Professional Documents
Culture Documents
Hidrodinamika Reaktor 11
Hidrodinamika Reaktor 11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Reaktor merupakan alat utama pada industri yang digunakan untuk
proses kimia yaitu untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Reaktor
dapat diklasifikasikan atas dasar cara operasi, fase maupun geometrinya.
Berdasarkan cara operasinya dikenal reaktor batch, semi batch, dan kontinyu.
Berdasarkan fase reaksi yang terjadi didalamnya reaktor diklasifikasikan
menjadi reaktor homogen dan reaktor heterogen, sedangkan ditinjau dari
geometrinya dibedakan reaktor tangki berpengaduk, reaktor kolom, reaktor
fluidisasi dan lain lain.
Dari berbagai macam reaktor yang digunakan untuk kontak fase gas-
cair, diantaranya dikenal reaktor kolom gelembung (bubble column reaktor)
dan reaktor air-lift. Reaktor jenis ini banyak digunakan pada proses industri
kimia dengan reaksi yang sangat lambat, proses produksi yang menggunakan
mikroba (biorektor) dan juga pada unit pengolahan limbah secara biologis
menggunakan lumpur aktif.
Pada perancangan reaktor, fenomena hidrodinamika yang meliputi
hold up gas dan cairan, laju sirkulasi merupakan faktor yang penting yang
berkaitan dengan laju perpindahan massa. Pada percobaan ini akan
mempelajari hidrodinamika pada reaktor kolom gelembung dan reaktor air-
lift, terutama berkaitan dengan pengaruh laju alir udara, viskositas dan
densitas terhadap hold up dan laju sirkulasi pada sistem sequencial batch.
B. Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai
beberapa hal berikut :
1. Pengaruh Variabel berubah terhadap hold-up gas (ε).
2. Pengaruh Variabel Berubah terhadap laju sirkulasi (VL).
3. Koefisien transfer massa gas-cair (KLa)
BAB II
LANDASAN TEORI
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk
mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi. Rector air lift yang berbentuk kolom dengan sirkulasi aliran
merupakan kolom yang berisi cairan atau slurry yang terbagi menjadi dua
bagian dan pada salah satu dari kedua daerah tersebut selalu disemprotkan
lagi. Perbedaan hold up gas () pada daerah yang dialiri gas maupun tidak
dialiri gas merupakan akibat dari perbedaan viskositas fluida pada kedua
daerah tersebut. Perbedaan itu mengakibatkan terjadinya sirkulasi fluida pada
reaktor. Bagian reaktor yang mengandung cairan dengan aliran ke atas
disebut zona riser dan bagian reaktor yang mengandung aliran fluida turun
adalah zona downcomer. Pada zona downcomer atau riser memungkinkan
terdapat plate penyaringan dan baffle pada dinding. Jadi banyak sekali
kemungkinan bentuk reaktor dengan keuntungan penggunaan dan tujuan yang
berbeda-beda.
Secara teoritis reaktot air lift digunakan untuk beberapa proses kontak gas-
cairan atau slurry. Reaktor ini sering digunakan untuk beberapa fermentasi
aerob, pengolahan limbah, dan operasi-operasi sejenis. Secara umum reaktor
air lift dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaktor air lift dengan internal loop
dan eksternal loop (Christi. 1988., William. 2002). Ractor air lift dengan
internal loop merupakan kolom bergelemubung yang dibagi menjadi dua
bagian, riser dan downcomer dengan internal baffle. Reaktor air lift dengan
eksternal loop merupakan kolom bergelembung dimana riser dan downcomer
merupakan dua tabung yang terpisah dan dihubungkan secara horizontal
antara bagian atas dan bawah reaktor. Selain itu reaktor air lift juga
dikelompokkan berdasarkan sparger yang dipakai, yaitu statis dan dinamis.
Pada reaktor air lift dengan sparger dinamis, sparger ditempatkan padariser
dan atau downcomer yang dapat diubah-ubah letaknya.
Parameter yang penting dalam perancangan reaktor air lift adalah hold up gas.
Hold up gas pada bagian riser dan downcomer yang besarnya dipengaruhi
oleh laju sirkulasi cairan dan koefisien disperse cairan dalam berbagai dareah.
Dalam aplikasi reaktor air lift terdapat dua hal yang mendasari mekanisme
kerja dari reaktor tersebut, yaitu hidrodinamika dan transfer gas-cair.
Hidrodinamika reaktor mempelajari perubahan dinamika cairan dalam reaktor
sebagai akibat laju alir yang masuk reaktor dan karakterisik cairannya.
Hidrodinamika reaktor meliputi hold up gas (rasio volume gas terhadap
volume gas cairan dalam reaktor) dan laju sirkulasi cairan disperse dalam fase
tersebut.
B. Hidrodinamika Reaktor
𝜌𝐿 ∆ℎ𝑑
𝑑 = 𝜌 𝑥 ....(4)
𝐿 + 𝜌𝑔 𝑧
Dimana : = hol up gas
Hold up gas total dalam reaktor dapat dihitung dari keadaan tinggi dispersi
pada saat aliran gas masuk reaktor sudah mencapai keadaan tunak (steady
state). Persamaan untuk menghitung hol up gas total adalah sebagai berikut:
ℎ𝑜 −ℎ𝑖
𝜀= ....(5)
ℎ𝑜
C. Perpindahan Massa
Perpindahan massa antar fasa gas-cair terjadi karena adanya beda konsentrasi
antara kedua fasa. Perpindahan massa yang terjadi yaitu oksigen dari fase gas
ke fase cair. Kecepatan perpindahan massa ini dapat ditentukan dengan
koefisien perpindahan massa.
Koefisien perpindahan masssa volumetric (kLa) adalah kecepatan spesifik
dari perpindahan massa (gas teradsobsi per unit waktu, per unit luas kontak,
per beda konsentrasi). kLa tergantung pada sifat fisik dari system dan
dinamika fluida. Terdapat dua istilah tentang koefisien transfer massa
volumetric, yaitu:
1. Koefisien transfer massa kL, dimana tergantung pada sifat fisik dan
cairan dari dinamika fluida yang dekat dengan permukaan cairan.
2. Luas dari gelembung per unit volum dari reaktor
Ketergantungan kL pada energy masuk adalah kecil, dimana luas kontak
adalah fungsi dari sifat fisik desain geometrid an hidrodinamika.
Luas kontak adalah parameter gelembung dan tidak bias ditetapkan. Di sisi
lain koefisien transfer massa pada kenyataannya merupakan faktor yang
proposional antara fluks massa dan substrat (atau bahan kimia yang
ditransfer), Ns, dan gradient ynag mempengaruhi fenomena beda konsentrasi.
Hal ini dapat dirumuskan dengan persamaan 11:
N = kL (C1-C2) ....(11)
Dimana : N = fluks massa
kLa = koefisien transfer massa gas-cair
C1 = konsentrasi O2 masuk (mol/L)
C2 = konsentasi O2 keluar (mol/L)
Untuk perpindahan massa oksigen ke dalam cairan dapat dirumuskan sebagai
kinetika proses, seperti di dalam persamaan10 :
𝑑𝑐
= 𝑘𝐿𝑎(𝐶1 − 𝐶) ....(12)
𝑑𝑡
Dimana : t1 = waktu
t2 = waktu
Persamaan ini dapat diaplikasikan dalam model system tanpa konsumsi
oksogen dimana
Coi (∞)= Coi (OUR=0) sama baiknya dengan konsumsi oksogen pada
fermentasi.
3. Metode Serapan Kimia
Metode ini berdasarkan reaksi kimia dari absorpsi gas (O2, CO2)
dengan penambahan bahan kimia pada fase cair (Na2SO3, KOH). Reaksi
ini sering digunakan pada reaksi bagian dimana konsentrasi bulk cairan
dalam komponen gas sama dengan nol dan absorpsi dapat mempertinggi
perpindahan kimia.
4. Metode Kimia OTR-Coi
Metode ini pada dasarnya sama dengan metode OTR-Cd. Namun,
seperti diketahui beberapa sulfit secara terus-menerus ditambahkan pada
cairan selama kondisi reaksi tetap dijaga pada daerah dimana nilai Coi
dapat dideteksi. Coi dapat diukur dikalkulasi dari penambahan sulfit. Juga
reaksi konsumsi oksigen yang lain dapat digunakan.
5. Metode Sulfit
Metode ini berdasarkan pada reaksi reduksi natrium sulfit.
Mekanisme reaksi yang terjadi :
Reaksi dalam reaktor :
Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3(sisa)
Reaksi saat analisa :
Na2SO3(sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + 2KIO2 + I2(sisa)
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI
Perubahan konsentrasi Na2SO3 dengan waktu + menit = ro – r mmol/L
O2 yang bereaksi = ½ (ro-rn) mmol/L
= 13 mmol/L
O2 yang masuk reaktor = 13 mmol/L x 32 gr O2 1 mol (gr/L.s)
[C∗− q]−1 PO2 – 13 Lt atm/mmol
Data kelarutan pada t tertentu (henry) = 1 t = 𝐿.60.𝑡5
= C*q
𝑞
𝑞 𝐶4 . 𝑠
kLa = 𝐶∗𝑞−𝐿𝐿 = 𝑞 = E s-1
𝐶 0 4−
𝑙
1
𝐶𝑂2 𝑑(𝑁𝑎2 𝑆𝑂3 )
2
= (−𝑑 )= = 𝑘𝑎𝑙 (𝑔. 𝐶𝑙)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
BAB III
PELAKSANAANPERCOBAAN
B. Gambar Alat
C. Variabel Operasi
a. Variabel tetap
….
b. Variabel berubah
……
E. Prosedur percobaan
1. Menetukan hold-up pada riser dan downcomer
a. Merangkai alat
Menghubungkan reaktor dengan kompresor melalui
venturimeter dan manometer yang telah berisi air raksa seperti
yang digunakan pada saat kalibras laju alir udara. Memasang
inverted manometer pada riser dan downcomer yang
dihubungkan dengan perbedaan tinggi bagian bawah dan atas
dari inverted manometer.
b. Mengisi reaktor dengan cairan
c. Melihat ketinggian inverted manometer
d. Menghidupkan kompresor kemudian menambahkan Na2SO3
e. menghitung besarnya hold-up
2. Menentukan konstanta perpindahan massa cair-gas
a. mengambil sampel sebanyak 10 mL
b. menambah KI sebanyak 5 mL ke dalam sampel
c. menitrasi dengan Na2S2O3.5H2O sampai terjadi perubahan
warna dari coklat tua menjadi kuning jernih
d. menambahkan 3 tetes amilum
e. menitrasi sampel kembali dengan larutan Na2S2O3.5H2O
f. TAT didapat setelah warna biru hampir hilang
g. mencatat kebutuhan titran
h. ulangi sampai volume titran tiap 5 menit konstan
i. hitung densitas setelah 3 akali konstan
3. Menentukan kecepatan sirkulasi
a. merangkai alat yang digunakan
b. mengisi reaktor dengan air dan Na2SO3
c. menghidupkan kompresor
d. memasukkan zat warna pada reaktor downcomer
e. mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan dengan indikator
zat warna tertentu untuk mencapai lintasan yang telah digunakan
f. Menghitung besarnya kecepatan sirkulasi
BAB IV
Laporkan hasil percobaan Anda (bisa dalam bentuk grafik atau tabel) dan bahas
dengan bantuan pustaka untuk menajamkan pembahasan Anda, yaitu:
1. Profil konsentrasi CO32- dan jumlah CO2 yang terserap sebagai fungsi
waktu, pengaruh variabel yang dikaji terhadap waktu untuk mencapai
keadaan steady.
2. Profil nilai kla terhadap variabel yang dikaji
3. Profil nilai kGa terhadap variabel yang dikaji
4. profil nilai k2 terhadap variabel yang dikaji
5. Pembandingan antara nilai kga teroritik dan empirik
DAFTAR PUSTAKA
Christi, M.Y. 1989. “Air Lift Bioreactor”. El Sevier Applied Science, London.
Christi, M.Y., and Mooyoung, M. 1988. “Prediction of Liquid Circulation Velocity in Air-Lift
Reactor with Biological Media”. J. Chem. Technol Biotechnol.
Christi, M.Y., and Mooyoung, M. 1988. “Relationship Between Riser and Downcommer Gas
Hold Up in Internal Loop Air-Lift reactor with Gas-Liquid separators”. Chem. Eng.
Wilson, J.M., and Richardson, J.F. 1997. “Chemical Engineering”. 3rd ed. Pergamon Press :
Oxford.
Ground, G.A., Schumple, and W.D. Decker. 1992. “Gas-Liquid Mass Transfer in Bubble
Column with Organic Liquids”. Chemical Engineering Science page 3509-3516.
Pergamon Press Ltd.
Martinov, M., And S.D. Vlaev. 2002. “Increasing Gas-Liquid Mass Transfer Instirred Power
Law Fluids by Using a New Energy Saving Impeller”. Chemical Biochemical
Engineering.
Merchuk, U.C., and S. Ben Zui (yona). 1992. “ A Novel Approach to the Corelation of Mass
Transfer Rates in Bubble Column with Non Newtonian Liquids. Chemical Engineering
Science page 3517-3523. Pergamon Press Ltd.
Daftar pustaka bisa bertambah , disesuaikan dengan kebutuhan, terutama pustaka-pustaka yang
mendukung ketika Anda membahas hasil percobaan.