Professional Documents
Culture Documents
Bab II Epitaksis
Bab II Epitaksis
KONSEP DASAR
1. Definisi
2. Etiologi
Penyebab lokal :
Penyebab sistemik :
Perdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang
bersangkutan. Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan
kegawatdaruratan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan
dapat berakibat fatal jika tidak cepat ditolong. Sumber perdarahan dapat
berasal dari depan hidung maupun belakang hidung. Epitaksis anterior
(depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach atau dari a.etmoid anterior.
Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber epitaksis terutama pada anak-
anak dan biasanya dapat sembuh sendiri. Epitaksis posterior (belakang)
dapat berasal dari a.sfenopalatina dan a.etmoid posterior. Perdarahan
biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien
dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit jantung.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jika perdarahan sedikit dan tidak berulang, tidak perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang.Jika perdarahan berulang atau
hebat lakukan pemeriksaan lainnya untuk memperkuat diagnosis
epistaksis.
b. Pemeriksaan darah tepi lengkap.
c. Fungsi hemostatis
d. EKG
e. Tes fungsi hati dan ginjal
f. Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal, dan nasofaring.
g. CT scan dan MRI dapat diindikasikan untuk menentukan adanya
rinosinusitis, benda asing dan neoplasma.
6. Penatalaksanaan Medis
Mempunyai prinsip :
1. Menghentikan pendarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah berulang dengan mencari penyebabnya
1) Tentukan asal pendarahan dengan memasang tampon yang dibasahi
dengan adrenalin 1/1000 dan pontokain 2% dibantu dengan alat
penghisap. Sedapat mungkin penderita dalam posisi duduk.
7. Komplikasi
Dari perdarahan :
- Anemi
- Syok