You are on page 1of 2

Buletin Dakwah Mingguan Larangan murka terhadap musibah

Haram hukumnya bagi seorang muslim untuk murka terhadap


15 Dhul-Hijjah 1437H / 16 September 2016 musibah yang menimpanya, baik kemurkaan itu diwujudkan pada hati,
lisan, atau anggota badan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Diantara
PT. KMK Global Sports
manusia ada yang menyembah Allah menurut seleranya. Apabila ia
Keputrian DKM Nurul Huda
mendapatkan kebaikan, hatinya merasa tenang. Akan tetapi, apabila ia
mendapat cobaan yang tidak dia senangi, ia memalingkan wajahnya.
Rugilah dunia dan akhiratnya” (QS. Al Hajj : 11).
BERSABAR DALAM MUSIBAH

Dalam waktu yang bersamaan, Garut dan Sumedang dilanda banjir dahsyat,
Setiap orang yang beriman pasti
yang menewaskan puluhan korban. Merusak berbagai fasilitas, kalimat duka
dan tangisan berada dimana-mana. Banyak saudara kita yang kehilangan akan ditimpakan musibah di
tempat tinggal, harta bahkan kelurga tercintanya. Ya.. saudara kita sedang dalam hidupnya sebagai ujian
dilanda musibah.
dari Allah. Mereka yang berhasil
Definisi sabar dan musibah atas ujian itu adalah mereka
Sabar memiliki kedudukan yang agung di dalam Islam. Imam yang mampu bersabar
Ahmad rahimahullah pernahberkata, “Penyebutan kata sabar di dalam Al
Qur’an ada di lebih dari 90 tempat. Sabar adalah bagiandari iman,
sebagaimana kedudukan kepala bagi tubuh. Hal tersebut dikarenakan
orang yang tidak memiliki kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak
Hikmah sabar dalam musibah
memiliki kesabaran untuk menjauhi maksiat, dan tidak memiliki kesabaran
tatkala tertimpa takdir Allah yang tidak menyenangkan, maka dia
1. Bisa mendatangkan hidayah Allah
kehilangan banyak sekali bagian keimanan” (At Tamhid li Syarh Kitabit
Tauhid) Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah ada sebuah musibah yang
menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman
Hukum sabar dalam musibah kepada Allah (bersabar) niscaya Allah akan memberikan hidayah kepada
Hukum bersabar ketika ditimpa musibah adalah wajib. “Bersabar hatinya. Allah-lah yang Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. At
menghadapi musibah hukumnya wajib, dan dia adalah salah satu Taghaabun : 11)
kewajiban yang harus ditunaikan. Hal tersebut dikarenakan di dalam “Ayat ini berbicara tentang seorang lelaki yang tertimpa musibah
sabar terdapat sikap meninggalkan marah dan sikap tidak terima terhadap
ketetapan dan takdir Allah” (At Tamhid li Syarh Kitabit Tauhid) Selain dan dia menyadari bahwa musibah itu berasal dari sisi Allah maka dia pun
sebuah kewajiban, bersabar juga merupakan bagian dari kesempurnaan merasa ridho dan bersikap pasrah kepada-Nya”
iman, sebagaimana Ali bin Abi Thalib radhiyallahu‘anhu mengatakan,
“Sabar dan iman bagaikan kepala pada tubuh manusia.Oleh karenanya, 2. Mendapat pahala yang tidak terbatas
tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya balasan bagi orang-
kesabaran”(Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis) orang yang sabar adalah pahala yang tidak terbatas” (QS. Az Zumar : 10)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang akan
diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat
(kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah,
maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba
3. Allah akan membersamai orang-orang yang sabar senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mintalah pertolongan (kepada Allah) dalam keadaan bersih dari dosa” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang lainnya, shahih)
sabar” (QS. Al Baqoroh : 153)
6. Berdoa dan berharap ganti yang lebih baik
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja dari
Kiat meningkatkan kesabaran dalam musibah hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Innaa lillaahi
1. Menyadari hikmah yang tersimpan di balik musibah yang menimpa di dunia wa innaa ilaihi rooji’uun. Allaahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan segala
menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah segerakan hukuman sesuatu akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah aku ganjaran terhadap
atas dosanya di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada musibah yang menimpaku dan berilah ganti untukku dengan yang lebih
hamba-Nya maka Allah tahan hukuman atas dosanya itu sampai baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan
dibayarkan di saat hari kiamat” (HRTirmidzi, shahih) menggantinya dengan yang lebih baik” (HR. Muslim)

3. Menyadari bahwa ujian adalah keniscayaan 7. Mengingat bahwa musibah yang menimpa kita adalah akibat perbuatan
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh Kami akan menguji kita sendiri
kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan serta kekurangan harta benda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apa saja musibah yang
jiwa, dan buah-buahan. Maka berikanlah kabar gembira bagi orang-orang menimpa kamu, itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (QS. Asy
yang sabar” (QS. Al Baqoroh : 155) Syura : 30)

4. Mengingat bahwa musibah yang kita hadapi belumlah seberapa Tetaplah memuji Allah ketika ditimpa musibah
Musibah yang kita dapati tidaklah seberapa jika dibandingkan Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan bahwa Nabi shallallahu
dengan musibah yang didapati olehRasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘alaihi wa sallam apabila mendapati sesuatu yang beliau sukai, maka
sallam dan para nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, beliau akan memuji Allah dengan mengucapkan, “Alhamdulillahilladzi bi
“Jika salah seorang diantara kalian tertimpa musibah, maka ingatlah ni’matihi tatimmush sholihat (segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya
musibah yang menimpaku, sungguh ia(musibahku) merupakan musibah sempurnalah segala kebaikan)”, dan apabila beliau mendapati sesuatu
yang paling besar” (HR. Ibnu Sa’ad dan Ad Darimi, shahih) yang tidak disukai, beliau tetap memuji Allah dengan berkata,
“Alhamdulillah ‘ala kulli hal (segala puji bagi Allah atas setiap keadaan)”
5. Menyadari bahwa semakin kuat iman, maka cobaan akan semakin kuat (HR. Ibnu Majah, hasan)
pula

Penulis : Muhammad Rezki Hr, S.T., M.Eng (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta

You might also like