Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu yang dilakukan pada 6 bulan
lainnya. ASI merupakan makanan terbaik bayi untuk 6 bulan pertama sejak
dilahirkan karena dapat mencukupi seluruh kebutuhan gizi bayi. Zat-zat gizi
ASI berfungsi untuk membangun dan menyediakan energi dalam jumlah yang
itu, ASI dapat juga menjamin status gizi bayi baik karena memiliki faktor
protektif dan nutrient yang sesuai, serta dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian
epidemiologis yang mengatakan bahwa ASI dapat melindungi bayi dan anak
dari penyakit infeksi, misalnya diare, ottitis media akut, dan infeksi saluran
paling sedikit enam bulan yang bertujuan untuk mengurungi angka kesakitan
dan kematian pada anak. Sesudah anak berusia enam bulan makanan padat
dapat diberikan dan pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai anak berusia 2
1
tahun. Berdasarkan rekomendasi tersebut, pemerintahan Indonesia pada tahun
menjadi 6 bulan.2
ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak
lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2
tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi,
bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan
tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat.3
Makanan terbaik untuk seorang bayi adalah Air susu ibu (ASI) secara
tahun 1980. Namun demikian pada tahun 1990 program ini pertama kali
tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. 4
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun
2
menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping
ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun. Sejalan dengan
Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya sejak lahir
Berdasarkan data yang diperoleh dari cakupan pemberian air susu ibu
eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan pada 2013 di Indonesia sebesar 61,5%, pada
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 12,9% menjadi 48,6% dan pada
tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5,7% menjadi 54,3% pada tahun
2014 relatif turun menjadi 52,4% sedangkan target progam pada tahun 2014
wilayah kerja Kota Karang. Pada tahun 2016, cakupan pemberian ASI
yang kurang dari target yang ditentukan sebesar 90 %. Dari uaraian diatas
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penulisan
yang optimal.
4
Bagi Masyarakat dapatmemperoleh pelayanan kesehatan yang lebih optimal
dan peningkatan status gizi dan kesehatan ibu dan anak khususnya bayi di
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
berguna sebagai makanan bagi bayinya.7 ASI eksklusif adalah pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai
enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap pemberian ASI
eksklusif ini.4
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi tanpa
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah
ibu menyusui untuk menjaga kualitas zat gizi dan volume ASI.
6
B. Manfaat ASI dan Menyusui
ASI bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. Pada bayi, asi akan membentuk
suatu kekebalan alamiah dan melindungi bayi dari kerentanan terhadap infeksi
hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI
pada usia enam bulan, manfaat pemberian ASI lebih meningkat seiring dengan
meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun. Manfaat pemberian ASI
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak
(bonding) .9
7
meningkatkan bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang
akan datang .9
lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin
selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi
sebagaimakanan prelakteal.
C. Komposisi ASI
Komposisi yang terkandung di dalam ASI meliputi asam amino dan kandungan
protein yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam jumlah
yang berlimpah tetapi tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif rendah
tetapi adekuat, beban solut yang rendah dibandingkan dengan susu sapi, dan
absorbs yang sangat baik untuk zat besi, kalsium dan seng, yang menyediakan
8
jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang disusui ASI secara
ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin, dan mineral tatapi juga
faktor pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif. Paling sedikit terdapat 100
komponen pada ASI, termasuk zat yang belum teridentifikasi dan belum jelas
pusat. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara sempurna menyerupai ASI.
kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari
pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula,
air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus
dihindari.8
pertama setelah melahirkan. Mempunyai berat jenis yang lebih besar (1,040 -
1,060), kandungan protein yang lebih tinggi, vitamin larut lemak, mineral,
kandungan karbohidrat, dan lemak yang lebih rendah daripada ASI biasa.
Kolostrum mengandung IgA sekretori, leukosit, dan zat-zat imun lainnya yang
9
D. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar hipofisis
tergantung pada Refleks Let Down atau refleks ejeksi susu , dimana hisapan
Laktasi dapat dianggap terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan
penurunan estrogen, progesteron, dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon
produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi)
susu .10
mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat
dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai
hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi colostrum dari hari
ke hari dapat berubah, dan merupakan cairan kental yang ideal yang
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi
10
untuk menerima makanan selanjutnya. Dengan ASI Mature dimana protein
yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah
dengan ASI Mature. Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature
Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari
masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru
semakin meningkat.
3. Air Susu mature merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan
11
konstan. ASI matur ini juga merupakan makanan yang dianggap aman bagi
bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan
E Pemberian ASI
makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar
pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara
bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau
tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi
menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian
besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila
payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya
Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan
12
membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya
3) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
5) Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
(kalang payudara)
susu.
13
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan-
mulut bayi
Hal itu tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
elus bayi
14
BAB III
METODE EVALUASI
tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Rencana Kerja Pembinaan Gizi
B. Pengumpulan Data
Laporan per 6 bulan (Juni dan Desember) dan tahunan Program ASI
15
C. Cara Analisis
hasil output adalah dengan menetapkan tolak ukur atau standar yang ingin
dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari Rencana
masalah.
yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input,
16
proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka
dengan 7M. Dalam analisis penyebab masalah pada tulisan ini digunakan
17
prioritas faktor penyebab masalah dengan menggunakan teknik kriteria
masalah.
18
tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah
Pertama ditetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar, yakni
efektif). Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektifitasnya paling tinggi.
berikut:
tersebut.
jalan keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (cost ) yang
19
diperlukan makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri angka 1 (biaya
20
BAB IV
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang berada di Kelurahan Kota Karang Raya
21
Pada awalnya, Puskesmas Rawat Inap Kota Karang adalah Puskesmas Kota
Karang yang dibangun sejak tahun 1985 yang wilayah kerjanya terdiri dari
seluruh kelurahan yang di bawahi oleh Kecamatan Teluk Betung Barat yang
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang dan Puskesmas Rawat Inap Sukamaju.
Wilayah kerja puskesmas di Teluk Betung Barat akhirnya dibagi menjadi dua
kelurahan, yaitu:
22
1. Kelurahan Kota Karang : 3 Lingkungan, 36 RT
2. Kelurahan Kota Karang Raya : saat ini masih belum ada pembagian
Secara geografi wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang merupakan
Kota Karang pada tahun 2016 adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 1,
23
Tabel 2. Data Penduduk Sasaran Puskesmas Rawat Inap Kota Karang
Tahun 2016
Kelurahan
Kota Karang
No Sasaran Jumlah
dan Kota Perwata
Karang Raya
1 Bayi 463 88 551
2 Balita 2.305 440 2.745
3 Anbal 1.842 351 2.193
4 Apras 1.064 203 1267
5 AnakUsiaSekolah 5.915 1.128 7.043
6 Remaja 1.775 338 2.113
7 PUS 2.916 556 3.472
8 Bumil 532 101 633
9 Buresti 106 20 126
10 Bulin 486 93 579
11 Busui 926 177 1.103
12 WUS 5.178 988 6.166
13 Balita 887 169 1.056
14 BBLR 51 10 61
15 Lansia (45-59 Th) 1.620 309 1.929
16 Lansia (60-69 Th) 820 156 976
17 Lansia (>=70 Th) 148 28 176
dijangkau oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan suhu udara 32oC
kecamatan Teluk Betung Selatan, yaitu sebesar 6.159 penduduk miskin pada
tahun 2005 dan sebesar 6.110 penduduk miskin pada tahun 2008. Untuk
lulusan SD. Untuk mata pencaharian pada umumnya adalah nelayan, tukang
dan buruh.
24
4.3 Sumber Daya Kesehatan Puskesmas Kota Karang
Sumber daya kesehatan bergantung kepada sumber daya manusia atau tenaga
kerja yang ada maupun sumber dana. Berikut adalah Tabel perincian
Kota Karang.
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil bila terpenuhi sumber daya
25
Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Karang Tahun 2016
No. Nama Tempat Pelayanan Jumlah
1. Puskesmas Rawat Inap Kota Karang 1
2. Puskesmas 2
3. Poskeskel 4
4. Balai Pengobatan 2
5. Dokter Praktek Swasta 1
6. Bidan Praktek Swasta 5
7. Apotek 2
8. Posyandu 26
Untuk sarana pendidikan yang menjadi Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
26
Tabel 6. Jumlah Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Kota Karang Tahun 2016
Kelurahan
Sarana Ibadah Jumlah
Kota Karang Perwata
Masjid 9 1 10
yang terletak di dalam gang sehingga akses masyarakat ke unit kesehatan ini
27
7. dr.Endang Sri Haryanti Tahun 1993
2006
dari:
Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan
Perawat
Perawat gigi
Bagian sanitasi/AKL
Bagian gizi
Pegawai honorer
a. Visi Puskesmas
28
tercapainya Kecamatan Teluk Betung Timur Sehat menuju terwujudnya
b. Misi Puskesmas
29
7) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
30
4.7 Struktur Organisasi Puskesmas Kota Karang
STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS PERAWATAN KOTA KARANG
SESUAI SK WALI KOTA NO. 39 TAHUN 2008
TANGGAL 28 FEBRUARI 2008
KEPALA PUSKESMAS
Dr. Hj. SUSI KANIA
PUSTU N.O.G
Ka. Pustu Wanuriza, A.Md
Keb
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Kota Karang
A
Wanuriza, A.Md Keb
Ropian
31
Keterangan :
BP : Balai Pengobatan
32
Ruangan – ruangan yang berada di Puskesmas Kota Karang terdiri dari:
6) Ruang KIA : ruangan yang memeriksa keluhan pada ibu dan anak.
kasur litotomi. Hampir setiap hari di puskesmas ini selalu ada proses
persalinan.
10) Ruang gigi : ruangan untuk pemeriksaan semua keluhan penyakit gigi.
33
upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system
b) Indikator:
- Tatanan sehat
b) Indikator :
a) Kegiatan :
- ANC
- Pertolongan persalinan
34
- MTBS
- Imunisasi
- KB
b) Indikator :
– Cakupan K1 dan K4
– Cakupan Linakes
– Cakupan imunisasi
– Cakupan MKET
a)Kegiatan:
- PSG
- Promosi Gizi
b)Indikator :
- % Kadarzi
- SKDN
a)Kegiatan :
- Diare
- ISPA
- Malaria
35
- Tuberculosis
b)Indikator :
- Cakupan Kelambunisasi
6)Upaya Pengobatan :
a)Kegiatan :
- Medik dasar
- UGD
- Laboratorium sederhana
b)Indikator :
- Cakupan pelayanan
- Jumlah pemeriksaan
36
1)Upaya Kesehatan Sekolah
Sekolah)
b) Indikator:
– Sekolah Sehat
b) Indikator :
b) Indikator :
– Pos UKK
a) Kegiatan : Konseling
37
b) Indikator : Jumlah kasus penyakit jiwa
b) Indikator :
b) b)Indikator :
– posyandu usila
b) b)Indikator :
38
4.10 Alur Pelayanan di Puskesmas
Alur Pelayanan
Rujukan Pulang
terdekat, tentu ada perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya
Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada kasus yang bersifat darurat
seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku, bisa langsung menuju
Bila keadaannya normal dan wajar saja, maka pada umumnya, pengunjung
39
a. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu
langsung menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli gigi)
Puskesmas Kota Karang buka setiap hari Senin – Sabtu mulai dari jam 08.00–
14.00 di hari senin-kamis dan 08.00-11.00 pada hari Jumat, serta 08.00-13.00
di hari Sabtu. Puskesmas ini juga memiliki Unit Gawat Darurat (UGD) yang
40
Jangkauan pelayanan puskesmas rawat jalan terbatas kepada pelayanan medis
banyak dirujuk ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek dan Rumah Sakit
Umum Daerah Bandar Lampung, bisa juga dilakukan rujukan ke rumah sakit
swasta. Rujukan pada pasien inap di rumah sakit swasta ditempatkan di ruang
lebih lanjut kepada petugas yang ada. Pola alur pelayanan standar puskesmas
terbaik.
41
BAB V
HASIL EVALUASI
keluaran
kesenjangan antara unsur sistem lainnya dengan tolak ukur. Tolak ukur
yang digunakan yaitu dari Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat tahun
maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan (input)
2016
42
Tabel 5. Pencapaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat khususnya
Keterangan:
Cakupan ASI Eksklusifadalah gambaran besaran bayi yang berusia 0-6 bulan
yang mendapatkan ASI Eksklusif, dalam hal ini hanya mendapat asupan ASI
merupakan data ASI Eksklusif per 6 bulan, bayi usia 0-6 bulan didata sesuai
kriteria diatas. Jumlah sasaran bayi yang menerima ASI eksklusif sesuai
Cara Perhitungan/Rumus
Cakupan = Jumlah bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapat hanya ASI saja X 100%
Eksklusif
43
B. Menetapkan Prioritas Masalah
usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif masih lebih rendah dibandingkan
dengan tolak ukur. Masalah ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara
hasil yang diharapkan dengan tolak ukur dimana hasil yang diperoleh adalah
29% dan 35,7 %. Padahal target pencapaian cakupan bayi usia 0-6
sistem.
Input
- Promosi kesehatan Output
Proses
- Kader Posyandu Jumlah cakupan
Membentuk pola pikir
- Bidan desa bayi usia 0-6 bulan
dan kesadaran
- Pemahaman dan motivasi ibu mendapat ASI
mengenai ASI
- Keluarga dan Tokoh masyarakat eksklusif meningkat.
eksklusif
44
mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan dan
langkah berikutnya adalah mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari
Machine Material
dan pengkajiaan ulang kepada ibu ibu yang tidak memberika asi , dan upaya
tenaga kesehatan membuat agar ibu ibu tersebut mengubah kembali pola
pemberiaan ASI yang benar kepada bayi mereka persepsi masyarakat bahwa
ketika bayi berusia 4 bulan atau lebih maka pemberian ASI saja tidak cukup
dan harus di berikan makanan selain ASI, terutama asuhan yang diberikan
45
2. Pendanaan untuk membuat kelompok pendukung ASI dan penyediaan sarana
eksklusif.
5. Ibu yang memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga harus dilakukan
Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang paling
model teknik kriteria matriks pemilihan prioritas dapat dipilih masalah yang
paling dominan.
I
Daftar Masalah JUM
No T R
IxTxR
P S RI DU SB PB PC
1. Man
46
yang rendah 5 5 3 3 2 5 3 5 4 500
Kurang Keaktifan
Tenaga kesehatan
dalam melakukan
pendataan dan
pengkajiaan ulang
pada ibu ibu yang
tidak memberikan
asi ekslusif
2 Method
3. Money
4. Machine
5. Material
Media
promosi/penyuluh 4 5 4 3 4 3 3 4 6 416
an
Keterangan :
47
– Akibat yang ditimbulkan masalah (Severity)
Unmeet Need)
media promosi yang menghasilkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap ASI
eksklusif.
48
BAB VI
pengkajiaan ulang pada ibu ibu yang tidak memberikan asi ekslusif ,rendahnya
taraf pendidikan ibu, penyuluhan dan sosialisasi, sikap ibu memberi makanan
eksklusif:
49
40%
Pemberian sanksi kepada
oknum yang nakal.
B. Menentukan Prioritas Cara Pemecahan Masalah
membuat sistem pelaporan sederhana dan terintegrasi. Hal ini terlihat dari hasil
yang dapat teratasi dengan alternatif jalan keluar tersebut dan biaya yang harus
oknum tenaga kesehatan yang bertindak tidak sesuai dengan aturan. Sistem ini
petugas dilapangan berkerja dan bertindak sesuai aturan dan dapat menunjang
50
BAB VII
A. KESIMPULAN
2016 adalah cakupan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang lebih rendah dari tolak ukur,
yaitu hanya mencapai 29 % pada Jan –Juni dan 35,7% pada periode Juli-
Desember
kesehatan dalam melakukan pendataan dan pengkajiaan ulang pada ibu ibu
yang tidak memberikan asi ekslusif , penyuluhan dan sosialisasi, sikap ibu
promosi/penyuluhan.
pengkajiaan ulang kepada ibu ibu yang tidak memberika asi , dan upaya
tenaga kesehatan membuat agar ibu ibu tersebut mengubah kembali pola
pemberiaan ASI yang benar kepada bayi mereka dalam program ASI
51
eksklusif dan melakukannya dengan sistem pelaporan sederhana dan
B. SARAN
sesuai aturan.
52
DAFTAR PUSTAKA
2. CDC.InfantMortality.2014.(http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternali
nfathealth/infantmortality.html)
3. Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Dit Gizi Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.
4. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi. Situasi dan
Analisis ASI Eksklusif, Pekan ASI Sedunia.
7. WHO.2015.ExclusiveBreastfeeding.(http://www.who.int/nutrition/topics/excl
usive_breastfeeding/en/)
10. Badriul, dkk. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
53