You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

BUKU PEDOMAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT Memasuki pelaksanaan Pelita Vl yang merupakan awal Pembangunan
Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT ll), salah satu prakondisi Yang harus
(KONSEP DASAR DAN PRINSIP) dipenuhi adalah meningkatkan mutu pelayanan, termasuk mutu pelayanan di
Rumah Sakit agar pengelolaan Rumah Sakit menjadi lebih efektif dan efisien.
Buku pedoman ini disusun agar ada kesamaan pengertian tentang
mutu,konsep dasar dan prinsip Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah
Sakit. Diuraikan tahap-tahap implementasi Quality Assurance, teknik dan
implementasi Gugus Kendali Mutu serta langkah-langkah proses pemecahan
masalah, yang dapat dipergunakan oleh pimpinan dan pelaksana rumah sakit
sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya Peningkdan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan pada buku
pedoman ini, oleh karenanya saran dan kritik guna penyempurnaan buku ini
sangat kami harapkan.

Jakarta, 12 April 1994


DIREKTORAT PELAYANAN MEDIK
Kepala Direktorat RS Khusus & Swasta
Dr. Soemaria Aniroen, MHA
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NlP. 140028924
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK
DIREKTORAT RUMAH SAKIT KHUSUS DAN SWASTA
1994
KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI

Dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJPT l) yang berakhir Kata Pengantar ................................................................................. i
pada Pembangunan Lima Tahun Kelima, bangsa lndonesia telah berhasil Kata Sambutan ................................................................................. iii
menciptakan kerangka landasan vang cukup mantap termasuk di bidang Daftar Isi ................................................................................. v
kesehatan sehingga bangsa lndonesia dapat memasuki proses tinggal landas BAB I PENDAHULUAN 1
pada Pelita ke enam. Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan A. Latar belakang 1
pelayanan kesehatan secara lebih merata, namun peningkatan mutu baik mutu B. Dasar-dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
pelayanan kesehatan itu sendiri maupun mutu sumber daya manusia masih Rumah Sakit..................................................................... 2
perlu senantiasa diupayakan dengan lebih mengembangkan dan menerapkan C. Tujuan.............................................................................. 3
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. 1. Tujuan Umum............................................................. 3
Dengan semakin meningkatnya pendidikan dan status sosial ekonomi, 2. Tujuan Khusus............................................................ 3
masyarakat cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik dan BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN UPAYA PENINGKATAN
lebih bermutu. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan dituntut MUTU PELAYANAN............................................................. 4
untuk senantiasa memberi pelayanan yang baik dengan petugas yang ramah. BAB III KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
Oleh karenanya saya menyambut baik prakarsa Direktorat Rumah Sakit PELAYANAN RUMAH SAKIT............................................... 8
Khusus dan Swasta untuk menerbitkan Buku Pedoman Upaya Peningkatan A. Mutu Pelayanan Rumah Sakit.......................................... 8
Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Dengan harapan buku ini dapat menjadi acuan 1. Pengertian mutu........................................................... 8
bagi manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas sumber daya 2. Definisi mutu pelayanan rumah sakit............................ 8
manusia yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah 3. Pihak yang berkepentingan dengan mutu.................... 8
Sakit 4. Dimensi mutu................................................................ 9
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada 5. Mutu terkait dengan Struktur, Proses dan Outcome..... 9
semua pihak yang telah memberi masukan dan membantu penyusunan buku B. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.......... 10
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan rumah sakit ini. 1. Definisi Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit.............................................................................. 11
Jakarta, April 1994 2. Tujuan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN MEDIK sakit.............................................................................. 11
Dr. H. Soejoga, MPH 3. Sasaran........................................................................ 11
NlP. 140024148 4. Strategi......................................................................... 12
5. Metode pendekatan..................................................... 12
BAB IV PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU BAB I
PELAYANAN......................................................................... 15 PENDAHULUAN
A. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan............................... 15
B. lndikator yang dipilih......................................................... 16 A. LATAR BELAKANG
C. Kriteria yang digunakan.................................................... 16 Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
D. Standar YangD igunakan.................................................. 16 hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewuiudkan derajat kesehatan
BAB V PELAKSANAAN UPAYA PENINGKATAN MUTU masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
PELAYANAN......................................................................... 17 Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
A. Pembentukan Wadah........................................................ 17 mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang
1. Struktural........................................................................... 17 baik dan biaya yang terjangkau.
2. Fungsional......................................................................... 17 Dengan berakhirnya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama dan
3. Kegiatan............................................................................ 17 dimulainya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, salah satu
3.1. Di Tingkat Pusat......................................................... 17 prakondisi yang harus dipenuhi adalah meningkatnya mutu pelayanan sesuai
3.2. Di Rumah Sakit.......................................................... 18 dengan kebutuhan yang nyata. Peningkatan mutu pelayanan merupakan
BAB VI PENUTUP............................................................................. 20 prioritas utama disemua rumah sakit. Sejak Pelita I sampai sekarang
Lampiran. Departemen Kesehatan, telah melaksanakan upaya peningkatan mutu
1. Pengertian-pengertian pelayanan secara bertahap. Upaya tersebut dilaksanakan melalui
2. Langkah-langkah dalam melaksanakan audit medik pembangunan sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta
3. Sembilan kegiatan pada tahap implementasi QA perangkat lunak lainnya, sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada
4. Teknik dan implementasi GKM di rumah sakit umumnya. Namun demikian, disadari pula masih banyak kendala yang
5. Delapan langkah proses pemecahan masalah dihadapi, terutama yang berkaitan dengan standar kebutuhan dan tuntutan
6. Enam belas langkah proses pemecahan masalah sistem pelayanan yang masih belum selaras dengan perkembangan iptek
7. Tujuh perangkat pemecahan masalah GKM kedokteran yang semakin pesat dimana pelayanan spesialistik dan sub
8. Proses Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Mutu pada CQI spsialistik cenderung semakin berkembang.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun
mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang
lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pula pelayanan kesehatan.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan tadi
maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien
serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. jangkauan serta kemampuan diperluas agar masyarakat, terutama yang
Namun dalam pelaksanaannya bukanlah hal yang mudah. Kendala yang berpenghasilan rendah, dapat menikmati pelayanan yang berkualitas
dirasakan saat ini adalah masih belum adanya kesamaan pengertian dasar dengan terus memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang mutu, konsep dan prinsip demikian pula cara-cara penerapannya. kedokteran secara serasi dan bertanggung jawab.
Disamping itu masih sering terjadi kesimpangsiuran antara upaya peningkatan 2. Pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) disebutkan bahwa dalam waktu
mutu dan upaya menjaga mutu, walaupun sebetulnya kegiatannya sama. dekat harus ditetapkan cara-cara akreditasi pelayanan rumah sakit,
Perbedaannya adalah pada upaya peningkatan mutu, agar tidak terdapat sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap mutu dan jangkauan
kekurangan-kekurangan dalam mutu atau agar hasilnya baik maka sebelum pelayanan rumah sakit secara berkala, yang dapat digunakan untuk
jasa diberikan sudah di laksanakan perbaikan-perbaikan. Sedangkan pada menetapkan kebijaksanaan pengembangan atau peningkatan mutu rumah
upaya menjaga mutu setelah selesai kegiatannya baru dikontrol hasilnya. Oleh sakit. Selanjutnya SKN menyatakan bahwa : Upaya kesehatan harus
karena itu Departemen Kesehatan cenderung menggunakan istilah "upaya bersifat menyeluruh, terpadu,serta dapat diterima dan dapat dijangkau oleh
peningkatan mutu kesehatan" yang mencakup kedua pengertian tadi. masyarakat luas. Untuk itu perlu digunakan hasil pengembangan ilmu
Berdasarkan hal diatas maka agar upaya peningkatan mutu pelayanan pengetahuan serta teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
rumah sakit dapat seperti yang diharapkan maka dirasa perlu disusun buku oleh pemerintah dan masyarakat luas tanpa mengorbankan mutu pelayanan
pedoman upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Buku pedoman kepada perorangan.
yang merupakan konsep dan prinsip peningkatan mutu pelayanan rumah sakit 3. Tujuan program kesehatan rujukan dan rumah sakit Repelita Vl :
ini,diharapkan dapat sebagai acuan bagi para pengelola rumah sakit dalam Peningkatan kemampuan sarana kesehatan rujukan dan rumah sakit untuk
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakitnya. Walaupun mendukung pelayanan kesehatan masyarakat melalui peningkatan
dalam implementasinya sangat tergantung dengan situasi dan kondisi dari pemanfaatan sarana dengan memberikan pelayanan yang lebih luas,
masing-masing rumah sakit. bermutu dan efisien.
Dalam buku pedoman ini akan diuraikan tentang dasar-dasar upaya 4. Sarasehan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada tanggal
peningkatan mutu, perkembangan upaya peningkatan mutu,konsep dan 30 Juli 1991, dimana dalam sarasehan tersebut telah ditetapkan langkah-
prinsip, beberapa pendekatan upaya peningkatan mutu pelayanan,langkah- langkah sebagai berikut: .
langkah pelaksanaan dan dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Sedangkan  Tahap pertama : disusun Konsep dasar dan Prinsip Upaya peningkatan
instrumen penilaian akan disusun dalam buku tersendiri. Mutu Pelayanan Rumah Sakit. .
B. DASAR.DASAR UPAYA PENINGKATANI IUTU PEI.AYANAN RUTAH  Tahap kedua: disusun 'detail plan" dan buku pedoman. .
SAKIT.  Tahap ketiga : mulai diimplementasikan ke rumah sakit
1. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993 disebutkan bahwa
pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu lebih dikembangkan agar dapat
lebih mendorong peran serta masyarakat, termasuk dunia usaha dalam
pembangunan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan ditingkatkan dan
C. TUJUAN BAB II
1. TUJUAN UMUM SEJARAH PERKEMBANGAN UPAYA PENINGKATAN MUTU
Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya PELAYANAN RUMAH SAKIT
peningkatan mutu pelayanan ini, dapat dipergunakan oleh semua pimpinan
dan pelaksana rumah sakit sebagai acuan dalam melaksanakan Upaya
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukanlah hal
2. TUJUAN KHUSUS yang baru. Pada tahun (1820-1910) Florence Nightingale seorang perawat dari
1. Tercapainya satu pengertian tentang Upaya Peningkatan Mutu lnggris menekankan pada aspek-aspek keperawatan pada peningkatan mutu
Pelayanan Rumah Sakit. pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal sampai sekarang adalah
2. Mengetahui konsep dasar dan prinsip upaya peningkatan mutu "hospital should do the patient no harm", rumah sakit jangan sampai merugikan
pelayanan rumah sakit. atau mencelakakan pasien. Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu
3. Mengetahui cara-cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan Upaya pelayanan medik dimulai oleh ahli bedah Dr. E.A Codman dari Boston dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit. tahun 1917. Dr. E.A Codman dan beberapa ahli bedah lain kecewa dengan
hasil operasi yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi penyulit. Mereka
berkesimpulan bahwa penyulit itu terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi
syarat di rumah sakit. Untuk itu perlu ada penilaian dan penyempurnaan
tentang segala sesuatu yang terkait dengan pembedahan. lni adalah upaya
pertama yang berusaha mengidentifikasikan masalah klinis, dan kemudian
mencari jalan keluarnya.
Kelaniutan dari upaya ini pada tahun 1918 The American Gollege of
Surgeons (ACS) menyusun suatu Hospital Standardization Programme.
Program standarisasi adalah upaya pertama yang terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan mutu pelayanan. Program ini ternyata sangat berhasil
meningkatkan mutu pelayanan sehingga banyak rumah sakit tertarik untuk ikut
serta. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi maka spesialisasi ilmu
kedokteran diluar bedah cepat berkembang. Oleh karena itu program
standarisasi perlu diperluas agar dapat mencakup disiplin lain secara umum.
Pada tahun 1951 American College of Surgeon, American College of
Physicians, American Hospital Association, American Medical Association dan
Ganadian Medical Association bekeria sama membentuk suatu Joint
Commission on Accreditation of Hospital (JCAH), suatu badan gabungan
untuk menilai dan mengakreditasi rumah sakit. Pada akhir tahun 1960 JCAH tersebut telah menerbitkan buku tentang upaya meningkatkan mutu dan
tidak lagi hanya menentukan syarat minimal dan essensial untuk mengatasi penyelenggaraan simposium di Utrecht, negeri Belanda tentang metodologi
kelemahan-kelemahan yang ada di rumah sakit, namun telah memacu rumah peningkatan mutu pelayanan. Dalam bulan Mei 1983 di Barcelona, Spanyol
sakit agar memberikan mutu pelayanan yang setinggi-tingginya sesuai dengan suatu kelompok kerja yang dibentuk oleh WHO telah mengadakan pertemuan
sumber daya yang ada. Untuk memenuhi tuntutan yang baru ini antara tahun untuk mempelaiari peningkatan mutu khusus untuk Eropa, hasil rekomendasi
1953-1965 standar akreditasi direvisi enam kali, selanjutnya beberapa tahun kelompok kerja sebagai berikut:
sekali diadakan revisi. Atas keberhasilan JCAH dalam meningkatkan mutu  mengapa upaya peningkatan mutu dibutuhkan.
pelayanan, Pemerintah Federal memberi pengakuan tertinggi dalam  Apa tujuannya.
mengundangkan Medicare Acf. Undang-undang ini mengabsahkan akreditasi  bagaimana sebaiknya upaya peningkatan mutu dilaksanakan pada tingkat
rumah sakit menurut standar yang ditentukan oleh JCAH. Sejak saat itu rumah nasional atau lokal.
sakit yang tidak di akreditasi oleh JCAH tidak dapat ikut program asuransi  apa saia kegiatan yang seyogyanya dilakukan dalam program nasional.
kesehatan pemerintah federal (medicare),padahal asuransi di Amerika sangat  Bagaimana mutu pelayanan dapat ditingkatkan, jika ternyata memang
menentukan utilisasi rumah sakit karena hanya 9,3% biaya rumah sakit berasal ditemukan adanya kelemahan-kelemahan.
dari pembayaran langsung oleh pasien. Seiak tahun 1979 JCAH membuat
standar tambahan, yaitu agar dapat lulus akreditasi suatu rumah sakit harus Walaupun secara regional WHO telah melakukan berbagai upaya, namun
juga mempunyai program pengendalian mutu yang dilaksanakan dengan baik. pada simposium peningkatan mutu pada bulan Mei 1989 terdapat kesan
Di Australia, Australian Council on Hospital Standards (ACHS) didirikan bahwa secara nasional upaya peningkatan mutu diberbagai negara Eropa
dengan susah payah pada tahun 1971 , namun sampai tahun 1981 badan ini Barat masih pada perkembangan awal. Di Asia, negara pertama yang sudah
baru berhasil beroperasi dalam 3 Negara bagian. Tetapi lambat laun ACHS mempunyai program peningkatan mutu dan akreditasi rumah sakit secara
dapat diterima kehadirannnya dan diakui manfaatnya dalam upaya nasional adalah Taiwan. Negara ini banyak menerapkan metodologi dari
peningkatan mutu pelayanan sehingga sekarang kegiatan ACHS telah Amerika. Sedangkan Malaysia mengembangkan peningkatan mutu pelayanan
mencakup semua negara bagian. Pelaksanaan peningkatan mutu di Australia dengan bantuan konsultan ahli dari Negeri Belanda. Di Indonesia langkah awal
pada dasarnya hampir sama dengan di Amerika. Di Eropa barat perhatian yang sangat mendasar dan terarah yang telah dilakukan Departemen
terhadap peningkatan mutu pelayanan sangat tinggi, namun masalah itu tetap Kesehatan dalam rangka upaya peningkatan mutu yaitu penetapan kelas
merupakan hal baru dengan konsepsi yang masih agak kabur bagi kebanyakan rumah sakit pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
tenaga profesi kesehatan. Sedangkan pendekatan secara Amerika sukar 0333/Birhup/1972. Secara umum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap
diterapkan karena perbedaan sistem kesehatan di masing-masing negara di kelas rumah sakit A,B,C dan D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi
Eropa karena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada awal tahun 1980 an standar-standar. Kemudian dari tahun ke tahun disusun berbagai standar baik
mengambil inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa mengembangkan menyangkut pelayanan, ketenagaan, sarana dan prasarana untuk masing-
pendekatan peningkatan mutu pelayanan disesuaikan dengan sistem masing kelas rumah sakit. Disamping standar, Departemen Kesehatan juga
pelayanan kesehatan masing-masing. Pada tahun 1982 kantor regional mengeluarkan berbagai pedoman (guillance) dalam rangka meningkatkan
penampilan pelayanan rumah sakit. Untuk rumah sakit swasta telah keluar telah digunakan dalam industri manufaktur dan industri jasa di Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 806b/Menkes/SK/XII/87 dimana selain Menurut informasi, kedua kegiatan tersebut menunjukkan hasil yang
menetapkan kelas rumah sakit, juga dilengkapi dengan standar berdasarkan menggembirakan. Sejalan dengan hal diatas maka Departemen Kesehatan
kemampuan pelayanan. Seiak tahun 1984 Departemen Kesehatan telah telah mengadakan Pelatihan Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada
mengembangkan berbagai indikator untuk mengukur dan mengevaluasi beberapa rumah sakit dimana manajemen mutu terpadu dan gugus kendali
penampilan (performance) rumah sakit pemerintah kelas C dan rumah sakit mutu menjadi topik utamanya. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
swasta setara yaitu dalam rangka Hari Keehatan Nasional. lndikator ini setiap bahwa kesadaran untuk meningkatkan mutu sudah cukup meluas walaupun
dua tahun ditinjau kembali dan disempurnakan. Evaluasi penampilan untuk dalam penerapannya sering ada perbedaan. Perbedaan tersebut terutama
tahun 1991 telah dilengkapi dengan indikator kebersihan dan ketertiban rumah disebabkan karena kita sebagai negara berkembang tidak sepenuhnya
sakit dan yang di evaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B serta rumah mengikuti fase-fase yang pernah dijalani di negara maju seperti Amerika.
sakit swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun 1992 telah
dilengkapi pula dengan instrumen mengukur kemampuan pelayanan. Evaluasi
penampilan rumah sakit ini merupakan langkah awal dari Konsep Continuous
Quality lmprovement (CQl). Berbeda dengan konsep QA tradisional dimana
dalam monitor dan evaluasi dititikberatkan kepada pencapaian standar, maka
pada CQI fokus lebih diarahkan kepada penampilan organisasi melalui
penilaian pemilik, manajemen, klinik dan pelayanan penunjang. Perbedaan
yang sangat mendasar yaitu keterlibatan seluruh karyawan. Selain itu secara
sendiri-sendiri beberapa rumah sakit telah mengadakan monitoring dan
evaluasi mutu pelayanan rumah sakitnya. Pada tahun 1981 RS Gatot Subroto
telah melakukan kegiatan penilaian mutu yang berdasarkan atas derajat
kepuasan pasien. Kemudian rumah sakit Husada pada tahun 1984 melakukan
kegiatan yang sama. Rumah sakit Adi Husada di Surabaya membuat penilaian
mutu atas dasar penilaian perilaku dan penampilan keria perawat. Rumah sakit
Dr. Soetomo Surabaya menilai mutu melalui penilaian infeksi nosokomial
sebagai salah satu indikator mutu pelayanan. Rumah sakit Cipto
Mangunkusumo menggunakan upaya penggunaan obat secara rasional.
Rumah sakit lslam Jakarta pernah menggunakan pengendalian mutu terpadu
(TQC) dan Gugus Kendali Mutu (Quality Control circle = occ). Beberapa rumah
sakit lainnya luga telah mencoba menerapkan Gugus Kendali Mutu, walaupun
hasilnya belum ada yang dilaporkan. Akhir-akhir ini TQG dan QCC secara luas
BAB. III hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.
RUMAH SAKIT 3. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu. Pihak-pihak tersebut
adalah:
Walaupun langkah awal yang mendasar dari upaya peningkatan mutu a. konsumen
pelayanan rumah sakit di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1972, namun b. provider (pemberi jasa kesehatan)
pelaksanaannya belum secara efektif dan efisien. Ini di sebabkan oleh karena c. pembayar/pihak lll/asuransi
belum ada kesatuan bahasa tentang upaya peningkatan mutu pelayanan, d, manajemer rumah sakit
sehingga masing-masing rumah sakit mengembangkan sendiri-sendiri upaya e. karyawan rumah sakit
peningkatan mutu pelayanannya. f. masyarakat
Sehubungan dengan itu, agar upaya peningkatan mutu dapat g. pemerintah
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan h. ikatan profesi.
bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan. Dalam Setiap kelompok yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan
membahas konsep dasar ini maka akan dibahas dulu tentang konsep mutu kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multidimensional,
baru kemudian dibahas tentang konsep upaya peningkatan mutu. 4. Dimensi mutu Dimensi stau aspeknya adalah:
A. MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT a. keprofesian
1. Pengertian mutu b. efisiensi
Pengertian mutu beraneka ragam dan dibawah ini ada beberapa pengertian c. keamanan pasien
yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu. d. kepuasan pasien
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa. e. aspek sosial budaya
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (Commitment) yang 5. Mutu Terkait Dengan Struktur Proses dan Outcome Mutu pelayanan suatu
selalu dicurahkan pada pekerjaan. rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan. rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu
sistem. Aspek-aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan outcome.
2. Definisi Mutu Pelayanan Rumah Sakit Struktur : Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya
adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit untuk memenuhi keuangan dan sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan.
kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai Baik tidaknya struktur dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan
dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi mutu komponen-komponen struktur itu.
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit secara wajar, efisien dan efektif Proses : Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, pasien: evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan,
penanganan jika terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat Bagi mereka yang bekerja secara langsung terlibat dalam memberikan
diukur dari relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan mutu proses itu asuhan atau pelayanan kepada pasien. "Pemberian asuhan atau pelayanan
sendiri. Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap yang sebaik mungkin" merupakan konsep yang nyata. Namun bagi mereka
mutu asuhan. yang tidak bekerja secara langsung terlibat pasien, tujuannya adalah
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi pemberian pelayanan sebaik mungkin kepada rumah sakit, fasilitas dan staf.
lain terhadap pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya Mutu asuhan dan pelayanan kepada pasien dapat lebih baik diberikan dalam
serta kepuasan provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung suatu organisasi yang berjalan baik dengan staf yang memiiiki rasa kepuasan.
kepada mutu struktur dan mutu proses yang baik. Sebaliknya outcome yang Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya pencapaian
buruk adalah kelanjutan struktur atau proses yang buruk. Tinggi rendahnya tujuan saja tetapi juga menyangkut mekanisme untuk menjamin tujuan tersebut
mutu sangat dipengaruhi oleh : dapat dicapai.
1. Sumber daya rumah sakit, termasuk antara lain tenaga, pembiayaan, sarana Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit akan sangat berarti dan
dan teknologi yang digunakan. efektif bilamana upaya peningkatan mutu menjati tujuan sehari-hari dari setiap
2. Interaksi pemanfaatan dari sumber daya rumah sakit yang digerakkan organisasi termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf
melalui proses dan prosedur tertentu sehingga menghasilkan jasa atau penuniang.
pelayanan. Berhasil tidaknya peningkatan mutu sangat tergantung dari Namun tujuan perorangan untuk memberikan asuhan atau pelayanan
monitoring faktor-faktor diatas dan juga umpan balik dari hasil-hasil yang optimal tidak bisa tercapai tanpa adanya pelimpahan tanggung jawab dari
pelayanan untuk perbaikan lebih lanjut terhadap faktor-faktor dalam butir 1 Rumah Sakit sebagai organisasi.
dan 2. Dengan demikian nampak bahwa peningkatan mutu merupakan Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu
proses yang komplek yang pada akhirnya menyangkut manajemen rumah asuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan
sakit secara keseluruhan. efisien. Walaupun disadari bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti
mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah
B. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT biayanya lebih rendah. Efisiensi adalah kuncinya. Berdasarkan hal diatas maka
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan disusunlah definisi dan tujuan dari upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah
keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau Sakit.
dan menilai mutu pelayanan kesehatan, memecahkan masalah-masalah yang 1. Definisi Upaya Peningkatan mutu Pelayanan Rumah Sakit
ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan kesehatan Adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif
diharapkan akan lebih baik. Dirumah sakit upaya peningkatan mutu pelayanan yang menyangkut struktur, proses dan outcome secara objektif, sistematik
adalah kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik- dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan
baiknya kepada pasien. Tujuan itu sama untuk setiap orang yang bekerja di terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan
rumah sakit ataupun di unit pelayanan kesehatan lainnya. pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan hingga
pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tuiuan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit standar of procedure (SOF). Kemudian juga menetapkan mekanisme
Umum : Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan monitoring dan evaluasi.
mutu pelayanan rumah sakit secara efektif dan efisien agar tercapai derajat 5. Metode Pendekatan
kesehatan yang optimal. Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakitb isa dilaksanakan melalui
Khusus : Tercapainya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui: pendekatan secarati dak langsung dan melalui pendekatan pemecahan
a. Optimasi tenaga,sarana dan prasarana masalah.
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar 5.1. Pendekatan tidak langsung.
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai a. Di Tingkat nasional
dengan kebutuhan Pasien. 1. Pendidikan dan Pelatihan.
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan 2. Perizinan.
pelayanan kesehatan 3. Sertifikasi/Pemberian ijazah/Brevet.
3. Sasaran 4. Penambahan tenaga, sarana, prasarana dan peralatan.
a. Menurunkan angka kematian 5. Pembiayaan.
b. Menurunkan angka kesakitan (readmission rate) 6. Penggunaan Obat Secara Rasional.
c. Menurunkan angka kecacatan 7. Standarisasi
d. Penggunaan obat secara rasional 8. Klasifikasi
e. Meningkatkan kepuasan pasien 9. Akreditasi
f. Meningkatkan efisiensi dan efektiftas pelayanan 10. Penilaian Penampilan Rumah Sakit
g. Efisiensi penggunaan tempat tidur, dll. 11. Penapisan Teknologi Medis
4. Strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya rumah 12. Evaluasi
sakit maka disusunlah strategi sebagai berikut:  Utilization Review
4. Rumah sakit harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip  Audit Medik
mutu pelayanan rumah sakit sehingga dapat menyusun langkah-langkah b. Di Tingkat Rumah Sakit
upaya peningkatan mutu di masing-masing rumah sakit. 1. Program Quality Assurance/Qualiltmy provment
5. Memberi prioritas kepada peningkatan sumber daya manusia di rumah 2. Quality Assesment
sakit termasuk di dalamnya meningkatkan kesejahteraan karyawan, 3. Total Quality Management
memberikan imbalan yang layak, program keselamatan dan kesehatan 4. Gugus kendali mutu
kerja, program diklat, dsb. 5. Pengembangan Standar Profesi
6. Menciptakan budaya mutu di rumah sakit. Termasuk didalamnya 6. UtilizationM anagement
menyusun program mutu rumah sakit, menyusun tema yang akan dipakai 7. Pengendalian Infeksi
sebagai pedoman, memilih pendekatan yang dipakai dalam penggunaan 8. Risk Management
9. Program-Program Khusus telah terpecahkan dan masalah yang masih tetap merupakan masalah
 Mengukur kepuasan pasien sehingga proses siklus akan berulang mulai tahap pertama. Pendekatan
 Mengukur penampilan perawat, dll ini bisa secara nasional maupun terbatas pada fasilitas pelayanan
5.2. Pendekatan pemecahan masalah. kesehatan seperti: rekam medis, infeksi nosokomial, pelayanan medik,
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus (daur) asuhan keperawatan, pelayanan penunjang medik, farmasi, pelayanan
yang berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses siklus ini umum, pelayanan administrasi, manajemen, utilisasi/efisiensi, keamanan
adalah identifikasi masalah. ldentifikasi masalah merupakan bagian pasien, kepuasan pasien, sarana dan lingkungan fisik, dampak
sangat penting dari seluruh proses siklus (daur), karena akan lingkungan, dan lain-lain.
menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan pemecahan
masalah ini. Masalah akan timbul apabila:
 hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat
penyimpangan
 merasa tidak puas akan penyimpangan tersebut.
 merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut.
Bila salah satu dari ketiga hal diatas tidak ada maka walaupun sebetulnya
ada masalah bisa dianggap/dirasakan tidak ada masalah.
Untuk mengidentifikasi masalah yang baik dibutuhkan keterangan serta
data/informasi. Informasi tersebut bisa didapat pada waktu melakukan
monitoring kegiatan atau pada waktu pertemuan/ rapat-rapat. Setelah
masalah ditemukan maka akan ada dua macam masalah yaitu masalah
yang pemecahannya sudah jelas dan masalah yang pemecahannya
belum jelas. Masalah yang sudah jelas pemecahannya akan
memudahkan untuk melakukan tindakan perbaikan. Sedangkan masalah
yang belum jelas cara pemecahannya maka diperlukan kembali review
pengumpulan data untuk menemukan penyebabnya sehingga masalah
meniadi jelas cara pemecahannya. Kegiatan ini bisa terjadi berulang-
ulang,sampai cara memecahkan masalah menjadi jelas. Dengan telah
jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa di lakukan tindakan
perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah
diadakan tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang
tertinggal. Dari penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang
BAB IV 2. Indikator yang dipilih
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN a. lndikator lebih diutamakan untuk menilai outcome dari pada untuk struktur
dan proses.
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kondisi
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan kelompok dari pada untuk perorangan.
aspek yang akan ditingkatkan dan pemilihan indikator, kriteria serta standar c. Dapat digunakan untuk rnembandingkan antar daerah dan antar rumah
yang akan digunakan untuk mengukur mutu pelayanan tersebut. Antara sakit.
indikator, kriteria dan standar ada perbedaan yang relatif dalam arti d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
konsep,namun seringkali dalam praktek istilah-istilah itu di pakai secara untuk dimonitor.
berbaur untuk maksud yang sama. e. Sedapat mungkin didasarkan pada data yang ada, dengan demikian tidak
Indikator : menambah beban kerja staf.
adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. 3. Kriteria yang digunakan
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk
perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik. menspesifikasikan indikator sehingga dapat sebagai batas yang
Kriteria : memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.
adalah spesifikasi dari indikator. Misalnya : indikator pasca bedah dapat dispesifikasikan meniadi kriteria 2%
Standar : artinya angka 2% ini memisahkan antara mutu baik dan mutu yang tidak
 Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang baik.
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab 4. Standar yang digunakan
untuk mempertahankan tingkat performance atau kondisi tersebut. Standar yang digunakan merupakan "hasil optimal yang dapat di capai"
 Suatu norma atau persetuiuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat a. Untuk sebagian besar indikator, standar yang dapat dicapai merupakan
baik. standar yang oleh sebagian besar rumah sakit persyaratannya dapat
 Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas berat nilai atau mutu. dipenuhi. Ini berati bahwa hanya sedikit yang tidak mencapai standar.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus b. Standar yang dapat dicapai dapat dimodifikasikan dari waktu ke waktu.
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut :
1. Aspek yang digalih untuk ditingkatkan
 keprofesian
 efisiensi
 keamanan pasien
 kepuasan pasien
 sarana dan lingkungan fisik
BAB V 3. Kegiatan
PELAKSANAAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN Tingkat pusat :
RUMAH SAKIT 3.1. Standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medik. Tingkat
pusat perlu menetapkan standar medik yang harus dilaksanakan
di rumah sakit. Selain itu tingkat pusat secara berkala perlu
Dalam rangka pelaksanaan upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah mengevaluasi standar tersebut dan melakukan revisi bila diperlukan.
sakit maka perlu dibedakan antara peningkatan mutu dengan kegiatan review 3.2. Indikator dan kriteria Indikator dan kriteria perlu ditetapkan secara
lainnya, misalnya : penelitian, "risk management" dan "performance appraisal". nasional, sehingga dapat sebagai acuan yang baku bagi rumah sakit.
Walaupun ada perbedaan dalam fokus dan tujuan utamanya tetapi ada Selain itu secara berkala indikator dan kriteria tersebut perlu dievaluasi
beberapa nnetodologi dan kegiatan yang tumpang tindih. dan dilakukan revisi apabila diperlukan.
Dalam rangka upaya peningkatan mutu maka perlu ditetapkan langkah- 3.3. lnstrumen penilaian upaya peningkatan mutu.
langkah kegiatan sebagai berikut : Perlu disusun instrumen penilaian upaya peningkatan mutu pelayanan
B. Pembentukan wadah rumah sakit sehingga dapat dikumpulkan informasi-informasi tentang
1. Struktural : langkah-langkah kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan yang
Perlu dibentuk satu wadah yang bertanggung jawab dalam upaya . telah dilaksanakan rumah sakit.
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Wadah ini selain ada di tingkat 3.4. Buku Pedoman.
pusat juga ada di daerah. Buku pedoman upaya peningkatan mutu pelayanan diperlukan
2. Fungsional: sebagai acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan upaya
Perlu dibentuk Panitia (Komite) upaya peningkatan mutu pelayanan yang peningkatan mutu pelayanannya. Secara berkala buku tersebut perlu
merupakan wadah fungsional. Komite ini ada ditingkat pusat, daerah dan dievaluasi agar tetap sesuai dengan situasi dan kondisi.
rumah sakit. 3.5. Pelatihan bagi tenaga pelatih (training of trainer).
Untuk tingkat pusat dan daerah anggota komite terdiri dari unsur-unsur : Walaupun telah ada buku pedoman, pelatihan petugas di rumah sakit
 Departemen Kesehatan/Kanwil . tetap perlu dilaksanakan agar dalam melaksanakan upaya
 PERSI . peningkatan mutu tidak mengalami kesulitan. Petugas yang akan
 lkatan profesi terkait dilatih adalah Direktur rumah sakit dan Ketua Tim Medik (Komite
Tugas Komite ini antara lain merumuskan pedoman, standar mekanisme Medik).Dengan dilatihnya Direktur dan Ketua Tim Medik (Komite
monitoring dan evaluasi serta memberikan saran-saran tentang upaya Medik) diharapkan dapat menyebarkan pengetahuan dan pengalaman
peningkatan mutu pelayanan. Untuk tingkat rumah sakit komite merupakan selama mengikuti pelatihan kepada karyawan lainnya di rumah sakit.
wadah fungsional yang menangani masalah-masalah peningkatan mutu 3.6. Uji coba pelaksanaan.
pelayanan, di mana dalam wadah tersebut duduk unsur pimpinan rumah Pada tahap pertama akan dilakukan uji coba pelaksanaan upaya
sakit. peningkatan mutu pelayanan pada rumah sakit terpilih.
3.7. Pertemuan terjadwal.  memilih metode pendekatan yang akan dipakai menentukan
Mengadakan pertemuan terjadwal untuk membahas Peningkatan sumber data
Mutu Pelayanan antara rumah sakit pusat dan daerah agar dapat  identifikasi indikator penampilan, misalnya : angka infeksi
diketahui manfaat, permasalahan dan kendalanya. nosokomial, komplikasi bedah, keluhan pasien, dll.
3.2.5. Menyusun rencana kegiatan (Plan of action).
3.2. Di rumah sakit. 3.2.6. Melakukan presentasi hasil pelaksanaan upaya peningkatan mutu
3.2.1. Menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah upaya pelayanan secara teratur.
peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Untuk dapat
melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit
maka langkah awal yang diperlukan adalah adanya kebijaksanaan
dan langkah-langkah upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit dari Direktur rumah sakit.
3.2.2. Membentuk komite peningkatan mutu pelayanan dirumah sakit
dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit, lengkap beserta
uraian tugas yang jelas. Komite ini bisa dijadikan satu dengan
Komite Medik.
3.2.3. Pimpinan rumah sakit bersama komite peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit melakukan kegiatan persiapan (pre conditioning) yang
bisa berupa : pertemuan-pertemuan/rapat-rapat, lokakarya,
pelatihan, dll kepada staf maupun seluruh karyawan rumah sakit,
sehingga ada kesamaan pengertian tentang mutu, penghayatan
konsep dasar dan prinsip dan adanya kesepakatan tentang langkah-
langkah kegiatan yang akan dilakukan.
3.2.4. Pimpinan rumah sakit bersama komite peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit membahas dan merencanakan serta melaksanakan
segala langkah-langkah yang menyangkut persiapan upaya
peningkatan mutu pelayanan sebagai berikut :
 identifikasi masalah
 inventarisasi kegiatan yang telah dilaksanakan
 memilih aspek yang akan ditingkatkan

You might also like