Professional Documents
Culture Documents
Pedoman Manajemen Risiko Alisy For Share
Pedoman Manajemen Risiko Alisy For Share
NOMOR:……………………………….
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA RS XXXX
Menimbang
a.
b.
c.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
:
:
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan rumah sakit. Ada
lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit yaitu : keselamatan
pasien (patient
safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan
rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah
sakit. Kelima
aspek keselamatan tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit,
yang harus
dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam
alat
kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan berkembang dengan
pesat,
bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan pasien 24
jam terus
menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan
baik,
berisikomenimbulkan insiden.Karena itu RSUP Fatmawati perlu melakukan pengelolaan
risiko
dalam suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar
insiden
dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.
B. TUJUAN:
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di RSUP Fatmawati.
C. SASARAN:
1. Tersedianya pedoman manajemen risiko dan
2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada pimpinan satuan
kerja
fungsional dan manajerial serta pegawai RSUP Fatmawati.
D. RUANG LINGKUP:
a. Risiko terhadap pasien terkait perawatan
b. Risiko terhadap staf medis
c. Risiko terhadap staf/ pegawai
d. Risiko terhadap sarana prasarana fasilitas/ asset RS
e. Risiko terhadap keuangan
f. Risiko2 lain
II.
PENGERTIAN:
III.
a. Tujuan.
b. Kewenangan.
c. Koordinasi.
d. Tanggung jawab.
a. TUJUAN
Tujuan disain program manajemen risiko adalah:
• Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki perawatan kepada
pasien,melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risikoyang dapat mencegah
pasien
dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan pasien.
• Untuk meningkatkan perawatan pasien dengan mencegah penyimpangan hasil, melalui
pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan untuk meningkatkan
keselamatan
pasien.
• Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan rumah sakit akibat kehilangan
karena
terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan meningkatkan
perbaikan
berkesinambungan pada proses pelayanan pasien melalui lingkungan yang diciptakan
dengan
aman.
b. KEWENANGAN.
1. Pemilik Rumah Sakit/ Governing body: memiliki tanggung-jawab utama menjamin
penyediaan
lingkungan
yang
amanuntuk
memberikan
pelayanan
kesehatan.
Governing
bodymendelegasikan kewenangan kepada Direktur Utama RSUP Fatmawati untuk membentuk
organisasi manajemen risiko yang komprehensif dan berperan secara luas.
2. Direktur Utama RSUP Fatmawati menetapkan organisasi manajemen risiko rumah
sakit.Adanya di mana dlm struktur ?
3. Manajer risiko profesional bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan
manajemen risiko
dengan Direktur Rumah Sakit, semua anggota staf medis, semua pegawai dan dengan
pihak
luar Rumah Sakit.
Posisi manajer risiko profesional harus relatif tinggi dalam hirarki organisasi.
Manajer risiko
profesional harus melaporkan semua hasil kinerjanya kepada Direktur Utama,
selanjutnya
Direktur Utama melaporkan kepada governing body.
Dalamstruktur dimana manajer risiko? Perlu dibahas.
c. KOORDINASI.
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan rumah sakit yang sangat
beragam,
maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, rumah sakit harus menetapkan
mekanisme
koordinasi baik secara formal maupun informal antara manajemen risiko professional
dengan
semua satuan kerja struktural dan fungsional rumah sakit serta fungsi lain di dalam
dan di luar
rumah sakit.
Manajemen risiko profesional perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan orang-
orang
kunci dalam organisasi:
• Governing Body bertanggung jawab mengawasisemua kegiatan dalam organisasi rumah
sakit,
termasuk mengawasi mutu pelayanan, kinerja dokter, pengelolaan manajemen risiko dan
program perbaikan mutu. Dukungan dan komitmen Governing Body harus dimanifestasikan
secara formal dalam bentuk tertulis. (ditandatangani governing body).
Di dalam dokumen tersebut harus jelas dinyatakan batasan program, kedudukan dan
tugas
manajer risiko. Governing Body juga harus ikut menentukan apakah rumah sakit dapat
mengalokasikan biaya sesuai kemampuan setiap tahunnya untuk membiayai staf,
peralatan,
dan kebutuhan lain yang diperlukan untuk berjalannya fungsi manajemen risiko.
Governing
Body dan Direktur harus ikut berperan dalam memantau informasi tentang masalah,
kemajuan/
perbaikan dan kegiatan manajemen risiko
• Direktur Utama dan para Direktur RS berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk
berbagai
kegiatan penting dalam program manajemen risiko seperti membuat keputusan
penyelesaian
klaim asuransi yang lebih besar dan menetapkan batas klaim.
• Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan berfungsi sebagai penghubung antara
program
manajemen risiko dan staf medis, membantu manajemen risiko dalam koordinasi kepada
para
dokter, untuk memastikan bahwa organisasi melakukanclinical appointment staf medis,
kredensial, cilinical privilege dan prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan
peraturan
yang berlaku.
• Direktur Keuangan bertanggung-jawab dalam pembiayaan dan memberikan informasi
yang
berharga untuk program manajemen risiko, termasuk meyakinkan dan menetapkan batas
nilai
asuransi, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi
kinerja
analisis keuangan rumah sakit.
• Direktur Umum, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan (USP),bertanggung jawab untuk
mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan
latar
belakang pegawai dan uji kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi,pemberian cuti
pegawai dan
pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah
serta
melindungi staf medis yang melakukan tindakan/ pelayanan.
• Ketua Komite K3RS memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam
melakukan fire safety, manajemen bahan berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan
keselamatan
staf.
• Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasienmemiliki tanggung jawab utama membantu
manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS dan keselamatan pasien.
• Ketua Komite Medik memiliki tanggung jawab utama membantu ManajerRisiko
Profesional
dalam melakukan audit medis (second party audit)apabila ada masalah dalam pelayanan
dokter, memberitahukan kepada Manajer Risiko professional dan Komite Etik dan Hukum
apabila ada medical error yang berpotensi menyebabkan litigasi.
• Ketua Komite Keperawatan memiliki tanggung jawab utama membantu Manajer Risiko
Profesional dalam melakukan audit asuhan keperawatan apabila ada masalah dalam
pelayanan
keperawatan, memberitahukan kepada Manajer Risiko professional dan Komite Etik dan
Hukum
apabila ada nursing care error yang berpotensi menyebabkan litigasi.
• Ketua Komite Etik dan Hukum memiliki tanggung jawab utama membantu Manajer Risiko
Profesional dalam melakukan audiensi kepada penggugat apabila terjadi masalah dalam
pelayanan rumah sakit yang berpotensi menyebabkan litigasi, dan memberitahukan
kepada
Manajer Risiko professional.
• Kepala Bagian sumber daya manusia memimpin, mencegah, mengurus klaim dan keluhan
terkait dengan masalah praktek seperti dugaan pelecehan seksual, diskriminasi dan
penghentianpegawai yang salah.
• Kepala Bagian Pendidikan membantu manajemen risiko profesional untuk
mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan manajemen risiko untuk staf,serta perencanaan,
pengorganisasian dan
memberikan orientasi dalam program layanan pendidikan.
• Kepala Bidang Fasilitas Medik, Kepala Bagian Umum, Kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana
RS berfungsi sebagai sumber informasi mengenai insiden buruk yang terjadi dalam
fasilitas
yang berpotensi memiliki implikasi manajemen risiko serius.
• Perawat kontrol infeksi:
- Memberikan informasi dan pengertian kepada pasien yang terinfeksi, yang dapat
menimbulkan tuntutan pertanggungjawaban.
- Membantu manajemen risiko dalam protokol pengendalian infeksi yang bertujuan
untuk
mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan dari infeksi nosokomial.
• Kepala Instalasi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (IRMIK) bertugas memberitahu
manajemen risiko apabila ada permintaan catatan medis dari pengacara yang mungkin
merupakan sinyal inisiasi proses hukum atau klaim.
• Kepala Instalasi Penagihan Pasien (IPP) bertugas membantu manajemen risiko untuk
mengidentifikasi pasien dengan keluhan terkait masalah selama proses perawatan yang
dikhawatirkan muncul ke permukaan pada saat proses penagihan biaya perawatan
berlangsung. Mereka berpotensi mengklaim apabila penagihan dilakukan dengan gencar.
• Kepala Bidang Keperawatan membantu manajemen risiko dengan keahlian teknis dan
klinis
yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi risiko perawatan
dan
membantu menyelidiki kewajiban klaim dan insiden.
• Kepala Instalasi Pemasaran dan Hubungan Masyarakat (IPH) membantu manajemen
risiko
dengan melaporkan semua komplain pasien baik yang sudah tertangani, maupun yang
berpotensi menimbulkan litigasi kepada manajer risiko professional dan KEH.
• Kepala Instalasi pelayanan pasien (IRJ, IRNA A,B,C, Instalasi Pavilliun Anggrek,
IRI, IBS, IP2K,
Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi, Instalasi Farmasi, IFPJ): membantu manajer
risiko
dengan melaporkan insiden terkait pelayanan pada pasien, dan insiden pada staf,
keluarga
pasien dan pengunjung RS maupun staf pihak ketiga yang sedang bekerja di RS.
• Ketua Satuan Medis Fungsional (SMF) melakukan first party audit apabila ada kasus
yang
diduga medical error, melaporkan kepada ketua Komite Medik serta Direktur Medik dan
Keperawatan.
d. TANGGUNG JAWAB
Manajer risiko profesional adalah bagian dari struktur manajemen puncak dibawah
Direktur
Utama. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss prevention) misalnya dengan inspeksi
keamanan, pendidikan karyawan, analisa statistik tentang sumber potensial klaim dan
mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi, investigasi,
mengevaluasi,
memonitor, mengukur, menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait dengan
sumber daya
manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun gabungannya.
1. Tugas manajer risiko sebagai berikut :
a. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut :
• Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden, rujukan
staf,tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.
• Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan satuan kerja
terkaitseperti: manajemen mutu, keperawatan, staf medis dan kontrol infeksi.
• Mengembangkan statistik dan laporan kualitatif, trend dan pola manajemen risiko
• Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko
sepertiinformed
consent, product recalls, kerahasiaandanpenanganan kejadian sentinel.
b. Mengelola klaim
c. Mengelola risiko keuangan
2. Tanggung jawab manajer risiko dibagi dalam enam bagian :
a. Pengurangan dan pencegahan kehilangan
b. Manajemen klaim
c. Pembiayaan risiko
d. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e. Pelaksanaan manajemen risiko
f. Etika
Pelaporan kinerja tahunan menilai pencapaian dan pengembangan manajemen risiko,
mengukur tujuan dan sasaran manajemen risikosecara spesifik. Manajemen risiko harus
menyiapkan laporan tahunan untuk menentukan kegiatan selanjutnya,melaporkan
kemajuan
untuk menetapkan tujuan rumah sakit.
IV. TUJUAN.
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset, meningkatkan mutu
perawatan
dan memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan
risiko
kerugian.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Mengelola semua asuransi atau program asuransi diri untuk memaksimalkan cakupan
dan
meminimalkan biaya.
2. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi
berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan
lainlain.
3. Review kinerja semua pegawai yang melaksanakan perawatan pasien untuk
mengidentifikasi
dan memperbaiki praktek-praktek yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu
untuk
pegawai, pasien dan lain-lain.
4. Meninjau kebijakan dan prosedur untuk direvisi agar dihasilkan perawatan yang
sesuai, dan
dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan.
5. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana
agar
kejadian serupa dapat dihindari untuk mengontrol kerugian.
6. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu perawatan pasien
dan
layanan yang terkait
7. Mengkoordinasikan manajemen klaim secara internal yang tepat waktu, terorganisir
dan biaya
efektif seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen.
8. Mengatur program pendidikan manajemen risiko untuk membangun kesadaran tentang
isuisu pengelolaan risiko dan praktek-praktek yang aman.
V. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO
Program manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi, menilai, mencegah dan
mengontrol kerugian yang timbul akibat cedera pada pegawai, kewajiban pembayaran
hutang,
properti, kepatuhan terhadap peraturan dan kerugian lain yang timbul dalam proses
kegiatan.
Program manajemen risiko mencakup pencegahan kehilangan, kontrol dan kegiatan
peningkatan mutu berkesinambungan. Upaya tim untuk melaksanakan program manajemen
risiko mencakup dokter, administrator, manajemen, pengawas dan karyawan front line
untuk
mengidentifikasi, meninjau, mengevaluasi dan pengendalian risiko yang mengganggu
mutu
perawatan pasien, keselamatan. Layanan diberikanuntuk melakukan tindakan korektif
dan
pencegahan tepat yang diperlukan.
Cakupan/ ruang lingkup manajemen risiko:
a. Terkait dengan perawatan pasien
b. Terkait dengan staf medis
c. Terkait dengan karyawan
d. Terkait dengan properti
e. Keuangan
f. Lain – lain
a. Risiko terkait perawatan pasien:
- Berhubungan langsung dengan perawatan pasien.
- Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai.
- Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
- Pasien diberitahu tentang risiko
- Pengobatan yang nondiskriminatif.
- Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan
- Pemilahan pasien di triase yang sesuai kebutuhan dan transfer pasien dari ruang
emergensi.
- Pasien yang diikut sertakan dalam penelitian dan penggunaan obat-obatan
eksperimental
harus dengan persetujuan.
- Apakah pasien dipulangkan sesuai dengan kebutuhan ?.
b. Risiko terkait staf medis.
- Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis ?
- Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku ?
- Apakah pasien dikelola dengan benar?
- Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?
c. Risiko terkait pegawai.
- Menjaga lingkungan yang aman.
- Kebijakan kesehatan pegawai.
- Mengurangirisiko penyakit akibat pekerjaan
d. Risiko terkait property.
- Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
- Catatan rekam medik pasien non-elektronik atau elektronik, catatan bisnis dan
catatan
keuangan, dilindungi darikerusakan atau perusakan.
- Prosedur untuk menangani uang tunai dan menjaga barang-barang berharga
- Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
e. Risiko terkait keuangan.
- Bad Debt
- Meningkatnya suku bunga
- Keuangan dengan kewajiban pembayaran hutang yang buruk
f. Risiko lain-lain:
- Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis menular,
manajemen limbah.
- Risiko terkait hukum dan peraturan
VI. PROSES MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Risikomungkin
terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-menerus berubah
danharus diidentifikasi.
Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Tetapkan konteks.
Identifikasi risiko.
Analisis risiko.
Evaluasi risiko.
Kelola risiko.
Asesmen risiko
2. TAHAP 2: IDENTIFIKASI
IDENTIF
RISIKO.
Identifikasi
dentifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
kesehatan, organisasi rumah sakit, unit pelayanan rumah sakit, atau pasien.
Identifikasi risiko komprehensif
k
sangat penting dan harus dikelola menggunakan proses
sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi rrisiko
siko yang tidak diidentifikasi pada
tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan perawatan lebih la
lanjut.
ut. Semua materi risiko
harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah kontrol organisasi manajemen
risiko.
Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional ((sistem
kesehatan),
tingkat rumah sakit,
sakit unit pelayanan atau tingkat tim harus diidentifikasi, dinila
dinilai,
i, dikelola dan
dipantau. Untuk memulai proses, perludilakukan identifikasi dan penentuan prioritas
risiko
pelayanan kesehatan internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman.
Identifikasi risiko memerlukanpemahaman yang mendalam dari para eksekutif layanan
kesehatan terhadap komponen-komponen berikut:
1. Sumber risiko atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian;
2. Insiden yang terjadi dan dampaknya pada rumah sakit atau stakeholder internal /
eksternal;
3. Identifikasi konsekuensi, hasil dan dampak klinis risiko atau insidendi Rumah
Sakit atau
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan rumah sakit.
4. Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau
bahaya
daninsiden yang terjadi;
5. Kapan dan di mana risiko klinis atau bahaya dapat terjadi.
Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko tidak
akan
efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Manajer risiko dapat
menggunakan berbagai
informasi untuk mengidentifikasi potensi risiko. Identifikasi risiko dapat
dilakukan secara
reaktif dan proaktif.
Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
- Daftar keluhan pasien,
- Hasilsurvei kepuasan,
- Diskusidengan manajer serta staf dan mitra kerja
- Laporaninsiden.
3. TAHAP 3: ANALISIS RISIKO.
Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi.
Organisasi manajemen risiko harus melakukan analisa secara sistematis terhadap
system
kesehatan, organisasi rumah sakit, unit pelayanan dan semua satuan kerja, untuk
memahami risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat menentukan tindakan lebih
lanjut.
Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat
risiko,
memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta menyediakan
data
untuk membantu evaluasi dan perawatan.
Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan menjadi
prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin segera
tindakanharus
dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk grading/ tingkatan risiko untuk
menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara memeriksa kecenderungan
terjadinya
risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi.
Analisis risiko harusmempertimbangkan bahwa telah adakontrol atasrisiko saat ini,
termasukkemungkinankeparahan apabila risiko tersebut muncul menjadisebuah insiden
(risiko yang potensialmenjadi insiden),dan kemungkinanterjadinya insiden.
Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan dan
konsekuensi.
Lihat tabel kategori dan matriks penilaian risiko
MATRIKS GRADING RISIKO
Probabilitas/ Frekuensi Kejadian
Level Frekuensi
Kejadian Aktual
1
Sangat jarang
Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
Jarang
Mungkin
Sering
Sangat sering
Deskripsi
Tidak
signifikan
Contoh Deskripsi
Tidak ada cedera,
Kerugian keuangan kecil
2
Ringan
Sedang
Berat
Katastropik
Sangat sering
Dampak
Tidak signifikan
Ringan
Sedang
Berat
Katastropik
Sedang
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Sedang
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
F/058/035/R/01
LOGO RS
: .................................................................................
........................
: .........................................
Ruangan : .............................................
: 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin *
: Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien * :
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan*
JAMKESMAS
JAMKESDA
Tanggal Masuk RS : ......................................................
Jam .....................................
MERAH
NB : pada tanda * = pilih satu jawaban dengan dengan membubuhkan tanda ceklis ( √ )
pada kotak
yang tersedia.
Pelapor
……………………………
Paraf
……………………………
Tanggal lapor
……………………………
Penerima
laporan
Paraf
Tanggal lapor
…………………………………..
…………………………………..
…………………………………..
4. Pemeriksaan pasien :
-
Tingkat
kesadaran : .......................................................................
..........................
Skala
nyeri : ...........................................................................
..................................
Daerah/ lokasi cedera pada pasien : …………………………………………….........
Faktor - faktor yang mempengaruhi risiko jatuh :
a. Factor pasien:
Kondisi komorbid (demensia/ penyakit jantung/ neuropati/ gangguan jiwa/ tunanetra,
dll):
...................................................................................
....................
Gangguan keseimbangan / Cara
berjalan...........................................................
Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan? Bila ya, jenis apa?
Apakah pasien mengenakan alas kaki yang tepat?
Apakah pasien menggunakan alat bantu sensorik? (kacamata, alat bantu dengar)
Pengobatan diikuti/ tidak *. Bila tidak,mengapa? ……………………………………
b. Faktor-faktor lingkungan dll:
- Apakah terdapat pakaian/ barang-barang berserakan di lantai ? Ya / tidak *
- Tempat tidur pada posisi : tinggi / rendah *
- Penghalang tempat tidur: ada / tidak *. Bila ada, berapa banyak? .……………
- Roda tempat tidur terkunci/ tidak? Ya / Tidak *
- Lantai kamar : basah/ tidak *. Bila basah, dari mana asalnya air/ cairan ?
- Pencahayaan : cukup/ tidak *
- Bel di kamar untuk memanggil perawat : terjangkau/ tidak *
- Meja di sisi tempat tidur : dapat terjangkau/ tidak *
- Kursi roda : terkunci/ tidak *
- Kamar mandi :
• Lantai kamar mandi : Licin/ tidak licin *, kotor/ tidak kotor *, ada/ tidak ada
pegangan
tangan *
• Bel untuk memanggil perawat : ada/ tidak ada *. Bila ada : terjangkau / tidak *
- Lintasan kabel listrik tidak beraturan di lantai ? Ya / tidak *
F/058/035/R/01
RS.........
: .................................................................................
............................
Tipe Insiden
: .................................................................................
............................
Subtipe
Insiden : .........................................................................
....................................
V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN
Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah dapat menggunakan
faktor
kontributor (bisa dipilih lebih dari 1) *
a. Faktor Eksternal / di luar RS
b. Faktor Organisasi dan Manajemen
c. Faktor Lingkungan kerja
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas / Staf
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)
...................................................................................
....................................................
...................................................................................
....................................................
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
...................................................................................
....................................................
...................................................................................
....................................................
3. Rekomendasi / Solusi
No.
Akar Masalah
Rekomendasi/Solusi
TIPE INSIDEN
Administrasi klinik
SUBTIPE INSIDEN
a. Proses
b. Masalah
a. Proses
b. Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Serah terima
Perjanjian
Daftar tunggu/ antrian
Rujukan/ konsultasi
Admisi
Keluar/ pulang dari rawat inap RS
Pindah perawatan (transfer of care)
Identifikasi pasien
Consent
Pembagian tugas
Respons terhadap kegawatdaruratan
Tidak performance ketika dibutuhkan/ indikasi
Tidak lengkap/ inadekuat
Tidak tersedia
Salah pasien
Salah proses/ pelayanan
Skrining/ pencegahan/ medical check up
Diagnosis/ asesmen
Prosedur/ pengobatan/ intervensi
General care/ manajemen
Test/ investigasi
Spesimen/ hasil
Belum dipulangkan (destention/ restraint)
Tidak performance ketika dibutuhkan/ indikasi
Tidak lengkap/ inadekuat
Tidak tersedia
Salah pasien
3
Dokumentasi
a. Dokumen
yang terkait
b. Masalah
4.
Infeksi nosokomial
(Hospital associated
infection)
a. Tipe
organisme
b. Tipe/ bagian
infeksi
No
5
TIPE INSIDEN
Medikasi/ cairan infus
a. Transfusi
darah/ produk
darah terkait
b. Proses
transfusi
darah/ produk
darah terkait
c. Masalah
Nutrisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
SUBTIPE INSIDEN
a. Medikasi/
cairan infus
yang terkait
b. Proses
penggunaan
medikasi/
cairan infus
c. Masalah
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
a. Nutrisi yang
terkait
b. Proses nutrisi
1. Daftar medikasi
2. Daftar cairan infus
1. Peresepan
2. Persiapan/ dispensing
3. Pemaketan
4. Pengantaran
5. Pemberian
6. Supply/ pesan
7. Penyimpanan
8. Monitoring
1. Salah pasien
2. Salah obat
3. Salah dosis/ kekuatan/ frekuensi
4. Salah formulasi/ presentasi
5. Salah rute pemberian
6. Salah jumlah/ kuantitas
7. Salah dispensing label/ instruksi
8. Kontra indikasi
9. Salah penyimpanan
10. Ommited medicine or dose
11. Obat kadaluarsa
12. Adverse drug reaction (reaksi efek samping obat)
1. Produk selular
2. Faktor pembekuan (clottinag)
3. Albumin/ plasma protein
4. imunoglobulin
1. Test Pre Transfusi
2. Peresepan
3. Persiapan/ Dispensing
4. Pengantaran
5. Pemberian
6. Penyimpanan
7. Monitoring
8. Presentasi/ pemaketan
9. Suply/ pesan
1. Salah pasien
2. Salah darah/ produk darah
3. Salah dosis/ frekuensi
4. Salah jumlah
5. Salah label dispensing/ instruksi
6. Kontraindikasi
7. Salah penyimpanan
8. Obat atau dosis yang diabaikan
9. Darah kadaluarsa
10.Efek samping (adverse effect)
1. Diet umum
2. Diet khusus
1. Peresepan/ permintaan
c. Masalah
No
8
TIPE INSIDEN
Oksigen/. Gas
10
Pasien
a. Tipe alat
medis/ alat
kesehatan/
equipment
property
b. Masalah
a. Perilaku
pasien
b. Aggression /
assault
11
Jatuh
a. Tipe jatuh
b. Keterlibatan
saat jatuh
No
12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TIPE INSIDEN
Kecelakaan
SUBTIPE INSIDEN
a. Oksigen/ gas
terkait
b. Proses
penggunaan
oksigen/ gas
c. Masalah
9
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SUBTIPE INSIDEN
a. Benturan tumpul
b. Serangan tajam/
tusukan
c. Kejadian mekanik
lain
d. Mekanisme panas
13
infrastruktur/ bangunan/
benda lain yang
terpasang tetap
f. Paparan bahan
kimia/ substansi
lannya
g. Mekanisme
spesifik lain yang
menyebabkan
cedera
h. Paparan karena
dampak cuaca,
bencana alam
a. Keterlibatan
struktur/ bangunan
b. Masalah
14
Resources/ manajemen
organisasi
15
Laboratorium / Patologi
1. Daftar struktur
2. Daftar bangunan
3. Daftar furnitur
1. Inadekuat
2. Damaged/ faulty/ worn
a. Beban kerja
manajemen yang
berlebihan
b. Ketersediaan/
keadekuatan
tempat tidur/
pelayanan
c. Sumberdaya
manusia
d. Ketersediaan/
keadekuatan staf
e. Organisasi/ tim
f. Protokol/
kebijakan/ protap/
guideline
g. Ketersediaan/
adequacy
a. Pengambilan/ pick
up
b. Transport
c. Sorting
d. Data entry
e. Processing
f. Verifikasi / validasi
g. Hasil
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUB KOMPONEN DALAM INVESTIGASI INSIDEN KLINIS
FAKTOR KONTRIBUTOR
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
1. EKSTERNAL/ Luar RS
a. Regulator dan Ekonomi
b. Peraturan & Kebijakan DepKes
c. Peraturan Nasional
d. Hub. Dg Organisasi Lain
2. ORGANISASI DAN
MANAJEMEN
Organisasi &
Manajemen
4. FAKTOR TIM
5. FAKTOR PETUGAS
FAKTOR KONTRIBUTOR
6. FAKTOR TUGAS
7. FAKTOR PASIEN
Kebijakan,
Standar dan
Tujuan
Administrasi
Sistem Administrasi
Budaya
keselamatan
SDM
Diklat
Manajemen training/pelatihan/refreshing
Disain dan
bangunan
Lingkungan
Peralatan/ Sarana/
Prasarana
Supervisi &
Konsultasi
Konsistensi
Kepemimpinan &
tanggung jawab
a. Kepemimpinan efektif
Job Desc. jelas
Respons thd
insiden
Kompetensi
a. Verifikasi kualifikasi
b. Verifikasi Pengetahuan &
Ketrampilan
a. Motivasi
b. Stressor Mental : efek beban kerja
beban mental
c. Stressor Fisik : Efek beban kerja =
gangguan fisik
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
Ketersediaan SOP
a. Ketersediaan, penggunaan,
reliabilitas
b. Kalibrasi
Disain Tugas
Kondisi
Personal
a.
b.
c.
d.
Kepribadian
Bahasa
Kondisi Sosial
Keluarga
Pengobatan
Riwayat
a. Riwayat Medis
b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat Emosi
Hubungan yg baik
Komunikasi Verbal
Komunikasi tertulis
grading biru/hijau
Protap investigasi
sederhana
Protap grading
matrix risiko
KMKP
Menerima laporan
Memeriksa kelengkapan laporan
Grading ulang
Ya
Koreksi ?
Tidak
KMKP
grading biru/ hijaugrading kuning/ merah
Buat rangkuman data
laporan insiden
Protap Cara
RCA
• Buat/ revisi laporan insiden internal dan
laporan insiden eksternal
• Kirim laporan ke Dirut
Ya
Koreksi Dirut ?
tidak
SELESAI
Sangat jarang
Jarang
Mungkin
Sering
Sangat sering
Deskripsi
Contoh Deskripsi
1
Tidak
signifikan
Ringan
Sedang
Berat
Cedera luas
Kehilangan fungsi utama permanen (motorik, sensorik, psikologis,
intelektual), permanen/ irreversibel/ tidak berhubungan dengan penyakit.
Kerugian keuangan besar.
Katastropik
Dampak
Tidak signifikan
Ringan
Sedang
Berat
Katastropik
Sedang
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Sedang
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Sangat sering
(Tiap mg/ bl)
5
Sering
(Bbrp x/ th)
4
Mungkin
(1-2 th/ x)
3
Jarang
(3-5 th/ x)
2
Sangat jarang
(> 5 thn/ x)
1
Insiden
Jenis
Insiden
Dampak
Frekuensi
Skor
Bands
risiko
Risiko
1
2
1-25
R S T E
Rangking
Risiko
Tindakan
PJ
F/058/…/R/00
RSUP FATMAWATI
LEMBAR KERJA INVESTIGASI SEDERHANA
untuk Bands Risiko BIRU / HIJAU
Penyebab langsung insiden :
Rekomendasi
Penganggung Jawab
Tanggal
Penanggung Jawab
Tanggal
MANAJEMEN RISIKO :
(Diisi oleh Tim KMKP)
AKAR MASALAH
Problem komunikasi
Salah identifikasi
2. Memisahkan sistem HVAC pada area area di mana pekerjaan telah selesai
untuk mencegah pencemaran dari sitem debu
3. Menyegel pintu – pintu yang sudah tidak terpakai dengan pita
4. Membelokir mati dan menyegel lubang udara / ventilasi
5. Menyegel lubang –lubang ,pipa saluran dan kebocoran sewajar nya
6. Membangun anteroom dan mewajibakan semua anggota /personil/untuk
pasang jalal melewati ruangan ini,sehingga mereka bisa membersihaka
menggunakan Hepa vakum sebelum meningalkan tempat pekerjaan atau
mereka dapat memakai pakaian / baju atau baju monyek kertas singga
mereka memindahkan setiap kali mereka meningalkan tempat pekerjaan
7. Semua personil memasuki tempat kerja mengaharuskan untuk menggunakan
sepatu lindung
8. Jangan pindahkan palang dari area pekerjaan sampai proyek selesai diperiksa
oleh pemeriksaan pencegahan & pengawasan dan bersihkan secara
menyeluruh oleh pelayanan kesehatan lingkungan
9. Vakum pekerjaan dengan Hepa vakum filter
10. Alat pengepel basah dengan pembersih / obat pembersih kuman
11. Pindahkan palang material secara setiap hari untuk meminimalisasi
penyebaran kotoran dan kumpulkan puing bekas bongkaran dari kontruksi
tersebut
12. Memuat Konstruksi pembuangan sebelum transportasi dalam cakupan
muatan dengan ketat
13. Lindugi kontainer transportasi atau gerobak
14. Atas peneyelesaian nya,memperbaiki HVACV sistem di mana pekerjan sudah
dilaksanakan
Syarat / keperluan tambahan
Paraf
Izin permintaan oleh
Tanggal
Tanggal paraf
Izin persetujuan oleh
Tanggal