Professional Documents
Culture Documents
EVALUASI
A. Komunikasi SBAR
Hasil kuesioner
69
31
12.5
SEBELUM SESUDAH
Keterangan:
Dari diagram diatas didapatkan bahwa lebih dari separuh perawat (69%)
31
2. Sikap tentang komunikasi SBAR
100
75
25
0
SEBELUM SESUDAH
Keterangan:
Observasi
100
0
OBSERVASI 1 OBSERVASI 2
Keterangan:
32
2) Dari diagram diatas didapatkan data bahwa pada saat observasi kedua
saat overan
2. Situation
SITUATION
DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN2
75
50
50
25
OBSERVASI 1 OBSERVASI 2
Keterangan:
1) Dari diagram observasi 1 didapatkan bahwa pada saat overan
telah disebutkan separuh (50 %) dari teknik SBAR pada item
Situation
2) Dari diagram observasi 2 didapatkan bahwa pada saat overan
telah disebutkan lebih dari separuh (75 %) dari teknik SBAR pada
item Situation
33
3. Background
BACKGROUND
DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN
75
50
50
25
OBSERVASI 1 OBSERVASI 2
Keterangan:
3. Assesment
34
ASSESMENT
75
50
50
25
OBSERVASI 1 OBSERVASI 2
Keterangan:
4. Recomendation
35
RECOMENDATION
DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN
50
50
50
33.3
OBSERVASI 1 OBSERVASI 2
Keterangan:
36
6 LANGKAH CUCI TANGAN
DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN
100
88
88
81
56
50
50
44
19
12
12
0
tangan
37
C. 5 Moment cuci tangan
88
75
69
62
50
50
38
31
25
12
SEBELUM SEBELUM SETELAH SETELAH SETELAH
KONTAK MELAKUKAN KONTAK KONTAK KONTAK
DENGAN PASIEN PROSEDUR DENGAN DARAH DENGAN PASIEN DENGAN
INVASIF DAN CAIRAN LINGKUNGAN
TUBUH PASIEN PASIEN
pasien
sudah melakukan cuci tangan setelah kontak dengan darah dan cairan
tubuh pasien
38
Kesimpulan : dari observasi 5 moment cuci tangan didapatkan bahwa lebih dari
separuh ( 62%) perawat tidak melakukan cuci tangan pada moment sebelum
BAB V
REKOMENDASI
Hasil dari Lokakarya Mini I yang diadakan pada tanggal 28 Februari 2017,
disepakati bahwa perlunya dilakukan pengoptimalan metode penugasan tim,
overan/timbang terima, pre-post conference serta pelaksanaan ronde keperawatan
di ruang Wing A Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang 2017. Pada tanggal 2
Maret 2017 telah dilakukan disiminasi ilmu tentang metode penugasan tim,
overan/timbang terima, pre-post conference serta pelaksanaan ronde
keperawatan.. Penampilan Role Play tentang metode penugasan tim, pre-post
conference, overan/timbang terima serta pelaksanaan ronde keperawatan tanggal
4-5 Maret 2017 dan tanggal 6-7 Maret 2016 dilakukan evaluasi dengan
menyebarkan kuesioner dan melakukan observasi kepada perawat di ruang Wing
A Rumh Sakit Umum Aisyiyah Padang.
39
sedangkan setelah dilakukan implementasi (post test) didapatkan
73.4% responden mengetahui tentang metode penugasan tim.
2. Observasi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hasil pre test
menunjukkan bahwa 50% perawat ruangan belum terlalu paham tentang
metode penugasan tim. Sedangkan dari hasil post test didapakan bahwa
65% perawat ruangan masih belum terlalu paham tentang metode
penugasan tim pada hari pertama dan kedua. Sedangkan pada hari ketiga,
lebih dari separuh perawat ruangan (73.4%) mulai memahami dan
menerapkan metode penugasan tim.
Berdasarkan kondisi di atas, yang menjadi masalah utama perawat
di ruangan tidak melakukan kegiatan post conference adalah :
a. Kurangnya pengetahuan perawat tentang metode penugasan
tim.
b. Situasi dan kondisi yang kurang mendukung pelaksanaan
metode penugasan tim, seperti jumlah pasien yang sedikit dan
tidak menentu.
Menindaklanjuti keadaan ini, solusi yang ditawarkan kelompok
antara lain :
a. Melaksanakan desiminasi tentang metode penugasan tim
b. Melakukan simulasi dan roleplay tentang metode penugasan tim
Secara keseluruhan, kepala ruangan dan tenaga keperawatan
diharapkan dapat mempertahankan penerapan metode penugasan tim di
ruangan serta menjaga sarana dan prasarana yang telah disediakan demi
mengoptimalkan penerapan metode penugasan tim.
40
a. Sebelum dilakukan implementasi (pre test) didapatkan sebanyak
36% responden melaksanakan pre-post conference sedangkan
setelah dilakukan implementasi (post test) didapatkan 85.4%
responden melaksanakan pre-post conference.
41
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner mengenai tingkat
pengetahuan perawat tentang overan/timbang terima yang
diberikan kepada perawat di ruangan Wing A Rumah Sakit Umum
Aisyiyah Padang didapatkan data bahwa 85 % perawat mengetahui
tentang overan/timbang terima.
2. Observasi
42
observasi ketiga 92% responden melakukan edukasi keluarga
saat overan
Berdasarkan kondisi di atas, yang menjadi pokok utama
perawat di ruangan tidak melakukan overan menggunakan teknik
SBAR dikarenakan ketersediaan waktu bagi perawat yang dirasakan
masih kurang sehingga sering tergesa-gesa serta belum adanya
sosialisasi menggunakan teknik SBAR saat overan di depan bed
pasien oleh pihak manajemen Rumah Sakit dan ini menjadi faktor
penghambat perawat untuk melakukan Overan.
Menindaklanjuti keadaan ini, solusi yang dapat ditawarkan kelompok
antara lain :
Kepala ruangan menjalankan fungsi manajemen (actuating)
dengan memberikan pengarahan serta motivasi kepada ketua tim dan
perawat pelaksana sehingga dapat meningkatkan motivasi perawat
untuk melakukan kegiatan operan menggunakan teknik SBAR
walaupun belum adanya sosialisasi oleh pihak Manajemen Rumah
Sakit, karena ini menjadi penting dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan.
43
Berdasarkan kondisi di atas, yang menjadi masalah utama
perawat di ruangan tidak melakukan kegiatan ronde keperawatan
adalah :
a. Kurangnya pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan.
b. Situasi dan kondisi yang kurang mendukung pelaksanaan
ronde keperawatan, seperti jumlah pasien yang sedikit dan
tidak menentu.
Menindaklanjuti keadaan ini, solusi yang ditawarkan kelompok
antara lain :
a. Melaksanakan desiminasi tentang ronde keperawatan
b. Melakukan simulasi dan roleplay tentang ronde keperawatan
c. Memberikan bahan dan contoh tentang ronde keperawatan
Secara keseluruhan, kepala ruangan dan tenaga keperawatan
diharapkan dapat mempertahankan penerapan ronde keperawatan
di ruangan serta menjaga sarana dan prasarana yang telah
disediakan demi mengoptimalkan penerapan ronde keperawatan.
44
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan 20-22 Februari
2017, kelompok menemukan masalah pelayanan asuhan keperawatan di
ruang rawat Wing A Rumah Sakit Aisyiyah Padang, antara lain :
a. Masalah yang dirumuskan berdasarkan kesepakatan dari hasil Lokakarya
Mini I adalah belum optimalnya penerapan metode penugasan tim,
pelaksanaan pre-post conference, overan menggunakan teknik SBAR dan
ronde keperawatan di ruang Wing A RSU Aisyiyah Padang. Perencanaan
yang disusun untuk mengatasi masalah yang terjadi yaitu diseminasi
ilmu serta roleplay, di ruang Wing A RSU Aisyiyah Padang.
b. Implementasi berupa pelaksanaan Desiminasi ilmu dan Role play telah
dilaksanakan pada tanggal 2 hingga 4 Maret 2017. Evaluasi dilaksanakan
pada tanggal 6-7 Maret 2017, didapatkan bahwa terjadi peningkatan
45
persentasi responden dalam pelaksanan metode penugasan tim, pre-post
conference, ronde keperawatan dan overan.
c. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari implementasi dengan
menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi di ruang
Wing A RSU Aisyiyah Padang. Hasil implementasi menunjukkan
persentase pengetahuan pre-post conference mengalami peningkatan
dengan hasil sebelumnya 36% dan hasil sekarang 85,4%.
d. Di dapatkan bahwa Kegiatan yang telah dilaksanakan seperti
Diseminisasi Ilmu bertemakan Peningkatan Kualitas Asuhan
Keperawatan Di RSU Aisyiyah Padang Melalui Metode Penugasan Tim
dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran perawat untuk
memaksimalkan pemberian pelayanan keperawatan.
B. Saran
1. Diharapkan perawat dapat melaksanakan pre-post conference, Overan
berbasis SBAR, ronde keperawatan dan mengoptimalkan penerapan
metode penugasan tim di ruang Wing A RSU Aisyiyah Padang
2. Diharapkan kepala ruangan meningkatkan fungsi pengorganisasian dan
fungsi pengarahan dalam penerapan pelaksanaan pre-post
conference dan ronde keperawatan di ruang Wing A RSU Aisyiyah
Padang
46
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
47
Manurung, S. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta : Trans Info Media.
sakit.Jakarta : EGC.
48