Professional Documents
Culture Documents
Bab Iv
Bab Iv
BAB IV
HASIL PENELITIAN
akan diuji adalah kuat tarik tulangan baja dan kuat tekan beton.
Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Hasil
uji kuat tarik tulangan baja dapat dilihat pada tabel 12.
Dari tabel 12. diperoleh fy rata-rata sebesar 346.13 MPa untuk baja Ø6, sedangan
600
500
Tegangan σ (N/mm²)
400
d10-1
300 d10-2
d10-3
200
100
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Regangan ε
500
450
400
350
Tegangan σ (N/mm²)
300
d6-1
250 d6-2
200 d6-3
150
100
50
0
0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Regangan ε
Sampel yang diuji berupa silinder beton dimensi 75 mm x 150 mm. pada
pengecoran balok, jumlah sampel silinder sebanyak 5 buah dengan setting mutu
beton 25 Mpa. Hasil kuat tekan beton rata-rata dapat dilihat pada tabel 13.
Dari tabel 13. dapat dilihat bahwa hasil pengujian mutu beton umur 28 hari
Pengujian lentur dilakukan terhadap benda uji balok dimensi b = 100 mm,
h = 150 mm, dengan panjang bentang 1000 mm dan antar tumpuan adalah 800
mm dengan jumlah sampel 3 buah benda uji. Dimana langkah pengujian adalah
dimulai dengan uji kuat lentur beton bertulang normal yang di tandai dengan
sampel BL-1, BL-2, dan BL-3 sampai terjadi retak pertama pada beton tersebut,
yang kemudian balok tersebut akan diperkuat dengan Glass Fiber Reinforced
Polymer (GFRP) dengan sampel BP-1, BP-2, dan BP-3. Setelah adanya
perkuatan, beton bertulang tersebut akan diuji kembali yang nantinya akan
Hasil pengujian kuat lentur balok normal dapat dilihat pada tabel 14.
Dari hasil hasil tabel14. didapat nilai beban sebesar 37.1 kN, lendutan sebesar
2.12 mm, regangan baja sebesar 2.501 yang menunjukkan baja sudah leleh dan
Dari hasil hasil tabel15. didapat nilai beban sebesar 40.1 kN, lendutan sebesar
2.25 mm, regangan baja sebesar 3.201 yang menunjukkan baja sudah leleh dan
Dari hasil hasil tabel16. didapat nilai beban sebesar 41.1 kN, lendutan sebesar
1.59 mm, regangan baja sebesar 2.963 yang menunjukkan baja sudah leleh dan
Grafik hubungan antara beban dan lendutan pada balok normal BL-1, BL-2, dan
Lendutan Vs Beban
45
40
35
30
Beban (kN)
25
BL-1
20
BL-2
15 BL-3
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Lendutan (mm)
Gambar11. Grafik Hubungan Antara Beban dan Lendutan Pada Balok Normal (BL)
40
Beban Lendutan
Pola Retak
(kN) (mm)
13.1 0
14.1 0
15.1 0
16.1 0
17.1 0
18.1 0
19.1 0
20.1 0
21.1 0.05
22.1 0.08
23.1 0.14
24.1 0.18
25.1 0.26
26.1 0.30
27.1 0.35
28.1 0.44
29.1 0.50
30.1 0.56 1
31.1 0.59
31.1 0.64
33.1 0.70
34.1 0.75
35.1 0.80 2
36.1 0.84 3
37.1 0.90
38.1 0.95 4
39.1 1.00
40.1 1.05
41.1 1.10
42.1 1.16 5
43.1 1.18
44.1 1.25 6
45.1 1.30
46.1 1.38
47.1 1.42 7
48.1 1.49
49.1 1.56 8
50.1 1.63 9
51.1 1.71 10, 11, 12
52.1 1.90 13
53.1 2.06 14, 15
54.1 2.16 16
55.1 2.25
41
56.1 2.32
57.1 2.42 18
58.1 2.57 19
59.1 2.62 20
60.1 - 21, 22
61.3 - 23
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari hasil hasil tabel17. didapat nilai beban sebesar 61.3 kN, lendutan sebesar
2.62 mm, serta pola retak yang di tandai dengan nomer 23 yang menunjukkan
Beban
Lendutan Pola Retak
(kN)
13.1 0
14.1 0
15.1 0
16.1 0
17.1 0
18.1 0.02
19.1 0.05
20.1 0.10
21.1 0.17
22.1 0.24
23.1 0.29
24.1 0.36
25.1 0.42
26.1 0.48
27.1 0.52
28.1 0.55
29.1 0.60
30.1 0.63
31.1 0.69
31.1 0.73
33.1 0.78
34.1 0.82
35.1 0.88
36.1 0.92 1
37.1 0.96
38.1 1.00 2
39.1 1.06 3
40.1 1.10
41.1 1.15 4
42.1 1.22
43.1 1.29
44.1 1.34
45.1 1.38
46.1 1.43
47.1 1.48 5
42
48.1 1.52
49.1 1.58 6
50.1 1.62 7, 8
51.1 1.70 9
52.1 1.77
53.1 1.83 10, 11, 12
54.1 1.89 13
55.1 1.96 14
56.1 2.06 15
57.1 2.10 16
58.1 2.28 17
59.1 2.28 18
60.1 2.48 19, 20, 21
61.1 2.56 22, 23
62.1 2.66 25, 26, 27
63.1 2.77 28, 29
64.1 - 30, 31, 32
65.5 - 33
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari hasil hasil tabel18. didapat nilai beban sebesar 65.5 kN, lendutan sebesar
2.77 mm, serta pola retak yang di tandai dengan nomer 33 yang menunjukkan
Beban
Lendutan Pola Retak
(kN)
13.1 0
14.1 0
15.1 0
16.1 0
17.1 0
18.1 0.01
19.1 0.04
20.1 0.08
21.1 0.10
22.1 0.15
23.1 0.18
24.1 0.23
25.1 0.26
26.1 0.29
27.1 0.35
28.1 0.38
29.1 0.42
30.1 0.46 1
31.1 0.48
31.1 0.52 2
33.1 0.56
34.1 0.60 3
35.1 0.64 4
43
36.1 0.68
37.1 0.72 5
38.1 0.76
39.1 0.82
40.1 0.85 6
41.1 0.90 7
42.1 0.95 8
43.1 1.00 9
44.1 1.05 10
45.1 1.09
46.1 1.12 11, 12
47.1 1.19 13
48.1 1.23 14
49.1 1.30
50.1 1.35
51.1 1.40 15
52.1 1.48 16, 17, 18
53.1 1.55 19
54.1 1.62 20
55.1 1.68 21
56.1 1.75 22
57.1 1.82 23, 24
58.1 1.95 25, 26, 27, 28
59.1 2.05 29
60.1 2.12 30
61.3 2.20 31, 32
62.1 2.30 33, 34
63.1 2.40 35, 36
64.1 2.48 37
65.1 2.58 38, 39
66.1 2.67 40, 41, 42
67.1 2.77 43, 44
68.0 - 45, 46, 47
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari hasil hasil tabel19. didapat nilai beban sebesar 68.0 kN, lendutan sebesar
2.77 mm, serta pola retak yang di tandai dengan nomer 47 yang menunjukkan
Grafik hubungan antara beban dan lendutan pada balok normal BP-1, BP-2, dan
Lendutan Vs Beban
80
70
60
Beban (kN)
50
40 BP-1
30 BP-2
20 BP-3
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Lendutan (mm)
Gambar12. Grafik Hubungan Antara Beban dan Lendutan Pada Balok Perkuatan (BP)
Pengamatan pola retak dilakukan terhadap benda uji balok BP1, BP2, dan
BP3 pada saat beban retak pertama sampai terjadinya beban retak maksimum.
Cara yang dilakukan dalam mengamati pola retak adalah dengan menggambar
pada benda uji balok tersebut selama pengujian berlangsung. Retak lentur adalah
retak vertikal yang memanjang dari sisi tarik dan mengarah keatas sampai daerah
sumbu netral, menurut pendapat (Jack, C. McCormac, 2003: 47). Pola retak pada
balok dapat dilihat pada gambar 12a, 12b, 13a, 13b, 14a, 14b.
45
Kode
Gambar Pola Retak Kode Retak Keterangan
Balok
1, 2, 3, 4, 5,
6, ,7, 8, 9,
10, 11, 12,
BP-1 13, 14, 15, Retak lentur
16, 17, 18,
19, 20, 21,
22
1, 2, 3, 4, 5,
6, ,7, 8, 9,
10, 11, 12,
13, 14, 15,
BP-2 Retak lentur
16, 17, 18,
19, 20, 21,
22, 24, 27,
29, 30, 31,
46
1, 2, 3, 4, 5,
6, 8, 10, 11,
12, 13, 14,
15, 16, 17,
18, 19, 20,
21 22, 23,
BP-3 25, 28, 27, Retak lentur
29, 30, 31,
32, 33, 34,
35, 36, 38,
39 40, 41,
42, 43, 45,
46
7, 9, 21, 24,
25, 30, 31,
BP-3 32, 33, 34, Retak geser
35, 36, 46,
47,