Professional Documents
Culture Documents
PARADIGMA KEBIDANAN
DISUSUN OLEH :
FITRI ANDAYANI (Mkeb 15028)
ADE NURHASANAH AMIR (Mkeb 15031)
SUNARTI LUBIS (M.keb 15032)
YULI HARTATI (M.keb 15033)
DESI ANDRIANI (M.keb 15034)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Paradigma
Kebidanan”. Penulisan makalah ini, dilakukan dalam rangka menambah wawasan mahasiswa
dalam mata kuliah Konsep Kebidanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj. Ulvi Mariati, S.Kep, M.Kes yang telah
mengarahkan dan membantu kami dalam pembuatan makalah kami ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan –
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah kami.
Semoga makalah ini nantinya bermanfaat bagi pengembangan ilmu konsep kebidanan. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 4
B. TUJUAN.............................................................................................................. 6
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 6
A. PENGERTIAN ……......................................................................................... 7
B. KOMPONEN PARADIGMA.................................................................................... 7
C. PELAYANAN KEBIDANAN............................................................................ 11
E. MANFAAT PARADIGMA.................................................................................... 15
A. JURNAL ......................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................ 25
B. SARAN............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta
menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik..
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan
mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada
generasi mendatang. Tingginya angka kematian ibu dan kematian perinatal serta lambatnya
penurunan kedua angka indikator tersebut menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan
anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas
pelayananya. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut perlu dilakukan secara
bersama-sama dan berkesinambungan oleh para pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak
di tingkat pelayanan dasar dan tingkat pelayanan rujukan (Syaifuddin, 2012).
Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar
negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2008). Di negara miskin, sekitar 25-
50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas (Depkes RI, 2008). WHO memperkirakan di dunia setiap tahunya lebih
dari 585.000 meninggal saat hamil, bersalin dan nifas.
Keadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu
dan janinnya. Pelayanan kebidanan berada dimana-mana dan kapan saja selama ada proses
reproduksi manusia. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan
kesehatan professional dan secara Internasional diakui oleh International Confederation of
Midwifes (ICM), International Federation of International Gynecologist and Obstetrician
(FIGO), dan WHO.
Untuk melaksanakan tugasnya, bidan harus melalui pendidikan yang formal, mempunyai
sistem pelayanan, kode etik dan etika kebidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional, sehingga semua orang tidak
dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan
sehingga tidak ada penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu dibatasi tentang kebidanan
sebagai suatu profesi.
Pada saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan
yang terjadi pada kelompok Ibu dan Anak yang ditandai antara lain masih tingginya angka
kematian Ibu dan Bayi. Kematian pada masa maternal mencerminkan kemampuan negara dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan Ibu danAnak masih tetap
menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu
yaitu periode kehamilan, persalinan dantumbuh kembang anak.
Paradigma merupakan suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna,menyikapi dan memiliki tindakan mengenai suatu kenyataan
atau fenomena kehidupan manusia. Dengan diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki
fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan Ibu di masa hamil, persalinan,
nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konsep kebidanan.
2. Menambahkan wawasan dan pengetahuan pembaca
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian paradigma
2. Untuk mengetahui komponen paradigma
3. Untuk mengetahui pelayanan kebidanan
4. Untuk mengetahui macam-macam asuhan kebidanan
5. Untuk mengetahui pandangan paradigma kebidanan dan asuhan kebidanan
6. Untuk menegtahui manfaat paradigma yang berkaitan dengan pelayanan kebidanan
C. Rumusan Masalah
Bagaimana definisi paradigma, apa saja komponen paradigma, bagaimana pelayanan
kebidanan, apas aja macam-macam asuhan kebidanan, bagaimana pandangan paradigma
kebidanan dan asuhan kebidanan, apa saja manfaat paradigma yang berkaitan dengan
pelayanan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang berarti model/pola.
Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu / profesi paradigma
Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir.
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan
bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma, berupa pandangan
terhadap manusia/perempuan,lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidan
atau hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan
keturunan.
Paradigma atau cara pandang seseorang terhadap objek berpengaruh dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan suatu tindakan, begitu juga dalam kebidanan, paradigma seorang
bidan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dan tindakan seorang bidan. Paradigam
kebidanan sangat penting untuk diketahui agar para bidan mempunyai pandangan yang sama
terhadap individu dan lingkungan yang akan di hadapinya.
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap suatu objek. Dikaitkan dengan
kebidanan, Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.Perlu diketahui bahawa keberhasilan pelayanan kebidanan sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan serta cara pandang bidan dalam kiatan.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi
individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik,
lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial
meliputi keluarga, komuniti danmasyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok,komuniti maupun masyarakat.
d. Prilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
ligkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan..
Bidan harus punya pandangan bahwa perilaku ibu akan mempengaruhi kehamilan, perilaku
ibu dalam mencari pertolongan persalinan yang akan berpengaruh pada kesejahteraan ibu dan
janin yang dilahirkan. Demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan bayinya.
Perilaku-perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusian dengan
lingkungannya, yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dantindakan. perilaku
manusia bersifat holistik (menyeluruh).
a) Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada filosofi etika profesidan aspek
legal
g) Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita /ibu agar
mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikantentang semua aspek asuhan,
meminta persetujuan secara tertulis supayamereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
h) Menggunakan keterampilan komunikasi
i) Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanankesehatan
ibu dan keluarga
j) Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, perilakuibu dalam
mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang
dilahirkannya, demikian pula perilaku ibu pada masanifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan
bayinya. dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinya.
C. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
rangka mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan juga disebutkan sebagai keseluruhan tugas yang menjadi
tanggungjawab praktik bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, dengan sasaran :
individu, keluarga dan masayrakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan
pemulihan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan
yang diberikan dengan meksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya
keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.
2. Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data,menginterpretasikan
data untuk menentukan diagnosis persalinan danmengidentifikasi masalah atau kebutuhan,
membuat rencana danmelaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta
menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang
kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara
lain.
a.ManfaatBagiBidan
•Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
•Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
•Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai dengan
kondisi klien
b.ManfaatBagiPasien
• Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan
kebidanan
• Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang
bertanggungjawab
• Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anakBidan
memiliki peran unit dalam member pelayanan kesehatan bagi ibudan anak, yakin saling
melengkapi dengan tenaga kesehatan professional lainnya.Bidan adalah praktisi yang member
asuhan kebidanan pad ibu hamil dan bersalinyang normal, asuhan terhadap gangguan pada
system reproduksi wanita, serta gangguan kesehatan bagi anak balita yang sesuai dengan
kewenangannya. Bidanharus selalu mengembangkan dirinya agar dapat memenuhi
peningkatankebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan anak).
Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, yakni
saling melengkapi dangan tenaga kesehatan professional lainnya. Bidan adalah praktisi yang
memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan terhadap kasus
gangguan system reproduksi wanita, serta gangguan kesehatan bagi anak balita sesuai dengan
kewenangannya. Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan anak).
Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan atau asuhan
kebidanan berfokus pada ibu dan balita. Lebih rincinya, pelayanan kebidanan mencakup pra-
perkawinan, kehamilan, melahirkan, menyusui, dan nifas, serta pelayanan atau asuhan kebidanan
pada bayi, balita, remaja, dan perempuan usia subur. Sesuaia dengan kewenangannya, bidan
dapat melakukan pelayanan atau asuhan pada kasus-kasus patologis.
Memberi pelayanan kebidanan pada keluarga berencana juga merupakan tugas bidan.
Setiap kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, mengobati serta
memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kewenangannya, dilakukan melalui asuhan
atau pelayanan kebidanan.
Kata kebidanan memberi pengertian ilmu atau pengetahuan pokok yang dimiliki oleh
seorang bidan, yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan
kebidanan sesuai dengan kewenangan yang ditujukan pada calon ibu, ibu, dan anak balita.
Kebidanan merupaka sistesis berbagai ilmu dan pengetahuan, mencakup ilmu obstetric, ilmu
perilaku, ilmu mengenai kebutuhan manusia, dan ilmu social yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi
yang sehat. Masalah kesehatan bayi dimulai sejak terjadinyaa konsepsi bayi. Balita yang sehat
menjadi modal utama dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas, dan produktif di masa
yang akan datang. Ibu sebagai individu juga memberi kontribusi yang penting bagi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga di masyarakat. Sebagai wanita, ibu juga bisa berperan di berbagai
sector. Sebagai bagian dari keluarga, ibu dan anak yang sehat merupakan sasaran pelayanan atau
asuhan kebidanan di Indonesia. Dengan demikian, fenomena kebidanan di Indonesia adalah
masyarakat (ibu) yang berperilaku sehat, mau dan mampu memanfaatkan pelayanan atau asuhan
kebidanan yang tersedia sehingga meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita.
Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi dan balita merupakan indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan. Dalam memberi pelayanan kebidanan perlu dipertimbangkan
factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan
serta lingkungan, yang mencakup linkungan sosian dan ekonomi
Di Luar Negeri para bidan berperan sebagai Dokter, berpengalaman tanpa pendidikan
yang spesifik, standar-standar atau peraturan. Perkembangan pelayanan kebidanan nasional
maupun internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan palayanan
kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan di pahami oleh petugas kesehatan
khususnya bidan yang bertugas sebagai pendidik maupun bidan di pelayanan.
Di Australia pada tahun 1824 kebidanan masih belum dikenal sebagai bagian dari
pendidikan medis di inggris dan Australia. Kebidanan masih banyak didominasi oleh dokter
kebidanan dan keperawatan di Australia dimulai dengan tradisi dan latihan yang di pelopori oleh
Florence Nightingale pada abad ke 19, dan juga peraturan yang diterapkan untuk seorang bidan
sama hal nya dengan peraturan yang ada pada dokter dikarenakan masalah kebidanan banyak di
tangani oleh dokter kebidanan.
Dari beberapa jurnal yang telah kelompok baca dimana tentang Midwifery directions:
The Australian maternity services review this could signal increased acceptance of homebirth as
a “normal” rather than radical or deviant/risk choice. Such a move may certainly present more
birth options for women withinthe system, which is a welcome move forward. Howefer,
‘homebirth’ within the hospital system is still bound by overarching policies to reduce risk, and
as such, remains medically prescribed. Hospital run ‘homebirth’ can be construed as
incorporation and neutralizing of ‘woman-centred’ care principels, while maintaining obstetrics
as the dominant paradigm. More cynically, it could also be seen as a cost-effective solution to
bed and staff shortages. A combination of all three considerations- that is, ideological,
incorporative and material- may well be in play.
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa hal ini bisa sinyal yang meningkat penerimaan
melahirkan di rumah sebagai ‘normal’ dari pada radikal atau menyimpang/ pilihan beresiko.
Langkah tersebut tentu dapat menghadirkan opsi lahir lebih bagi perempuan dalam system, yang
merupakan langkah maju menyambut. Namun melahirkan di rumah dalam system rumah sakit
masih terikat oleh kebijakan menyeluruh untuk mengurangi resiko, dan dengan demikian, tetap
diresepkan medis. Rumah sakit run ‘melahirkan dirumah’ dapat diartikan sebagai penggabungan
dan penetral prinsip perawatan ‘ wanita berpusat’ sambil mempertahankan kebidanan sebagai
paradigm dominan. Lebih sinis, bisa juga dilihat sebagai solusi biaya efektif untuk tidur dan staf
kekurangan. Kombinasi dari ketiga pertimbangan- yaitu, ideologis, bahan inkorporatif dan
mungkin dalam bermain.
Dari jurnal ini dapat kita bandingkan bahwa kita berpikir bahwa dalam pelayanan
persalinan di bahwa persalinan itu hal yang fisiologis ini dapat dilakukan dirumah sesuai
kebutuhan ibu tersebut tidak memaksakan, jadi disini bahwa asuhan itu adalah kebutuhan,
memberikan asuhan sesuai kebutuhan pasien bukan kemauan bidan.
BAB IV
Penutup
1. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma
kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam member pelayanan. Keberhasilan bidan
dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigm, berupa pada pandangan
terhadap manusia/ perempuan,lingkungan perilaku, pelayanan, kesehatan/kebidanan
& keturunan.
Komponen dalam pelayanan kebidanan adalah wanita, lingkungan, perilaku, keturunan dan
pelayanan kesehatan.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa wanita adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual
yang utuh dan unik.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa lingkungan yang ada disekitar manusia khususnya
wanita sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa perilaku manusia khususnya wanita sangat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh
keturunan, sehingga perlu persiapan pada masa pra perkawinan, pra kehamilan, kehamilan dan
melahirkan.
Paradigma kebidanan yang tepat akan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas
2. Saran
Sebaiknya paradigm benar-benar dijunjung tinggi bidan di seluruhIndonesia.
Dikarenakan paradigm sangat berpengaruh terhadap sudut pandangcara kerja bidan
DAFTAR PUSTAKA
Chucri Lesrey, 2012. Evidence Based Midwifery, Midwives and the time. Vol X. USA : Royal
Collage of Midwives
Modupe O. Oyetunde & Chigozie A. Nkwonta. 2014. Masalah kualitas dalam kebidanan: