Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
2. Jenis-Jenis Nutrisi
Menurut (wahyudi dan wahid, 2016) jenis-jenis nutrisi yang di perlukan
pada tubuh adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat terdapat dalam beras, gandum, jagung, kentang, ubi,
buah, dan sayuran. Karbohidrat di gunakan sebagai sumber energi
bagi tubuh kita. Setiap 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan energi
4 kilo kalori.kalau kita konversikan 1 kalori : 4,2 joule , maka 1 gram
karbohidrat menghasilkan energi sebesar 16,8 kilo joule.
Selama proses pencernaan, karbohidrat akan di pecah menjadi
molekul gula sederhana seperti glukosa. Bentuk gula sederhana inilah
yang di serap oleh tubuh jika manusia mengkonsumsi karbohidrat
melebihi kebutuhan energi, maka karbohidrat akan di simpan dalam
glikogen dalam lemak. Glikogen akan di simpan di hati dan otot.
Lemak akan di simpan di sekitar perut, ginjal dan di bawah perut
kekurangan karbohidrat akan badan lemah, kurus, semangat
kerja/belajar menurun, dan daya tahan badan terhadap penyakit
berkurang.
b. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah:
ayam, ikan, daging, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber
protein nabati adalah : kelompok kacang polong (misalnya: buncis,
Capri dan kedelai), kacang-kacangan dan biji-bijian. Protein
merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrisi ini berupa
struktur nutrisi kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein
akan di hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan
asam-asam amino yang kemudian yang akan diserap oleh usus.
Selama proses pencernaan, protein akan diubah menjadi pepton
dengan bantuan enzim pepsin didalam lambung. Kemudian pepton
akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim tripsin
didalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh tubuh.
Sama seperti karbohidrat, setiap 1gram protein dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan
busung lapar.
Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional.
Fungsi struktural berfungsi dengan fungsi pembangun tubuh dan
pengganti sel-sel yang rusak.
Fungsi protein:
1) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
2) Protein menghasilkan jaringan baru.
3) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
hemoglobin.
4) Protein sebagai sumber energi Kebutuhan protein 10-15% atau
0,8-1,0 gram/kg BB dari kebutuhan energi total.
c. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak
hewani, misalnya lemak daging mentega, susu, ikan basah, telur dan
minyak ikan. Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan disebut
lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, dan kacang-kacangan
dan alpukat.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A,D,
E, dan K. lama di simpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap 1gram
lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilo kalori atau 38 joule.
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan.Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan di serap dengan asam-asam lemak.
Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total.
Fungsi lemak diantara nya sebagai berikut:
1) Sebagai sumber energi: merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan memberikan 9 kalori/gram.
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh.
3) Perlindungan.
4) Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari
tubuh.
5) Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan berfungsi sebagai katalisator metabolisme tubuh. Vitamin
dapat dibagi dalam 2 kelas besar yaitu vitamin larut dalam air
(vitamin B1, B2, B6 dan B12) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A,D,E, dan K). Vitamin berfungsi sebagai komponen
organik enzim yang disebut sebagai co-enzim. Terdapat dua
kelompok vitamin yang larut dalam lemak dan air. Vitamin larut
dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang
tersedia lebih banyak yang diperlukan tubuh, akan disimpan dalam
lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda hal nya dengan
vitamin yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukn
oleh tubuh, kelebihan akan dibuang keluar tubuh melalui urin.
e. Mineral dan air
Garam mineral di butuhkan secara sendiri sendiri maupun
kelompok. Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh.
Sebagai contoh kalsium, sumbernya berasal dari susu, kerja, daging,
sayur-sayuran, berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot,
pembentukan tulang, gigi dsb.
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh,
mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
mensintesis sehingga harus di sediakan lewat lewat makanan.
Fungsi dari mineral yaitu :
1) Konstituen tulang dan gigi contoh : kalsium, magnesium, fosfor.
2) Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh : contoh Na, Cl, K, Mg, P.
Bahan dasar enzim dan protein
Tabel 2.1 Tabel Indeks Massa Tubuh Atau Body Mass Index
Nilai BMI Laki-laki Nilai BMI Perempuan Kategori
< 18 < 17 Kurus
6. Masalah Nutrisi
Menurut (wahyudi dan Wahid, 2016) masalah yang muncul pada
kebutuhan nutrisi yaitu:
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakmampuan asuapan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20 % di bawah normal.
2) Tinggi badan di bawah ideal.
3) Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60%.
4) Adanya nyeri tekan pada otot.
5) Adanya penurunan albumin serum.
6) Adanya penurunan tranferin.
Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disvagia karena adanya kelainan persyarafan.
3) Penurunan absorbsnutrisi akibat penyakit CROHN atau intoleransi
laktosa.
4) Nafsu makan menurun.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang di alami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
2) Obesitas ( lebih dari 20 % berat ideal).
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 16 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita.
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktifitas menurun atau monoton.
Adanya kemungkinan penyebab :
1) Tanda perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masaah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrinya
adalahmelebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutri masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau bisa di katakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya
adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau
asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan
penurunan energi pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan
lain-lain.
e. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi di tandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin, atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga di sebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan berbagai nutrisi, seperti adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung corener merupakan gangguan nutrisi yang sering
di gunakan oleh adanya peningkatan darah dan merokok. Saat ini
penyakit jantung coroner di alami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidah sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang di sebabkan oleh
pengonsumsian, lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan perpanjangan, di tandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, alergi, dan
kelebihan energi.
7. Diit Makanan
Menurut (ngastiyah, 2005) diit makanan yang di ajurkan pada masalah
thypoid yaitu:
makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan
tidak menimbulkan gas serta pemberiannya harus melihat keadaan pasien.
Jika keadaan klien masih baik, diberikan makanan lunak dengan lauk pauk
dicincang (hati, daging), sayuran labu siam atau wortel yang dimasak
lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur setengah matang atau matang
direbus. Susu diberikan 2x1 gelas per hari, jika makanan tidak habis
diberikan ekstra susu.
8. Tanda–Tanda Gangguan Nutrisi
Menurut (jauhari dan Nasution, 2012) tanda-tanda gangguan gizi pada
masalah thypoid yaitu :
a. Berat badan (berat badan kurang, perubahan signifikan)
b. Keluhan kelelahan atau kelemahan
c. Tampilan lemah dan lesu
d. Konstipasi atau diare
e. Kulit rentan atau penyembuhan terlambat
f. Konjungtiva pucat
g. Rambut rontok
h. Kuku rapuh atau perubahan bentuk kuku
i. Kerusakan gigi dan sakit gusi
j. Penyimpangan skeletal (kaki bengkok, lutut melengkung, fraktur )
k. Status gangguan mental (lekas marah, lesu, bingung)
l. Taki kardia (detak jatung tidak teratur)
m. Tekanan darah tinggi atau rendah
b. Keluhan Utama
Keluhan utama demam typhoid adalah panas atau demam yang tidak
b) Palpasi
(1) Kaki tungkai : Edema, nyeri, betis, kesemutan,
lemah
c) Auskultasi
(1) Fungsi kardiovaskuler : Laju denyut jantung cepat, irama
tidak normal, tekanan darah
meningkat.
(2) Fungsi gastrointestinal : Anoreksia, diare, pembesaran hati
atau limfa.
2) Pola eliminasi
dibantu.
tubuh.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pada klien dengan demam typhoiddidapatkanklien tampak
lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 410 C, muka kemerahan.
2) Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).
3) Sistem respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam
dengan gambaran seperti bronchitis.
4) Sistem kardiovaskuler
rendah.
5) Sistem integumen
agak kusam
6) Sistem muskuloskeletal
7) Sistem pencernaan
a) Inspeksi
(1) Keadaan kulit : warnanya (ikterus, pucat, coklat,
kehitaman), elastisitasnya (menurun pada orang tua dan
dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan
adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik,
ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya),
striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran
pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior &
kolateral pada hipertensi portal).
(2) Besar dan bentuk abdomen : rata, menonjol, atau
scaphoid (cekung).
(3) Simetrisitas : perhatikan adanya benjolan local
(hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovari,
hidronefrosis).Gerakan dinding abdomen pada peritonitis
terbatas.
(4) Pembesaran organ atau tumor.
(5) Peristaltik : gerakan peristaltik usus meningkat pada
obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan
bentuk usus juga tampak (darm-contour).
(6) Pulsasi : pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma
aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah
epigastrium dan umbilical.
b) Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan
suaraperistaltic usus
(1) Mendengarkan suara peristaltik usus. Frekuensi normal
berkisar 5-34 kali/ menit.
(2) Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat
disertai rasa sakit (borborigmi).
(3) Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar
dan tegang, peristaltik lebih tinggi seperti dentingan
keping uang logam.
(4) Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah,
frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang.
(5) Hipoaktif/sangat lambat (misalnya sekali dalam 1 menit)
c) Palpasi
(1) Pemeriksaan ballottement : cara palpasi organ abdomen
dimanaterdapat asites. Caranya dengan melakukan
tekanan yang mendadak pada dinding abdomen &
dengan cepattangan ditarik kembali. Cairan asites akan
berpindah untuk sementara, sehingga organatau massa
tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat
teraba saatmemantul.
(2) Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya,
bentuknya, lokasinya,konsistensinya, tepinya,
permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/
tekan, danwarna kulit di atasnya. Palpasi hati : dilakukan
dengan satu tangan atau bimanual padakuadran kanan
atas. Dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis
pertengahan antaramid-line pasien diminta untuk
menarik napas dalam, sehingga hatidapat teraba.
Pembesaran hati dinyatakan dengan berapa sentimeter di
bawah lengkungcosta dan berapa sentimeter di bawah
prosesus xiphoideus.
d) Perkusi
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan
abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati,
limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa
berisimcairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam
lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga
abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah
timpani (organberongga yang berisi udara), kecuali di daerah
hati (redup pada organ yang padat).
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen
secara sistematis untuk mengetahui distribusi daerah timpani
dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus cairan bebas
dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga
abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusitimpani di
bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara
dullness dominant. Karenacairan itu bebas dalam rongga
abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan
terjadiperpindahan cairan ke sisi terendah. (Atoilah dan
Kusnadi, 2013)
d. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muttaqin (2013) Pengkajian diagnostik yang diperlukan
adalah pemeriksaan laboratorium dan radiografi, meliputi hal-hal
berikut ini :
1) Pemeriksaan darah
Untuk mengidentifikasi adanya anemia karna asupan makanan
yang terbatas, malabsorpsi, hambatan pembentukan darah dalam
sum-sum, dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran
darah.Leukopenia dengan jumlah leukosit antara 3000-4000/mmᵌ
ditemukan pada fase demam.Hal ini diakibatkan oleh
penghancuran leukosit oleh endotoksin.Aneosinofilia yaitu
hilangnya eosinofil dari darah tepi.Trombositopenia terjadi pada
stadium panas yaitu pada minggu pertama.Limfositosis umumnya
jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin, Laju
endap darah meningkat.
2) Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan (<2 gr/liter) juga di dapatkan
peningkatan leukosit dalam urine.
3) Pemeriksaan feses
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya
perdarahan usus dan perforasi.
4) Pemeriksaan bakteriologis
Untuk identifikasi adanya kuman salmonella pada biakan darah
tinja, urine, cairan empedu, atau sumsum tulang.
5) Pemeriksaan serologis
Untuk mengevaluasi reaksi aglutinasi antara antigen dan atibody
(aglutinin), respons antibody yang di hasilkan tubuh akibat infeksi
kuman salmonella adalah antibodi O dan H. Apabila titer
antibody O adalah 1 : 20 atau lebih pada minggu pertama atau
terjadi peningkatan titer antibody yang progresif (lebih dari 4
kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu kemudian
menunjukkan diagnosis positif dari infeksi Salmonella thyposa.
6) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
komplikasi akibat demam typhoid.
7) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat
tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
8) Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella
thyposaterdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat
pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan
pada uji widal adalah suspensi Salmonella thyposa yang sudah
dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini
adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh Salmonella
thyposa, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu:
(1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O
(berasal dari tubuh kuman).
(2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H
(berasal dari flagel kuman).
(3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi
(berasal dari simpai kuman). (Muttaqin, 2013).
f. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan Diagnosa Demam Thypoid
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
Hipertermi Setelah di 1. 1a) Observasi a) Untuk mengetahui
berhubungan lakukan asuhan . suhu, keadaan klien.
dengan keperawatan nadi,tekanan b) Untuk menjaga
respon diharapkan darah, intake tubuh.
sistemik dari suhu tubuh pernafasan c) Untuk menurunkan
implamasi dalam batas b) Beri minum suhu tubuh klien.
gastrointestin normal dengan yang cukup d) Untuk menjaga
al kriteria hasil : c) Berikan kondisi suhu klien.
kompres e) Untuk membantu
dingin menurunkan panas.
d) Pakaikan baju f) Agar intake
yang tipis dan adekuat.
menyerap
keringat
e) Pemberian
obat
antipireksia
f) Pemberian
cairan parental
(IV) yang
adekuat
2. Etiologi
Demam typhoid timbul akibat dari infeksioleh bakteri golongan
Salmonella yangmemasuki tubuh penderita melalui saluranpencernaan.
Sumber utama yang terinfeksiadalah manusia yang selalu
mengeluarkanmikroorganisme penyebab penyakit,baikketika ia sedang
sakit atau sedang dalammasa penyembuhan.Pada masapenyembuhan,
penderita masihmengandung Salmonella thyposadidalamkandung
empedu atau di dalam ginjal.Sebanyak 5% penderita demam tifoidkelak
akan menjadi karier sementara,sedang 2% yang lain akan menjadi
karieryang menahun.(Muttaqin, 2013)
3. Penyebaran Kuman
Demam typhoid adalah penyakit yangpenyebarannya melalui saluran
cerna. makanan, minuman, sayuran, maupunbuah-buahan segar. Saat
kuman masuk kesaluran pencernaan manusia, sebagiankuman mati oleh
asam lambung dansebagian kuman masuk ke usus halus. Dariusus halus
itulah kuman beraksi sehinggabisa ”menjebol” usus halus. Setelah
berhasil melampaui usus halus, kumanmasuk ke kelenjar getah bening,
kepembuluh darah, dan ke seluruh tubuh. Sekali bakteria Salmonella
thyposadimakan ataudiminum, ia akan masuk ke dalam salurandarah dan
tubuh akan merespons denganmenunjukkan beberapa gejala
sepertidemam.
4. Patofisiologi
Kuman Salmonella thyposayang masuk ke saluran gastrointestinal
akan ditelan oleh se-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa dan oleh
makrofag yang ada di dalam lamina propia. Sebagian dari salmonella
typhi ada yang dapat masuk ke usus halus mengadakan invaginasi ke
jaringan limfoid usus halus.Kemudian Salmonella thyposamasuk kedalam
folikel limfa ke saluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga
terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama meyerang sistem retikulo
endotelial (RES) yaitu : hati, limfa dan tulang, kemudian selanjutnya
mengenai organ di dalam tubuh antara lain sistem saraf pusat, ginjal, dan
jaringan limpa.
Usus yang terserang tifus umumnyaileum distal, tetapi kadang bagian
lain usus halus dan kolon proksimal juga di hinggapi.Pada mulanya,
plakat peyer penuh dengan fagosit, membesar, menonjol, dan tampak
seperti infiltrat atau hiperplasia di mukosa usus.
Pada akhir minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak.tukak
ini lebih besa di ileum dari pada di kolon sesuai dengan ukuran plak peyer
yang ada di sana. Kebanyakan tukaknya dangkal, tetapi kadang lebih
dalam sampai menimbulkan perdarahan.Perforasi terjadi pada tukak yang
menembus serosa, setelah penserita sembuh, biasanya ulkus membaik
tanpa meninggalkan jaringan parut dan fibrosis.
Masuknya kuman ke dalam intestinal terjadi pada minggu pertama
dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik
pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang
terjadi pada masa ini di sebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik
turun, dan suhunya akan mencapai normal). Di samping peningkatan suhu
tubuh, juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas
suhu. Pada minggu selanjutnya dimana infeksi fokal intestinal terjadi
dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih
rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus-menerus (demam
kontinu), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik,
gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare, dan
pasien merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus,
perforasi, dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik
menurun bahkan hilang, melena, syok, dan penurunan kesadaran
(Muttaqin, 2013).
Salmonella typhosa
Saluran pencernaan
5. Manifestasi Klinis
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21hari, walaupun pada umumnya
adalah 10-12hari. Pada awal penyakit keluhan dangejala penyakit tidaklah
khas, berupa :anoreksia, rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot,
lidah kotor, gangguan perut
6. Komplikasi
Komplikasi demam typhoid dapat dibagi atas dua bagian :
a. Komplikasi Intestinal
1). Perdarahan usus
Dapat terjadi pada saat demam masih tinggi, ditandai dengan suhu
mendadak turun, nadi meningkat/ cepat dan kecil, tekanan darah
menurun. Jika perdarahan ringan mungkin gejalanya tidak terlihat
jelas, karena darah dalam feses hanya dapat dibuktikan dengan tes
benzidin. Jika perdarahan berat ditemukan melena.
2). Perforasi usus
Komplikasi ini dapat terjadi pada minggu ketiga ketika suhu sudah
turun. Gejala perforasi usus adalah pasien mengeluh sakit perut
hebat dan akan lebih nyeri lagi jika ditekan, perut tegang/
kembung. pasien menjadi pucat, dapat juga keringan dingin, nadi
lembut; pasien dapat syok
b. Komplikasi Ekstraintestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan
syndroma uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis,
kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan
perinepritis.
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis
dan arthritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, Sindroma Guillain Bare dan Sidroma
Katatonia.(Tarwoto, 2011).
7. Penatalaksanan medis
a. Perawatan, penderita demam typhoid perlu dirawat di rumah sakit
untuk di isolasi, observasi serta pengobatan. Penderita harus istirahat 5
- 7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring sempurna seperti
pada perawatan demam typhoid dimasa lampau..
b. Diet, makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi
protein, bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang, dan tidak menimbulkan banyak gas.
c. Obat pilihan utama yang di pilih adalah Kloramfenikol dan
Tiamfenikol. (Tarwoto, 2011).