You are on page 1of 28

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Kebutuhan Dasar


1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat sistem tubuh yang berperan


adalah sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ
assesoris.Saluran pencernaan dimulai dari oris, esofagus, gaster, duodenum,
jejunum, ileum, intestinum mayor, sekum, kolon asendens, kolon
transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, anus.bagian distal, dan
organ assesoris terdiri dari hati, kandung empedu, dan pankreas. (Atoilah dan
Kusnadi, 2013)

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,


keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan
hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow
adalah sebuah teori yang dapat di gunakan perawat untuk memahami
hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan (wahyudi dan wahid, 2016).
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan bahan dari lingkungan dari
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat di katakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan dan berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (tarwoto dan wartonah, 2010).
Nutrisi merupakan jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang di konsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah seseuatu
yang di makan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya
(kozier, dkk, 2011).

2. Jenis-Jenis Nutrisi
Menurut (wahyudi dan wahid, 2016) jenis-jenis nutrisi yang di perlukan
pada tubuh adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat terdapat dalam beras, gandum, jagung, kentang, ubi,
buah, dan sayuran. Karbohidrat di gunakan sebagai sumber energi
bagi tubuh kita. Setiap 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan energi
4 kilo kalori.kalau kita konversikan 1 kalori : 4,2 joule , maka 1 gram
karbohidrat menghasilkan energi sebesar 16,8 kilo joule.
Selama proses pencernaan, karbohidrat akan di pecah menjadi
molekul gula sederhana seperti glukosa. Bentuk gula sederhana inilah
yang di serap oleh tubuh jika manusia mengkonsumsi karbohidrat
melebihi kebutuhan energi, maka karbohidrat akan di simpan dalam
glikogen dalam lemak. Glikogen akan di simpan di hati dan otot.
Lemak akan di simpan di sekitar perut, ginjal dan di bawah perut
kekurangan karbohidrat akan badan lemah, kurus, semangat
kerja/belajar menurun, dan daya tahan badan terhadap penyakit
berkurang.
b. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah:
ayam, ikan, daging, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber
protein nabati adalah : kelompok kacang polong (misalnya: buncis,
Capri dan kedelai), kacang-kacangan dan biji-bijian. Protein
merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrisi ini berupa
struktur nutrisi kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein
akan di hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan
asam-asam amino yang kemudian yang akan diserap oleh usus.
Selama proses pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton
dengan bantuan enzim pepsin didalam lambung. Kemudian pepton
akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin
didalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh.
Sama seperti karbohidrat, setiap 1gram protein dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan
busung lapar.
Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional.
Fungsi struktural berfungsi dengan fungsi pembangun tubuh dan
pengganti sel-sel yang rusak.
Fungsi protein:
1) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
2) Protein menghasilkan jaringan baru.
3) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
hemoglobin.
4) Protein sebagai sumber energi Kebutuhan protein 10-15% atau
0,8-1,0 gram/kg BB dari kebutuhan energi total.
c. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak
hewani, misalnya lemak daging mentega, susu, ikan basah, telur dan
minyak ikan. Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan disebut
lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, dan kacang-kacangan
dan alpukat.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A,D,
E, dan K. lama di simpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap 1gram
lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilo kalori atau 38 joule.
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan.Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan di serap dengan asam-asam lemak.
Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
Fungsi lemak diantara nya sebagai berikut:
1) Sebagai sumber energi: merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan memberikan 9 kalori/gram.
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh.
3) Perlindungan.
4) Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari
tubuh.
5) Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan berfungsi sebagai katalisator metabolisme tubuh. Vitamin
dapat dibagi dalam 2 kelas besar yaitu vitamin larut dalam air
(vitamin B1, B2, B6 dan B12) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A,D,E, dan K). Vitamin berfungsi sebagai komponen
organik enzim yang disebut sebagai co-enzim. Terdapat dua
kelompok vitamin yang larut dalam lemak dan air. Vitamin larut
dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang
tersedia lebih banyak yang diperlukan tubuh, akan disimpan dalam
lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda hal nya dengan
vitamin yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukn
oleh tubuh, kelebihan akan dibuang keluar tubuh melalui urin.
e. Mineral dan air
Garam mineral di butuhkan secara sendiri sendiri maupun
kelompok. Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh.
Sebagai contoh kalsium, sumbernya berasal dari susu, kerja, daging,
sayur-sayuran, berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot,
pembentukan tulang, gigi dsb.
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh,
mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
mensintesis sehingga harus di sediakan lewat lewat makanan.
Fungsi dari mineral yaitu :
1) Konstituen tulang dan gigi contoh : kalsium, magnesium, fosfor.
2) Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh : contoh Na, Cl, K, Mg, P.
Bahan dasar enzim dan protein

3. Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh


Menurut (jauhari dan nasution, 2012) fungsi nutrisi bagi tubuh manusia
adalah:
Tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh
karena itu memerlukan masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-zat
yang di perlukan tubuh, zat-zat tersebut nutrisi yang berfunsi membentuk
dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan
di dalam tubuh, dan melindungi tubuh terhadap penyakit. Dengan
demikian fungsi utama nutrisi adalah memberikan energi bagi aktivitas
tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta mengatur
berbagai proses kimiawi tubuh.
Untuk pertumbuhan tubuh di perlukan zat yang disebut protein
mineral dan juga air. Tenaga yang di perlukan untuk bekerja dan
menjalankan aktivitas di dalam tubuh yaitu pencernaan makanan,
pernafasan dan peredaran darah di peroleh dari zat hidrat arang, lemak,
protein. Protein di gunakan untuk menghasilkan tenaga terutama bila
jumlah hidrat arang dan lemak tidak cukup. Zat-zat yang berfungsi
memelihara, mengatur kerja di dalam tubuh dan meindungi diri kita
terhadap serangan penyakit adalah mineral dan vitamin.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi


Menurut (Jauhari dan Nasution, 2012) faktor yang mempengaruhi asupan
nutrisi seseorang dan status gizi adalah:
a. Usia dan tahap perkembangan
Periode waktu dalam hidup seseorangketika bertumbuh begitu
cepat dan membutuhkan tingkat energi yang di keluarkan lebih tinggi
dan asupan nutrien lebih tinggi. 2 masa tersebut adalah pada
permulaan kehidupan dan selama masa remaja ketika ada dorongan
pertumbuan kemampuan bayi untuk memenuhi kebutuhan energi
menjadi berlipat karena faktanya iya mempunyai saluran pencernaan
belum sempurna. Dengan demikian, bentuk makanan yang di
gunakan, untuk memenuhi kebutuhan bayi harus di modifikasi untuk
menyesuaikan level fungsional saluran pencernaan. Selama masa
remaja, tantangannya untuk memastikan bahwa nutrisi yang tepatlah
yang di konsumsi. Remaja sangat aktif dan senang berpergian.
Mereka mempunyai tingkat kemandirian lebih tinggi dan lebih senang
memilih makanan cepat saji yang tinggi kalori dan lemak yang mudah
di makan di jalan.
b. Gaya hidup dan budaya
gaya hidup seseorang tau keluaganya juga mempunyai pengaruh
terhadap kebiasaan makan. Contoh variabel gaya hidup dan
mempengaruhi kebiasaan makan di antaranya:
1) Kedua orang tua yang bekerja di luar rumah dapat mempengarui
tipe makanan yang di makan (misalnya makanan cepat saji,
makanan kotak, menu seimbang termasuk pemilihan masing
masing kelompok makanan).
2) Pendapatan (makan di restoran kempuan untuk membeli beragam
makanan).
3) Kapan dan dimana makanan di makan (misal di meja makan,
dalam keluarga, sendiri, di depan tv, pada waktu makan berbeda,
makan sepanjang hari).
4) Keyakinan (missal keyakinan agama, keyakinan bahwa makanan
apa saja akan membuat sehat, tidak toleransi terhadap “ makanan
sampah”, menggunakan makanan sebagi penghargaan, apa dan
bagaimana pria vs wanita harus makan, (makan benda non
makanan).
5) Tingkat aktifitas (mempengaruhi jumlah kalori yang di butuhkan).
6) Konsumsi obat alkohol dan obat terlarang.
5. Status Nutrisi
Menurut (mubarak dan chayatin, 2008) karakteristik status nutrisi di
tentukan melaluin adanya indeks masa tubuh (body mass index-BMI) dan
berat tubuh ideal (ideal body weight-IBW).
a. Body mass indeks (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan. BMI di hubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight)
dan obesitas.
Rumus BMI di perhitungkan:
BB (kg) BB (pon) x 704,5
TB (M) atau TB (inchi)2

Kategori BMI (Body Mass Index)


Berikut ini adalah tabel indeks tubuh atau BMI berdasarkan
departemen kesehatan RI yang di bagi menjadi kategori yaitu:

Tabel 2.1 Tabel Indeks Massa Tubuh Atau Body Mass Index
Nilai BMI Laki-laki Nilai BMI Perempuan Kategori
< 18 < 17 Kurus

18-25 17-23 Normal

25-27 23-27 Kegemukan

>27 >27 Obesitas

Sumber : (Mubarak dan Chayatin, 2008)


b. Ideal body weight ( IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh
yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter di kurangi 100 dan di kurangi atau di tambah 10% dari
jumlah tersebut.

Rumus IBW diperhitungkan:


(TB – 100) + 10%

6. Masalah Nutrisi
Menurut (wahyudi dan Wahid, 2016) masalah yang muncul pada
kebutuhan nutrisi yaitu:
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asuapan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20 % di bawah normal.
2) Tinggi badan di bawah ideal.
3) Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60%.
4) Adanya nyeri tekan pada otot.
5) Adanya penurunan albumin serum.
6) Adanya penurunan tranferin.

Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disvagia karena adanya kelainan persyarafan.
3) Penurunan absorbsnutrisi akibat penyakit CROHN atau intoleransi
laktosa.
4) Nafsu makan menurun.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang di alami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
2) Obesitas ( lebih dari 20 % berat ideal).
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 16 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita.
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktifitas menurun atau monoton.
Adanya kemungkinan penyebab :
1) Tanda perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masaah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrinya
adalahmelebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutri masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau bisa di katakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan
penurunan energi pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan
lain-lain.
e. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi di tandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin, atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga di sebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan berbagai nutrisi, seperti adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung corener merupakan gangguan nutrisi yang sering
di gunakan oleh adanya peningkatan darah dan merokok. Saat ini
penyakit jantung coroner di alami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidah sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang di sebabkan oleh
pengonsumsian, lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan perpanjangan, di tandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, alergi, dan
kelebihan energi.

7. Diit Makanan
Menurut (ngastiyah, 2005) diit makanan yang di ajurkan pada masalah
thypoid yaitu:
makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan
tidak menimbulkan gas serta pemberiannya harus melihat keadaan pasien.
Jika keadaan klien masih baik, diberikan makanan lunak dengan lauk pauk
dicincang (hati, daging), sayuran labu siam atau wortel yang dimasak
lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur setengah matang atau matang
direbus. Susu diberikan 2x1 gelas per hari, jika makanan tidak habis
diberikan ekstra susu.
8. Tanda–Tanda Gangguan Nutrisi
Menurut (jauhari dan Nasution, 2012) tanda-tanda gangguan gizi pada
masalah thypoid yaitu :
a. Berat badan (berat badan kurang, perubahan signifikan)
b. Keluhan kelelahan atau kelemahan
c. Tampilan lemah dan lesu
d. Konstipasi atau diare
e. Kulit rentan atau penyembuhan terlambat
f. Konjungtiva pucat
g. Rambut rontok
h. Kuku rapuh atau perubahan bentuk kuku
i. Kerusakan gigi dan sakit gusi
j. Penyimpangan skeletal (kaki bengkok, lutut melengkung, fraktur )
k. Status gangguan mental (lekas marah, lesu, bingung)
l. Taki kardia (detak jatung tidak teratur)
m. Tekanan darah tinggi atau rendah

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas Klien
Umur : Demam typhoid sering ditemukan pada usia diatas
1 tahun.
Jenis kelamin : Biasanya jenis kelamin tidak mempengaruhi
penyakit demam typhoid.
Pekerjaan : Pekerjaan serta suku bangsa juga perlu dikaji
untuk mengetahui adanya pemaparan penyakit.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama demam typhoid adalah panas atau demam yang tidak

turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare

serta penurunan kesadaran.


a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang
ada hubungannya dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji
tentang obat-obatan yang biasa dikonsumsi oleh klien, dan juga
kaji mengenai riwayat alergi pada klien, apakah alergi terhadap
obat-obatan atau makanan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri
pada epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit
kepala atau pusing, letih atau lesu.

3) Riwayat kesehatan keluarga


Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama dengan klien atau penyakit gastrointestinal lainnya.

b. Pola pengkajian sistem

1) Pola nutrisi dan metabolisme


Pada klien dengan demam typhoid akan mengalami penurunan
nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga
makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
pemeriksaan fisik klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi di
lakukan dengan cara:
a) Inspeksi
(1) Penampilan umum : Lesu, apatis.
(2) Rambut : Rambut berserabut, kusam,kusut,
kering, tipis, dan kasar, heklai
rambut mulai lepas.
(3) Bibir : Penampilan kering, berisik, benkak,
kemerahan,
(4) Mata : Membrane mata pucat (konjungtiva
pucat), membrane kemerahan,
kekeringan membrane mata,
penampilan pada membrane mata.
(5) Gusi : Gusi bengkak, mudah berdarah,
margin kemerahan.
(6) Leher : Pembesaran tiroid.
(7) Kulit : Membran mukosa lembut, bengkak

b) Palpasi
(1) Kaki tungkai : Edema, nyeri, betis, kesemutan,
lemah
c) Auskultasi
(1) Fungsi kardiovaskuler : Laju denyut jantung cepat, irama
tidak normal, tekanan darah
meningkat.
(2) Fungsi gastrointestinal : Anoreksia, diare, pembesaran hati
atau limfa.

2) Pola eliminasi

Pada klien dengan demam typhoiddapat mengalami konstipasi

oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine tidak


mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning

kecoklatan. Klien dengan demam typhoid terjadi peningkatan

suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa

haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.

3) Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total,

agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien

dibantu.

4) Pola tidur dan istirahat


Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu

tubuh.

5) Pola persepsi dan konsep diri

Pada klien dengan demam typhoidBiasanya terjadi kecemasan

dan rasa khawatir terhadap penyakitnya.

6) Pola sensori dan kognitif

Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan

penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak

terdapat suatu waham pada klien.

7) Pola hubungan dan peran


Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di

rawat di rumah sakit dan klien harus bedrest total.

8) Pola penanggulangan stress

Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan

mengakibatkan stress pada penderita yang bisa mengakibatkan

penolakan terhadap pengobatan.

9) Pola keyakinan – nilai

Kedekatan klien pada sesuai yang diyakininya di dunia dipercaya

dapat meningkatkan kekuatan jiwa klien. Keyakinan klien

terhadap Tuhan dan mendekatkan diri kepadanya merupakan

metode penanggulangan stress yang konstruktif.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum
Pada klien dengan demam typhoiddidapatkanklien tampak
lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 410 C, muka kemerahan.
2) Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).
3) Sistem respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam
dengan gambaran seperti bronchitis.
4) Sistem kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin

rendah.

5) Sistem integumen

Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut

agak kusam

6) Sistem muskuloskeletal

Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

7) Sistem pencernaan
a) Inspeksi
(1) Keadaan kulit : warnanya (ikterus, pucat, coklat,
kehitaman), elastisitasnya (menurun pada orang tua dan
dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan
adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik,
ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya),
striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran
pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior &
kolateral pada hipertensi portal).
(2) Besar dan bentuk abdomen : rata, menonjol, atau
scaphoid (cekung).
(3) Simetrisitas : perhatikan adanya benjolan local
(hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovari,
hidronefrosis).Gerakan dinding abdomen pada peritonitis
terbatas.
(4) Pembesaran organ atau tumor.
(5) Peristaltik : gerakan peristaltik usus meningkat pada
obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan
bentuk usus juga tampak (darm-contour).
(6) Pulsasi : pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma
aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah
epigastrium dan umbilical.

b) Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan
suaraperistaltic usus
(1) Mendengarkan suara peristaltik usus. Frekuensi normal
berkisar 5-34 kali/ menit.
(2) Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat
disertai rasa sakit (borborigmi).
(3) Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar
dan tegang, peristaltik lebih tinggi seperti dentingan
keping uang logam.
(4) Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah,
frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
(5) Hipoaktif/sangat lambat (misalnya sekali dalam 1 menit)

c) Palpasi
(1) Pemeriksaan ballottement : cara palpasi organ abdomen
dimanaterdapat asites. Caranya dengan melakukan
tekanan yang mendadak pada dinding abdomen &
dengan cepattangan ditarik kembali. Cairan asites akan
berpindah untuk sementara, sehingga organatau massa
tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat
teraba saatmemantul.
(2) Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya,
bentuknya, lokasinya,konsistensinya, tepinya,
permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/
tekan, danwarna kulit di atasnya. Palpasi hati : dilakukan
dengan satu tangan atau bimanual padakuadran kanan
atas. Dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis
pertengahan antaramid-line pasien diminta untuk
menarik napas dalam, sehingga hatidapat teraba.
Pembesaran hati dinyatakan dengan berapa sentimeter di
bawah lengkungcosta dan berapa sentimeter di bawah
prosesus xiphoideus.

d) Perkusi
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan
abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati,
limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa
berisimcairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam
lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga
abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah
timpani (organberongga yang berisi udara), kecuali di daerah
hati (redup pada organ yang padat).
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen
secara sistematis untuk mengetahui distribusi daerah timpani
dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus cairan bebas
dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga
abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusitimpani di
bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara
dullness dominant. Karenacairan itu bebas dalam rongga
abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan
terjadiperpindahan cairan ke sisi terendah. (Atoilah dan
Kusnadi, 2013)

d. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muttaqin (2013) Pengkajian diagnostik yang diperlukan
adalah pemeriksaan laboratorium dan radiografi, meliputi hal-hal
berikut ini :
1) Pemeriksaan darah
Untuk mengidentifikasi adanya anemia karna asupan makanan
yang terbatas, malabsorpsi, hambatan pembentukan darah dalam
sum-sum, dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran
darah.Leukopenia dengan jumlah leukosit antara 3000-4000/mmᵌ
ditemukan pada fase demam.Hal ini diakibatkan oleh
penghancuran leukosit oleh endotoksin.Aneosinofilia yaitu
hilangnya eosinofil dari darah tepi.Trombositopenia terjadi pada
stadium panas yaitu pada minggu pertama.Limfositosis umumnya
jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin, Laju
endap darah meningkat.

2) Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan (<2 gr/liter) juga di dapatkan
peningkatan leukosit dalam urine.
3) Pemeriksaan feses
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya
perdarahan usus dan perforasi.
4) Pemeriksaan bakteriologis
Untuk identifikasi adanya kuman salmonella pada biakan darah
tinja, urine, cairan empedu, atau sumsum tulang.
5) Pemeriksaan serologis
Untuk mengevaluasi reaksi aglutinasi antara antigen dan atibody
(aglutinin), respons antibody yang di hasilkan tubuh akibat infeksi
kuman salmonella adalah antibodi O dan H. Apabila titer
antibody O adalah 1 : 20 atau lebih pada minggu pertama atau
terjadi peningkatan titer antibody yang progresif (lebih dari 4
kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu kemudian
menunjukkan diagnosis positif dari infeksi Salmonella thyposa.
6) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
komplikasi akibat demam typhoid.
7) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat
tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
8) Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella
thyposaterdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat
pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan
pada uji widal adalah suspensi Salmonella thyposa yang sudah
dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini
adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh Salmonella
thyposa, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu:
(1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O
(berasal dari tubuh kuman).
(2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H
(berasal dari flagel kuman).
(3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi
(berasal dari simpai kuman). (Muttaqin, 2013).

e. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada penderita demam


typhoid yaitu :
1) Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik dari inflasmasi
gastrointestinal.
Hipertermi yaitu peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Batasan Karakteristik : konvulsi, kulit kemerahan, peningkatan
suhu tubuh diatas kisaran normal, kejang, takikardi, takipnea,
kulit terasa hangat.
2) Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
pemasukan yang kurang, pengeluaran yang berlebihan, diare,
panas tubuh.
Defisit volume cairan yaitu penurunan cairan intravaskular,
interstisial, dan/ atau intraseluler.Ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan.
Batasan karakteristik : perubahan status mental, penurunan
tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit,
penurunan turgor lidah, penurunan haluan urine, membran
mukosa kering, kulit kering, peningkatan suhu tubuh¸haus
kelemahan.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake kurang akibat mual, muntah,
anoreksia, atau outpun yang berlebihan akibat diare.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu
asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
Batasan karakteristik : Kram abdomen, nyeri abdomen,
menghindari makanan, berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal, diare, kehilangan rambut berlebihan, bising usus
hiperaktif, kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada
makanan, membran mukosa pucat, ketidakmampuan memakan
makanan, tonus otot menurun, mengeluh gangguan sensasi rasa,
cepat kenyang setelah makan, kelemahan otot pengunyahan.

f. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan Diagnosa Demam Thypoid
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
Hipertermi Setelah di 1. 1a) Observasi a) Untuk mengetahui
berhubungan lakukan asuhan . suhu, keadaan klien.
dengan keperawatan nadi,tekanan b) Untuk menjaga
respon diharapkan darah, intake tubuh.
sistemik dari suhu tubuh pernafasan c) Untuk menurunkan
implamasi dalam batas b) Beri minum suhu tubuh klien.
gastrointestin normal dengan yang cukup d) Untuk menjaga
al kriteria hasil : c) Berikan kondisi suhu klien.
kompres e) Untuk membantu
dingin menurunkan panas.
d) Pakaikan baju f) Agar intake
yang tipis dan adekuat.
menyerap
keringat
e) Pemberian
obat
antipireksia
f) Pemberian
cairan parental
(IV) yang
adekuat

Defisit Setelah di 2. a) Mengobservasi a) Pemantauan tanda


volume lakukan asuhan tanda tanda vital yang teratur
cairan dan keperawatan 3 vital (suhu dapat menentukan
elektrolit X 24 jam tubuh) paling perkembangan.
berhubungan kebutuhan sedikit 4 jam. b) Untuk mengetahui
dengan cairan klien b) Monitor tanda keadaan cairan
pemasukan seimbang tanda dalam tubuh klien.
yang kurang, dengan kriteria meningkatnya c) Agar intake output
pengeluaran hasil : kekurangan tetap terjaga
yang 1. tidak ada cairan : turgor adekuat
berlebihan, tanda-tanda kulit tidak d) Untuk mengetahui
diare, panas dehidrasi. elastis, ubun- berat badan klien.
tubuh. 2. Tekanan ubun cekung, e) Untuk mengetahui
darah, nadi, produksi urin intake yang di
suhu tubuh menurun, berikan ke tubuh.
dalam batas membrane f) Agar tubuh tidak
normal. mukosa kering terlalu banyak
c) Mempertahank kehilangan cairan.
an intake ouput Agar penyakit
yang adekuat. dapat teratasi.
d) Mencatat berat
badan pada
waktu yang
sama dan skala
yangsama.
e) Memonitor
pemberian
cairan melalui
intravena.
f) Mengurangi
kehilangan
cairan
Ketidakseim-
2. Setelah di a) Menilai suatu a) Menilai perkemban
bangan lakukan asuhan nutrisi pasien. gan masalah klien.
nutrisi keperawatan b) Ijinkan pasien b) Untuk
kurang dari diharapkan untuk memperbaiki
kebutuhan dapat memakan kualitas gizi pada
tubuh memperbaiki makanan yang saat selera pasien
berhubungan kebutuhan dapat di meningkat.
dengan nutrisi klien toleransi. c) Untuk
intake dengan kriteria c) Berikan memaksimalkan
kurang hasil : makanan yang kualitas intake
akibat mual, 1. Adanya di sertai nutrisi
muntah, peningkatan dengan d) Porsi yangkecil tap
anoreksia, berat badan suplemen i sering, membantu
atau outpun sesuai nutrisi untuk dalam memenuhi
yang dengan meningkatkan nutrisi, mengurangi
berlebihan tujuan kualiatas mual.
akibat diare. 2. Klien dapat intake nutrisi. e) Untuk melindungi
menghabis d) Menganjurkan penyakit melalui
kan porsi yg pada orang tua mulut
disediakan untuk f) Supaya
3. mual dan memberikan pasienmengetahui
muntah makanan pentingnya nutrisi
dapat dengan teknik bagi tubuh untuk
diatasi. porsi kecil melawan penyakit.
4. Nafsu tetapi sering. g) Untuk menjaga
makan klien e) Mempertahank kebutuhan nutrisi
ada an kebersihan tetap adekuat
mulut pasien.
f) Menjelaskan
pentingnya
intake nutrisi
yang adekuat
untuk
menyembuhka
n penyakit.
g) Kolaborasi
dengan
memberikan
makanan
melalui
parental jika
pemberian
makanan
melalui oral
tidak
memenuhi
kebutuhan gizi
pasien
Sumber: Yuliani, 2010

A. Tinjauan Kosep Demam Thypoid


1. Definisi
Demam typhoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang di
sebabkan oleh Salmonella thyposa.Organisme ini masuk melalui makanan
dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang
yang terinfeksi kuman Salmonella thyposa.(Widoyono, 2012).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna, dengan gejala demam lebih dari 1 minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran. (Sodikin, 2013).
Demam typhoid adalah penyakit infeksibakteri, yang disebabkan oleh
Salmonellatyphi . Penyakit ini ditularkan melaluikonsumsi makanan atau
minuman yangterkontaminasi oleh tinja atau urin orangyang terinfeksi.
Gejala biasanya muncul 13minggu setelah terkena, dan mungkinringan
atau berat. Gejala meliputi demamtinggi, malaise, sakit kepala,
mual,kehilangan nafsu makan,sembelit ataudiare, bintik-bintik merah
muda di dada. (Muttaqin, 2013)

2. Etiologi
Demam typhoid timbul akibat dari infeksioleh bakteri golongan
Salmonella yangmemasuki tubuh penderita melalui saluranpencernaan.
Sumber utama yang terinfeksiadalah manusia yang selalu
mengeluarkanmikroorganisme penyebab penyakit,baikketika ia sedang
sakit atau sedang dalammasa penyembuhan.Pada masapenyembuhan,
penderita masihmengandung Salmonella thyposadidalamkandung
empedu atau di dalam ginjal.Sebanyak 5% penderita demam tifoidkelak
akan menjadi karier sementara,sedang 2% yang lain akan menjadi
karieryang menahun.(Muttaqin, 2013)

3. Penyebaran Kuman
Demam typhoid adalah penyakit yangpenyebarannya melalui saluran
cerna. makanan, minuman, sayuran, maupunbuah-buahan segar. Saat
kuman masuk kesaluran pencernaan manusia, sebagiankuman mati oleh
asam lambung dansebagian kuman masuk ke usus halus. Dariusus halus
itulah kuman beraksi sehinggabisa ”menjebol” usus halus. Setelah
berhasil melampaui usus halus, kumanmasuk ke kelenjar getah bening,
kepembuluh darah, dan ke seluruh tubuh. Sekali bakteria Salmonella
thyposadimakan ataudiminum, ia akan masuk ke dalam salurandarah dan
tubuh akan merespons denganmenunjukkan beberapa gejala
sepertidemam.

4. Patofisiologi
Kuman Salmonella thyposayang masuk ke saluran gastrointestinal
akan ditelan oleh se-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa dan oleh
makrofag yang ada di dalam lamina propia. Sebagian dari salmonella
typhi ada yang dapat masuk ke usus halus mengadakan invaginasi ke
jaringan limfoid usus halus.Kemudian Salmonella thyposamasuk kedalam
folikel limfa ke saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga
terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama meyerang sistem retikulo
endotelial (RES) yaitu : hati, limfa dan tulang, kemudian selanjutnya
mengenai organ di dalam tubuh antara lain sistem saraf pusat, ginjal, dan
jaringan limpa.
Usus yang terserang tifus umumnyaileum distal, tetapi kadang bagian
lain usus halus dan kolon proksimal juga di hinggapi.Pada mulanya,
plakat peyer penuh dengan fagosit, membesar, menonjol, dan tampak
seperti infiltrat atau hiperplasia di mukosa usus.
Pada akhir minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak.tukak
ini lebih besa di ileum dari pada di kolon sesuai dengan ukuran plak peyer
yang ada di sana. Kebanyakan tukaknya dangkal, tetapi kadang lebih
dalam sampai menimbulkan perdarahan.Perforasi terjadi pada tukak yang
menembus serosa, setelah penserita sembuh, biasanya ulkus membaik
tanpa meninggalkan jaringan parut dan fibrosis.
Masuknya kuman ke dalam intestinal terjadi pada minggu pertama
dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik
pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang
terjadi pada masa ini di sebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik
turun, dan suhunya akan mencapai normal). Di samping peningkatan suhu
tubuh, juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas
suhu. Pada minggu selanjutnya dimana infeksi fokal intestinal terjadi
dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih
rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus-menerus (demam
kontinu), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik,
gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare, dan
pasien merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus,
perforasi, dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik
menurun bahkan hilang, melena, syok, dan penurunan kesadaran
(Muttaqin, 2013).

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Di serap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran


darah sistemik

Kelenjar limfosit usus hati limfa endotoksin


halus

tukak hematomegali splenomegali demam


Gambar 2.2
Patofisiologi Demam Typhoid
Perdarahan dan perforasi Nyeri perabaan
Sumber : Nurarif, 2015

5. Manifestasi Klinis

Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21hari, walaupun pada umumnya
adalah 10-12hari. Pada awal penyakit keluhan dangejala penyakit tidaklah
khas, berupa :anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot,
lidah kotor, gangguan perut

Gambaran klasik demam tifoid


Biasanya jika gejala khas itu yang tampak,diagnosis kerja pun bisa
langsungditegakkan. Yang termasuk gejala khasdemam tifoid adalah
sebagai berikut.
Minggu Pertama
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada
awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam
tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara
80-100 kali permenit.
Minggu Kedua
Suhu badan tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak
kering mengkilat, denyut nadi cepat, tekanan darah menurun, dan limfa
teraba.
Minggu Ketiga
Keadaaan penderita membaik jika suhu menrurun, gejala dan keluhan
berkurang.Sebaliknya kesehatan penderita memburuk jika masih terjadi
delirium, stupor, pergerakan otot yang terjadi terus-menerus, terjadi
inkontinensia urine atau alvi. Selain itu tekanan perut meningkat, terjadi
meteorismus dan timpani, disertai nyeri perut. Penderita kemudian
mengalami kolaps akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi
miokardial toksik.
Minggu keempat
Penderita yang keadaannya membaik akan mengalami penyambuhan.
(Tarwoto, 2011)

6. Komplikasi
Komplikasi demam typhoid dapat dibagi atas dua bagian :
a. Komplikasi Intestinal
1). Perdarahan usus
Dapat terjadi pada saat demam masih tinggi, ditandai dengan suhu
mendadak turun, nadi meningkat/ cepat dan kecil, tekanan darah
menurun. Jika perdarahan ringan mungkin gejalanya tidak terlihat
jelas, karena darah dalam feses hanya dapat dibuktikan dengan tes
benzidin. Jika perdarahan berat ditemukan melena.
2). Perforasi usus
Komplikasi ini dapat terjadi pada minggu ketiga ketika suhu sudah
turun. Gejala perforasi usus adalah pasien mengeluh sakit perut
hebat dan akan lebih nyeri lagi jika ditekan, perut tegang/
kembung. pasien menjadi pucat, dapat juga keringan dingin, nadi
lembut; pasien dapat syok
b. Komplikasi Ekstraintestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan
syndroma uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis,
kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan
perinepritis.
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis
dan arthritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, Sindroma Guillain Bare dan Sidroma
Katatonia.(Tarwoto, 2011).

7. Penatalaksanan medis
a. Perawatan, penderita demam typhoid perlu dirawat di rumah sakit
untuk di isolasi, observasi serta pengobatan. Penderita harus istirahat 5
- 7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring sempurna seperti
pada perawatan demam typhoid dimasa lampau..
b. Diet, makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi
protein, bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang, dan tidak menimbulkan banyak gas.
c. Obat pilihan utama yang di pilih adalah Kloramfenikol dan
Tiamfenikol. (Tarwoto, 2011).

You might also like