Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing:
Semester 8
FAKULTAS KESEHATAN
MAKASSAR
2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penulisan makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh teman – teman atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada
penulis.
pengalaman penulis. Oleh karena itu, semua saran dan kritik akan menjadi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB1 PENDAHULUAN
2. Klasifikasi BPH...................................................................................5
9. Pencegahan …………………………………………………………..29
10. Komplikasi..………………………….................................................30
iii
3. Intervensi ………………..…………………………………...35
1. Kesimpulan......................................................................................39
2. Saran................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berhubungan dengan penuaan yang paling sering terjadi pada pria. Gejala
frekuensi berkemih, urgensi, penururnan aliran air kencing dan adanya rasa
tidak puas setelah buang air kecil. Tatalaksana BPH mencakup tatalaksana
obstruksi uretra. Operasi ini sudah dikerjakan mulai beberapa puluh tahun
yang lalu di luar negeri dan berkembang terus dengan makin majunya
peralatan yang dipakai. Tapi di Indonesia ini relatif baru. Terapi ini populer
karena trauma operasi pada TURP jauh lebih rendah dibandingkan dengan
itu komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi antara lain adalah:
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
retensi urin akut berulang atau kronis. Prosedur ini dilakukan dengan
4
2. Klasifikasi BPH
a. Early BPH
Bladder
Uretra
Enlargement of the
prostate starts to
constrict the uretra
b. Moderate BPH
Urethra become
narrowed
5
c. Severe BPH
Completely obstructed
3. Angka kejadian
Diperkirakan 2% dari pasien yang dilakukan TURP
10%. Karena itu TURP hanya boleh dilakukan kalau ahli bedah yakin
bahwa operasi pasti dapat diselesaikan tidak lebih dari 90 menit. Tetapi
menurun bila:
(isotonik).
mungkin.
6
4. Etiologi
volume besar (30 liter atau lebih ) menimbulkan gejala sindrom TURP
daerah yang dirigasi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah.
irigasi yang diabsorbsi melalui sinus yang terbuka selama reseksi, lama
yang boleh juga dipakai tapi jarang digunakan adalah Sorbitol 3,3%,
karena air dengan sifat hipotonisnya melisis sel darah merah, tetapi
ginjal.
d. Dekstrosa 2.5% - 4%
e. Cytal
f. Urea 1%
glisin 1,5% dan air steril yang paling sering digunakan sebagai cairan
5. Patofisiologi
terutama bila sinus vena terbuka secara dini atau bila operasi
irigasi, jumlah venous sinus yang terbuka, lama reseksi / paparan dan
sistem sirkulasi.
a. Circulatory overload
TURP dan hal ini terjadi melalui jaringan vena pada prostat.
jantung.
dalamnya.
terjadi apabila berat dari prostat lebih dari 45 gr. Faktor penting
level normal.
c. Hyponatremia – Hipoosmolaritas
Kehilangan natrium klorida dari cairan ekstraseluler atau
natriuresis.
14
reflex).
15
utama pada system saraf pusat. Tempat kerja glisin adalah terutama
kematian.
sampai lebih dari 10 jam paska operasi karena glisin secara kontinu
system, citric acid cycle dan konversi glycolic dan glioxylic acid.
17
f. Hipovolemi, Hipotensi
g. Gangguan penglihatan
serebri.
h. Perforasi
didalam kantung kemih agar bisa terjadi letusan. Tetapi jika udara
ledakan.
i. Koagulopati
Products) yang tinggi (FDP > 150 mg/dl) dan plasma fibrinogen
k. Hipotermia
6. Manifestasi klinis
Sindrom TUR dapat terjadi kapanpun dalam fase
sebagai berikut:
Pusing
22
Sakit kepala
Mual
Napas pendek
Gelisah
Bingung
Nyeri perut
dan sering ditunda. Tanda umum adalah peningkatan yang tidak bisa
tertunda.
berikut :
overload sirkulasi.
jantung menurun.
cahaya. Ini bisa diikuti dengan episode singkat dari kejang tonik -
pada pasien. Gejala sistem saraf pusat tidak ditemukan sampai pasien
metabolisme glisin.
sistem saraf pusat dan jantung yang serius. Ketika Sindrom TURP
diuretic loop.
penting untuk mencegah efek yang fatal bagi pasien yang mengalami
lebih dari satu jam staging TURP harus dilakukan. Kapsul prostat
5% secara lambat dan tidak lebih dari 0,5 meq/1 jam atau tidak lebih
menggunakan furosemide.
secara intravena diikuti dengan infus heparin 2000 unit secara bolus
(dan kemudian diberikan 500 unit tiap jam). Fresh Frozen Plasma
harus tidak diberikan dengan kecepatan tidak lebih dari 100 ml/jam
Ca, Cl, CO3, PO4), urea kreatinin, osmolaritas, glisin, dan amonia.
Pemeriksaan gas darah dapat melihat PH, PO2, PCO2, dan karbonat.
9. Pencegahan
Lamanya operasi TURP tidak boleh lebih dari 1 jam. Bila diperlukan
1. Perdarahan
vital tiap 4 jam, observasi jumlah dan warna urin tiap 2 jam,
terjadinya obstruksi.
2. Infeksi-Bakteremia
3. Obstruksi Kateter
1. Ejakulasi retrograd
2. Disfungsi ereksi
4. Inkontinensia
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Sesak Napas
c. Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
koma.
2. Diagnosa Keperawatan
yang berlebihan.
intracranial.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
- SpO2 98-100%.
PaCO2 35 – 45 mmHg.
pH 7,35 – 7,45.
Intervensi
ekstensi.
diperlukan).
yang berlebihan
36
Tujuan
perawatan.
Kriteria Hasil
- Asites (-).
100 x/mnt.
Intervensi
(pemasangan CVP).
hilang.
- Pantau TTV.
37
intracranial.
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
penyerapan cairan irigasi dalam jumlah besar. Sindroma TUR dapat terjadi
pada 2-10% operasi TURP dan masih dapat terjadi walaupun di tangan
banyak terjadi pada pemakaian cairan irigasi yang hipotonik terutama bila
yang dipakai adalah air steril. Karena penyerapan air dalam jumlah besar
TURP meningkat pada operasi yang lamanya lebih dari 90 menit, tetapi
lebih dari 45 gram, dan bila cairan irigasi yang dipakai 30 liter atau lebih.
diagnosa dini yang memerlukan kerja sama yang baik antara ahli bedah
dan ahli anestesi. Diagnosa dini dari sindrom TUR dan penanganan yang
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eka dan Andi Eka Pranata. (2014). Buku Ajar : asuhan
keperawatan sistem perkemihan : pendekatan NANDA NIC dan NOC. Numed :
Yogjakarta.