Professional Documents
Culture Documents
2, Oktober 2015
Abstract
Hypertension is a disorder of the circulatory system that could cause a rise in blood pressure above the normal value,
which exceeds 140/90 mmHg. The research aim to find out the effectivity of progressive muscle relaxation to blood
pressure of patients with essential hypertension. This research use quasy experiment design with non equivalent group
approach. This research was conducted in Puskesmas Tenayan Raya with 30 samples, which divided into 15 as
experiment group and 15 as control group by using purposive sampling technic. Experimental group was given 15
minutes progressive muscle relaxation. The blood pressure was measured with digital sphygmomanometer and
observation sheet. The analysis used univariate by using frequencies and percentage and bivariate by using dependent t
test and independent t test. The result of this research showed mean degression of sistole and diastole blood pressure
occur on experiment group about 10,07 mmHg and 6,27 mmHg and progressive muscle relaxation was lowering blood
pressure on patient with essential hypertension. The statistical test show degression of blood pressure significant on
experiment group with p value 0,000 (<0,05). This results could be as nursing of intervention in lowering the blood
pressure on patient with essential hypertension.
meditasi, aromaterapi, terapi herbal, terapi bagi masyarakat untuk menurunkan dan
nutrisi. Terapi relaksasi memberikan individu mengontrol tekanan darah pada penderita
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak hipertensi esensial.
nyaman atau nyeri (Susilo & Wulandari,
2011). METODOLOGI PENELITIAN
Teknik relaksasi otot progresif adalah Desain penelitian yang digunakan
memusatkan perhatian pada suatu aktivitas dalam penelitian ini adalah Quasi
otot, dengan mengidentifikasikan otot yang experimental dengan rancangan penelitian
tegang kemudian menurunkan ketegangan yaitu non-equivalent control group.
dengan melakukan teknik relaksasi untuk Rancangan ini berupaya untuk
mendapatkan perasaan relaks (Purwanto, mengungkapkan hubungan sebab akibat
2013). Respon relaksasi merupakan bagian dengan cara melibatkan kelompok kontrol
dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan disamping kelompok eksperimental.
stimulasi perilaku. Relaksasi dapat Rancangan ini memberikan perlakuan pada
merangsang munculnya zat kimia yang mirip kelompok eksperimental sedangkan kelompok
dengan beta blocker di saraf tepi yang dapat kontrol tidak diberikan perlakuan. Pada kedua
menutup simpul-simpul saraf simpatis yang kelompok perlakuan diawali dengan
berguna untuk mengurangi ketegangan dan pengukuran awal (pre-test), dan setelah
menurunkan tekanan darah (Hartono, 2007). pemberian perlakuan dilakukan pengukuran
Berdasarkan studi pendahuluan yang kembali (post-test) (Nursalam, 2008).
dilakukan peneliti pada tanggal 19 Januari Kelompok eksperimen dilakukan pengukuran
2015 dengan mewawancarai 10 pasien sebelum intervensi (pre-test), diberikan
hipertensi, pasien mengatakan tidak intervensi relaksasi otot progresif selama 15
mengetahui apa itu relaksasi otot progresif menit dan istirahat selama 5 menit kemudian
dan manfaatnya terhadap penurunan tekanan dilakukan pengukuran (post-tets). Sedangkan
darah, 6 dari 10 penderita hipertensi kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi
mengatakan selain mengkonsumsi obat medis namun diberikan penkes selama 15 menit dan
mereka meminum ramuan herbal seperti jus tetap dilakukan pengukuran pretest dan
timun dan rebusan daun belimbing. posttest. Pengukuran tekanan darah
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggunakan sphygmomanometer digital
mengetahui tekanan darah pada penderita Omron. Sampel dalam penelitian ini adalah
hipertensi sebelum diberikan teknik relaksasi 30 responden penderita hipertensi yang
otot progresif pada kelompok eksperimen dan berobat di Puskesmas Tenayan Raya
kelompok kontrol yang tidak diberikan teknik Pekanbaru yang telah memenuhi kriteria
relaksasi otot progresif, mengetahui tekanan inklusi. Teknik pengambilan sampel yang
darah pada penderita hipertensi setelah digunakan yaitu teknik Purposive Sampling
diberikan teknik relaksasi otot progresif pada yaitu teknik pengambilan sampel dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol populasi yang sesuai dengan kehendak
yang tidak diberikan teknik relaksasi otot peneliti berdasarkan tujuan ataupun masalah
progresif, membandingkan perubahan tekanan penelitian serta karakteristik subjek yang
darah sebelum dan sesudah pemberian teknik diinginkan (Nursalam, 2008). Dalam
relaksasi otot progresif pada kelompok penelitian ini, peneliti menetapkan 30 orang
eksperimen sampel dengan rincian 15 orang sebagai
Penelitian ini dapat memberikan kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai
sumbangan pemikiran dan acuan bagi ilmu kelompok kontrol.
pengetahuan tentang relaksasi otot progresif
terhadap tekanan darah pada penderita HASIL PENELITIAN
hipertensi esensial. Serta terapi ini dapat Hasil penelitian yang telah dilakukan
menjadi salah satu terapi non farmakologi pada bulan April 2015 sampai Mei 2015
1069
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
Variabel N Mean SD P
value
Eksperimen
- Sistol 146,53 9,749
ik 15 0,000
- Diast 88,20 6,062
olik
Kontrol
- Sistol 160,87 4,984
ik 15 0,000
- Diast 98,87 3,357
olik
1070
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
berarti nilai p value < α(0,05), artinya ada pikiran rileks, secara otomatis ketegangan
perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan yang seringkali membuat otot-otot
darah sistole dan diastole sesudah diberikan mengencang akan diabaikan (Ramdhani &
intervensi pada kelompok eksperimen dan Putra 2009).
kontrol. Relaksasi pada dasarnya berhubungan
Hasil penelitian ini sesuai dengan dengan sistem kerja saraf manusia, yang
penelitian yang dilakukan Valentine (2014) terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
yang mengatakan bahwa ada pengaruh otonom (saraf simpatis dan saraf
relaksasi otot progresif terhadap lansia parasimpatis). Menurut Murti (2011) keadaan
hipertensi dengan p value 0,032 (sistole) dan rileks mampu menstimulasi tubuh untuk
p value 0,008 (diastole) < α 0,05, yang berarti memproduksi molekul yang disebut oksida
terapi teknik relaksasi otot progresif dapat nitrat (NO). Molekul ini bekerja pada tonus
digunakan sebagai terapi non farmakologi pembuluh darah sehingga dapat mengurangi
yang tepat dan praktis pada penderita tekanan darah.
hipertensi. Relaksasi otot progresif dapat
Latihan relaksasi otot progresif meningkatkan relaksasi dengan menurunkan
memberikan dampak yang signifikan dalam aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan
menurunkan tekanan darah pada penderita aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi
hipertensi esensial atau primer. Hal ini vasodilatasi diameter arteriol. Sistem saraf
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh parasimpatis melepaskan neurotransmiter
Shinde, KJ, SM dan Hande (2013) asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf
menggambarkan tentang study eksperimental simpatis dengan menurunkan kontraktilitas
yang dilakukan di berbagai fakultas di India otot jantung, vasodilatasi arteriol dan vena
bulan September 2011 hingga Desember 2011 kemudian menurunkan tekanan darah
dengan subjek penelitian berjumlah 105 orang (Muttaqin, 2009).
yang menderita hipertensi primer dengan Relaksasi otot progresif dilakukan
tekanan darah diatas 140/90 mmHg dalamm dengan cara meregangkan dan merilekskan
rentang usia 25-55 tahun. Hasil penelitian otot secara sadar. Menurut Scanlon &
menunjukkan terdapat perbedaan yang Sanders (2007) pada saat otot berkontraksi
signifikan pada tekanan darah dan denyut suatu impuls saraf tiba pada akson terminal,
jantung pre dan post intervensi, secara terjadi pelepasan asetilkolin yang akan
statistik didapatkan hasil pada tekanan darah berdisfusi menyeberang sinaps. Asetilkolin
sistolik (p<0,01), tekanan darah diastolik membuat sarkolema lebih permeabel terhadap
(p=0,05) dan denyut jantung (p<0,05) terjadi ion Na+, yang akan segera masuk kedalam sel.
penurunan yang signifikan setelah Sarkolema mengalami depolarisasi, menjadi
melaksanakan relaksasi otot progresif. bermuatan positif di dalam dan bermuatan
Hasil uji statistik yang didapatkan negatif diluar. Depolarisasi menstimulasi
pada penelitian ini yaitu adanya perbedaan pelepasan ion Ca2+ dari retikulum
2+
yang signifikan pada kelompok eksperimen sarkoplasma, ion Ca akan terikat dengan
dan kontrol, sehingga dapat disimpulkan kompleks troponin-tropomiosin, yang akan
bahwa teknik relaksasi otot progresif dapat menyebabkannya bergeser menjauh dari
menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian filamen aktin. Miosin memecah ATP untuk
ini sesuai dengan teori yang mengatakan melepaskan energinya, jembatan pada miosin
bahwa relaksasi otot progresif merupakan kemudian melekat pada filamen aktin dan
suatu metode untuk membantu menurunkan menariknya menuju ketengah sarkomer, yang
tegangan sehingga otot tubuh menjadi rileks. akan menyebabkan sarkomer menjadi lebih
Relaksasi otot progresif bertujuan untuk pendek. Seluruh sarkomer pada serabut otot
menurunkan kecemasan, stres, otot tegang akan memendek sehingga terjadi kontraksi
dan kesulitan tidur. Pada saat tubuh dan pada seluruh serabut otot. Pada saat
1072
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2005). (2013). Immediate effect of jacobson’s
Patofisiologi konsep klinis proses- progressive muscular relaxation in
proses penyakit. Jakarta: EGC. hypertension. Diakses 18 Juni (2015)
dari
Purwanto, B. (2013). Herbal dan http://www.researchgate.net/profile/M
Keperawatan Komplementer. ohammad_Jebril/publication/2595690
Yogyakarta: Nuha Medika. 46_The_effect_of_Topical_Applicatio
Ramdhani, N., & Putra, A. A. (2009). n_Knee_Pain_in_Patients_with_Knee
Pengembangan multimedia relaksasi. _Osteoarthitis_a_pilot_study/links/004
Jurnal Psikologi Volume 34 no.2. 63538af3f33e5960000000.pdf#page=2
Diakses 3 Februari (2015) dari 42
http://www.pzikologizone.com/langka
Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara jitu
h-langkah-relaksasi-otot-progresif
mengenal darah tinggi (Hipertensi).
RISKESDAS. (2013). Badan penelitian dan Yogyakarta: ANDI.
pengembangan kesehatan kementrian Valentine, D. A. (2014). Pengaruh teknik
kesehatan Republik Indonesia. relaksasi otot progresif terhadap
Diakses 27 November (2014) dari tekanan darah pada lansia dengan
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/ hipertensi di kel. pringapus, kec.
download/rkd2013/Laporan_Riskesda pringapus, kab. semarang. Diakses 28
s2013.PDF November (2014) dari
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/d
Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2007). Buku ocuments/3547.pdf
ajar anatomi dan fisiologi. (edisi 3).
Jakarta: EGC. World Health Organization. (2012). World
health statistic. France: World Health
Shinde, N., KJ, S., SM, K., & Hande, D. Organization.
1075