You are on page 1of 6

A.

JUDUL PERCOBAAN
Hukum Kesetimbangan Kimia Tetapan kesetimbangan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mempelajari cara menentukan tetapan kesetimbangan suatu
reaksi kimia sederhana
C. LANDASAN TEORI
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dimana tidak ada perubahan
yang teramati selama bertambanhya waktu reaksi. Jika suatu reaksi kimia telah
mencapai keaadaan kesetimbangan maka konsetrasi reaktan sama dan produk
menjadi konstan sehingga tidak ada erubahan yang teramati dalam sistem.
Meskipun demikian aktivitas molekul tetap berjalan seiring dengan bertambahnya
waktu dimana molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk secara terus
menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan kembali
dengan kecepatan (Kasim, 2008: 92).
Reaksi yang energi bebas pereaksi yang disebut kesetimbangan. Pada
keadaan kesetimbangan, reaksi terbentuknya hasil-reaksi dan reaksi terbentuknya
kembali reaktan berlangsung secara terus menerus tanpa perubahan konsentrasi
dan kesetimbangan seperti ini disebit kesetimbangan dinamis. Reaksi yang
mencapai kesetimbangan dinamis, persamaan reaksinya ditandai dengan simbol
panah bolak-balik ( ) (Sukarna, 2003: 250).
Tandah panah rangkap ( ) mempertegas sifat dinamik dari
kesetimbangan fasa: air berubah menjadi uap air dan pada saat yang sama uap
tersebut terkondensasi menjadi cairan. Gambaran dinamika yang sama digunakan
untuk kesetimbangan kmia, dimana ikatan-ikatan akan terputus atau terbentuk
seiring dengan maju mundurnya aom-atom diantara molekul-molekul reaktan dan
produk. Jika konsetrasi awal reaktan besar, tumbukan anatara molekul-
molekulnya akan akan membentuk molekul-molekul produk. Sesudah konsentrasi
molekul tersebut cukup banyak, reaksi kebalikanya (pementukan “reaktan “ dan
“produk”) maka berlangsung. Saat mendekati keadaan setimbang, kecepatan
reaksi maju dan balik akan sama dan praktis tidak terjadi lagi perubahan
konsetrasi dari reaktan atau produk (Oxtoby, 2001: 262).
Menurut Petrucci (2011:246) Kesetimbangan dinamik mendeskripsikan
tiga fenomena fisis sederhana dan satu fenomena kimia yang membantu
menegakkan sifat inti suatu sitem kesetimbangan- dua proses yang berlangsung
dengan laju yang sama.
1. Tekanan uap suatu ciran merupakan sifat yang dihasilkan dari suatu kondisi
kesetimbangan.
2. Kelarutan zat-terlarut merupakan sifat yang dihasilkan dari suatu kondisi
kesetimbangan.
3. Koefisien distribusi, yang menyetakan partisi zat terlarut diantara dua pelarut
tak-bercampur, adalah sifat yang dihasilkan dari suatu kondisi kesetimbangan.
4. Dekomposisi PCL5 adalah reaksi reversibel yang mencapai kondisi
kesetimbangan.
Seperti halnya kesetimbangan antara air dan uapnya adalah proses dinamik
pada skala molekul, dengan penguapan dan kondesasi yang berlangsung secara
simultan, begitu pula kesetimbangan kimia antara reaktan dan produk akan terjadi
selama pembentukan kontinu molekul-molekul produk dari molekul-molekul
reaktan dan reaksi balik mereka menjadi molekul-molekul reaktan dengan
kecepatan yang sama. Kesetimbangan kimia bukanlah keadaan statis, meskipun
sifat makroskopik seperti konsentrasi berhenti berubah ketika kesetimbangan
tercapai. Sebaliknya, ia lebih cenderung merupakan akibat dari kesetimbangan
dinamik antara reaksi maju dan balik (Oxtoby, 2001: 262).
Konsentrasi gas dinyatakan dalam molaritas, yang dapat dihitung dari
jumlah mol dari gas-gas yang semula ada dan pada kesetimbangan dan volume
labu dalam liter. Analisis data pada kesetimbangan menunjukkan bahwa meskipun
perbandingan [NO2]/[N2O4] memberikan nilai-nilai yang beragam, perbandingan
[NO2]2/[N2O4] memberikan nilai yang hampir tetap yakni rata-rata 4,63x10-3.
Nilai ini dinamakan konstanta kesetimbangan, K, untuk reaksi pada 25ºC. Secara
matematis, konstanta kesetimbangan untuk kesetimbangan NO2-N2O4 ialah:
[NO2 ]2
Kc =[N = 4,63 x 10-3
2 O4 ]

Kita dapat menggeneralisasi pembahasan ini dengan memperhatikan reaksi


reversible berikut:
aA + bB cC + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stoikiometri untuk spesi-spesi yang bereaksi
A, B, C, dan D. Konstanta kesetimbangan untuk reaksi pada suhu tertentu yaitu:
[C]c [D]d
Kc = [A]a [B]b

(Chang, 2005: 66-67).


Umumnya Kc tidak sama dengan Kp karena tekanan parsial reaktan dan
produk tidak sama dengan konsetrasinya yang dinyatakan dalam mol per liter.
Hubungan sederhana antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai berikut. Reaksi
kesetimbangan dalam fase gas yaitu aA bB, dimana a dan b adalah
koefisien stokiometri. Konstanta kesetimbangan Kc dinyatakan dengan
[𝐵]𝑏
Kc = [𝐴]𝑎

Dan pernyataan untuk Kp adalah


𝑃𝑏
Kp = 𝑃𝐵𝑎
𝐴

(Kasim, 2008: 94-95).


Salah satu gagasan paling penting mengenai reaksi heterogen adalah
bahwa persamaan konstanta kesetimbangan tidak mengandung suku konsentrasi
untuk fase padatan atau cairan dari suatu komponen (artinya, untuk padatan dan
cairan murni). Kita dapat memikirkan pernyataan ini dengan salah satu dari dua
cara: (1) Persamaan konstanta kesetimbangan hanya meliputi suku-suku reaktan
dan produk yang konsentrasi dan/atau tekanan parsialnya dapat berubah selama
reaksi kimia. Konsentrasi satu komponen dalam fase padatan atau cairan murni
tidak dapat berubah. (2) Alternatifnya, ingat kembali bahwa aktivitas cairan dan
padatan murni diset sama dengan 1 sehingga efek pad nilai numerik konstanta
kesetimbangan sama seperti tidak mencamtumkan suku-suku padatan dan cairan
murni sama sekali (Petrucci, 2011: 256).
Istilah kesetimbangan homogen (homogeneous equilibrium) berlaku untuk
reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada fasa yang sama. Perhatikan
bahwa subskrip dalam Kc menyatakan bahwa konsentrasi spesi yang bereaksi
diyatakan dalam mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas
juga dapat dinyatakan dalam tekanan parsialnya. Kita dapat menuliskan:
P2 NO2
KP =
P N2 O 4

Di mana PNO2 dan PN2 O4 adalah tekanan parsial kesetimbangan (dalam atmosfer),
masing-masing untuk NO2 dan N2O4.Sedangkan reaksi reversibel yang
melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda menghasilkan
kesetimbangan heterogen (heterogeneous equilibrium). Akan tetapi, konsentrasi
suatu padatan dan cairan, merupakan sifat intensif dan tidak bergantung pada
banyaknya zat yang ada. Berdasarkan alasan ini, suatu spesi padatan dengan
sendirinya adalah konstanta sehingga dapat menghilangkannya dari persamaan
konstanta kesetimbangan (Chang, 2005: 69 ).
Menurut Petrucci (2011: 252), dalam menentukan hubungan antara K
dengan persamaan kimia setara, yaitu kita harus selalu memastikan persamaan
untuk K sudah sesuai dengan persamaannya yang setara. Dalam mengerjakan ini,
pernyataan berikut benar.
1. Bila kita membalikkan persamaan, kita membalikkan nilai K.
2. Bila kita mengalikan koefisien dalam persamaan setara dengan faktor yang
sama (2, 3, ...), kita memangkatkan konstanta kesetimbangan dengan pangkat
tersebut (2, 3, ...).
3. Bila kita membagi koefisien dalam persamaan setara dengan faktor yang
sama (2, 3, ...), kita menarik akarnya dari konstanta kesetimbangan (akar
pangkat dua, akar pangkat tuga, ...).
Kombinasi tekanan parsial akan menjadi tetapan kesetimbangan , K. Jauh
dari kesetimbangan, kombinasi tekanan parsial ini disebut kuosien reaksi dan
dilambangkan dengan Q. Jika kuosien reaksi Q lebih kecil dari K, reaksi akan
berlangsung spontan seperti yang tertulis, dari kiri ke kanan. Jika Q>K, maka
reaksi balik (kanan ke kiri) akan berlangsung secara spontan sampai
kesetimbangan tercapai. Pembedaan antara Q dan K penting sekali. Tetapan
kesetimbangan K ditentukan oleh kesetimbangan termodinamik dari campuran
reaksi, dan merupakan sebuah tetapan, yang hanya tergantung pada suhu. Kuosien
reaksi Q tergantung pada tekanan parsial aktual besarnya sesaat, berapapun
besarnya; dengan demikian, Q berubah dengan waktu. Karena reaksi mendekati
kesetimbangan, Q mendekati K (Oxtoby, 2001: 277-278).
Posisi kesetimbangan pada sistem kimia dapat berubah jika diberikan
suatu aksi. Aksi itu dapat berupa: perubahan konsetrasi pereaksi atau hasil- reaksi,
perubahan tekanan atau volum gas, dan perubahan suhu. Pengaruh aksi itu
terhadap posisi kesetimbangan dapat dijelaskan dengan asas Le Châtelier yang
mengatakan bahwa apabila pada suatu sistem kesetimbangan diberikan suatu aksi
yang mempengaruhi kedudukan kesetimbangan, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi sekecil
mungkin (Sukarna, 2003: 257).
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, David W, H.P. Gillis, dan Norman H. Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip


Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sukarna, I Made. 2003. Common Textbook( Edisi Revisi) Kimia Dasar 1.


Yogyakarta: JICA.

Kasim, Syahruddin. 2008. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Petrucci, Harwood, Herring dan Madura. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip &
Modern Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

You might also like