You are on page 1of 6

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi

Listrik di Kabupaten Konawe Kepulauan


Tahun 2017-2036dengan Menggunakan
Perangkat Lunak Leap
Abdul Djohar #1, Mustarum Musaruddin #2
#
Jurusan Teknik Elektro Universitas Halu Oleo
1joharunhalu@yahoo.com, 2 mustarum@gmail.com

Abstrak — Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan energi listrik tersedia dalam jumlah yang cukup
mengenai kebutuhan dan penyediaan energi listrik di dengan mutu dan tingkat keandalan yang baik. Akan
Konawe Kepulauan tahun 2017-2036 dengan tetapi, seiring pertambahan jumlah penduduk,
menggunakan perangkat lunak LEAP, dapat pertumbuhan perekonomian, perkembangan dunia
disimpulkan bahwa: (1) Intensitas energi untuk
industri, kemajuan teknologi dan meningkatnya
Kabupaten Konawe Kepulauan akan mencapai 22,824
GWh/Pelanggan pada tahun 2038. Hal ini menunjukkan
standar kenyamanan hidup di masyarakat, permintaan
pertumbuhan tingkat aktivitas energi sekitar 3,4% tiap terhadap energi listrik pun semakin hari semakin
tahunnya. Total pertumbuhan tingkat aktivitas energi meningkat.
listrik dari tahun 2018 ke 2038 meningkat 26,47%. II. TINJAUAN PUSTAKA
Meningkatnya tingkat aktivitas energi ini akan
mempengaruhi peningkatan konsumsi energi; (2) Pada
Perencanaan
Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Jangka panjang Perencanaan merupakan kumpulan dari
terdiri dari tahun 2017-2036. Jumlah konsumsi energi pengambilan keputusan yang dibuat untuk membantu
pada jangka menengah yaitu 277.160 GWh, dengan
porsi konsumsi listrik terbanyak pada sektor rumah memilih alternatif yang paling baik dan paling efisien.
tangga yaitu sebesar 95,36 persen, sektor industri Perencanaan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik
sebesar 1,65 persen, sektor publik sebesar 1,57 persen, diawali dengan proyeksi kebutuhan (demand) atau
serta sektor komersial sebesar 1,42 persen; (3) Pada ramalan beban tenaga listrik untuk 15 (lima belas)
Proyeksi Pelanggan Listrik Jangka panjang terdiri dari tahun ke depan di setiap sektor pemakai tenaga listrik,
tahun 2016-2036. Jumlah Pelanggan pada jangka
menengah yaitu 67.650 Pelanggan, dengan porsi yaitu sektor industri, komersial (bisnis), rumah tangga,
konsumsi listrik terbanyak pada sektor rumah tangga sosial dan umum (publik) serta pemerintahan.
yaitu sebesar 95,33 persen, sektor industri sebesar 1,28 Rencana pemenuhan kebutuhan tenaga listrik ini
persen, sektor publik sebesar 2,06 persen, serta sektor dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi daerah
komersial sebesar 1,32 persen; serta (4) Potensi energi setempat, program elektrifikasi dan
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik Kabupaten Konawe Kepulauan mempertimbangkan kemungkinan pemanfaatan
diantaranya yaitu potensi energi air, potensi energi captive power ke dalam sistem secara keseluruhan
tenaga surya. atau dari kelebihan supply tenaga listrik yang tersedia.
Ada berbagai model pendekatan untuk menyusun
Kata kunci — Listrik, Intesitas Energi, LEAP, Energi proyeksi kebutuhan tenaga listrik yang tersedia antara
Terbarukan
lain pendekatan ekonometrik, pendekatan proses,
I. PENDAHULUAN pendekatan time series, pendekatan end use,
pendekatan trend maupun gabungan dari berbagai
Dewasa ini ketergantungan terhadap ketersediaan model pendekatan perencanaan (Pedoman Penyusunan
energi listrik semakin hari semakin meningkat baik Rencana Umum Ketenagalistrikan. Keputusan
secara nasional maupun daerah Kabupaten Konawe Menteri. 2003).
Kepulauan. Keberlangsungan berbagai macam bentuk
aktivitas di masyarakat dan sektor industri nasional, Analisa Kebutuhan Energi Kelistrikan
sangat tergantung kepada tersedianya energi listrik. Kebutuhan tenaga listrik sudah menjadi bagian
Oleh karena itu sektor ketenagalistrikan mempunyai
dari hajat hidup orang banyak, oleh karena itu
peranan yang sangat strategis dan menentukan, dalam
upaya menyejahterakan masyarakat dan mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan harus
berjalannya roda perekonomian di Kabupaten Konawe menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan,
Kepulauan karena peran strategisnya, seyogianya berkelanjutan, optimalisasi ekonomi dalam

293
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro (FORTEI 2017) ISBN 978-602-6204-24-0
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 18 Oktober 2017

pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada energi (penggunaan energi per unit layanan energi).
kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, Selain itu, total nasional atau permintaan energi
keamanan dan keselamatan, kelestarian fungsi sektoral dipengaruhi oleh rincian kegiatan yang
lingkungan, dan otonomi daerah. berbeda yang membentuk komposisi, atau struktur
Dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun permintaan energi.
2009 tentang Ketenagalistrikan telah ditetapkan Komsumsi energi= ∑_(i=1)^(i=n)▒〖Q_i.I_i 〗
bahwa dalam usaha penyediaan tenaga listrik, kepada Dengan :
badan usaha milik negara diberi prioritas pertama Q_i = jumlah dari layanan energi i
untuk melakukan usaha penyediaan tenaga listrik I_i = intensitas penggunaan energi untuk
untuk kepentingan umum. Sedangkan untuk layanan energi i
wilayah yang belum mendapatkan pelayanan tenaga Jumlah aktivitas energi Qi tergantung pada
listrik, Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai beberapa faktor, termasuk didalamnya jumlah
kewenangannya memberi kesempatan kepada badan populasi, proporsi penggunaan akhir energi, pola
usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi komsumsi energi, dan pada keadaan tertentu dimana
sebagai penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik diperlukan pembagian pada klasifikasi pengguna atau
terintegrasi. Dalam hal tidak ada badan usaha milik pelanggan. Pada pekerjaan ini digunakan pendekatan
daerah, badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat trend dan end-use.
menyediakan tenaga listrik di wilayah tersebut,
Pemerintah wajib menugasi badan usaha milik Elastisitas Energi
negara untuk menyediakan tenaga listrik. Elastisitas energi merupakan hasil perbandingan
pertumbuhan komsumsi energi terhadap pertumbuhan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan produk atau keluaran (∆ komsumsi energi terhadap ∆
Energi Listrik produk atau keluaran). Elastisitas energi yakni
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi perbandingan pertumbuhan komsumsi listrik dengan
tingkat kebutuhan energi listrik ada 3 (tiga) macam, pertumbuhan ekonomi. Semakin rendah angkan
yaitu faktor ekonomi, faktor pertumbuhan penduduk, elatisitas, semakin efesien pemanfaatan energinya.
faktor pembangunan daerah, dan faktor lainnya. Elastisitas energi merupakan perbandingan antara
pertumbuhan komsumsi intensitas energi terhadap
Kebutuhan Beban dan Peramalan Beban Listrik GDP (Gross National Product). Secara matematik
Kebutuhan beban dari suatu daerah tergantung dapat ditulis dengan persamaan :
dari kondisi daerah, penduduk dan standar Elastisitas Energi= (pertumbuhan komsumsi
kehidupannya, rencana pengembangannya sekarang energi)/(pertumbuhan PDB (PDRB))
dan masa akan datang, harga daya dan sebagainya. Dengan pertumbuhan ekonomi yang paling
Peramalan beban listrik dibutuhkan dalam tinggi 5% per tahun dan pertumbuhan komsumsi
perencanaan kebutuhan dan penyediaan energi listrik. listrik 6% per tahun, angka elastisitas energi Indonesia
Apabila peramalan kebutuhan tenaga listrik kurang lebih dari 1, sedangkan rata-rata di negara maju berada
tepat (lebih rendah dari permintaan) maka dapat di angka 0.5. pertumbuhan ekonominya dua kali lebih
menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak tinggi dari pertumbuhan komsumsi listrik.
mencukupi untuk melayani konsumen yang dapat
Simulasi LEAP
merugikan perekonomian negara.
Untuk melakukan simulasi menggunakan LEAP,
Metode Analisis dan Proyeksi Data perlu melihat kembali data yang kita miliki. Hal ini
Model Pendekatan End-Use dimungkinkan karena algoritma LEAP yang memiliki
Model pendekatan End-Use juga dikenal sebagai fleksibilitas yang tinggi yang memberikan keleluasaan
pendekatan engineering model. Pendekatan ini akan bagi pengguna dalam melakukan simulasi. LEAP
lebih detail walaupun secara perhitungan daapat diatur sesuai data yang dimiliki. Apabila data
menggunakan fungsi yang lebih sederhana. yang dimiliki sangat lengkap seperti data emisi buang,
Pertimbangan teknologi yang digunakan dalam proses teknologi pembangkitan, hingga peralatan elektronik
aliran energi juga menjadi variable perhitungan. dan penerangan dalam bangunan mampu diakomodasi
Pendekatan ini sangat cocok untuk keperluan proyeksi oleh LEAP. Demikian juga apabila data yang dimiliki
efisiensi energi karena dimungkinkan untuk secara sangat terbatas seperti simulasi pada penelitian ini
eksplisit mempertimbangkan perubahan teknologi dan dimana hanya memiliki data yang berkaitan dengaan
tingkat pelayanan. Permintaan energi dari masing- konsumsi energi listrik dan jumlah pelanggan pun
masing kegiatan merupakan produk dari dua factor, dapat digunakan.
yaitu tingkat aktivitas (layanan energi) dan intensitas

294
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro (FORTEI 2017) ISBN 978-602-6204-24-0
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 18 Oktober 2017

a. Metode Simulasi pelanggan yang ada pada asumsi kunci. Sehingga


Metode yang digunakan dalam simulasi ini bentuk dari masukkan untuk expression pada final
berdasar pada final energy demand analisis atau biasa Energy Intensity adalah Key\Intensitas
di kategorikan model end-use. Persamaan yang Energi\Intensitas Energi Sosial [KWh/pelanggan]
digunakan sebagai analisis dengan mengakomodasi *Key \ Pelanggan\Pelanggan Sosial[Pelanggan].
variabel intensitas energi dan jumlah pelanggan yang Begitu juga untuk Demand Rumah tangga, Bisnis,
berfungsi sebagai unit activity level. Industri, Pemerintah dan Lainnya. Hal ini menyatakan
b. Basic Parameter bahwa nilai demand dihitung dari hasil perkalian
Langkah pertama dalam simulasi adalah intensitas energi dan pelanggan.
mengatur dan menentukan parameter e. Skenario (Scenario)
Dasar simulasi. Di dalam parameter dasar, Setelah masukkan data current account selesai,
lingkup kerja ditentukan yaitu hanya pada analisis maka perlu menentukan scenario yang digunakan.
permintaan (demand). Kemudian menentukan tahun Skenario yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dasar simulasi. Dalam penelitian ini yang digunakan Business As Usual (BAU). BAU merupakan skenario
dalam tahun dasar adalah tahun 2015. dimana proyeksi didasarkan pada anggapan bahwa
c. Key Assumptions pertumbuhan konsumsi listrik akan berjalan
Key Assumptions merupakan bagian dari cabang sebagaimana biasanya seperti waktu sebelumnya.
(branch) yang berfungsi sebagai variabel penggerak. Untuk menggunakan scerario BAU dapat dilakukan
Asumsi yang digunakan sebagai kunci adalah dengan memilih Refference (REF) pada kotak
intensitas energi dan pelanggan untuk masing-masing scenario. Setelah itu muncul tampilan dimana harus
sector tariff, misalnya energi intensitas social, energi memasukkan data expression.
intensitas rumah tangga, energi intensitas bisnis,
energi intensitas industri, pemerintah, dan seterusnya. III. METODE PENELITIAN
Secara detail nama-nama tersebut ditunjukkan oleh
Gambar 4.1. Untuk unit satuan yang digunakan pada Metode penelitian yang dilakukan dengan cara
peninjauan langsung ke lokasi penelitian.
intensitas energi adalah KWh/pelanggan, sedangkan
untuk level aktivitas adalah pelanggan.
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) Area
Kendari, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Konawe Kepulauan, dan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Propinsi Sulawesi Tenggara.

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
menyelesaikan tugas akhir adalah sebagai berikut: 1.
Laptop Asus X450J 2. Software atau perangkat lunak
LEAP (Long-range Energy Alternative PlanSystems)
Gambar 1. Tampilan Key Assumption
Perangkat Lunak LEAP
Setelah pembuatan asumsi kunci, maka
selanjutnya adalah memberikan masukan dalam Perangkat lunak LEAP (Long-rangeEnergy Plan
kondisi current account yaitu kondisi tahun dasar Systems) adalah suatu perangkat lunak yang berguna
(base year). Karena tahun dasar yang digunakan untuk melakukan analisa dan evaluasi kebijakan dan
adalah tahun 2014 maka input awalnya yang perencanaan energi. Pada LEAP, pengolahan data
dimasukkan pada bagian expression seperti untuk masukan simulasi yaitu dengan menghitung
intensitas energi dan pertumbuhannya serta jumlah
ditunjukkan oleh gambar 4.1. Data yang dimasukkan
pelanggan dan pertumbuhannya. Setelah didapatkan
adalah data untuk masing-masing sektor pemakai.
pertumbuhan intensitas dan pelanggan pada
d. Demand Analisis masingmasing tahun, lalu dihitung rata-rata
Demand analisis adalah cabang yang pertumbuhannya. Rata-rata pertumbuhan (growth-
menentukan akan seperti apa karakteristik perhitungan rate) ini yang digunakan dalam simulasi LEAP.
nilai permintaan. Dalam penelitian ini permintaan Setelah memasukkan nilai dasar intensitas energi dan
dihitung berdasarkan 2 variabel yaitu intensitas energi jumlah pelanggan serta pertumbuhan masing-masing
dan pelanggan seperti ditunjukkan oleh persamaan pada kolomExpression di LEAP, digunakan rumus
(2.2). tingkat permintaan ditentukan dengan berikut untuk mendapatkan proyeksi dari permintaan
mengalikan nilai proyeksi intensitas energi dan energi pada kolom demand.

295
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro (FORTEI 2017) ISBN 978-602-6204-24-0
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 18 Oktober 2017

𝐾𝑒𝑦\𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖\𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ𝑇
𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎∗𝐾𝑒y\𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
Hasil Proyeksi Konsumsi EnergiListrik
\𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 Setelah melakukan
masukan pada demand, lalu dilakukan masukan Hasil proyeksi konsumsi energi listrik Kabupaten
skenario yang akan digunakan. Skenario yang Konawe Kepulauan tahun 2017-2036 pada tiap sektor
digunakan pada proses proyeksi LEAP ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
menggunakan skenario BAU (Business As Usual).
Setelah mengatur skenario, hasil dapat dilihat pada
result dan LEAP menampilkan proyeksi yang
diinginkan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Prosedur Penggunaan LEAP
Beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih
dahulu dalam memproyeksikan suatu data adalah
sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data - data yang
akan diolah pada perangkat lunak LEAP. 2. Mengolah
data-data yang telah ada untuk diproyeksikan ke
dalam perangkat lunak LEAP. 3. Memasukan data Gambar 3.Grafik Konsumsi Energi Listrik Jangka Panjang
jumlah pertumbuhan intensitas energi dan rata-rata (2017-2036)
pertumbuhan serta data jumlah pertumbuhan
pelanggan serta pertumbuhan ke dalam perangkat Tingkat konsumsi energi listrik sesuai
lunak LEAP. 4. Menentukan skenario tentang asumsi pemodelan dalam master plan ketenagalistrikan ini
kondisi masa depan yang akan diproyeksi. 5. dipengaruhi oleh tingkat intensitas energi dan
Menjalankan perangkat lunak LEAP. pelanggan. Pada Proyeksi Konsumsi Energi Listrik
Jangka panjang terdiri dari tahun 2017-2036. Jumlah
Intesitas Energi konsumsi energi pada jangka menengah yaitu 277.160
MWh, dengan porsi konsumsi listrik terbanyak pada
Intensitas Energi merupakan parameter untuk sektor rumah tangga yaitu sebesar 95,36 persen, sektor
menilai efisiensi energi di sebuah negara, yang industri sebesar 1,65 persen, sektor publik sebesar
merupakan jumlah konsumsi energi per Produksi 1,57 persen, serta sektor komersial sebesar 1,42
Domestik Bruto (PDRB). Semakin rendah angka persen. Selama perencanaan 20 tahun sektor rumah
intensitas energi, semakin efisien penggunaan energi tangga menjadi porsi yang paling terbanyak. Selain
disebuah daerah. Selain itu, intesitas energi itu, Konsumsi energi listrik terus meningkat pada
merupakan hasil bagi antara konsumsi energi dan setiap tahunnya. Untuk Lebih jelasnya dapat di lihat
pelanggan. Hasil proyeksi intensitas energi Kabupaten pada Tabel I.
Konawe Kepulauan ditunjukkan oleh Gambar 4.2.
TABEL 1
HASIL PROYEKSI KONSUMSI LISTRIK KABUPATEN
KONAWE SELATAN 2017-2036

Gambar 2.Hasil proyeksi intensitas energi Kabupaten Konawe


Kepulauan tahun 2017-2036

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa


intensitas energi untuk Kabupaten Konawe Kepulauan
akan mencapai 22,824 MWh/Pelanggan pada tahun
2036. Hal ini menunjukkan pertumbuhan tingkat
aktivitas energi sekitar 3,4% tiap tahunnya. Total
pertumbuhan tingkat aktivitas energi listrik dari tahun
2017 ke 2036 meningkat 26,47%. Meningkatnya
tingkat aktivitas energi ini akan mempengaruhi
peningkatan konsumsi energi.

296
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro (FORTEI 2017) ISBN 978-602-6204-24-0
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 18 Oktober 2017

Jumlah Pelanggan 7.950 kW, Sungai Lampeapi dengan debit 13,890


m/dtk dengan perkiraan kapasitas 10.420 kW, Sungai
Hasil proyeksi jumlah pelanggan Kabupaten
Labeau (30.000 KW), Sungai Tekonea (15.000 Kw),
Konawe Selatan tiap sektor pada tahun 2017- 2036
Sungai Roko-Roko (20.000 KW), Sungai Munse, dan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Sungai Ladianta.
Data mengenai potensi PLTMH di Kabupaten
Konawe Kepulauan ditunjukkn oleh Tabel III.

TABEL III
DATA MENGENAI POTENSI PLTS DI KABUPATEN
KONAWE KEPULAUAN

Gambar 4. Hasil Proyeksi Jumlah Pelanggan Kabupaten Konawe


Kepulauan 2016-2036

Pada Proyeksi Pelanggan Listrik Jangka panjang


terdiri dari tahun 2016-2036. Jumlah Pelanggan pada
jangka menengah yaitu 67.650 Pelanggan, dengan
porsi konsumsi listrik terbanyak pada sektor rumah
tangga yaitu sebesar 95,33 persen, sektor industri
sebesar 1,28 persen, sektor publik sebesar 2,06 persen,
serta sektor komersial sebesar 1,32 persen. Selama
perencanaan 20 tahun sektor rumah tangga menjadi b.Potensi Tenaga Surya
porsi yang paling terbanyak. Selain itu, Pelanggan Sumber energi terbarukan yang paling mudah
listrik terus meningkat pada setiap tahunnya untuk dimanfaatkan dalam bentuk energi listrik adalah
tenaga surya. Saat ini di Kabupaten Konawe
TABEL II Kepulauan telah melakukan pemasangan panel surya
HASIL PROYEKSI PELANGGAN KABUPATEN KONAWE
KEPULAUAN 2017-2036 dalam bentuk instalasi SHS (Solar House System).
Beberapa tempat yang sudah menjadi lokasi
pemasangan PLTS terpusat antara lain di Kecamatan
Tempel dan Kecamatan Prambanan. Panel surya yang
ada sebagian merupakan bantuan dari pemerintah
melalui Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral. Potensi PLTS di Kabupaten Konawe
Kepulauan dapat di lihat pada Tabel IV berikut.
TABEL IV
DATA MENGENAI POTENSI PLTS DI KABUPATEN
KONAWE KEPULAUAN

Potensi Energi Terbarukan


a. Potensi Mikrohidro
Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki V. KESIMPULAN DAN SARAN
beberapa potensi untuk dimanfaatkan sebagai Kesimpulan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
untuk sungai Lansilowo dengan debit 5.100 m/dtk mengenai kebutuhan dan penyediaan energi listrik di
dengan perkiraan kapasitas 2.104 kW, Sungai Masolo Konawe Kepulauan tahun 2017-2036 dengan
dengan debit 5,300 m/dtk dengan perkiraan kapasitas

297
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro (FORTEI 2017) ISBN 978-602-6204-24-0
Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, 18 Oktober 2017

menggunakan perangkat lunak LEAP, dapat Pekanbaru dengan Metode Gabungan. Jom FTEKNIK
Volume 2 No. 2 Oktober 2015. Universitas Riau.
disimpulkan bahwa :
[4]. M. Ridwan Gaffari, Nurhalim. 2017. Analisis Kebutuhan
1. Intensitas energi untuk Kabupaten Konawe dan Penyediaan Energi Listrik di Kota Pekanbaru Tahun
Kepulauan akan mencapai 22,824 2015-2024dengan Menggunakan Perangkat Lunak LEAP.
GWh/Pelanggan pada tahun 2038. Hal ini Jom FTEKNIK Volume 4 Jurusan Teknik Elektro
Universitas Riau
menunjukkan pertumbuhan tingkat aktivitas
[5]. Marsudi, Djiteng. 2011. Pembangkitan Energi Listrik
energi sekitar 3,4% tiap tahunnya. Total (Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga. Bobby
pertumbuhan tingkat aktivitas energi listrik dari [6]. Pradana, Hendra AP. 2009. Perkiraan Konsumsi Energi
tahun 2018 ke 2038 meningkat 26,47%. Listrik APJ Cilacap Tahun 2011-2016 dengan
Menggunakan Software LEAP. Universitas Diponegoro.
Meningkatnya tingkat aktivitas energi ini akan
[7]. Putra, Chandra P. 2014. Analisa Pertumbuhan Beban
mempengaruhi peningkatan konsumsi energi. Terhadap Ketersediaan Energi Listrik di Sistem Kelistrikan
2. Pada Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Jangka Sulawesi Selatan. Universitas Sam Ratulangi.
panjang terdiri dari tahun 2017-2036. Jumlah [8]. R. Kakka Dewayana P. 2008. Proyeksi Kebutuhan dan
Penyediaan Energi Listrik di Jawa Tengah Menggunakan
konsumsi energi pada jangka menengah yaitu
Perangkat Lunak LEAP. Universitas Diponegoro.
277.160 GWh, dengan porsi konsumsi listrik [9]. Rahmat Adiprasetya Al Hasibi, Sasongko Pramono Hadi,
terbanyak pada sektor rumah tangga yaitu Avrin Nur Widiastuti. 2013. Analisis Skenario Permintaan
sebesar 95,36 persen, sektor industri sebesar dan Penyediaan Energi Listrik pada Sistem Interkoneksi
Jawa-Madura-Bali 2050. Universitas Gadjah Mada.
1,65 persen, sektor publik sebesar 1,57 persen,
[10]. Suhono. 2010. Kajian Perencanaan Permintaan dan
serta sektor komersial sebesar 1,42 persen Penyediaan Energi Listrik di Wilayah Kabupaten Sleman
3. Pada Proyeksi Pelanggan Listrik Jangka Menggunakan Perangkat Lunak LEAP. Skripsi. Universitas
panjang terdiri dari tahun 2016-2036. Jumlah Gadjah Mada.
[11]. Waluyo, Budi. 2013. Perencanaan Penyediaan Energi di
Pelanggan pada jangka menengah yaitu 67.650
Wiayah Lampung Menggunakan Perangkat Lunak
Pelanggan, dengan porsi konsumsi listrik Longrange Energy Alternatives PlanningSystems (LEAP).
terbanyak pada sektor rumah tangga yaitu Universitas Lampung.
sebesar 95,33 persen, sektor industri sebesar [12]. Winarno, Oetomo Tri. 2015. Panduan Perencanaan Energi.
Pusat Kajian Kebijakan Energi Institut Teknologi Bandung.
1,28 persen, sektor publik sebesar 2,06 persen,
Bandung.
serta sektor komersial sebesar 1,32 persen [13]. Yuznan Badruzzman, Sarjiya, Avrin Nur Widiastuti. 2014.
4. Potensi energi yang dapat dimanfaatkan untuk Roadmap Energy inSpecial Region to Empower
memenuhi kebutuhan energi listrik Kabupaten RenewableEnergy Source. IEEE.
Konawe Kepulauan diantaranya yaitu potensi
energi air, potensi energi tenaga surya.
Saran
1. Berdasarkan hasil analisa permintaan energi
listrik dan penyediaan energi listrik Kabupaten
Konawe Kepulauan, penulis mengharapakan
agar pemerintah Kabupaten Konawe
Kepulauan dan PT. PLN dapat menyusun
beberapa kebijakan di bidang ketenagalistrikan,
mengacu pada hasil proyeksi permintaan energi
listrik.
2. Dengan adanya beberapa sumber energi
terbarukan yang ada di Kabupaten Konawe
Kepulauan, pemerintah diharapkan melakukan
kajian dan penelitian untuk membangun
beberapa pembangkit listrik berskala kecil
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang
belum terpenuhi di beberapa wilayah
Kabupaten Konawe Kepulauan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Agus Sofyan F. Rajagukguk. 2015. Kajian Perencanaan
Kebutuhan dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado.
E-journal Teknik Elektro dan Komputer, ISSN : 2301-
8402. Universitas Sam Ratulangi.
[2]. Atmaja, I Putu Surya. 2009. Analisis Kebutuhan Listrik
Berkaitan dengan Penyusunan Tarif Listrik Regional di
Daerah Provinsi Bali Guna Memenuhi Pasokan Energi
Listrik 10 Tahun Mendatang. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
[3]. Fadillah, Muhammad. 2015. Analisis Prakiraan Kebutuhan
Energi Listrik Tahun 2015-2024 Wilayah PLN Kota

298

You might also like