You are on page 1of 5

Continuous Assurance Auditing (CAA) dan XBRL

Pendahuluan
Continuous assurance auditing (CAA) adalah proses monitoring terkait pengendalian dalam sistem
teknologi informasi yang mana monitoring ini akan mengirimkan pemberitahuan kepada auditor
(biasanya internal auditor) jika terdapat penyimpangan sistem dari yang batasi auditor. Konsep ini
telah ada sejak awal audit berbasis teknologi informasi muncul. Beberapa program yang muncul
pada saat itu adalah Integraed Test Facility (ITFs) ataupun System Continuous Audit Review File
(SCARF).
Konsep sistem ITFs dan SCARF saat ini berevolusi menjadi teknik pemantauan CAA. Saat ini, CAA
dibuat sedemikian hingga menjadi sangat mudah diterapkan sebagai sistem audit otomatis.

1. Implementasi CAA
Dengan banyaknya aplikasi IT sekarang perbedaan dalam pengendalian untuk dipertimbangkan
dalam meningkatkan efisiensi audit, auditor mulai menekankan hanya pada pengendalian internal
yang lebih beresiko tinggi melalui analisa resiko secara formal.
a. Apakah yang dimaksud dengan proses pemantauan CAA?
Although the underlying concepts are very similar, sometimes we can confuse
continuous assurance auditing and continuous monitoring. The basic characteristics
of each are listed next.
CAA adalah proses audit yang menghasilkan hasil audit secara simultan dengan atau diantara
waktu yang singkat setelah peristiwa sebenarnya terjadi. CAA umumnya merupakan bentuk
independen dari aplikasi bisnis dengan proses yang menguji data transaksi dibandingkan dengan
parameter pengendalian atau peraturan.
Meskipun memiliki konsep yang mirip, terkadang kita bingung antara CAA dengan continuous
monitoring. Berikut beberapa perbedaannya:
 CAA
- Perangkat lunak monitoring audit yang dibangun menjadi aplikasi TI.
- Selain menjadwalkan audit internal secara periodik menjadi mereview, CAA merekam
area potensial untuk menjadi perhatian audit internal.
- Audit internal secara umum bertanggung jawab atas kerahasiaan pemasangan aplikasi
CAA.
 Continuous Monitoring (CM)
- CM sangat miripp dengan CAA kecuali pengguna IT harus memasang CM pada aplikasi
yang menjadi perhatian
- Selain mencari transaksi yang tidak biasa, CM terkadang dipasang pada layar utama
untuk menunjukkan dengan segera aktivitas operasional yang sedang berlangsung.
- Audit internal terkadang mereview proses CM secara periodik terkadang hanya untuk
mendapatkan keyakinan bahwa seluruh proses berjalan.
b. Sumber daya dalam implementasi CAA.
Agar menjadi apllikasi monitoring yang independen, CAA tidak seharusnya dipasang oleh
pengembang TI yang melaksanakan proses produksi.
Beberapa contoh implementasi CAA:
i. Pendekatan CAA Microsoft
Fungsi audit internal microsoft telah mengembangkan pendekatan CAA yang disebut sebagai
technology enabled continuous auditing (TECA). Aplikasi ini bertindak untuk menjembatani
antar CAA dan CM. Audit internal Microsift melihat TECA sebagai transisi dari pemantauan
berlanjut yang memperbolehkan audit internal untuk menganalisa transaksi yang mengalir
didalam sistem Microsoft dan menyediakan alur kerja audit internal.
ii. Sistem assurance ACL.
ACL juga menyediakan tool yang efektif yang bisa disebut sebagai generasi pertama CAA.
Pendekatan ACL lebih maju selangkah sehingga auditor tidak perlu menjalankan program
monitoring, dengan perangkat ACL yang dihubungkan dengan fail-fail perusahaan sehingga
bisa dijalankan di background. Perangkat lunak ini berguna dalam mendeteksi transaksi yang
tidak biasa sebagai indikator dari kecurangan ataupun duplikasi dan kelebihan pembayaran.

2. Keuntungan CAA.
Dengan mengubah pendekatan audit internal dan mengimplementasikan proses CAA, auditor
internal bisa mengembangkan pemahaman yang lebih baik atas lingkungan bisnis dan resiko pada
perusahaannya. Proses CAA dapat mendukung pemenuhan dan dukungan untuk pengujian transaksi
otomatis dalam memveriikasi validitas dan integritas transaksi. CAA menciptakan lingkungan
pengujjian berkelanjutan dimana kesalahan dalam pengendalian internal bisa langsung diketahui
dan diperbaiki.

3. XBRL: Internet-Based Extensible Business Reporting Language


Secara virtual, perusahaan saat ini beroperasi dalam lingkungan yang didukung oleh internet.
Dimana laporan TI dihasilkan didalam pusat data, baik dengan kertas ataupun melalui sistem online,
terdapat beberapa pertanyaan terkait integritas dari data yang dilaporkan, yang mendukung
pengendalian internal yang kuat.
XBRL adalah bahasa pemrograman standar dalam pelaporan bisnis yang dikembangkan oleh
konsorsium dari 200 perusahaan dan agensi dan didukung penuh oleh AICPA di Amerika Serikat.
XBRL dengan cepat menjadi standar dunia yang mendukung publikasi, pertukaran dan analisis
atas informasi keuangan yang kompleks di dalam laporan bisnis perusahaan secara dinamik dan
interaktif di internet.
a. Pengertian XBRL
XBRL menggunakan standar XML untuk menjelaskan informasi kepada publik dan perusahaan
swasta serta perusahaan lain. XBRL juga menyediakan penjelasan standar dan sistem klasifikasi atas
konten dari laporan akuntansi. Data diambil dari sistem informasi akuntansi dan XBRL
mengkodekannya untuk menghasilkan laporan tahunan elektronik termasuk seluruh laporan
keuangan, laporan auditor dan formulir 10K.
b. Implementasi XBRL
Microsoft telah mengisi laporan formulir 10K mereka dalam format XBRL sejak 2002, dan General
Electric menggunakan XBRL menggunakannya untuk laporan internal perusahaan.
Sebagai bahasa laporan bisnis, XBRL mirip dengan HTML, dimana pengguna internet meng-klik
pada suatu referens agar dapat menuju situs lainnya. Dalam XBRL, data financial di internet diberi
label sehingga dapat diketahui dan diterjemahkan oleh aplikasi lain yang menggunakan standar
XBRL.
Menurut XBRL, sangat diperlukan untuk dapat mengambil informasi keuangan untuk laporan dari
database kemudian diproses untuk mendapatkan informasi tergantung dari kebutuhan pengguna.
Dengan XBRL, informasi keudian dikodekan dan kemudian siap untuk diambil secara elektronis
menjadi laporan kepada pengguna informasi. Dengan perangkat yang sesuai, output yanng sesuai
dengan yang diinginkan pengguna dapat ditransmisikan secara elektronis, tanpa membutuhkan
laporan dalam bentuk kertas.
XBRL dengan cepat menjadi peraturan standar baru dalam pellaporan keuangan berbasis internet
dan dukungan sistem di AS, EU dan juga seluruh dunia.

4. Gudang data, pengolahan data dan OLAP.


a. Pentingnya perangkat penyimpanan.
Sistem dan database semakin besar, oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari perakatan yang
dapat memenuhi kebutuhan ini. Banyak perusahaan melakukan percobaan dengan perangkat
penyimpanan yang ditawarkan, mengadaptasikannya agar dapat memenuhi permintaan pengguna
atas kapasitas penyimpanan yang lebih besar.
Teknologi sudah semakin maju, dan saat ini kita memiliki content addressed storage (CAS), yang
merubah dari sekedar arsip menjadi lingkungan yang semakin mudah untuk digunakan oleh
pengguna dan permintaan aplikasi atas format dari bentuk database lama hingga foto digital.
Secara esensi, manajemen penyimpanan adallah meningkatkan bagian dari lingkungan IT
perusahaan.
b. Data Warehouses dan Data Mining
Konsep dari penyimpanan data telah berevolusi menjadi aplikasi bisnis yang unik. Data
warehouse adalah manajemen data yang diletakkan diluar fasilitas operasional IT. Konep utama dari
data warehouse adalah data yang disimpan untuk analisis bisnis yang bisa diakses secara efektif
terpisah dari sistem operasional. Kemajuan dalam teknologi dan perubahan sifat alami bisnis telah
membuat proses analisa bisnis menjadi lebih kompleks.
Sistem data warehouse dikatakan berhasil ketika data bisa digabungkan, dari sistem operasi
independen yang beragam. Kebanyakan arsitektur data warehouse memperbolehkan aplikasi untuk
diintegrasikan dengan warehouse. Dengan ini bisa dilakukan cross-reference dan penyaringan data
berdasarkan waktu, memperbolehkan seorang analis untuk menganalisa data sesuai dengan waktu
yang dibutuhkan.
Kemampuan sebenarnya dari data warehouse adalah kemampuan untuk membantu analis dalam
melakukan data mining. Perangkat untuk melakkukan data mining berkembang dengan cepat untuk
memenuhi kebutuhan atas pemahaman sifat unit bisnis seperti pelanggan dan produk.
c. Online Analytical Processing (OLAP)
OlAP adalah proses dasar analisa data untuk aplikasi bisnis, termasuk penjualan dan analisa
pasar, perencanaan, penganggaran, konsolidasi, analisa keuntungan, balance scorecard, pengukuran
performa dan pelaporan data warehouse. OLAP merupakan kategori sofware penarik adta yang
memungkinkan analisis untuk mendapatkan data dari bermacam sudut pandang dan dimensi dari
informasi yang telah diubah dari data mentah.
OLAP merupakan data perusahaan yang telah dikonsolidasi untuk mendukung data analitik
pengguna. OLAP memberikan fitur-fitur berikut:
 Konsep sudut pandang yang multidimensi
 Analisa tren selama suatu periode waktu
 Kemampuan untuk menggali lebih dalam tingkat konsolidasi.
 Intuisi manipulasi data
 Penggantian menuju dimensi baru dalam area sudut pandang.
 Mencapai detil data yang lebih baik
Tidak semua perusahaan membutuhkan OLAP. Terkadang perusahaan tidak memiliki dataa dalam
jumlah besar dimana prosedur OLAP dapat mengurangi biaya.

You might also like