You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi pada era ini berkembang sangat pesat,
dimulai dengan ditemukannya system komputer hingga komunikasi dunia maya yang bisa
dinikmati melalui telepon selular dengan akses GPRS. Namun masih banyak yang masih awam
tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut. Hal tersebut terlihat dari kurang
optimalnya dalam penggunaan teknologi di atas dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai manfaat dari Teknologi Informasi dan komunikasi Salah satu manfaat
TIK yaitu dalam dunia pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Teknologi dan
informasi telah menjadi factor pendukung dalam proses pembelajaran, salah satunya
pemanfaatannya sebagiai media pembelajaran, sehingga mempermudah guru dalam
memyampaikan materi pelajaran dan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang
diberikan. Selain itu internet juga sangat menunjang pembelajaran, karena melalui internet kita
dengan mudah dapat mengakses berbagai informasi yang kita inginkan dengan cepat dan
murah, sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan kita sebagai guru dan peserta
didik. Namun kenyataan dilapangan terutama pendidikan di sekolah-sekolah terpencil masih
belum mengetahui dan memanfaatkan teknologi dan informasi dalam menunjang
pembelajaran. Sehingga teknologi dan informasi belum dapat digunakan secara maksimal
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
TIK telah memberi pengaruh yang sangat besar dalam pembelajaran, selain mengeser
makna pembelajaran, dan meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, TIK juga telah
mengubah peran guru, guru yang dulu menjadi satu-satunya sumber informasi sekarang tidak
lagi, sekarang guru berperan sebagai fasilitator dan siswa diharuskan lebih aktif dalam mengali
informasi baik di buku maupun di internet, sehingga wawasan siswa menjadi lebih luas. Namun
perlu dilakukan optimalisasi penggunaan TIK dalam pembelajaran agar TIK dapat
dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran guna meningkatkan mutu
pendidikan
.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Teknologi dan Informasi?
2. Apakah manfaat Teknologi dan Informasi dalam kehidupan sehari-hari?
3. apakah manfaat teknologi dalam pembelajaran?
4. apakah ada pengaruh diterapkannya TIK dalam pembelajaran?
5. bagaimana mengoptimalkan TIK dalam pembelajaran?
I.3 Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian Teknologi dan informasi
2. untuk mengetahui manfaat Teknologi dan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. untuk mengetahui manfaat Teknologi dan Informasi dalam pembelajaran.
4. untuk mengetahui pengaruh diterapkannya TIK dlam pembelajaran.
5. untuk mengetahui cara-cara mengoptimalkan TIK dalam pembelajaran.
I.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memeberikan informasi yang berharga bagi pembaca dalam
memahami manfaat Teknologi dan Informasi terutama manfaat Teknologi dan informasi dalam
pembelajaran.
makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah dasar-dasar TIK.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Teknologi dan Informasi
Ada beberapa pendapat yang dkemukakan oleh para ahli tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi antara lain:
1. menurut Eric Deeson menyatakan bahwa teknologi Informasi adalah kebutuhan manusia di
dalam mengambildan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial
yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
2. Haag & Keen (1996)
Menyatakan Teknologi informasi adalah Seperangkat alat yang membantu Anda bekerja
dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi
3. menurut puskur diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) mencakup
dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
· Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan
sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi
· Teknologi komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat yang lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan komunikasi adalah
suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipilasi, pengelolaan dan tansfer/pemindahan
informasi antar media.
Dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa TIK adalah sebuah media atau alat
bantu yang digunakan untuk tranfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi
maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan sebagai alat
komunikasi baik satu arah maupun dua arah.
II.3 PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas
yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan
manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya. Beberapa penerapan dari
Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor
perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
A. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource
Planning (ERP). ERP adalah salah
satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama
kebanyakan
B. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis
Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan
secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan
menggunakan jaringan komunikasi internet.
C. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perbankan
Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi
perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat
dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo,
pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.
D. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis
membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan,khususnya di tingkat sekolah.
Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada
sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan
kurikulum dan model pembelajaran. Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan
perubahan yang berorientasi kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen
pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang sedang
diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan
sekolah (capacity building), profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa
dalam proses belajar dan iklim akademik sekolah. Kebijakan penerapan KTSP dan pemberian
otonomi pendidikan juga diharapkan melahirkan organisasi sekolah yang sehat serta
terciptanya daya saing sekolah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah
menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma
pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program
e-learning. Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi
dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi
dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio,
video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar
(guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa). Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini
adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan,
efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam
menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. Lalu, apakah mungkin program e-learning
dapat dilaksanakan di sekolah? Ini yang menjadi esensi dari kebermaknaan e-learning di
sekolah
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seirng perkembangan zaman. Dalam
pelaksanaan pembelajaran sehari-hari Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi sering
dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet
merupakan alat komunikasi yang
murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan
dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-
Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
E. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kesehatan
Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui
riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru
medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya robot untuk membantu proses
operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk
menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
II.3 TIK dalam Pembelajaran
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televise pendidikan sebagai upaya
melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh
nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi
dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun
televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal balik yang seketika. Siaran bersifat
searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer
dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar,
suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki
siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah
(terlebihlebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis
teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun
asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan
keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang
sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet,
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan computer.
Internet sebagai salah satu penerapan terkini dari teknologi informasi dan komunikasi adalah
salahsatu sumber pembelajaran yang selama belasan tahun belakangan ini terus dikembangkan
(Calhoun, [1999]). Dari sekedar tempat mencari informasi yang amat luas dan sebagai media
komunikasi antar sesama pembelajar di dunia maya tanpa batasbatas ruang dan waktu, sampai
ke pengembangan system pembelajaran berbasis web, serta LMS (Learning Management
Systems), semakin hari peranan Internet dalam proses pembelajaran semakin penting.
Sekarang sudah dikenal secara luas berkembangnya suatu konsep pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang disebut elearning, yang versi onlinenya harus
didukung oleh sambungan Internet. Badan Akreditasi Nasional (BAN) di Indonesia misalnya,
pada saat ini telah membakukan penyediaan sarana koneksi
halaman 3 dari 5 Internet dengan kapasitas minimal 1 Kbps permahasiswa pada setiap kampus.
Seorang peserta didik yang benar-benar akan belajar secara intensif, tidak lagi hanya
tergantung pada ketersediaan guru atau dosen yang berkualitas saja, melainkan harus mempu
mengoptimalkan segenap sumber belajar yang tersedia, termasuk Internet. Teknologi Internet
memungkinkan terbangunnya suatu jaringan pembelajaran (learning network) baik antara
pembelajar dengan pembelajar lainnya, maupun antara pembelajar dengan berbagai sumber
pembelajaran, yang melampaui batasbatas dinding sekolah, bahkan melampaui batasbatas
negara sekali pun. Dengan demikian akan terwujudlah era kolaborasi global dalam system
pembelajaran, sehingga bagi seorang pembelajar, dunia akan menjadi semacam “kampus
global” tempat ia belajar terusmenerus sepanjang hidupnya.
Buku Elektronik
Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer
untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam
ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga
informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis ebook
paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk
elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat
disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau
digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang
tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih
cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan
ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan
tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsure multimedia lainnya.
Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik
tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya,
menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun
nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk
pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang
sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai
online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni
e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1). Meski
beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam
definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-
learning. Meskipun per definisi radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk e-
learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah
bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam
bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi
pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan
oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan
mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.
Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut
perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS
mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama
tersedia akses ke internet (Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi
pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses
pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi
antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan
belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat
(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang
terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.
Aplikasi Lain
Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan (dan kadang
saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembanganTIK
terutama internet. E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah
konvensional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos
produksi (karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh
dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan sangat cepat
sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam
kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang
memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian. E-laboratory, merupakan bentuk digital
dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada
dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas
dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application
(perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet). Blog atau weblog adalah perkembangan
mutakhir di bidang web-based application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic
diary atau buku harian elektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut
semudah menulis email, mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, dan
hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di manapun berada dapat
melihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat situs. Dari sisi kandungan isi, blok
sekarang banyak berisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik
secara subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapi
yang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain web-site dapat
dengan mudah membuat web-site pribadi dan mengelola maupun memutakhirkan isinya
dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianya banyak server blog gratis. Dalam
konteks pemanfaatannya bagi proses pembelajaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya,
dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator.
TIK sebagai Media Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bukan merupakan teknologi yang berdiri
sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software
yang tersedia dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran diantaranya, presentasi, demonstrasi, eksperiment virtual dan kelas
virtual.
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, yang sekarang telah
berkembang dari pemakaian OHP menjadi komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa
keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilakan Animasi dan
video, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap
materi yang disampaikan. Belakangan ini kita menggunakan software yang paling banyak
digunakan untuk presentasi yakni microsoft powerpoint. Pada presentasi pun beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pembuatan presentasi, diantaranya: jangan terlalu banyak tulisan
yang harus ditampilkan aagar mudah dimengerti oleh peserta didik, tulisan jangan terlalu kecil
agar mudah terlihat, perbanyak memasukkan gambar dan animasi agar menarik dan
memotivasi untuk belajar dan usahakan bentuk presentasi yang interaktif agar peserta didik
mudah memahami.
Kedua adalah demonstrasi. Demonstrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu
kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Dengan TIK kita bisa membuat suatu film cara-
cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang
benar sehingga dengan cara ini peserta didik bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang
benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut. Selanjutnya adalah eksperimen
virtual maksud dari eksperimen virtual disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang
dipindahkan di depan komputer. Peserta didik bisa melakukan beberapa eksperimen dengan
memanfaatkan software virtual eksperimen. Metode ini bisa digunakan jika tidak
mempunyailaboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen
yang sesungguhnya. Yang terakhir kelas virtual maksud kelas virtual disini adalah siswa belajar
mandiri berbasis web, misalnya menggunakan moodle. Pada kelas maya tersebut, siswa akan
mendapat materi, tugas dan tes secara online. Gurupun memperoleh kemudahan dalam
memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa terutama hasil siswa akan dinilai secara
otomatis.
Dengan pemanfaatan TIK seperti di atas diharapkan perubahan cara berpikir dalam
prose pembelajaran yakni dapat melakukan perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi
otonomi, dari teacher-based menjadi resource-based, dan dari teacher centre menjadi student
centre. Dengan berkembangnya penggunaan TIK diharapkan akan ada pergeseran-pergeseran
dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan (2) dari ruang kelas ke
dimana dan kapan saja. (3) dari kertas ke ”online” (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-medi komunikasi seperti telepon, komputer, internet, dan email. Interaksi
antar guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan
menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memeberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam
lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space dengan menggunakan komputer
dan internet hal yang paling mutahir adalah berkembangnya apa yang disebut ”cyber teaching”
seperti kelas virtual yang telah dijelaskan di atas.
II.4 Pengaruh/damapak diterapkannya TIK dalam pembelajaran
1) Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang
harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan
internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang
berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus
memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya
perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di
kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada
masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2)
upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4)
proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi
pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan
perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu
pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses
linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas
yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang
dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik
individual maupun kelompok.
Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah
dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber
segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator
pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab
kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam
pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif
menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai
aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi
berpusat pada siswa. Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan
Berpusat pada guru
Berpusat pada siswa
Aktivitas kelas
Guru sebagai sentral dan bersifat didaktis
Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif
Peran guru
Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai akhli
Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai akhli
Penekanan pengajaran
Mengingat fakta-fakta
Hubungan antara informasi dan temuan
Konsep pengetahuan
Akumujlasi fakta secara kuantitas
Transformasi fakta-fakta
Penampilan keberhasilan
Penilaian acuan norma
Kuantitas pemahaman , penilaian acuan patokan
Penilaian
Soal-soal pilihan berganda
Protofolio, pemecahan masalah, dan penampilan
Penggunaan teknologi
Latihan dan praktek
Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi
2) Kreativitas dan kemandirian belajar
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di
atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya
individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan
sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan
terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang
dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian
diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan
kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas
sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas
memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas
memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga,
kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan
kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan
dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik
dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai
keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri
sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai,
dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat
diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci
utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya.
Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi
tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian
siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya
baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk
kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi
dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini
merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam
hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
3) Peran guru
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun
dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan
ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang
lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran
guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan
sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan
hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”,
Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran
guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer
pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches),
guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan
cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya
memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal
ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk
dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan
mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai
konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana
siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada
jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi
setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran,
guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan
kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga
berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran
siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu
menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping
sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak
yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar,
guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan
inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti
satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu
menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya
abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya
II.5 Optimalisasi Pemanfaatan TI dalam Pembelajaran
Kehadiran TI pada saat ini sudah tidak mungkin dihindarkan lagi. Oleh karena itu, diperlukan
kesiapan untuk menerima TI, dan kemampuan untuk memanfaatkanya seoptimal mungkin.
Untuk dapat memanfaatkan TI dalam pembelajaram secara optimal, diperlukan hal – hal
berikut:
(1) Visi Pembelajaran – yang menjelaskan bagaimana pembelajaran seharusnya: karakteristik,
proses dan paradigmanya – di masa mendatang. TI mcmbawa peruhahan dalam berbagai aspek
pembelajaran, termasuk paradigma pernbelajarannya. Apakah pembelajaran tetap berfokus
pada materi dan tenaga pengajar Ataukah pembelajaran yang diinginkan adalah yang berfokus
pada siswa atau kompetensi? Apakah pembelajaran akan memiliki sifat fleksibel, dari sisi
peserta pembelajaran serta akses? Apakah pembela.jaran dipersepsikan memerlukan TI?
Dalam hal ini, perlu ada kejelasan isi pembelajaran yang memamfaatkan TI, sehingga TI dapat
dimanfaatkan dengan optimal.
(2) Realokasi sumber daya – hal ini sangat penting karena dari waktu ke waktu penerimaan
setiap lembaga pendidikan relatif tidak meningkat. Untuk memanfaatkan TI, yang memiliki
initial cost yang sangat timggi, diperlukan keberanian pimpinan Lembaga pendidikan untuk
mereloalokasikan sumber daya sesuai denganprioritas yang ditentukan. Alokasi sumberdaya
ini dapat dibuat secara bertahap dan sistematis.
3). Strategi implementasi – Sesuai dengan alokasi sumberdaya yang dibuat bertahap, maka
strategi implementasi pun perlu dilakukan secara bertahap dan sistematik. Pentahapan ini
menjamin bahwa langkah yang dilakukan tidak terlalu besar sehingga dapat memutarbalikkan
tradisi pembelajaran yang sekarang sudah bcrjalan dan banyak orang sudah merasa nyaman
dengan hal itu. Pentahapan juga dapat memberikan gambaran tentang keuntungan dari
pemanfaatun TI, contoh keberhasilan pemanfaatan TI yang kemudian dapat dimamfaatkan
kepada kasus-kasus lainnya, serta nilai tambah yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan TI
(misalnya keterampilan tenaga pengajar, siswa)
(4) Infrastruktur – sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam upaya pemanfaaran TI
dalam pembela’jaran. Pemanfaatan TI sangat bergantung pada kehadiran perangkat keras
pendukung, perangkat lunak, jaringan, serta sumberdaya manusia yang dapat mendukung. Jika
salah satu tidak tersedia, maka pemanfaatan TI tidak akan optimal.
(5) Akses siswa kepada TI – walaupun pemanfaatan sudah dirancang dengan sistematis dan
cermat, jika siswa tidak atau belum memiliki akses terhadap TI, maka pemanfaatan TI akan
menjadi beban semata. Jika memungkinkan, institusi pendidikan dapat menyediakan TI yang
dapat diakses oleh siswa atau institusi pendidikan dapat menjamin bahwa siswa dapat
mengakses TImisalnya melalui penyediaan daftar warnet, computer and internet rental.
(6) Kesiapan tenaga pengajar – pembelajaran merupakan proses untuk knowledge prodtion
knowleg transmission, dan knowledge application. Sementara itu, TI adalah alat yang dapat
mempermudah dan mempercepat terjadinya proses tersebut. Tenaga pengajar perlu memiliki
sikap dan pengetahuan yang jelas tentang hal tersebut, sehingga tidak menjadikan TI sebagai
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, persiapan tenaga pengajar dimulai dari tahap
penyadaran, sampai tahap adopsi dan pemanfaatan perlu dilakukan, melalui berbagai cara,
seperli pelatihan, learning by doing, sekolah lanjut. Kesiapan tenaga pengajar meliputi
computer., and intenet literacy, pengetahuan teknis dan operasional komputer dan internet,
keterarnpilan merancang pembelajaran berhasis TI keterampilan memproduksi pembelajaran
berbasis TI, serta keterampilan mengintegrasikan TI dalam sistem pembelajaran secara umum.
Institusi pendidikan perlu melakukan penataan tentang penghargaan bagi tenaga pengajar yang
telah mulai berpartisipasi dalarn pemanfaatan TI, sebagai salah satu bentuk motivasi ekstemal.
(7) Kendali mutu dan penjaminan mutu – Inisiasi pembelajaran berbasis TI perlu disikapi
sebagai proyek pengembangan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini, perencanaan secara
konseptual maupun operasional merupakan syarat yang tidak dapat ditawar. Pemantauan
inisiasi selama dilaksanakan juga merupakan mekanisme pengendalian mutu yang tidak dapat
dihindarkan , kemudian evaluasi keberhasilan (cost-efftctiveness dan cost efficiency) menjadi
mata rantai akhir untuk menentukan sejauhmana pembelajaran berbasis TI dapat memberikan
hasil yang optimal. Perlu diyakinkan bahwa pembelajaran berbasis TI akan memberikan hasil
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, bukannya berkurang atau
menyimpang.
(8) Kolaborasi dan konsorsiurn – pembelajaran berbasis TI tidak mungkin untuk berdiri sendiri.
Kolaborasi dan pengembangan jejaring keahlian merupakan landasan dasar dari keberhasilan
pembelajaran berbasis TI. Artinya, dituntut kerjasama dari berbagai pihak dalam beragam
peran untuk dapat mengembangkan pembelajaran berbasis T1, melaksanakannya, serta
mengevaluasi serta merevisi untuk kemudian meningkatkan kualitasnya. Kedelapan strategi
tersebut memerlukan perencanaan dan juga sumberdaya yang tidak sedikit. Apakah kita
mampu dan mau melakukan semua itu? Menurut Machiavelli dalam bukunya The Prince:
“There is nothing more difficu/t to plan, more doubful of success, nor more dangerous to
manage than the creation of a new order of things”. Jika memang kita perlu berubah , maka
kita dapat melakukanyya.
BAB III
PENUTUP
III.1 kesimpulan
Dari uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk tranfer data baik itu untuk
memperoleh suatu data / informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta
dapat digunakan sebagai alat komunikasi baik satu arah maupun dua arah.
Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan,
dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yaitu: e-learning,e-book,aplikasi lain(e-magazine) dan
sebagai media pembelajaran
Pengaruh/damapak diterapkannya TIK dalam pembelajaran yaitu: pergeseran pandangan
tentang pembelajaran,kreatifitas dan kemandirian belajar serta peran guru.
Optimalisasi Pemanfaatan TI dalam Pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Visi Pembelajaran, Realokasi sumber daya, Strategi implementasi, Infrastruktur, Akses siswa
kepada TI, Kesiapan tenaga pengajar, Kendali mutu dan penjaminan mutu,dan Kolaborasi dan
konsorsiurn.
III.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini berguna bagi pembaca,khususnya para
guru,sehingga dapat menambah wawasannya dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Rosalina, 2009, Pemanfaatan TIK sebagai media Pembelajaran di masa


depan,http//www.engineeringtown.com/home/teacher/index.php?option=com_content
&view=artikel&id=115:pemanfaatan-tik-sebagai-media-pembelajaran.html, 01 januari
2010.

Wahidin, 2009, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media


pembelajaran, http//makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18, 24 desember
2009.

Tati Hartati,2009, multi media sebagai media pembelajaran,http://biologi-


staincrb.web.id/blog/multimedia-sebagai-media-pembelajaran, 24 desember 2009

Prof. Dr. H. Mohamad Surya, 2006,Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas, 24 desember 2009

Edy Haryanto,ST, 2008, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan


Perkembangannya. 24 Desember 2009.

Darmawan Ady Prabowo,S.Kom, http://blognoesa.co.cc/artikel/penerapan-tik-dalam-


pendidikan-di-indonesia/, 24 desenber 2009

You might also like