Professional Documents
Culture Documents
Presiden Jokwi berjanji untuk membeli kembali (buy back) saham PT Indosat yang
dijual ke perusahaan asing pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Janji ini
pernah ditagih oleh anggota Komisi XI DPR Willgo Zainar di sela-sela Rapat Kerja
Komisi XI dengan Menteri BUMN dan Menteri Keuangan, di Gedung DPR RI, Rabu
(28/1/2015).
�Jangan hanya janji. Ketika kampanye, gencar berorasi hendak buy back Indosat. Kami
menunggu aksi pemerintah,� ujar Willgo Zainar kala itu.
Saat ini, Indosat dikuasai perusahaan asal Qatar, Ooredoo Asia Pte Ltd, dengan
kepemilikan saham sebesar 65 persen, pemerintah Republik Indonesia 14,29 persen,
perusahaan Amerika Serikat Skagen sebesar 5,42 persen, selebihnya 15,29 persen
dimiliki publik.
Jokowi berulangkali menegaskan tidak akan bagi-bagi kekuasaan jika terpilih menjadi
Presiden RI. Hal itu ditegaskan Jokowi di berbagai kesempatan saat masih kampanye
Pilpres 2014 lalu.
Faktanya, semua parpol pengusung dan pendukung Jokowi-JK mendapat jatah menteri.
Bahkan, Jokowi juga memberikan jatah menteri kepada partai yang belakangan
menyatakan mendukung pemerintah, seperti Partai Golkar.
Tak hanya itu, Jokowi juga menunjuk sejumlah mantan tim suksesnya, masuk ke dalam
struktur pemerintahan. Padahal, Jokowi pernah berjanji tidak akan bagi-bagi jabatan
dan membuat kabinetnya ramping.
�Pengisian sejumlah orang dekatnya ke dalam lembaga negara sudah jelas terlihat
bagi-bagi kekuasaan. Jokowi telah melanggar janjinya saat kampanye dulu. Publik
juga telah dibohonginya karena berjanji akan membuat kabinet yang ramping,� ujar
Pengamat Hukum Tata Negara Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), M.
Imam Nasef, Minggu malam (11/1/2015).
Sejak Oktober 2014, Presiden Jokowi sudah enam kali melakukan perubahan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM). Pada November 2014, Jokowi menaikkan harga BBM, lalu diturunkan
pada Januari 2015. Harga BBM kembali turun pada pertengahan Januari 2015. Awal
Maret 2015, harga BBM kembali naik. Di penghujung Maret 2015, harga BBM dinaikkan
lagi. Selanjutnya, pada pertengahan Desember 2016, harga BBM jenis Pertamax,
Pertalite, dan Dexlite kembali dinaikkan.
Jokowi berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru dalam 5 tahun jika
terpilih menjadi presiden. Janji itu disampaikan Jokowi di Bandung, Jawa Barat pada
Kamis, 3 Juli 2014. �Menurunkan tingkat pengangguran 10 juta lapangan kerja baru
selama lima tahun,� ujar Jokowi.
Faktanya, Jokowi justru mempermudah tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia
melalui aturan bebas visa. Hal itu membuat tenaga kerja Indonesia semakin kesulitan
mendapatkan lapangan pekerjaan karena harus bersaing dengan tenaga kerja asing.
Dalam kampanye pilpres tahun 2014, Tim Ekonomi Jokowi JK berjanji tidak akan pernah
berhutang lagi. Jokowi tidak akan meminjam uang keluar negeri untuk membiayai
pembangunan infrastruktur.
Faktanya, utang Indonesia malah semakin menumpuk saat Jokowi menjadi Presiden. Bank
Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal I 2016
sebesar USD316,0 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun lebih.
Angka ini terbilang fantastis jika dibandingkan jumlah utang pada masa pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selama 10 tahun SBY menjadi presiden, utang luar
negeri Indonesia hanya bertambah Rp 1.299 triliun.
�Jokowi jangan amnesia. Di forum debat capres mengatakan akan mempersulit investasi
asing masuk ke Indonesia dengan mempersulit perizinan investasi asing yang akan
masuk dalam menghadapi MEA. Tapi di forum APEC dan G20, Jokowi selalu menjanjikan
kemudahan perizinan,� ujar Rahadian dari Front Rakyat Lawan Jokowi, Minggu (16/11).
Jokowi berjanji tidak akan menghapus subsidi BBM. Janji itu disampaikan Jokwi saat
menerima dukungan dari seratusan tukang ojek yang tergabung dalam Ikatan
Persaudaraan Ojek Indonesia (IPOI) di Jalan Borobudur 18, Menteng, Jakarta Pusat,
Senin (16/6/2016). Saat itu, Jokowi masih berstatus calon Presiden RI.
�Keinginan untuk subsidi BBM saya kira tidak ada masalah. Subsidi bagi rakyat kecil
adalah sebuah keharusan,� ujar Jokowi menanggapi permintaan Koordinator IPOI Halis
Rumkel yang berharap Jokowi tidak mencabut subsidi BBM jika terpilih menjadi
Presiden. Faktanya, baru beberapa bulan setelah menjadi Presiden, Jokowi langsung
mengurangi subsidi BBM.
8. Janji Bangkitkan Industri Mobil Nasional
Nama Jokowi melejit ketika mengganti mobil dinasnya dengan Mobil Esemka yang
merupakan rakitan anak-anak SMK. Saat itu, Jokowi masih menjabat Walikota Solo.
Kepopuleran Jokowi akhirnya mengantarkannya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pada saat kampanye Pilpres 2014, Jokowi lantas berjanji akan membangkitkan industri
mobil nasional. Ia menginginkan agar merek-merek lokal memiliki posisi yang sejajar
dengan produsen mobil internasional.
�Kita sudah berapa tahun merdeka? Buat pesawat bisa, masa buat mobil saja enggak
bisa? Logikanya itu saja,� ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat 19 September
2014.
Tim Transisi pernah menyatakan bahwa Presiden Jokowi tidak akan memilih Jaksa Agung
dari partai politik. Kandidat Jaksa Agung yang akan dipilih Jokowi berasal dari
kalangan profesional internal atau eksternal Kejaksaan Agung.
�Pilihan itu adalah keinginan Presiden menjaga supaya Jaksa Agung tidak terpengaruh
oleh kepentingan-kepentingan politik,� ujar Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto di
Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2014.
Faktanya, Jokowi malah menunjuk kader Partai Nasdem, HM Prasetyo menjadi Jaksa
Agung. Meski kinerjanya kerap disorot karena minim prestasi, Jokowi tetap
mempertahankan anak buah Surya Paloh tersebut.
Hingga kini Pemerintah Indonesia belum bisa menghentikan impor pangan. Padahal,
impor pangan yang diterapkan pemerintah menyebabkan rusaknya kaum tani dan
pertanian di Tanah Air. Impor pangan hanya menguntungkan para pelaku importir.