Professional Documents
Culture Documents
Ekstraksi Agar
Ekstraksi Agar
Oleh :
Nama : Rizqi Nahriyati
NIM : B1A015088
Kelompok :2
Rombongan :I
Asisten : Wira Dhyaksa Pradana
A. Latar Belakang
Secara global, rumput laut semakin banyak digunakan sebagai makanan, pakan,
dan pupuk di pertanian yang mewakili sumber pendapatan yang berharga dan mata
pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir. Alga sering digunakan di
berbagai sektor bidang industri, seperti farmasi, nutraceuticals, dan kosmetik.
Produksi tanaman air, sebagian besar rumput laut. Beberapa senyawa dari rumput
laut diantaranya adalah hidrokoloid, seperti alginat, agars, dan carrageenan, dianggap
sebagai bahan alami utama yang memiliki spektrum penggunaan besar. Gelidiales
dan Gracilariales adalah salah satu rumput laut merah yang paling banyak digunakan
dalam industri agar. Sekitar 100 spesies ganggang merah, termasuk Gracilaria spp.
dibudidayakan di seluruh dunia untuk industri agar. Bahkan, Gracilaria terkenal
karena kualitas tinggi dari kedua agar dan agarose yang terutama digunakan untuk
aplikasi makanan, farmasi, dan bioteknologi (Said et al., 2018).
Gracilaria merupakan salah satu jenis rumput laut yang sangat potensial untuk
dikembangkan, permintaan agar-agar di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya.
Oleh karena itu, pengembangan usaha budidaya Gracilaria akan berpotensi
menghasilkan keuntungan yang besar. Permintaan pasar tersebut tiap tahunnya
mencapai 21,8% namun pemenuhannya belum mencukupi permintaan tersebut, yaitu
hanya berkisar 13,1%. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya tingkat produksi
Gracilaria di Indonesia (Desy et al., 2016).
Rumput laut jenis Gracilaria sp. oleh nelayan disebut juga agar-agar. Agar-agar
ini bernilai ekonomis penting, karena penggunaannya sangat luas dalam berbagai
bidang industri. Rumput laut tumbuh hidup dengan cara menyerap zat makanan dari
perairan dan melakukan fotosintesis, intensitas cahaya matahari merupakan pembatas
dalam proses fotosintesis. Kandungan kimia rumput laut dipengaruhi oleh umur,
musim dan habitat. Agar-agar adalah senyawa kompleks polisakarida yang bebas
nitrogen dan merupakan hasil ekstraksi, baik dalam bentuk kering maupun gel. Agar-
agar tidak larut dalam air dingin dan larut dalam air panas, pada temperatur 32-39˚C
berbentuk beku dan tidak mencair pada suhu 85˚C (Deguchi, 2006).
Agar-agar mempunyai sifat-sifat seperti gelatin dan merupakan hasil ekstraksi
dari rumput laut jenis tertentu. Molekul agar-agar terdiri dari rantai linear galaktan.
Galaktan sendiri merupakan polimer dari galaktosa. Agar-agar yang dijual di pasaran
terdapat dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk batang, bubuk, dan kertas. Namun, yang
paling umum dijumpai adalah yang berbentuk bubuk. Sifat yang paling menonjol
dari agar-agar adalah larut di dalam air panas, yang apabila didinginkan sampai suhu
tertentu akan membentuk gel. Di rumah tangga, umumnya digunakan untuk
pembuatan puding, bahan campuran berbagai macam kue, atau dimasak bersama-
sama beras untuk menghasilkan nasi yang lebih pulen dan lengket (Afrianto &
Liviawati, 1989).
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui hasil rendemen dan proses
ekstraksi agar dari ruput laut Gracilaria gigas.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki, timbangan analitik,
beaker glass, blender, kompor, gelas ukur, panci, dan spatula pengaduk.
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Gracilaria gigas, kain
saring, sod as-dense 10%, air, air kapur 10%, dan H2O2.
B. Metode
A. Hasil
Perhitungan Rendemen:
: 1,81 – 0,9
: 0,91
Produk akhir (g)
Rendemen Agar (%) = x 100%
Berat baku (g)
0,91
= x 100%
50
= 1,82 %
A. Kesimpulan
Akio, O., 1971. Seaweeds and their uses in Japan. Tokyo: Tokai University Press
Chapman, V.J., & Chapman, C.J.,1980. Seaweed and Their Uses, 3rd ed. London:
Chapman and Hall Ltd.
Darmawan, M., Tazwir & H. E. Irianto., 2004. Fortifikasi Kue Keik menggunakan
Bubuk Gracilaria sp dan Sargassum filipendula Sebagai Sumber Asam
Lemak Omega-3 dan Iodium. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10(3),
pp. 85-93.
Deguchi., 2006. Implantation Of a New Porous Gelatin–Siloxane Hybrid into a Brain
Lesion as a Potential Scaffold For Tissue Regeneration. Journal of Cerebral
Blood Flow and Metabolism, 26(1), pp. 1263–1273.
Desy, A. S., Izzati, M., & Prihastanti, E. 2016. Pengaruh Jarak Tanam pada Metode
Longline Terhadap Pertumbuhan dan Rendemen Agar Gracilaria verrucosa
(Hudson) Papenfuss. Jurnal Biologi. 5(2), pp. 11-22.
Distantina, S., Fadilah, Dyartanti, E. R., & Artati, E. K. 2007. Pengaruh Rasio Berat
Rumput Laut-Pelarut Terhadap Ekstraksi Agar-Agar. EKUILIBRIUM. 6(2),
pp. 53-58.