme modern, aspek


"data publik" ini kian memegang peran penting. Dan sebagian
besar data publik (terutama di negeri maju) terdapat di Internet.
Itu sebabnya kemampuan melakukan riset internet menjadi
penting.

ANALISIS DAN DATABASE. Di tengah era informasi, "computer


analysis" juga sering menggantikan observasi langsung oleh
wartawan. Jika dipakai secara baik, komputer bisa banyak
membantu jurnalisme investigatif yang mendalam, karena laporan
itu dapat mengatasi teknik wawancara tradisional dan memproses
bukti-bukti dalam jumlah yang sangat banyak. Banyak kecurangan
publik dilakukan dalam jumlah uang yang kecil, namun mengenai
orang dalam jumlah sangat besar. Masing-masing orang tidak
merasa dicurangi. Kecurangan itu hanya bisa diketahui melalui
perhitungan dn analisis data yang luas, seringkali melibatkan
komputer.

INSIDER DAN WHISTLEBLOWER. Wartawan juga sering dibantu oleh


"informan" dari dalam lembaga/organisasi tertentu yang mau
(apapun motifnya) untuk mengungkapkan kebusukan
lembaga/organisasinya kepada pers. Mereka memberikan
dokumen sensitif kepada wartawan atau memberikan "clues" dan
tips tentang ke arah mana investigasi harus dilakukan.

PENYAMARAN. Dalam beberapa kasus wartawan sendiri yang harus


melakukan penyamaran untuk menemukan fakta/data
tersembunyi di lapangan, mengamati kegiatan-kegiatan gelap. Ini
harus dilakukan hati-hati karena menyangkut konsekuensi hukum.
INTERPRETASI. Dalam berbagai kasus, tak cukup wartawan
mengungkap kebusukan saja. Mereka perlu menjelaskan kenapa
itu semua bisa terjadi. Diperlukan kemampuan interpretasi di sini,
dan pengetahuan yang luas.

PROSES INVESTIGATIF

MENENTUKAN TEMA. Di banyak media, tema investigasi ditentukan


melalui rapat yang terencana, melalui perumusan agenda publik
yang dipunyai masing-masing media. Namun, bahkan dalam
contoh investigasi legendaris (seperti "Skandal Watergate") tema
itu muncul secara "tidak sengaja": wartawan atau kelompok
wartawan menemukan peristiwa yang nampaknya sepele, namun
teguh melakukan penggalian terus-menerus sehingga berhasil
menemukan "peristiwa terselubung" yang jauh lebih besar.

- Kliping (Mourge--"kamar mayat")


- Dokumentasi/Arsip (laporan lapangan dari wartawan)
- Tips informasi dari informan, insider dan whistleblower (perlu
hati-hati).

MERUMUSKAN MASALAH. Mencari "akar masalah" (bottom-line),


merumuskan pertanyaan terpenting yang ingin dijawab. Juga
merumuskan apa yang mau dikatakan dengan investigasi ini, se-
spesifik mungkin, dalam satu kalimat pendek. Rumusan masalah
juga semacam hipotesis dalam penelitian ilmiah (sesuatu yang
harus diuji kebenarannya di "laboratorim" atau lapangan).

MENGGALI BAHAN. Melakukan wawancara terhadap sumber dan


tokoh kunci. Mencari dokumen dan bukti terpenting dari
lapangan.
KOMPARASI. Data tertentu tidak berbunyi apa-apa jika tidak
dibandingkan dengan data lain. Data "mark-up" dalam proyek
tertentu hanya bisa diketahui merupakan "mark-up" jika kita
membandingkannya dengan harga pasar yang wajar. Jika kita
ingin memperlihatkan korupsi dalam penyelenggaraan haji,
misalnya, kita perlu membandingkannya dengan ongkos haji dari
negeri lain. Proses komparasi menjadi penting.

MENGUJI. Mengumpulkan semua bahan (wawancara dan dokumen)


serta menyortirnya berdasarkan kredibilitas sumber informasi.
Memakai dokumentasi itu untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat (apakah memprkuat atau menggugurkan).

MENULIS DAN MENYAJIKAN. Menuliskan laporan secara padat tapi


jelas. Namun, yang lebih penting lagi tulisan itu harus
argumentatif (memiliki dasar bukti yang kuat dan dibangun
dengan logis). Tulisan seringkali harus dilengkapi pemaparan
dokumen, foto, dan tabel yang memperkuat tulisan.

AKURASI, AKURASI DAN AKURASI

Investigasi yang bagus adalah yang mampu membuat publik sadar


tentang sesuatu masalah yang merugikan mereka. Syukur-syukur
jika investigasi itu bisa menjadi daya dorong bagi LSM atau
lembaga pemerintah untuk melakukan investigasi lebih lanjut
secara resmi. (Investigasi wartawan adalah investigasi "tak
resmi"). Namun, bahkan meski tak resmi, laporan investigasi
melibatkan beberapa aspek sensitif yang harus dipertimbangkan
wartawan, karena memiliki konsekuensi hukum dan etik.

Investigasi yang baik adalah argumentatif (dengan dasar yang


meyakinkan dan logis). Ini hanya mungkin didukung oleh akurasi
dalam melakukan dan mendokumentasikan wawancara, fakta dan
dokumen dari lanpangan. Untuk bisa menguji akurasi, bertanyalah
sebagai berikut:

- Percayakah Anda pada fakta yang ada dalam tulisan


- Percayakah Anda pada sumber yang memberikan fakta itu?
- Apakah Anda merujuk semua fakta pada sumber dan dokomen
yang kelak bisa dipakai di depan pengadilan?
- Sudahkah Anda menguji ulang semua fakta?
- Bisakah Anda memberikan ejaan yang tepat pada nama dan
alamat sumber yang disebut?
- Percayakah Anda bahwa semua pernyataan fktual dalam tulisan
itu mencerminkan kebenaran?
- Beranikah Anda mempertahankan secara publik (jika mungkin di
pengadilan) fakta dan metode yang Anda gunakan dalam tulisan
itu?
- Apakah Anda mengutip pernyataan sumber secara fair an sesuai
konteks?
- Anda mengutip sumber anonim? Kenapa? Beranikah Anda
mempertahankannya di pengadilan?
- Apakah Anda menggunakan materi, dokumen atau foto yang
diberikan sumber anonim? Kenapa? Seberapa peraya Anda pada
kesahihan materi tadi?
- Percayakah Anda si sumber tidak punya agenda tersembunyi
yang mungkin mendistorsikan kebenaran dalam tulisan?
- Apakah Anda menggunakan bahasa dan gambar yang
kontroversial dalam cerita? Adakah alasan yang meyakinkan untuk
menggunakan bahasa yang gambar seperti itu? Apakah cerita akan
kurang akurat jika bahasa dan gambar itu dihilangkan?

[Farid Gaban, Pena Indonesia]

You might also like