Professional Documents
Culture Documents
5864.002.001 - Perekayasaan Tek Efisiensi Energi, Peralatan & Sistem Energi PDF
5864.002.001 - Perekayasaan Tek Efisiensi Energi, Peralatan & Sistem Energi PDF
LAPORAN AKHIR
(PROGRAM DOCUMENT)
KATA PENGANTAR
Pemerintah, melalui DJEBTKE telah merencanakan konservasi energi melalui Energi
standar dan pelabelan terhadap 11 (sebelas) pemanfaat listrik rumah tangga. Untuk
tahap pertama DJEBTKE mengadakan program ES&L energi (ES&L) pada 7 (tujuh)
pemanfaat listik rumah tangga yaitu; Lampu CFL, Lampu LED, Pendingin Ruangan (AC),
Kulkas, Kipas Angin, Penanak Nasi, Balast Elektronik dan motor Listrik. Program ini
dirancang untuk pengelolaan penggunaan energi yang efektif dengan tujuan membantu
masyarakat dalam penghematan energi, menurunkan pemakaian listrik, serta membantu
masyarakat dalam pemilihan peralatan listrik melalui standarisasi dan pelabelan.
Konservasi energi melalui program ES&L mempunyai potensi untuk menurunkan
konsumsi energi pada kategori peralatan rumah tangga hingga 36%. Agar BPPT dapat
memberikan konstribusinya dalam program konservasi dan penghematan energi, maka
pada tahun 2016yang merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun 2015, Pengembangan
Testing Protokol dan Pengujian Peralatan Listrik.Kegiatan ini direncanakan hingga tahun
2019.
Kegiatan ini merupakan bagian dari gabungankegiatan Perekayasaan Teknologi
Konservasi Energi, Peralatan dan Sistem Efisiensi Energi pada Gedung Komersial dan
Industri.
Agar kegiatan ini bisa berjalan efektif dan sistimatis, maka kegiatan ini disesuakan
dengan sistem kerekayasaan BPPT, dengan 2 WBS yaitu :
WBS100 : Audit dan Energi Potensial Scan serta Pengujian Peralatan Listrik
WBS200 : Smart Energy Management System
Namun pada laporan ini akan membahas lebih jauh dari kegiatan di WBS 100. Yang
mana WBS 100 terbagi atas 3 WP yaitu :
WP 110 : Audit dan Energi Potential Scan pada Bangunan Gedung
WP 120 : Benchmarking dan Kajian Teknologi Peralatan Listrik Hemat Energi
WP 130 : Pengembangan Testing Protokol dan Pengujian Peralatan listrik RT
Teknologi efisiensi energi saat ini menjadi salah satu fokus kegiatan pemerintah untuk
mengurangi gap antara suplai dan demand. Salah satu cara untuk mengidentifikasi
potensi penghematan adalah dengan audit energi. Audit energi merupakan suatu
proses investigasi dalam rangka mengevaluasi pola penggunaan energi suatu sistem
energi, untuk dicari potensi/peluang-peluang penghematan yang mungkin dilakukan.
Studi potensi penghematan energi diperoleh dengan melakukan audit energi di
bangunan gedung serta melakukan benchmarking terhadap indeks konsumsi energinya,
yang dinyatakan dengan konsumsi energi per luas area baik yang dikondisikan maupun
yang tidak dikondisikan udaranya (kWh/m2/tahun, atau kWh/m2/bulan). Benchmarking
merupakan metoda yang umum digunakan untuk melihat secara cepat, apakah
penggunaan energi di suatu industri/bangunan termasuk ke dalam kriteria hemat atau
boros. Dalam praktiknya, penerapan benchmarking tidak sederhana karena terdapat
perbedaan-perbedaan dalam sistem energi yang dibenchmark, baik itu mencakup
perbedaan dari aspek disain gedung, jenis gedung, luasan dan peruntukan gedung,
perbedaan dalam proses pengumpulan data dan formula penghitungannya. Sebagai
standar pembanding, nilai benchmark suatu sistem energi harus selalu diupdate seiring
dengan perkembangan teknologi dan variasi gedung yang terus berkembang.
Pengendalian konsumsi energi di sektor rumah tangga dapat dilakukan dengan
menerapkan standar efisiensi untuk peralatan rumah tangga.Melalui labelisasi peralatan
rumah tangga tersebut, pengguna diarahkan untuk lebih menggunakan peralatan yang
lebih efisien penggunaan energinya, sehingga secara nasional penggunaan energi dapat
i
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
ditekan.Di sisi produsen, dengan labelisasi tersebut dapat mendorong produsen untuk
memproduksi produk-produk yang lebih efisien penggunaan energinya.
Pengembangan standarisasi efisiensi energi paralatan listrik rumah tangga yang
dilakukan oleh B2TKE BPPT sejalan dengan road map pemberlakuan label tingkat
hemat energi yang telah dicanangkan oleh kementerian ESDM. Konstribusi yang dapat
diberikan adalah kajian standar (nasional maupun international), pengembangan
testing protocol, pengembangan lab uji, pengujian awal dan kajian untuk mapping
tingkat penggunaan energi peralatan listrik Rumah Tangga(RT), serta explore hasil
pengujian pada forum-forum resmi nasional.
ii
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
DAFTAR ISI
iii
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksana Kegiatan................................................................. 5
Gambar 2. Gedung Dibaleka II Balaikota Depok .................................................................... 14
Gambar 3. Peta Lokasi Kantor Walikota Depok ..................................................................... 15
Gambar 4. Panel Distribusi Utama Sistem Kelistrikan Gedung ............................................... 16
Gambar 5. Pengkondisi udara (AC) type split duct yang terpasang di tiap-tiap lantai ............. 17
Gambar 6. Pengkondisi udara (AC) type split duct yang terpasang di tiap-tiap lantai ............. 17
Gambar 7. Ruang kontrol BAS dan tampilan menu untuk kontrol lampu per lantai ................. 18
Gambar 8. Pengukuran kelistrikan secara online di panel utama ........................................... 18
Gambar 9. Pengukuran kelistrikan secara sesaat di panel setiap lantai ................................. 18
Gambar 10. Pemakaian energi listrik bulanan ........................................................................ 19
Gambar 11. Biaya pemakaian listrik bulanan.......................................................................... 20
Gambar 12 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) per bulan Gedung Dibaleka II.......................... 21
Gambar 13. Distribusi pemakaian beban per lantai ................................................................ 22
Gambar 14. Distribusi jenis pemakaian beban per lantai ........................................................ 22
Gambar 15. Profil daya dan Faktor Daya ............................................................................... 23
Gambar 16. Profil Arus dan Ketidakseimbangan Arus ............................................................ 23
Gambar 17. Pengukuran Temperatur dan kelembaban secara online selama 1 hari kerja ..... 24
Gambar 18. Gedung Kantor WalikotaBatam........................................................................... 26
Gambar 19. Peta Lokasi Kantor Walikota Batam .................................................................... 26
Gambar 20. Single Line Diagram Sistem Kelistrikan Gedung Kantor Walikota Batam. ........... 27
Gambar 21. Pengukuran kelistrikan secara on-line di Panel Utama Gedung Kantor
Walikota Batam .................................................................................................... 28
Gambar 22. Pengukuran kelistrikan secara sesaat di panel setiap lantai. .............................. 28
Gambar 23. Profil penggunaan energi selama dua tahun terakhir. ......................................... 29
Gambar 24. Profil Intensitas Konsumsi Energi selama dua tahun terakhir. ............................. 29
Gambar 25 Distribusi beban kelistrikan Gedung Kantor Walikota Batam................................ 30
Gambar 26. Distribusi beban kelistrikan Gedung Kantor Walikota Batam............................... 31
Gambar 27. Profil Daya dan Faktor Daya pada trafo 1. .......................................................... 31
Gambar 28. Profil Daya dan Faktor Daya pada trafo 2. .......................................................... 32
Gambar 29. Profil Daya dan Faktor Daya gabungan kedua trafo............................................ 32
Gambar 30. Pengambilan data (sampel) temperatur dan kelembaban udara. ........................ 33
Gambar 31. T & D Recorder TR-72-Ui untuk pengambilan data temperatur dan
kelembaban ruangan secara on-line. ................................................................... 33
Gambar 32. Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari. ......... 34
Gambar 33 Gedung Escape Komplek Kantor Gubernur Sumbar............................................ 38
Gambar 34. Single Line Diagram kelistrikan Kantor Gubernur Sumatera Barat ...................... 38
Gambar 35. Single Line Diagram kelistrikan Gedung Escape ................................................ 39
Gambar 36. Pengukuran Kelistrikan secara On-line Panel LVMDP Keluaran Trafo PLN ........ 39
Gambar 37. Pengukuran Kelistrikan secara On-line Panel Utama Gedung Escape ............... 40
Gambar 38 Profil Penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat,bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016. ................................................................................... 41
Gambar 39. Profil biaya penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat,bulan Juli
2015 sampai dengan Juni 2016. .......................................................................... 42
Gambar 40. Profil Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Selama Setahun. ................ 42
Gambar 41. Profil Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Selama Setahun. ................ 43
Gambar 42. Profil Daya Kantor Gubernur ............................................................................... 43
Gambar 43. Profil Suhu dan Kelembaban Ruang Biro Hukum I Lantai 3 ................................ 44
Gambar 44. Gedung Kantor Bappeda PropinsiDIY................................................................. 46
Gambar 45. Peta Lokasi Kantor Bappeda DIY ....................................................................... 46
Gambar 46. Single Line Diagram Sistem Kelistrikan Gedung Kantor Bappeda DIY................ 47
Gambar 47. Pengukuran kelistrikan secara on-line di Panel Utama gedung Bappeda ........... 47
Gambar 48. Profil Daya dan Faktor Daya gedung Bappeda DIY. ........................................... 51
iv
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 49. Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari .......... 52
Gambar 50. Gedung Phinsi UNM ........................................................................................... 53
Gambar 51. Peta Lokasi Gedung Phinisi ................................................................................ 54
Gambar 52. Single Line Diagram Sistem Kelistrikan Gedung Phinisi UNM. ........................... 55
Gambar 53. Sistem Tata Udara Gedung Phinisi UNM. ........................................................... 56
Gambar 54. Sistem BAS Gedung Phinisi UNM. ..................................................................... 56
Gambar 55. Sistem BAS Gedung Phinisi UNM. ..................................................................... 56
Gambar 56. Pengukuran kelistrikan secara on-line di Panel Utama gedung Phinisi ............... 57
Gambar 57. Profil penggunaan energi 19 bulan terakhir. ....................................................... 58
Gambar 58. Profil Intensitas Konsumsi Energi Gedung Phinisi UNM ..................................... 59
Gambar 59. Profil Daya dan Faktor Daya gedung Phinisi UNM. ............................................. 61
Gambar 60. Profil Tegangan dan Ketidakseimbangan Tegangan Listrik Gedung Phinisi
UNM..................................................................................................................... 62
Gambar 61. Profil Harmonisa Tegangan gedung Phinisi UNM. .............................................. 63
Gambar 62. Pengambilan data (sampel) temperatur dan kelembaban udara. ........................ 64
Gambar 63. Pengambilan data temperatur dan kelembaban ruangan dengan secara on-
line. ...................................................................................................................... 64
Gambar 64. Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari . ........ 65
Gambar 65. Jenis lampu yang digunakan untuk penerangan di dalam ruangan. .................... 66
Gambar 66. SiklusManajemenEnergi. .................................................................................... 68
Gambar 67. Penyusutan fluks cahaya terhadap waktu uji ...................................................... 71
Gambar 68. Diagram Alur Pengujian Lampu Jalan ................................................................. 73
Gambar 69. Pengujian Lampu di dalam Integrator ................................................................. 74
Gambar 70. Pelaksanaan Pengujian Lampu .......................................................................... 74
Gambar 71 Pengujian-Pengujian Lampu LED ........................................................................ 74
Gambar 72 Gelombang Spektrum Cahaya pada Lampu Jalan LED ....................................... 79
Gambar 73. Gelombang Spektrum Cahaya pada Lampu Tube LED 6500 K .......................... 80
Gambar 74. Gelombang Spektrum Cahaya pada Lampu Tube LED 3000 K .......................... 80
Gambar 75. Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Niko 300 Watt ........................................ 91
Gambar 76. Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Philips 350 Watt .................................... 92
Gambar 77 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Electrolux 300 Watt ................................ 92
Gambar 78 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Sanken 300 Watt .................................... 93
Gambar 79 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Trisonic 450 Watt.................................... 93
Gambar 80 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Miyako 410 Watt ..................................... 94
Gambar 81 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Tecstar 400 Watt .................................... 94
Gambar 82 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Panasonic 300 Watt ............................... 95
Gambar 83 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Quantum 350 Watt ................................. 95
Gambar 84 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Maspion 350 Watt................................... 96
Gambar 85 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Cosmos 400 Watt ................................... 96
v
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Tabel Tim Pelaksana Kegiatan Perekayasaan Teknologi Konservasi Energi,
Peralatan dan Sistem Efisiensi Energi pada Gedung Komersial dan Industri. .......... 5
Tabel 2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................................... 7
Tabel 3. Pengguna Gedung Dibaleka II .................................................................................. 15
Tabel 4. Pemakaian Energi Listrik Bulanan tahum 2015-2016 ............................................... 19
Tabel 5. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Dibaleka II .............................................. 20
Tabel 6. Kriteria IKE untuk gedung ber-AC............................................................................. 21
Tabel 7. Kriteria IKE untuk gedung tanpa AC ......................................................................... 21
Tabel 8. Hasil Pengukuran Daya Listrik .................................................................................. 22
Tabel 9. Pengukuran temperatur sesaat rata-rata pada jam 10.00-11.00 ............................... 23
Tabel 10. Pengukuran kelembaban sesaat rata-rata pada jam 10.00-11.00 ........................... 24
Tabel 11 Kriteria IKE untuk gedung ber-AC ........................................................................... 30
Tabel 12 Kriteria IKE untuk gedung tanpa AC ....................................................................... 30
Tabel 13 Kondisi Aktual Kualitas Daya .................................................................................. 32
Tabel 14 Data pengukuran sesaat temperaturpada beberapa ruangan. ................................ 33
Tabel 15 Data hasil pengukuran intensitas cahaya di beberapa ruangan .............................. 34
Tabel 16 Data hasil pengukuran intensitas cahaya yang melebihi standar ............................ 35
Tabel 17 Simulasi perbandingan lampu LED dan Lampu TL ................................................. 35
Tabel 18 Simulasi penghematan energi dan penghematan tagihan listrik dengan
penggunaan lampu LED ......................................................................................... 35
Tabel 19 Simulasi penghematan energi dan penghematan tagihan listrik dengan
penggunaan lampu LED ......................................................................................... 36
Tabel 20 Pengunaan energi listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat, bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016 ...................................................................................... 40
Tabel 21 Biaya Penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat, bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016 ...................................................................................... 41
Tabel 22 Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Sumatera Barat Selama Setahun .... 42
Tabel 23 Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Sumatera Barat Selama Setahun .... 43
Tabel 24 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum I (Ruang Biro 3 di peta) Lantai 3 ...... 44
Tabel 25 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum I (Ruang Biro 3 di denah) Lantai
3 ............................................................................................................................. 44
Tabel 26 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum 2 (Ruang Biro 9 di peta) Lantai 3 ..... 44
Tabel 27 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum 2 (Ruang Biro 9 di denah) Lantai
3 ............................................................................................................................. 44
Tabel 28 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro 5 di denah Lantai 3 ...................................... 45
Tabel 29 Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro 7 di denah Lantai 3 ...................................... 45
Tabel 30 Suhu dan Kelembaban di Ruang Rapat di denah Lantai 3 ...................................... 45
Tabel 31 Suhu dan Kelembaban di Koridor Lantai 3.............................................................. 45
Tabel 32 Penggunaan listrik Bappeda D I Y tahun 2015 sampai dengan 2016 ( 17 bulan) .... 48
Tabel 33 Konsumsi Energi Listrik Gedung BAPPEDA DIY Tahun 2016 ................................ 48
Tabel 34 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Bappeda tahun 2015 ............................ 48
Tabel 35 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Bappeda tahun 2016 ............................ 49
Tabel 36 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Radyo Suyoso tahun 2015 ................... 49
Tabel 37 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Bappeda tahun 2016 ............................ 50
Tabel 38 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Pengendalian tahun 2015..................... 50
Tabel 39 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Pengendalian tahun 2016..................... 50
Tabel 40 Kriteria IKE untuk gedung ber-AC ........................................................................... 51
Tabel 41 Resume pengukuran listrik gedung Bappeda DIY secara on-line ........................... 51
Tabel 42 Data pengukuran sesaat temperatur pada beberapa ruangan. ............................... 52
Tabel 43 Penggunaan listrik Phinisi UNM tahun 2015 sampai dengan 2016 ( 19 bulan) ........ 57
Tabel 44 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Phinisi tahun 2015 ................................. 58
Tabel 45 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Phinisi tahun 2016 ................................. 59
vi
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
vii
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
ABSTRAK
Program konservasi energi menjadi focus pemerintah untuk mengoptimalkan
penggunaan energi pada sisi penggunaan. Agar ini berjalan baik, maka pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi
Energi. Untuk itu BPPT tahun 2015 hingga tahun 2019, telah mencanangkan kegiatan
prekayasaan teknologi efisiensi energi, peralatan dan sistem energi. Kegiatan ini
terbagi atas dua sub kegiatan yaitu kegiatanAudit Energi dan Benchmark serta
Energy Potential Scan pada Gedung Perkantoran danPengembangan Testing
Protokol dan Pengujian Peralatan Listrik. Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan
pengelola gedung pemerintah mengambil manfaat serta keuntungan dalam usaha
meningkatkan efisiensi dan optimasi penggunaan energi guna menurunkan biaya
energi.Beberapa bangunan gedung telah melakukan upaya peningkatan efisiensi
energi terutama berkaitan dengan penggantian peralatan dan pengoperasian
peralatan.Pada tahun 2016 ini BPPT telah melakukan kegiatan audit dan konservasi
energi untuk Bangunan Pemerintah sebanyak 5 gedung pada 5 propinsi di Indonesia.
Kegiatan Perekayasaan Teknologi Efisiesi, Peralatan dan Sistem energi ini untuk
melakukan penghematan penggunaan energi melalui Audit Energi dan Benchmark
serta Energi Potential Scan pada Gedung Perkantoran terutama didaerah-daerah
atau PEMDA. Kegiatan ini merupakan forum sharing kepada Pemda tentang
pentingnya konservasi energi. Disamping itu secara tidak langsung saat melakukan
audit dengan penanggung jawab gedung terutama penggunaan energi, akan ada
transfer teknologi. Sedangkan pengembangan Testing Protokol dan Pengujian
Peralatan Listrik serta penerapan teknologi peralatan hemat energi.Langkah ini sangat
bermanfaat terutama dalam usaha membantu pemerintah dalam mempercepat
program labelisasi tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga, yang pada
akhirnya bermuara pada penghematan energi listrik pada pengguna sektor rumah
tangga. Disamping itu sebagai bahan masukan bagi produsen maupun konsumen
untuk mengetahui nilai efisiensi produk peralatan listrik rumah tangga yang diproduksi
dan/atau dipasarkan di indonesia. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui
kesiapan kesiapan serta mempersiapkan produsen dalam negeri dalam program
Labelisasi Hemat Energi.
Hasil kegiatan menujukkan bahwa optimasi dapat dilakukan dengan perbaikan faktor
daya. Hasil audit pada beberapa bangunan gedung menunjukkan bahwa faktor daya
masih berada pada kisaran 0,82 s.d 0.89. Untuk meningkatkan kapasitas tanpa harus
menambah kontrak daya, maka perlu pemasangan kapasitor bank.Perlu pembentukan
penanggung jawab masalah penggunaan energi pada setiap gedung yang kami
kunjungi, bisa dirangkap dari Sub bagian umum, Rumah tangga dan perlengkapan.
Diperlukan peningkatan kemampuan SDM yang bertanggung jawab penggunaan
energi melalui pelatihan teknik dan tata cara penghematan energi. Beberapa gedung
yang dilakukan penggunaan energinya pada waktu kerja, menunjukan bahwa hampir
semua gedung tidak ditemukan perbedaan jumlah konsumsi daya pada waktu kerja
dan waktu istirahat, oleh karena itu perlu mematikan peralatan listrik yang tidak
digunakan pada jam istirahat. Hal ini akan menghemat energi setidaknya 2-5 % dari
total penggunaan energi. Efisiensi lampu jalan cukup bervariasi antar merek yang satu
dengan yang lainnya, demikian pula halnya lampu Tubular Lamp LED.
viii
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN
I.1 INTI KEGIATAN, KAUNIKAN DANKEUNGGULAN
Inti kegiatan ini adalah melakukan Audit Energi dan Benchmark serta Energy
Potential Scan pada Gedung Perkantoran. Sehingga dengan aktivitas ini
diharapkan pengelola gedung pemerintah mengambil manfaat serta keuntungan dalam
usaha meningkatkan efisiensi dan optimasi penggunaan energi guna menurunkan biaya
energi.Beberapa bangunan gedung telah melakukan upaya peningkatan efisiensi energi
terutama berkaitan dengan penggantian peralatan dan pengoperasian peralatan. Namun
demikian dalam penerapannya masih banyak dijumpai hambatan karena belum
dilakukannya audit energi sehingga potensi penghematan energi belum teridentifikasi
dengan benar dan penerapan efisiensi energi dilakukan berdasarkan perkiraan saja.
Disamping itu masalah pendanaan merupakan hambatan yang cukup besar dalam
melakukan upaya efisiensi energi.Keunikan dari kegiatan ini adalah dilakukan secara
sistematis sesuai guide line ISO 50001 dan Draft ISO 50002. Sedangkan untuk
mengembangkan testing protocol, sangatlah unik, karena standard SNI maupun standar
international tidak dapat serta merta dijadikan menjadi sebuah dokumen untuk siap
digunakan dalam pengujian.Sehingga perlu usaha yang sungguh-sungguh dan
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pengujian yang berbasis standar.
Sedangkan keunggulannya adalah Audit Energi dan Benchmark serta Energy
Potential Scan pada Gedung Perkantoran khususnya untukbangunan perkantoran 1
sampai 3 lantai tidak ada yang melakukan, padahal bila diamati bangunan inilah yang
paling banyak di ibukota Propinsi, dan Ibukota Kabupaten yang tersebar di seluruh
Indonesia. Hasil rekomendasinya dapat diaplikasi langsung oleh pengguna dan
pengelola gedung.Oleh karena itu mulai tahun 2015 ini BPPT ingin melakukan kegiatan
audit dan konservasi energi untuk Bangunan Pemerintah sebanyak 5 gedung yang
tersebar pada 5 propinsi di Indonesia.Laporan hasil audit energi telah disampaikan
kepada kepada 5 Pemda yang telah diaudit. Beberapa Pemerintah daerah telah
menyatakan untuk mengimplementasikan rekomendasi audit energi.
1
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
pengembangan pengujian peralatan listrik rumah tangga sampai dengan tahun 2017
yang difokuskan pada aktifitas pengujian efisiensi energi untuk peralatan listrik RT.
Roadmap LPKEE merupakan panduan bagi seluruh laboratorium pengujian kelistrikan
dan Efisiensi Energi dalam merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
kapasitas dan kompetensi laboratorium pengujian, harmonisasi antar laboratorium
pengujian, penelitian, pengembangan dan pengujian efisiensi energi produk pemanfaat
listrik, khusus untuk keperluan rumah tangga.
Pemerintah, melalui DJEBTKE telah merencanakan konservasi energi melalui Energi
standar dan pelabelan terhadap 11 (sebelas) pemanfaat listrik rumah tangga. Untuk
tahap pertama DJEBTKE mengadakan program ES&L energi (ES&L) pada 7 (tujuh)
pemanfaat listik rumah tangga yaitu; Lampu CFL, Lampu LED, Pendingin Ruangan (AC),
Kulkas, Kipas Angin, Penanak Nasi, Balast Elektronik dan motor Listrik. Program ini
dirancang untuk pengelolaan penggunaan energi yang efektif dengan tujuan membantu
masyarakat dalam penghematan energi, menurunkan pemakaian listrik, serta membantu
masyarakat dalam pemilihan peralatan listrik melalui standarisasi dan pelabelan.
Konservasi energi melalui program ES&L mempunyai potensi untuk menurunkan
konsumsi energi pada kategori peralatan rumah tangga hingga 36%.
2
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
II.2 SASARAN
Sasaran kegitan hingga akhir program adalah :
Meningkatkan efisiensi penggunaan energi di bangunan pemerintah sehingga
penggunaan dan biaya energi dapat diturunkan tanpa mengurangi kenyamanan dan
produktivitas, sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global.
Tersedianya laboratorium pengujian peralatan listrik rumah tangga yang terakreditasi
sesuai dengan standar SNI ISO 17025
III. PELAKSANAANKEGIATAN
Seperti tadi di jelaskan di depan bahwa ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Kegiatan
Perekayasaan Teknologi Efisiesi, Peralatan dan Sistem energi ini untuk melakukan
penghematan penggunaan energi melalui Audit Energi dan Benchmark serta Energi
Potential Scan pada Gedung Perkantoran terutama didaerah-daerah atau PEMDA.
Kegiatan ini merupakan forum sharing kepada Pemda tentang pentingnya konservasi
energi. Disamping itu secara tidak langsung saat melakukan audit dengan penanggung
jawab gedung terutama penggunaan energi,akanada transfer teknologi.
Kegiatan lainnya adalah pengembangan Testing Protokol dan Pengujian Peralatan
Listrik serta penerapan teknologi peralatan hemat energi.Langkah ini sangat bermanfaat
terutama dalam usaha membantu pemerintah dalam mempercepat program labelisasi
tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga, yang pada akhirnya bermuara
pada penghematan energi listrik pada pengguna sektor rumah tangga.
Disamping itu sebagai bahan masukan bagi produsen maupun konsumen untuk
mengetahui nilai efisiensi produk peralatan listrik rumah tangga yang diproduksi dan/atau
dipasarkan di indonesia. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui kesiapan-
kesiapan serta mempersiapkan produsen dalam negeri dalam program Labelisasi Hemat
Energi. Kegiatan dibagi sesuai dengan sistem kerekayasaan BPPT. Sistem
perekayasaan Type B yang terdiri dari personil 1 orang Kepala Program, 1 orang Chief
Engineer, 1 orang Program Manager. Agar dapat lebih focus, maka dibagi kedalam 2
komponen atau WBS yang dilaksanakan oleh masing-masing seorang Group
Leader.Setiap Group Leader mempunyai masing-masing 3 leader.Dan selanjutnya
3
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
anggota leader terdiri dari Enginering staf dan Technical Staf seperti diperlihatkan pada
struktur organisasi berikut ini.
4
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
ADVISOR
KEPALA PROGRAM
- Dr. Ir. Marzan A. Iskandar
- Drs.Agus Salim Dasuki, M,Eng SUDIRMAN
WBS-100 WBS-200
Audit dan Energi Potensial Scan serta Smart Energy Management System
Pengujian Peralatan Listrik
GL : AGUS NURROHIM
GL : RIDHA YASSER
ES : ES : ES : ES : ES: ES:
111 M. Akbar H 121 Suhraeni Syafei 131 Louis 211 Danang Y 221 Yusuf M 231 Setya Sunarna
112 Toha Zaky 122 Sundari 132 Diding F 212 Agustina PM 222 Yuli Astriani 232 Khotimatul Fauziah
113 Eka Nurdiana 124 Harthadi 133 Heru E Prawoto 213 Imam Suhairi 223 Sarwo Turinno 233 Asih Kurniasari
114 Abd Azis B 125 Tarno 134 Asih Kurniasari 214 Noor Fachrizal 224 Rohi AW 234 Yusuf Ahda
115 Khotimatul Fauziah 135 Nuraida Tarigan
136 Anita Faradilla
Jabatan Unit
Nama NIP Peran WBS/WP Deputi
Fungsional Kerja
0 1 2 6 7 8 10 11
196580518 198512
Dr.
1 Ir. Marzan A. Iskandar ADV. WBS 00 Peneliti Madya B2TKE TIEM
1001
Drs.
2 Agus SalimDasuki, M,Eng 19550110 198110 1001 ADV. WBS 00 Peneliti Madya B2TKE TIEM
Ir.
3 Sudirman, MT 19670617 199211 1 001 KP WBS 00 Peneliti Madya B2TKE TIEM
Ir.
4 Joko Santosa, M.Sc 19660212 199301 1 001 CE WBS 00 Fungsional Umum B2TKE TIEM
Edi
5 Hilmawan 195208081979122001 Ass. CE WBS 00 Fungsional Umum PRDST TIEM
Drs.
6 R. Sofyan Agus Safari 19610803 198103 1 003 PM WBS 00 Fungsional Umum B2TKE TIEM
Lily
7 Sapinah, SE 19770602 200910 2 001 Ass. PM WBS 00 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
Wulan
8 Erna Komariah, ST,MT 198410112008012007 Ass PM WBS 00 Perekayasa Muda B2TKE TIEM
Ridha
9 Yasser, Ph.D 19710812 200801 1 008 GL WBS 100 Fungsional Umum B2TKE TIEM
1
Dr. Ir. Agus Nurrohim, M. Eng 19630801 199003 1 002 GL WBS 200 Peneliti Madya B2TKE TIEM
0
1 WP 110, Teknisi Litkayasa
Rohi Adu Wenyi, ST 19630626 198503 1 004 L, ES 224 B2TKE TIEM
1 WP 220 Penyelia
1
Fariz Maulana Rizanulhaq, ST 19881023 201212 1 001 L WP 120 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
2
1
Zulramadhanie, ST 19860526 201012 1 002 L WP 130 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
3
1
Prasetyo Aji, S.Si. 19900731 201402 1 003 L WP 210 Fungsional Umum B2TKE TIEM
4
1
Budi Ismoyo, ST 19830822 200912 1 001 L WP 220 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
5
5
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Jabatan Unit
Nama NIP Peran WBS/WP Deputi
Fungsional Kerja
0 1 2 6 7 8 10 11
1
Dionysius Aldion Renata, S.Kom 19891211 201402 1 004 L WP 230 Fungsional Umum B2TKE TIEM
6
1
Muhammad Akbar Hipi, ST 19870411 201402 1 003 ES 111 WP 110 Fungsional Umum B2TKE TIEM
7
1
Toha Zaky, ST, MT 19850806 200901 1 001 ES 112 WP 110 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
8
1
Eka Nurdiana, S.Si 19900818 201402 2 002 ES 113 WP 110 Fungsional Umum B2TKE TIEM
9
2
Abduh Aziz Basharah, S.T 19910708 201503 1 001 ES 114 WP 110 Fungsional Umum B2TKE TIEM
0
2
Tarno, SE, MM 19670911 199612 1 001 ES 125 WBS 120 Perekayasa Muda B2TKE TIEM
1
2
Suhraeni Syafei, ST 19840719 200901 2 004 ES 121 WP 120 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
2
2 ES 122, WP 120,
Khotimatul Fauziah, ST 19830330 201402 2 003 Fungsional Umum B2TKE TIEM
3 ES 232 WP 230
2 ES 123, WP 120,
Yuli Astriani, ST 19820404 201402 2 001 Fungsional Umum B2TKE TIEM
4 ES 233 WP 230
2
Hartadhi, ST 19861126 201503 1 002 ES 124 WP 120 Fungsional Umum B2TKE TIEM
5
2 Teknisi Litkayasa
Louis 19610403 198510 1 001 Es 131 WP 130 B2TKE TIEM
6 Penyelia
2 Tek. Litkayasa
Diding Fachrudin 19581107 198503 1 003 ES 132 WP 130 B2TKE TIEM
7 Penyelia
2 Teknisi Litkayasa
Heru Eka Prawoto 19810101 200810 1 001 ES 133 WP 130 B2TKE TIEM
8 Pelaksana Pemula
2 ES 134, WP 130,
Asih Kurniasari, ST 19880114 201402 2 003 Fungsional Umum B2TKE TIEM
9 ES 222 WP 220
3 Teknisi Litkayasa
Nuraida Tarigan, A.Md 19680728 199903 2 001 Es 135 WP 130 B2TKE TIEM
0 Penyelia
3
Anita Faradilla, ST 19890303 201212 2 002 ES 136 WP 130 Perekayasa Pertama B2TKE TIEM
1
3
Danang Yogisworo, ST., M. Eng. 19801103 200901 1 003 ES 211 WP 210 Perekayasa Muda B2TKE TIEM
2
3 Teknisi Litkayasa
Agustina Putri Mayasari, A.Md 19860802 200912 2 002 ES 212 WP 210 B2TKE TIEM
3 Pelaksana
3
Imam Suhairi, ST 19591222 198203 1 004 ES 213 WP 210 Fungsional Umum B2TKE TIEM
4
3
Ir. Noor Fachrizal, MT 19681017 199403 1 006 ES 214 WP 210 Perekayasa Madya B2TKE TIEM
5
3
Yusuf Margowadi, S.Si 19890604 201402 1 002 ES 221 WP 210 Fungsional Umum B2TKE TIEM
6
3 Teknisi Litkayasa
Sarwo Turinno, A.Md 19840214 200901 1 004 ES 223 WP 220 B2TKE TIEM
7 Pelaksana
3 Teknisi Litkayasa
Setya Sunarna, S.Kom 19750821 200901 1 005 ES 231 WP 230 B2TKE TIEM
8 Pelaksana Lanjutan
3 19870902 201012 1 005
Yusuf Ahda ES 234 WP 230 Perkayasa Pertama B2TKE TIEM
9
WBS 110.Audit Energi dan Benchmark serta energy Potential Scan Pada Gedung
Perkantoran
6
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
7
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
8
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Pengenalan tim dimaksudkan agar masing-masing pihak dapat mengetahui siapa saja
yang akan melakukan kegiatan pengukuran di lapangan. Dalam pengenalan ini, Manajer
Tim Audit Energi memperkenalkan nama-nama anggota tim, posisi, serta tugasnya di
dalam kegiatan pengumpulan data. Bila diperlukan, dapat ditambahkan latar belakang
dan kompetensi anggota tim agar komunikasi dengan pihak auditee dapat lebih mudah.
Pihak auditee juga memperkenalkan siapa yang bertangggung jawab secara
keseluruhan mewakili perusahaan selaku auditee dan person in charge (PIC) untuk
masing-masing lingkup kegiatan.
Pemaparan Tim Auditee Tentang Sistem dan/atau Peralatan di Gedung yang akan
Diaudit
Setelah usai penjelasan dari tim auditor mengenai latar belakang, maksud, tujuan, dan
disepakati lingkup kegiatannya, dilanjutkan dengan paparan dari tim auditee secara
ringkas mengenai sistem di gedung yang menjadi obyek kegiatan.
Pihak auditee diharapkan dapat menjelaskan urut-urutan proses produksi dimulai dari
bahan baku hingga produk yang dihasilkan. Dengan penjelasan ini pihak auditor akan
menjadi lebih lengkap informasinya menyangkut jenis dan jumlah peralatan proses dan
utilitas.Selain itu pada kesempatan ini pihak auditee juga menjelaskan tentang ketentuan
atau prosedur standar K-3 atau safety yang harus dipatuhi oleh setiap anggota tim
auditor.
Pada kesempatan ini pihak pengelola pabrik atau auditee akan menyampaikan kepada
tim auditor tentang personil-personil pabrik yang ditugaskan untuk mendampingi para
auditor. Biasanya akan ditugaskan beberapa personil pabrik sesuai dengan bidang atau
tugasnya. Dengan demikian terbentuk semacam rekan atau partner kerja. Misalnya,
untuk Subtim Sistem Kelistrikan akan didampingi oleh personil A yang kesehariannya
memang bertugas pada sistem kelistrikan.Tugas pendampingan ini mutlak diperlukan
agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing Subtim atau auditor dapat
dilaksanakan secara efektif dan aman. Untuk itu kepada setiap anggota tim auditor
disarankan senantiasa berkoordinasi dengan masing-masing pendampingnya.
Selanjutnya dilakukan pemaparan Agenda Kegiatan Pengumpulan Data.Paparan
rencana agenda survei dilakukan oleh Manajer Tim untuk mendapatkan masukan dari
auditee sebelum pelaksanaan di lapangan.Agenda survei lapangan disusun sesuai
9
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
kesepakatan antara auditor dan auditee. Agenda survei yang disusun setidaknya
mencakup: lokasi objek survei, data yang diperlukan, metoda pengumpulan data,
surveyor/auditor, dan jangka waktu pelaksanaan kegiatan.
Pihak auditee dapat menambahkan PIC (person in charge) sebagai pendamping untuk
setiap lokasi objek survei. Jika ada kegiatan survei yang tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan dapat dicatat dan disesuaikan selama tidak keluar dari maksud dan tujuan
audit di awal.
Kepada pihak Auditee disampaikan bahwa setiap anggota Tim diharapkan dapat
melakukan verifikasi atau klarifikasi kepada pihak Auditee atas setiap data – baik data
primer maupun data sekunder - yang dihasilkan sekiranya dianggap terdapat
kejanggalan.Hal ini penting dilakukan untuk menjaga agar jangan sampai terjadi bahwa
data yang dihasilkan atau dikumpulkan ternyata terdapat kesalahan. Dengan dilakukan
klarifikasi maka diharapkan dapat terhindar dari pengukuran ulang sementara segenap
tim sudah kembali ke kantor asal auditor.
10
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Wawancara
Selain itu data primer juga diperoleh melalui metode wawancara (interview).Cara ini
dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai status manajemen, pengoperasian, dan
pemeliharaan peralatan.
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak terkait yang dianggap perlu dan memiliki
peran signifikan terhadap penggunaan energi maupun implementasi sistem manajemen
energi.
Hal-hal yang dapat digali melalui wawancara, antara lain:
a. Cara pengoperasian peralatan
b. Permasalahan dalam pengoperasian
c. Pembinaan kompetensi pegawai
d. Temuan-temuan di lapangan
11
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
umpan boiler, temperatur uap (steam), laju alir uap dari boiler, komposisi gas buang
boiler, namun yang telah ditabulasikan atau dibukukan oleh pabrik tersebut, misal
selama 1 tahun terakhir. Termasuk data sekunder adalah data spesifikasi peralatan
(misalnya boiler) serta peralatan pendukungnya. Data sekunder diperoleh dengan
meminta salinan (copy) dokumen kepada pihak pabrik atau industri. Selain itu sering
digunakan cara memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner.
Lazimnya kuesioner memang diberikan kepada pihak industri atau pabrik untuk diisi.
Namun akan lebih efektif bila dapat diisi sendiri oleh auditor. Untuk itu kegiatannya dapat
digabung pada saat wawancara.Jadi, sambil melakukan wawancara sekaligus mengisi
kuesioner.Cara seperti ini di samping lebih efektif, juga tidak merepotkan pihak pabrik
yang sudah sibuk dengan aktivitas hariannya. Apabila pertanyaan di dalam kuesioner
tersebut menyangkut pengisian data konsumsi energi secara serial, misal konsumsi
minyak residu per bulan selama 3 tahun terakhir, maka auditor dapat meminta salinan
(copy) tabulasi data tersebut kepada pihak pabrik.
Dengan mengingat waktu yang dialokasikan untuk pengukuran data primer dan
sekunder relatif singkat maka setiap koordinator subtim audit energi harus mampu
memperkirakan waktu yang diperlukan untuk pengisian kuesioner ini. Dapat juga
kuesioner dikirimkan kepada pihak industri sebelum waktu pelaksanaan pengumpulan
data primer dan sekunder. Atau, pada hari pertama di pabrik – saat akan memulai
pelaksanaan pengumpulan data primer dan sekunder – kuesioner tersebut diserahkan
kepada pihak industri.
Hal yang perlu diperhatikan adalah setiap data sekunder yang didapatkan harus
dikonfirmasi kepada auditee bahwa data tersebut merupakan data dengan sumber data
yang dapat dipertanggungjawabkan.Seperti halnya pada saat pengumpulan data primer,
maka untuk pengumpulan data sekunder pun masing-masing subtim audit energi agar
berpedoman kepada Lembar-lembar isian yang bersesuaian. Misalnya, untuk Subtim
Sistem Kelistrikan berpedoman kepada Lembar Isian Sistem Kelistrikan (Lampiran 1-3),
Subtim Sistem Boiler berpedoman kepada Lembar Isian Sistem Boiler (Lampiran 1-4),
demikian seterusnya.
12
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Pelaksanaan verifikasi data dapat dilakukan langsung pada saat di lapangan. Setiap
data hasil pengukuran dan/atau pengamatan yang meragukan segera dapat diverifikasi
dengan tim pendamping dari pabrik. Apabila diketahui bahwa data tersebut meragukan
atau tidak layak maka dapat segera dilakukan pengukuran dan/atau pengamatan
ulang.Verifikasi juga dapat dilakukan pada saat acara pemaparan hasil awal sekaligus
Telah dilakukan Pembahasan Draft Testing Protokol untuk Peralatan listrik rumah tangga
seperti :
• Draft testing protocol Pengujian Lampu Jalan berdasarkan LED SNI IEC 62612:2016 :
Lampu LED Swa-Balast Untuk Layanan Penerangan Umum Dengan Tegangan
Suplai > 50V- Persyaratan Kinerja
13
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
• Draft testing protocol Pengujian Setrika listrik berdasarkan SNI IEC 60311:2019 :
Setrika listrik untuk rumah tangga atau penggunaan serupa- Pengukuran Kinerja.
• Draft testing protocol Pengujian Lampu Tubular Lamp LED berdasarkan SNI IEC
62612:2016 : Lampu LED Swa-Balast Untuk Layanan Penerangan Umum Dengan
Tegangan Suplai > 50V- Persyaratan Kinerja.
Hasil pengujian beberapa peralatan listrik rumah tangga seperti lampu jalan LED, Setrika
listrik, Lampu tubular lamp LED.
14
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gedung
Dibaleka II
Sumber :http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.394588&lon=106.821544&z=18&m=b&search=walikota%20depok
Gedung Dibaleka II menghadap ke arah utara, terdiri atas 10 lantai dan sebuah
basement dengan luas per lantainya mencapai 2.400 m². Setiap lantai terbagi menjadi 2
sayap dengan desain dan luas yang identik.
Lantai 1 diperuntukkan sebagai ruang pelayanan, lantai 2-10 diperuntukkan sebagai
kantor Dinas/Badan sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 3. Basement dipergunakan
untuk tempat parkir dan foodcourt/kantin. Sedangkan di lantai paling atas gedung
digunakan untuk ruang ME (maintenance & engineering).
15
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
800 – 2000 A
SDP- SBA (Panel AC)
160 A
Interlock PP-Pump
2500 A 50 A
CT 2500/5 PP-PH
20 A
PP-PL
70 A
PP-Lift Service
60 A
PP-Press Fan
160 A
PP-Lift Pass
16
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 5. Pengkondisi udara (AC) type split duct yang terpasang di tiap-tiap lantai
Gambar 6. lampu jenis CFL dan TLdi gedung Dibaleka II Pemkot Depok
17
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 7. Ruang kontrol BAS dan tampilan menu untuk kontrol lampu per lantai
Pengukuran kelistrikan secara online selama beberapa hari dilakukan di panel utama
LVMDP (low voltage main distribution panel) yang terletak di ruang trafo gedung dan
panel distrubusi utama yang mendistribusikan beban ke tiap-tiap lantai yang berada di
lantai basement. Pengukuran secara online di panel utama ditunjukkan dalam Gambar 8.
Proses pengukuran sistem kelistrikan dilakukan selama 3 hari pada hari senin – rabu,
tanggal 25 – 27 April 2016.
18
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
250.000
200.000
Energi [kWh]
150.000
100.000
50.000
0
Mar-16
Nop-15
Des-15
Mei-16
Jul-15
Agust-
Okt-15
Sep-15
Apr-16
Jan-16
Feb-16
15
19
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
250
Biaya [Juta Rupiah]
200
150
100
50
0
Jul-
Okt-
Jan-
Apr-
Nop-
Feb-
Mar-
Agus
Des-
Mei-
Sep-
t-15
15
16
15
15
15
16
16
16
16
15
Gambar 11. Biaya pemakaian listrik bulanan
Dari hasil pengumpulan data rekening listrik dan data luas bangunan, maka dapat
dihitung besar nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) per bulan nya. Dari hasil
perhitungan, besar nilai IKE bulanan selama tahun 2015 dan 2016 ditunjukkan oleh
Tabel 5.
Luas IKE
No Tahun Bulan
Konsumsi Bangunan (kWh/m²/
Energi (kWh) (m²) bulan)
1 2015 Juli 165,926 24,000 6.91
2 2015 Agustus 149,218 24,000 6.22
3 2015 September 172,772 24,000 7.20
4 2015 Oktober 174,558 24,000 7.27
5 2015 November 188,044 24,000 7.84
6 2015 Desember 186,360 24,000 7.77
7 2016 Januari 208,526 24,000 8.69
8 2016 Februari 224,420 24,000 9.35
9 2016 Maret 200,152 24,000 8.34
10 2016 April 226,712 24,000 9.45
11 2016 Mei 239,384 24,000 9.97
Minimum 6.22
Maksimum 9.97
Rata-rata 8.09
20
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
12 9,97
9,4 9,4
10 8,7 8,3
7,3 7,8 7,8
7,2
8 6,9 6,2
6
4
2
0
Jul-15
Okt-15
Jan-16
Apr-16
Feb-16
Mar-16
Nop-15
Des-15
Agust-
Mei-16
Sep-15
15
21
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
10
9
8
7
Lantai
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
Energi
Tgl Kondisi kW kVAr kVA Faktor Daya
[kWh/hari]
22
Arus [A] Daya [kW; kVAr; kVA]
0
1,000
1,200
1,400
1,600
200
400
600
800
0
1,000
1,200
200
400
600
800
10:09:00 10:09:00
11:18:00 11:16:00
12:27:00 12:23:00
13:36:00 13:30:00
No
4
3
2
1
14:45:00 14:37:00
15:54:00 15:44:00
Senin
17:03:00 16:51:00
Senin
18:12:00 17:58:00
19:21:00 19:05:00
20:30:00 20:12:00
21:39:00 21:19:00
22:48:00 22:26:00
23:57:00 23:33:00
Rata-rata
1:06:00 0:40:00
Lobby
Fungsi
Koridor
2:15:00 1:47:00
Ruangan
Ruang Kerja
2:54:00
Ruang Rapat
I1[A]
3:24:00
4:33:00 4:01:00
P[kW]
5:42:00 5:08:00
6:51:00 6:15:00
8:00:00 7:22:00
8:29:00
I2[A]
9:09:00
10:18:00 9:36:00
Waktu
11:27:00 10:43:00
Q[kVAr]
-
12:36:00 11:50:00
Selasa
Waktu
Selasa
21.4
19.9
22.2
22.1
13:45:00 12:57:00
Sayap Barat
I3[A]
14:54:00 14:04:00
Profil Arus
16:03:00 15:11:00
17:12:00 16:18:00
17:25:00
S[kVA]
18:21:00
19:30:00 18:32:00
20:39:00 19:39:00
Profil Daya dan Faktor Daya
21:48:00 20:46:00
21:53:00
-
Temperatur (°C)
22:57:00
PF
23:00:00
24.7
24.9
24.6
25.4
0:06:00
Unbalance_I[%]
1:15:00 0:07:00
Sayap Timur
Gambar 15. Profil daya dan Faktor Daya
2:24:00 1:14:00
3:33:00 2:21:00
4:42:00 3:28:00
5:51:00 4:35:00
8:09:00 6:49:00
Rabu
9:18:00 7:56:00
10:27:00 9:03:00
Standar
24-27
10:10:00
Temp (°C)
11:36:00
12:45:00 11:17:00
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
10.00%
18.00%
12.00%
14.00%
16.00%
20.00%
23
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
90 90
Temperatur (°C)
80 80
70 70
Kelembaban [%]
Temperatur [°C]
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
21:32
13:17
15:14
16:17
17:20
18:23
19:26
20:29
22:35
23:38
00:41
01:44
02:47
03:50
04:53
05:56
06:59
08:02
09:05
10:08
11:11
12:14
14:20
Waktu
Gambar 17. Pengukuran Temperatur dan kelembaban secara online selama 1 hari
kerja
Dari hasil pengukuran secara sesaat diperoleh hasil pengukuran temperatur rata-rata di
ruang staff (sayap timur) sebesar 24,7 °C. Sedangkan hasil pengukuran secara on-line
didapatkan rata-rata temperatur selama jam kerja adalah 24,42°C. Nilai ini masih berada
di rentang 24°C – 27,5°C yang merupakan standar kenyamanan temperatur ruang kerja
atau bisa dikatakan temperatur di dalam ruangan tersebut nyaman, dimana suhu
nyaman termal untuk orang Indonesia berada pada rentang suhu 22,8°C - 25,8°C.
Sedangkan dari hasil pengukuran temperatur sesaat di ruang pejabat (sayap barat)
menunjukkan temperatur yang lebih rendah dari standar yaitu rata-rata 21,4°C.
a. Dari hasil pengukuran daya diperoleh beban dasar di luar jam kerja (18.00-06.00)
relatif masih tinggi yaitu rata-rata 171 kW. Sesuai dengan hasil analisis potensi
penghematan energi, jika beban dasar bisa ditekan hingga 35% maka diperoleh
potensi penghematan energi per bulan mencapai Rp 24.696.132 atau sebesar
10,26% dari tagihan listrik bulanan. Penekanan 35% beban dasar ini dilakukan
melalui pemadaman AC dan lampu di salah satu lantai pada malam hari jika masih
ada yang menyala.
24
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
b. Penghematan energi bisa dilakukan melalui beberapa alternatif baik yang berbiaya
ataupun tidak. Untuk mengetahui lebih detil jenis beban yang aktif di malam hari bisa
dilakukan dengan melakukan monitoring pemakaian energi harian gedung. Dengan
mengetahui jenis bebannya bisa dilakukan tindakan untuk optimasi pemakaian
energinya. Salah satu fasilitas yang bisa dimanfaatkan adalah melalui pengoptimalan
fungsi dari BAS. BAS dapat digunakan untuk mengatur jadwal on/off dari AC dan
penerangan pada tiap lantai, sehingga hanya peralatan tertentu saja yang tetap
menyala pada malam hari.
c. Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) masuk dalam kategori sangat efisien, akan
tetapi pada beberapa bulan terakhir menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 4% per
bulan. Hal ini perlu menjadi perhatian agar efisiensi tetap terjaga melalui langkah-
langkah manajemen energi yang tepat.
d. Secara umum hasil pengukuran listrik menunjukkan kualitas yang baik, akan tetapi
tetap perlu dilakukan pemeliharaan agar kondisi ini tetap terjaga.
e. Partisi ruangan disesuaikan dengan letak difuser terutama untuk partisi yang tertutup
penuh, sehingga posisinya tidak menghalangi aliran hawa dingin yang menyebabkan
temperatur ruangan tidak merata. Atau mengganti dengan partisi yang tidak tertutup
penuh agar aliran hawa dingin merata di seluruh lantai.
f. Menggunakan tangga darurat sesuai kebutuhan dan selalu menutup pintu tangga.
Pintu yang terbuka akan mempengaruhi luasan ruangan terkondisi sehingga
membuat beban kerja AC meningkat dan konsumsi energi akan lebih besar.
Gedung yang akan dievaluasi konsumsi energinya memiliki identitas sebagai berikut:
Nama Gedung : Gedung Kantor Pemerintah Kota Batam
Alamat/Lokasi : Jl. Engku Putri No.1 Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau
Pengguna :
- Lantai 1 : Ruang Tamu, Bagian Umum, Media Center, LPSE dan Sekretaris
Daerah.
- Lantai 2 :Asisten-asisten Walikota dan Staf Ahli.
- Lantai 3 : Korpri, BKD dan BPH.
- Lantai 4 : PKK dan Ruang Rapat.
- Lantai 5 : Ruang Rapat Besar.
- Lantai 6 : Bappeda.
- Lantai 7 : Perpustakaan dan Kominfo.
25
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Utara
Gedung Kantor Terpadu yang menghadap ke arah Tenggara ini terdiri atas 7 lantai
dengan luas total mencapai 7.736 m². Lantai 1 diperuntukkan bagi ruang tamu, Bagian
Umum, Media Center, LPSE serta Sekretaris Daerah. Lantai 2 untuk ruangan asisten
walikota. Lantai 3 untuk ruang Korpri, BKD dan BPH. Lantai 4 untuk ruang PKK dan
ruang rapat. Lantai 5 untuk ruang rapat besar, sedangkan lantai 6 untuk Bappeda. Lantai
7 merupakan lantai paling atas diperuntukkan bagi ruang Perpustakaan dan Kominfo.
Sistem Kelistrikan Gedung
Sumber energi listrik gedung disuplai oleh PT. PLN Batam dengan kontrak daya sebesar
1.385 kVA dan golongan tarif P-2. Single Line Diagram sistem kelistrikan Gedung Kantor
Walikota Batam dapat dilihat pada Gambar berikut
26
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 20. Single Line Diagram Sistem Kelistrikan Gedung Kantor Walikota Batam.
27
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
terletak di ruang panel di luar gedung. Sistem kelistrikan pada Gedung Kantor Walikota
Batam terhubung dengan dua buah trafo, yaitu trafo 1 dengan kapasitas 1.000 kVA dan
trafo 2 dengan kapasitas 500 kVA. Gambar berikut memperlihatkan kegiatan saat
pengukuran kelistrikan di panel utama dari kedua trafo.
Gambar 21. Pengukuran kelistrikan secara on-line di Panel Utama Gedung Kantor
Walikota Batam
Selain melakukan pengukuran on-line di panel LVMDP yang direkam selama beberapa
hari, juga dilakukan pengukuran secara sesaat pada panel SDP di setiap lantai, untuk
mengetahui distribusi beban kelistrikan di Gedung Kantor Walikota Batam. Kegiatan
pada saat melakukan pengukuran secara sesaat di setiap lantai diilustrasikan pada
Gambar 22.
28
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Analisis kelistrikan dimulai dengan distribusi beban kelistrikan pada Gedung Kantor
Walikota Batam. Analisis ini berdasarkan data histori kelistrikan dan pengukuran secara
sesaat di setiap panel listrik.Selain distribusi beban, analisis kelistrikan juga dilakukan
untuk mengetahui kualitas daya dari sistem kelistrikan yang digunakan. Data yang
dibutuhkan adalah data yang dihasilkan dari hasil pengukuran secara on-line selama
beberapa hari.
Gambar 24. Profil Intensitas Konsumsi Energi selama dua tahun terakhir.
29
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Distribusi Beban
Lift
6.5% 0,0%
Cooling Tower
3.7% 0,0% 0,0%
Lantai 7
8,3% 0,0%
Lantai 1
0,0% 14,6%
Lantai 2
Lantai 6 18,8%
19,4%
0,0%
Lantai 5 Lantai 3 dan 4
10,6% 18,0%
0,0%
0,0%
0,0% 0,0%
30
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
31
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 29. Profil Daya dan Faktor Daya gabungan kedua trafo.
32
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 31.T & D Recorder TR-72-Ui untuk pengambilan data temperatur dan
kelembaban ruangan secara on-line.
33
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 32. Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari.
34
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
ayaan pada Tabel di atas hanya beberapa sampel data saja dari pengukuran yang
dilakukan pada tujuh lantai di Kantor Walikota Batam. Pengukuran pencahayaan
tersebut hanya dilakukan di dalam ruang kerja saja, tidak dilakukanpengukuran di luar
ruang kerja seperti di koridor dan toilet.
Tabel 16Data hasil pengukuran intensitas cahaya yang melebihi standar
Standar
Lantai Ruangan Lux Jenis Lampu
(Lux)
T
a 1 LPSE 487 TL 40 Watt 350
b Kabag bina program 520 TL 40 Watt 350
el Staf ahli Bid Kesejahteraan
882 TL 40 Watt 350
1 sosial
7 2
Staf ahli tata kota, transport. &
S 550 TL 40 Watt 350
TI
i Ruang staff Kesra 530 TL 40 Watt 350
m
TL 40 Watt dan
ul Kabid Pengadaan 522 350
cahaya alami
a
3 Kasubid 580 TL 40 Watt 350
si
p BKD 523 TL 40 Watt 350
e BPH 413 TL 40 Watt 350
rbandingan lampu LED dan Lampu TL
Lampu T8 LED 20 Watt Lampu TL 40 Watt
Konsumsil Listrik 20 Watt 40 Watt + 10 Watt *) = 50 Watt
Umur Lampu 30.000 jam 9.000 jam
Penggantian lampu untuk 30.000 jam 1 buah 3 buah
Pemakaian listrik selama 30.000 jam 600 kWh 1.500 kWh
Tagihan listrik (Rp 1.503 / kWh) Rp 901.000 Rp 2.254.500
900 kWh
Jumlah penghematan
Rp 1.353.500
Keterangan: *) 10 Watt untuk daya ballast standart
Tabel 18Simulasi penghematan energi dan penghematan tagihan listrik dengan
penggunaan lampu LED
No Kriteria LED T8 20 Watt TL 40 Watt
1 Konsumsi listrik (715 lampu) 14.300Watt 35.750Watt
Pemakaian listrik selama 168 jam
2 2.402kWh 6.006kWh
*)
3 Biaya listrik (Rp. 1.503 / kWh) Rp 3.610.807,20 Rp 9.027.018,00
4 Penghematan energi per bulan 3.603,60 kWh
5 Penghematan energi per tahun 43.243,20 kWh
6 Penghematan tagihan per bulan Rp 5.416.210,80
7 Penghematan tagihan per tahun Rp 64.994.529,60
No Kriteria LED Panel Tipis 9 Watt Downlight 18 Watt
1 Konsumsi listrik (715 lampu) 1.656Watt 3.312Watt
Pemakaian listrik selama 168 jam
2 278kWh 556kWh
*)
3 Biaya listrik (Rp. 1.503 / kWh) Rp 418.146,62 Rp 836.293,25
4 Penghematan energi per bulan 278,21 kWh
5 Penghematan energi per tahun 3.338,50 kWh
6 Penghematan tagihan per bulan Rp 418.146,62
35
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Kesimpulan
a) Rata-rata penggunaan energi pada tahun 2015 sebesar 149.341,67 kWh.
Sedangkan pada tahun 2016, data yang diperoleh hanya sampai dengan bulan
Mei. Berdasarkan data tersebut, rata-rata penggunaan energi pada tahun 2016
meningkat menjadi 159.396 kWh.
b) Rata-rata penggunaan daya aktifnya bila dihitung berdasarkan data rekening listrik
adalah sebesar 221,38 kW. Dengan asumsi nilai faktor dayanya adalah sebesar
0,9, maka daya semunya adalah sebesar 245,98 kVA. Bila dibandingkan dengan
kontrak dayanya sebesar 1.385 kVA, maka penggunaan daya rata-rata ini hanya
sebesar 17,76% dari kontrak dayanya;
c) Rata-rata Intensitas Konsumsi Energi (IKE) perbulan pada tahun 2015 adalah
sebesar 19,30 kWh/m²dan pada tahun 2016 adalah sebesar 20,60 kWh/m². Dari
hasil tersebut maka berdasarkan PERMEN ESDM NO. 13 TAHUN 2013 Gedung
Kantor Walikota Batam masuk dalam kriteria gedung dengan penggunaan energi
yang boros.
d) Dari hasil pengukuran listrik secara on-line selama beberapa hari, didapatkan
kualitas daya listrik sebagai berikut:
- Ketidakseimbangan tegangan rata-rata bernilai 0,30 % untuk trafo 1 dan 0,25 %
untuk trafo 2, hal ini merupakan indikasi yang baik di mana sesuai National
Electric Manufacture Association (NEMA) dan Department of Energy (DoE) yang
biasa dijadikan standar di Amerika Serikat menentukan ketidakseimbangan
maksimum adalah sebesar 1%;
- Harmonisa tegangan (THD-V) rata-rata berada pada kisaran 1,55 % untuk trafo
1 dan 0,87 untuk trafo 2, di mana berdasarkan IEEE std 519-1992 besar THD
maksimum untuk tegangan < 69kV adalah sebesar 5%. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa Total Harmonic Distorsion tegangan (THD-V) sudah baik,
yakni pada nilai < 5%;
- Faktor daya rata-rata sebesar 0,9, dimana nilai daya aktif (kW) hampir sama
dengan nilai daya semu (kVA) dan mengakibatkan menurunnya nilai daya relatif
(kVAr) sehingga tidak terbebani biaya denda kVAr.
- Kualitas daya listrik di gedung ini sudah sangat baik, sehingga untuk kualitas
daya sistem kelistrikan di gedung ini tidak memerlukan perbaikan, akan tetapi
tetap perlu dilakukan pemeliharaan agar kondisi ini tetap terjaga;
36
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
37
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Sistem kelistrikan Kantor Gubernur Sumatera Barat disuplai oleh PT PLN (Persero) dari
Gardu Induk 20 kV kemudian diturunkan tegangannya menjadi 400/230 V.
38
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Pengukuran kelistrikan secara on-line selama beberapa hari dilakukan di Panel Utama
LVMDP masukan dari trafo PLN dan Panel Utama Gedung Escape.
Gambar 36. Pengukuran Kelistrikan secara On-line Panel LVMDP Keluaran Trafo
PLN
39
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 37. Pengukuran Kelistrikan secara On-line Panel Utama Gedung Escape
Tabel 20Penggunaan energi listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat, bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016
Pemakaian (kWh)
No Bulan
Bulanan Harian
1 Jun-15 42.157 1.405
2 Jul-15 42.188 1.361
3 Agu-15 42.220 1.362
4 Sep-15 42.252 1.408
5 Okt-15 42.283 1.364
6 Nov-15 42.315 1.411
7 Des-15 42.346 1.366
8 Jan-16 42.378 1.367
9 Feb-16 42.410 1.462
10 Mar-16 42.440 1.369
11 Apr-16 42.472 1.416
12 Mei-16 42.503 1.371
Minimum 42.157 1.361
Rata - Rata 42.330 1.389
Maksimum 42.503 1.462
Total 507.964 -
40
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 38Profil Penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat,bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016.
Tabel 21Biaya Penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat, bulan Juli 2015
sampai dengan Juni 2016
Biaya (Rupiah)
No Bulan
LWBP WBP kVArh Materai Total
1 Jul-15 53.130.320 6.693.600 0 6.000 59.829.920
2 Agu-15 47.582.712 6.117.930 68.223 6.000 53.774.865
3 Sep-15 63.355.860 8.829.288 0 6.000 72.191.148
4 Okt-15 56.177.320 8.028.072 0 6.000 64.211.392
5 Nov-15 56.849.651 9.265.368 0 6.000 66.121.019
6 Des-15 53.848.800 8.077.320 0 6.000 61.932.120
7 Jan-16 56.562.176 9.279.732 0 6.000 65.847.908
8 Feb-16 53.580.380 7.855.770 0 6.000 61.442.150
9 Mar-16 53.330.392 7.163.784 0 6.000 60.500.176
10 Apr-16 53.856.940 6.974.280 0 6.000 60.837.220
11 Mei-16 51.831.360 7.486.752 0 6.000 59.324.112
12 Jun-16 55.331.276 8.705.970 0 6.000 64.043.246
41
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 39. Profil biaya penggunaan listrik Kantor Gubernur Sumatera Barat,bulan Juli
2015 sampai dengan Juni 2016.
Tabel 22Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Sumatera Barat Selama Setahun
10,0
8,0
6,0 8,0 7,9 7,7 8,3
7,2 7,5 6,9 7,4 7,6 7,6
4,0 6,7 6,0
2,0
0,0
Gambar 40. Profil Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Selama Setahun.
42
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 23 Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Sumatera Barat Selama Setahun
No Bulan Pemakaian Gedung Escape Luas Gedung IKE
1 Jun-15 51.600 29.860 4374 6,8
2 Jul-15 45.600 26.388 4374 6,0
3 Agu-15 61.200 35.415 4374 8,1
4 Sep-15 55.200 31.943 4374 7,3
5 Okt-15 57.140 33.066 4374 7,6
6 Nov-15 52.800 30.554 4374 7,0
7 Des-15 56.800 32.869 4374 7,5
8 Jan-16 58.400 33.795 4374 7,7
9 Feb-16 58.400 33.795 4374 7,7
10 Mar-16 60.400 34.952 4374 8,0
11 Apr-16 59.200 34.258 4374 7,8
12 Mei-16 63.200 36.573 4374 8,4
Gambar 41. Profil Intensitas Konsumsi Energi Kantor Gubernur Selama Setahun.
43
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 43. Profil Suhu dan Kelembaban Ruang Biro Hukum I Lantai 3
Tabel 24Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum I (Ruang Biro 3 di peta) Lantai 3
No. Nama Ruangan Suhu(°C) Kelembaban(%) Standar(°C) Keterangan
1 Lobby bagian umum 27.1 51.6 27-30 Baik
2 Ruang Kerja 27.1 55.7 24-27 Kurang Baik
Tabel 25Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum I (Ruang Biro 3 di denah)
Lantai 3
Tabel 26Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum 2 (Ruang Biro 9 di peta) Lantai 3
No. Nama Ruangan Suhu(°C) Kelembaban(%) Standar(°C) Keterangan
1 Sekretariat Wakil Dekan 26.4 52.8 24-27 Baik
2 Wakil Dekan 26.1 54.9 24-27 Baik
3 Ruang Rapat Wakil Dekan 25.6 56.6 24-27 Baik
Tabel 27Suhu dan Kelembaban di Ruang Biro Hukum 2 (Ruang Biro 9 di denah)
Lantai 3
44
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
45
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Peta lokasi Kantor Bappeda Propinsi DIY tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini :
46
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
SDP
380V/220V 50 Hz
R S T
DARI JARINGAN PLN
Fuse MCCB
4 X 50 mm? 3 x 2A PP 1. ( LANTAI 1 )
4 X 95 mm? 4 25 A / 18 kA SPARE
Gambar 46.Single Line Diagram Sistem Kelistrikan Gedung Kantor Bappeda DIY.
Gambar 47. Pengukuran kelistrikan secara on-line di Panel Utama gedung Bappeda
47
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 32Penggunaan listrik Bappeda D I Y tahun 2015 sampai dengan 2016 ( 17 bulan)
Januari 612
11640 3760
Februari 638
11430 3380
Maret 575
11640 4040
April 13530 5960 612
Mei 13020 4600 611
Juni 554
11820 4260
Juli 10680 3160 598
Agustus 9570 2340 428
September 11070 3300 556
Oktober 11460 2680 567
November 14220 5260 562
Desember 14700 5820 539
Jumlah 144780 48560 6852
48
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 36Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Radyo Suyoso tahun 2015
Luas Bangunan IKE
KONSUMSI (m²)
BULAN Gedung Kantor
ENERGI kWh/ m²
(kWh) Radyo Suyoso
Jan‟15 3760 1584 2.37
Feb‟15 3380 1584 2.13
Mar‟15 4040 1584 2.55
Apr‟15 5960 1584 3.76
Mei‟15 4600 1584 2.90
Jun‟15 4260 1584 2.69
Jul‟15 3160 1584 1.99
Ags‟15 2340 1584 1.48
Sep‟15 3300 1584 2.08
Okt‟15 2680 1584 1.69
Nov‟15 5260 1584 3.32
Des‟15 5820 1584 3.67
Minimum 1.48
Rata-rata 2.55
Maksimum 3.76
49
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
KONSUMSI IKE
BULAN Luas Bangunan (m²)
ENERGI (kWh) (kWh/ m²)
50
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Dari hasil diatas dapat terlihat bahwa nilai IKE dari gedung (ber-AC) ini masuk dalam
kriteria sangat efisien. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan beban listriknya
sangat sedikit , rata-rata hanya 20% dari nilai kontrak dayanya dengan PLN.
Distribusi Beban
Tabel 41Resume pengukuran listrik gedung Bappeda DIY secara on-line
PANEL UTAMA Gedung Bappeda DIY Energi
Tanggal Daya Maks Rata-rata Min [Wh/Hari]
Rabu W 33250 17123 2330
18 Mei 2016 VAr 41550 18843 5320
13 jam 219748
VA 52660 28574 6240
Faktor daya 0.64 0.57 0.36
Kamis W 33360 13057 1990
19 Mei 2016 VAr 40230 18426 5640
24 jam 313383
VA 51860 22665 6100
Faktor daya 0.67 0.51 0.33
W 26560 10457 2080
Jumat VAr 33520 15380 5320
20 Mei 2016 123976
11 jam VA 42770 18662 5740
Faktor daya 0.67 0.52 0.33
W 31057 13546 2133
VAr 38433 17550 5427
Rata-rata 219035
VA 49097 23300 6027
Faktor daya 0.66 0.53 0.34
Waktu
Gambar 48. Profil Daya dan Faktor Daya gedung Bappeda DIY.
51
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Suhu ( C ) RH ( % )
Gambar 49. Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari
Kesimpulan
a. Rata-rata penggunaan energi Gedung Bappeda pada tahun 2015 rata-rata
sebesar 12.065 kWh, dan pada tahun 2016 cenderung meningkat menjadi 13.106
kWh. Sedangkan pada tahun 2016, data yang didapatkan hanya sampai bulan
Mei, namun dilihat data yang ada, polanya mengalami peningkatan.
b. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Bappeda perbulan pada tahun 2015
adalah sebesar 6,4 kWh/m², dan pada tahun 2016 adalah sebesar 7,07 kWh/m².
Dari hasil tersebut maka berdasarkan PERMEN ESDM NO. 13 TAHUN 2013
Gedung Gedung Bappeda DIY masuk dalam kriteria „Sangat Efisien’.
c. Terkait dengan SNI 6390:2011 butir 4.1.1.1,yakni temperatur di beberapa ruangan
yang berkisar antara 25,6°C – 27,5°C, sehingga masuk kategori tidak nyaman,
maka disarankan untuk menambah kemampuan AC agar dapat menghasilkan
temperatur pada rentang 22,8°C-25,8°C dan kelembaban 70%, yaitu mengganti
AC yang lama dengan AC baru berkapasitas 3 PK atau dengan menambah AC
dengan kapasitas yang sama, yaitu 1,5 PK.
d. Guna menyesuaikan tingkat pencahayaan sesuai dengan SNI 03-6197-2000
mengenai “Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan” maka disarankan untuk
mengganti Lampu-lampu SL 18 Watt, LED 7 Watt (fluks cahaya 1.350 lumen dan
570 lumen ) dengan lampu LED 18 watt tipe tube T8 (fluks cahaya 1780 lumen);
dengan penghematan sekitar 25%.
52
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
e. Jika penggantian lampu di kantor Bappeda setuju dilakukan maka perlu dilakukan
audit rinci lebih detil, untuk penerapan pencahayaan yang tepat dan penggunaan
energi yang efisien.
f. Untuk meningkatkan koordinasi dan pengelolaan energi yang lebih baik disarankan
untuk membentuk sebuah Tim Manajemen Energi dengan cakupan tugas
pengelolaan energi listrik dan air. Organisasi manajemen energi ini sebaiknya
mencakup semua fasilitas yang dimiliki oleh Kantor Bappeda, mulai dari gedung
Bappeda, gedung Radyo Suyoso dan gedung kantor Pengendalian.
Gedung yang akan dievaluasi konsumsi energinya memiliki identitas sebagai berikut:
a. Nama Gedung : Phinisi
b. Alamat/Lokasi :Jalan A. P. Pettarani, Gedung BG - Kampus UNM
Gunungsari, Kec. Makassar, 90222
c. Posisi Geografis :
d. Waktu Pembangunan :Tahun2010
Penggunaan :Tahun 2013
e. Pengguna : Rektorat,Pusat Pelayanan Akademik
Peta lokasi Gedung tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar berikut ini
53
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gedung
Phinisi UNM
Sumber :http://googlemaps.gedungphinisiUNM
Gedung Phinisi UNM yang menghadap ke arah Barat ini terdiri atas 3 Gedung yakni
gedung Tower Phinisi dan 2 Gedung sehingga bentuknya menyerupai perahu phinisi
khas suku bugis dimana Gedung Phinisi terdiri atas 22 lantai.Lantai pertama gedung
Phinisi UNM diperuntukkan untuk parkiran dan ruang engineer. Selanjutnya Lantai
2,terdiri dari Ruang Auditorium Tata Usaha dan ruang pertemuan.Lantai 3 diperuntukkan
ruang Administrasi dan Biro Keuangan.Pada Lantai 4 dan 5 diperuntukkan untuk ruang
Rektor dan wakil-wakilnya.Untuk Lantai 6 keatas saat ini masih kosong dikarenakan staff
rektorat masih menempati gedung rektorat yang lama.
54
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
55
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Sistem penerangan Gedung Phinisi UNM menggunakan lampu TLD 1×36 watt , TLD
2×36 W. Lampu yang menyala selama jam kerja hanya yang ada di dalam ruangan saja,
sementara yang berada di luar ruangan lampu dalam keadaan padam.Sistem
Peneranga Gedung Phinisi terkontrol otomatis menggunakan BAS yang terlihata pada
gambar di bawah.
56
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Selain pengukuran on-line yang direkam selama beberapa hari, juga dilakukan
pengukuran secara sesaat pada panel listrik di setiap lantai, untuk mengetahui distribusi
beban kelistrikan di Gedung Phinisi UNM.
Analisis kelistrikan dimulai dengan distribusi beban kelistrikan pada Gedung Phinisi
UNM. Analisis ini berdasarkan data histori kelistrikan dan pengukuran secara sesaat di
setiap panel listrik.Selain distribusi beban, analisis kelistrikan juga dilakukan untuk
mengetahui kualitas daya dari sistem kelistrikan yang digunakan. Data yang dibutuhkan
adalah data yang dihasilkan dari hasil pengukuran secara on-line selama beberapa
hari.Data histori penggunaan listrik selama 19 bulan terakhir dapat dilihat pada Tabel
berikut
Tabel 43Penggunaan listrik Phinisi UNM tahun 2015 sampai dengan 2016 ( 19 bulan)
57
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
58
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Maksimum 2.95
Tabel 45Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Phinisi tahun 2016
KONSUMSI Luas Bangunan (m²) IKE
BULAN ENERGI
(kWh) Gedung Phinisi kWh/ m²
Jan‟16 83543 37866 2,21
Feb‟16 76197 37866 2,01
Mar‟16 66448 37866 1,75
Apr‟16 77102 37866 2,04
Mei‟16 106396 37866 2,81
Jun‟16 115906 37866 3,06
Jul‟16 92217 37866 2,44
Minimum 1,75
Rata-rata 2,33
Maksimum 3,06
Dari hasil diatas dapat terlihat bahwa nilai IKE dari gedung (ber-AC) ini masuk dalam
kriteria sangat efisien (lihat Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (Permen ESDM No. 13 Tahun 2013).Hal tersebut dapat disebabkan karena
tingkat kuat penerangan disebagian besar ruangannya masih dibawah standar yang
ditetapkan dalam SNI 03-6575-2001.
Tabel 46Kriteria IKE untuk gedung ber-AC
59
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
berdasarkan setiap lantai saja, di mana pada setiap lantai dihuni oleh beberapa ruangan
staff persub bidang, di antaranya:
1. Lantai 1 : Parkiran dan Ruang Enginner
2. Lantai 2 : Ruang Tata Usaha,Auditorium,dan Ruang Pertemuan
3. Lantai 3 : Ruang Kepala Biro Keuangan,Administrasi
4. Lantai 4 : Ruang Rektor dan staff administrasi
5. Lantai 5 : Ruang wakil Rektor 1,2,3 dan 4
6. Lantai 6-16 : Ruang staff Akademik
dan masing-masing sub bidang mengisi satu ruangan serta terdapat satu buah panel
listrik yang melayani beban penerangan, beban pendingin, dan beban listrik lainnya.
Analisis Penggunaan Energi Listrik Harian. Pengukuran kelistrikan dilakukan secara
on-line selama tiga hari dengan menggunakan Power Hitester. Pengukuran dilakukan
pada panel utama Gedung Phinisi UNM. Dari hasil pengukuran ini dapat dilihat
penggunaan daya minimum, maksimum, dan rata-rata. Selain itu dari data ini juga dapat
dilihat kualitas daya dari sistem kelistrikannya, seperti faktor daya, kualitas tegangan,
serta harmonisa tegangan dan arusnya.
Dari hasil pengukuran listrik secara on-line selama beberapa hari digedung Phinisi UNM,
didapatkan profil penggunaan daya listrik yang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar
berikut.
60
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Dari hasil pengukuran di atas dapat dilihat, seperti halnya pemakaian listrik di kantor
lainnya. Penggunaan energi listrik meningkat pada pukul 07:00 hingga pukul 17:00
dengan rata-rata sebesar 208,7 kW.Dari hasil pengukuran juga dapat dilihat naiknya
daya reaktif,akan mengakibatkan faktor daya (PF) akan semakin menurun. Oleh karena
itu, daya aktif dan daya semu mempunyai perbedaan yg cukup jauh.
Kualitas Tegangan Listrik. Dari hasil pengukuran secara on-line juga didapatkan hasil
pengukuran tegangan listrik, sehingga bisa dilihat kualitas tegangan tersebut, berikut
resume dan grafik profil tegangan listrik.
61
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
62
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Dari gambar di atas terlihat bahwa THD-V rata-rata berada pada kisaran 1,6 %, di mana
berdasarkan IEEE std 519-1992 besar THD maksimum untuk tegangan < 69 kV adalah
sebesar 5%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Total Harmonic Distorsion-
tegangan (THD-V) sudah baik yakni pada nilai < 5%.
Potensi Penghematan Energi. Kualitas daya listrik di gedung Phinisi UNM Baik,
seperti yang terlihat pada tabel resume kondisi aktual kualitas daya dibawah ini:
Sehingga untuk kualitas daya sistem kelistrikan di gedung ini tidak memerlukan
perbaikan, akan tetapi tetap perlu dilakukan pemeliharaan agar kondisi ini tetap terjaga.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran temperatur dan kelembaban
udara di beberapa ruangan yang menjadi sampel untuk setiap lantai, dan mencatat
jumlah pendingin udara yang digunakan pada setiap ruangan serta mencatat setting
temperatur udaranya. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat temperature
63
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 63.Pengambilan data temperatur dan kelembaban ruangan dengan secara on-
line.
Dari hasil pengukuran temperatur dan kelembaban udara secara sesaat di beberapa
ruangan dan secara on-line yang dilakukan pada salah satu ruangan kerja selama
beberapa hari tersebut didapatkan data-data sebagai berikut.
64
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
5 R. Rektor, Lantai4 18 20 51
Suhu ( C ) RH ( % )
Gambar 64.Grafik temperatur dan kelembaban dalam satu ruang kerja selama 2 hari .
65
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Lampu TLD
36W UUUNM
Gambar 65. Jenis lampu yang digunakan untuk penerangan di dalam ruangan.
Dari pengukuran intensitas cahaya yang dilakukan secara sampling di beberapa ruangan
pada setiap lantai didapatkan data-data sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut
66
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
JENIS
LUX JUMLAH KEBUTUHAN
S LAMPU
i No NAMA
RUANGAN
s Data Standar
Titik
Lumen Lumen
Lumen
TLD TLD Penerangan Per Titik
t
1×36 2×36
e
m1 Rektor UNM 260 350 5 2 7 17500 23558 3365
p
e 2 Ka.Bag. Umum 220 350 3 2 5 17500 19886 7091
n
e 3 R.Rapat 215 350 7 8
r
a R.Staff
n 4 Akademik 185 350 6 14 20 85000 120645 4160
g
an di Gedung Phinisi UNM ini menggunakan lampu TLD 1 × 36 W dan TLD 2 × 36 W.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tingkat pencahayaannya masih rendah dan
dayanya relatif besar. Dari hasil pengukuran yang tertera pada Tabel 52, didapatkan
hasil yang masih di bawah standar kualitas pencahayaan yang baik pada ruang kerja
perkantoran.
Sebagaimana tercantum di dalam SNI 03-6197-2000 mengenai “Konservasi Energi pada
Sistem Pencahayaan”, tingkat pencahayaan pada perkantoran untuk ruang kerja adalah
350 lux, sedangkan dari hasil pengukuran, tingkat pencahayaan paling tinggi hanya
sebesar 260 lux, yaitu pada Ruang Rektor. Dengan demikian tingkat pencahayaannya
harus ditingkatkan hingga sesuai standar dengan cara penggantian lampu yang lama
dengan lampu yang memiliki intensitas cahaya lebih tinggi dan daya listrik yang lebih
rendah. Hal ini dilakukan agar kenyamanan dan kesehatan dari penglihatan bisa terjaga
dengan baik serta penggunaan energi yang lebih efisien.
Sistem penerangan di Gedung Kantor Phinisi UNM sebagian sudah menggunakan
lampu TLD 36 Watt, potensi efisiensi penerangan masih perlu dilakukan adalah dengan
mengganti beberapa lampu SL 18 Watt dan lampu LED 7 Watt dengan lampu jenis LED
18 watt tipe tube T8 yang lebih hemat energinya dan tinggi tingkat pencahayaannya.
Berdasarkan spesifikasi lampu SL 18 Watt memiliki flux cahaya sebesar 1.350 lumen,
dan lampu LED 7 watt memiliki fluks cahaya sebesar 570 lumen. Seperti terlihat pada
tabel diatas, dengan flux cahaya sebesar 17500 lm, intensitas penerangan rata-rata
pada bidang kerja di ruang Rektor, hanya sebesar 260 lux. Dengan perhitungan secara
linier, standar intensitas penerangan yang dibutuhkan untuk ruang kerja adalah sebesar
350 lux, maka flux cahaya yang dibutuhkan untuk ruangan tersebut adalah sebesar
23.558 lm.
17.500 lm/X = 260,0 lux / 350 lux
X = 17.500 lm * 350 lx / 260,0 lux
X = 23.558 lm
Lampu TLD 36 watt cahaya 2500 lm, jika masing-masing titik penerangan diberi 2 buah
lampu LED 18 watt tipe tube T8, maka pada setiap titik penerangan menghasilkan flux
cahaya 3560 lm. Untuk memenuhi kebutuhan flux cahaya pada ruang kepala Bappeda
seperti di atas maka jumlah titik penerangan (setiap titik = 2 buah lampu LED 18 watt
tipe tube T8) yang diperlukan adalah 9 titik penerangan (< 12 titik terpasang) . Intensitas
penerangan yang dihasilkan adalah {(7 x 3560) / 23.558} x 350 lx = 370 lux lebih
67
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 66.SiklusManajemenEnergi.
68
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gedung idealnya harus memiliki tim manajemen energi yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan energi pada fasilitas yang dimilikinya. Tim manajemen energi di
setiap Gedung bersifat otonom namun tetap berkoordinasi dengan tim manajemen
energi yang ada di pusat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
pelaporan.Struktur organisasi tim manajemen energi sebaiknya dibagi menjadi dua tim
yaitu (1) tim teknis, yang bertugas melakukan kajian teknis, perencanaan, penyusunan
program, monitoring dan evaluasi, serta (2) tim pelaksana, yang bertugas melakukan
pelaksanaan teknis. Implementasi program-program yang telah disusun oleh tim
manajemen energi di masing-masing Gedung dan Fakultas dapat mengangkat tim teknis
sendiri untuk melakukan kajian teknis dan perencanaan, atau dapat pula merujuk
kepada hasil kajian dan perencanaan yang telah disusun oleh tim teknis di pusat.
Kesimpulan
a) Rata-rata penggunaan energi Gedung Phinisi UNM pada tahun 2015 rata-rata
sebesar 111.858 kWh, dan pada tahun 2016 cenderung menurun menjadi 88.258
kWh. Sedangkan pada tahun 2016, data yang didapatkan hanya sampai bulan July,
namun dilihat data yang ada, polanya mengalami penurunan.
b) Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung Phinisi UNM perbulan pada tahun 2015
adalah sebesar 3,3 kWh/m², dan pada tahun 2016 adalah sebesar 2,3 kWh/m². Dari
hasil tersebut maka berdasarkan PERMEN ESDM NO. 13 TAHUN 2013 Gedung
Phinisi UNM masuk dalam kriteria „Sangat Efisien’.
c) Dari hasil pengukuran listrik secara on-line selama beberapa hari, didapatkan
kualitas daya listrik sebagai berikut:
- Ketidak seimbangan tegangan rata-rata bernilai 0,65 %, hal ini merupakan
indikasi yang baik di mana sesuai National Electric Manufacture Association
(NEMA) dan Department of Energy (DoE) yang biasa dijadikan standar di
Amerika Serikat menentukan ketidakseimbangan maksimum adalah sebesar 1%;
- Harmonisa tegangan (THD-V) maksimum berada pada kisaran 2,4 %, di mana
berdasarkan IEEE std 519-1992 besar THD maksimum untuk tegangan < 1385
kV adalah sebesar 5%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Total Harmonic
Distorsion tegangan (THD-V) sudah baik, yakni pada nilai < 5%;
- Kualitas daya listrik di gedung ini sudah sangat baik, seperti yang terlihat pada
tabel resume kondisi aktual kualitas daya di bawah ini. Sehingga untuk kualitas
daya sistem kelistrikan di gedung ini tidak memerlukan perbaikan, akan tetapi
tetap perlu dilakukan pemeliharaan agar kondisi ini tetap terjaga;
d) Dari hasil pengukuran secara sesaat temperatur di beberapa ruangan berada di
rentang antara 23,7 °C – 28 °C dan hasil pengukuran secara on-line dalam satu
ruang kerja didapatkan rata-rata temperatur selama jam kerja adalah 26,5°C. Dari
hasil tersebut bisa dikatakan temperatur di dalam ruangan tersebut tidak nyaman.
Suhu nyaman termal untuk orang Indonesia berada pada rentang suhu 22,8°C -
25,8°C dengan kelembaban 70%. Kondisi tidak nyaman ini disebabkan ruangan
terlalu besar (60m²) dan sistem ducting sedang mengalami gangguan;
e) Dari hasil pengukuran pencahayaan didapatkan kondisi kualitas pencahayaan yang
masih di bawah standar bagi ruang kerja perkantoran. Sebagaimana yang
tercantum dalam SNI 03-6197-2000 mengenai “Konservasi Energi pada Sistem
Pencahayaan”, tingkat pencahayaan pada perkantoran untuk ruang kerja adalah
350 lux. Sedangkan berdasarkan pengukuran, angka tertinggi adalah 260 lux;
f) Gedung Kantor Phinisi UNM belum memiliki Tim Manajemen Energi atau
Manajer Energi, sehingga penggunaan energi di gedung ini belum terkoordinasikan
dengan baik.
69
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Saran
a) Guna menyesuaikan tingkat pencahayaan sesuai dengan SNI 03-6197-2000
mengenai “Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan” maka disarankan untuk
mengganti Lampu-lampu TLD 36 watt (fluks cahaya 2.500 lumen dan 570 lumen )
dengan lampu LED 18 watt tipe tube T8 (fluks cahaya 1780 lumen); dengan
penghematan sekitar 25%.
Jika penggantian lampu di Phinisi UNM setuju dilakukan maka perlu dilakukan audit
rinci lebih detil, untuk penerapan pencahayaan yang tepat dan penggunaan energi
yang efisien.
b) Untuk meningkatkan koordinasi dan pengelolaan energi yang lebih baik disarankan
untuk membentuk sebuah Tim Manajemen Energi dengan cakupan tugas
pengelolaan energi listrik dan air. Organisasi manajemen energi ini sebaiknya
mencakup semua fasilitas yang dimiliki oleh Phinisi UNM.
Standar :SNI IEC 62612:2016 : Lampu LED Swa-Balast Untuk Layanan Penerangan
Umum Dengan Tegangan Suplai > 50V- Persyaratan Kinerja
Ruang Lingkup
Pengujian Lampu JALAN mengunakan INTEGRATING SPHERE PHOTOMETER
LISUN MODEL IS-2.0MA untuk mengukur kinerja lampu JALAN.
Acuan
SNI IEC/PAS 62612:2013, Lampu Swaballast LED untuk pelayanan pencahayaan
umum – persyaratan unjuk kerja.
Definisi
- Tegangan pengenal : Tegangan atau julat tegangan yang tercantum pada lampu.
- Tegangan uji : Tegangan yang digunakan untuk pengujian.
- Daya pengenal : Daya yang tercantum pada lampu
- Umur Lampu : Periode operasi sampai tidak menyala atau menurut kriteria lain
mengenai unjuk kerja lampu yang ditetapkan dalam standar.
- Waktu penyalaan : waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah suplai daya
dihidupkan, untuk mulai menyala secara penuh dan tetap menyala (15 Menit ).
- Waktu persiapan : waktu yang diperlukan bagi lampu, setelah tegangan suplai
dihidupkan, untuk mencapai 80% dari fluks cahaya akhirnya.
- Waktu stabilisasi : waktu penyalaan lampu yang diperlukan untuk mencapai
karakteristik pengoperasian listrik dan fotometrik stabil.
- Nilai Pengenal : Nilai kuantitas untuk karakteristik lampu untuk kondisi
pengoperasian tertentu. Nilai dan kondisi yang ditentukan pada standar ini, atau
yang dinyatakan oleh pabrikan atau pemasok.
- Efikasi
Hasil bagi antara fluks luminus (lumen) dengan daya listrik masukan suatu
sumber cahaya dinyatakan dalam satuan lumen per Watt.
- Armatur
Rumah lampu yang dirancang untuk mengarahkan cahaya,tempat melindungi
lampu serta untuk menempatkan komponen listrik
70
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Persyaratan Pengujian
- Jumlah sampel untuk keperluan pengujian 6 (Enam) buah
- Daya lampu tidak boleh melampaui diatas 15% dari daya pengenal
- Kuat cahaya awal waktu penyalaan tidak boleh kurang dari 90% kuat cahaya
pengenal.
71
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
- Nilai kuat cahaya yang terukur pada 25% umur pakai lampu pengenal (dengan
durasi maksimum 6000 jam) tidak pernah lebih kecil dari maksimum
pemeliharaan lumen yang berhubungan dengan umur pakai pengenal (L50 atau
L70) seperti yang didefinisikan dan diberikan oleh pabrikan atau pemasok.
Metode Pengujian
Umum :
1) Semua pengujian dilakukan dalam ruang tanpa gerakan udara (draughtproof)
pada suhu ruangan (25±1)°C dan kelembaban nisbi maksimum 65%;
2) Tegangan uji harus stabil dalam ±0,5%, selama periode stabilisasi, dan toleransi
ini dikurangi menjadi ±0,2% pada saat pengukuran, Untuk pengujian
pemeliharaan lumen( L50/L70) toleransinya adalah 2% (dua persen);
3) Kandungan harmonisa total tegangan suplai tidak melebihi 3% (tiga persen)
dimana kandungan harmonisa didefinisikan sebagai penjumlahan r.m.s
komponen harmonisa individu dengan menggunakan dasar 100% (seratus
persen);
4) Semua pengujian harus dilakukan pada frekuensi pengenal, kecuali jika
ditetapkan untuk keperluan spesifik oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung
jawab.
5) Instrumen listrik dan photometrik yang digunakan harus dipilih yang mempunyai
jaminan ketelitian dengan persyaratan uji.
1) Tegangan uji
a) Tegangan uji adalah harus tegangan pengenal;
b) dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata.
2) Waktu stabilisasi
Lampu harus diukur pada tegangan uji segera setelah periode stabilisasiminimal
selama 15 (lima belas) menit.
3) Pengukuran efikasi
a. Nilai efikasi dihitung dari nilai luminous flux terukur dibagi dayaterukur;
b. Pengukuran efikasi dilakukan tanpa melakukan proses aging 100 (seratus)
jam;
c. Total sampel uji untuk pengukuran efikasi adalah 1 atau Lebih sampel untuk
setiap tipe dan merek;
d. Pengambilan data setiap sampel uji adalah 1 (satu) kali, dan nilai hasil
pengukuran efikasi adalah rerata lampu yang menyala.
Laporan Pengujian
1) seluruh hasil uji harus dapat disimpan dan didokumentasikan dalam bentuk
laporan pengujian, berisi data pengukuran, karakteristik kinerja dan rincian setiap
kejadian gangguan, kerusakan atau uji ulang.
2) salinan laporan ini harus disimpan oleh laboratorium uji untuk keperluan
referensi.
72
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar Pengujian
Pengujian Lampu LED
73
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
74
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 55Hasil Pengujian Sampel 1,2 dan 3 Lampu Tube Merek Philips 8 Watt
75
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 56Hasil Pengujian Sampel 1 dan 2 Lampu Tube Merek Miyalux 9 Watt
Tabel 57Hasil Pengujian Sampel 1,2 dan 3 Lampu Tube Merek Miyalux 9 Watt
76
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 58Hasil Pengujian Sampel 1,2 dan 3 Lampu Tube Merek Philips 16 Watt
77
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
78
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Kesimpulan
Dari standar metode pengujian diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Pengujian Lampu jalan dan Tube LED
Lampu Jalan
- Nilai efikasi pada lampujalan rata-rata 61-67 lm/Watt.
- Perbedaan tegangan suplai tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap nilai
efikasi berkisar antara 2-3% .
- Rendering Index Rata-rata 70 pada lampu 60 Watt dan 67 pada lampu 150 Watt.
79
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
- THD Arus Sampel Philips dan Miyalux diatas 100% dan sampel Kingled Rata” 17
%.
Tabel 61Hasil Pengujian Lampu Tube
80
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
- Gelombang Spektrum cahaya paling tinggi ada dinilai 595 nm pada lampu 3000 K.
IV.8 PENGEMBANGAN TESTING PROTOKOL DAN HASIL PENGUJIAN
SETRIKA LISTRIK
Ruang Lingkup
Menyatakan dan mendefinisikan karakteristik kinerja utama setrika listrik untuk rumah
tangga.Setrika listrik yang dicakup adalah :
- Setrika kering;
- Uap setrika;
- Setrika semprot;
- Uap setrika dengan wadah air atau ketel terpisah / Generator memiliki kapasitas
tidak
melebihi 5 liter.
Acuan
- IEC 60051-1:1997, Direct acting indicating analogue electrical measuring
instruments and their accessories – Part 1: Definitions and general requirements
common to all parts.
- IEC 60454-3-3:1998, Pressure-sensitive adhesive tapes for electrical purposes –
Part 3:
- Specifications for individual materials – Sheet 3: Polyester film tapes with rubber
thermoplastic adhesive.
- IEC 60734:2001, Household electrical applicances – Performance – Hard water
for testing.
- ISO 105-F:1985, Textiles – Tests for colour fastness – Part F: Standard adjacent
fabrics.
- ISO 1518:1992, Paints and varnishes – Scratch test.
- ISO 2409:1992, Paints and varnishes – Cross-cut test.
- ISO 3758:1991, Textiles – Care labelling code using symbols.
- ISO 3801:1977, Textiles – Woven fabrics – Determination of mass per unit length
and mass per unit area.
- ISO 6330:2000, Textiles – Domestic washing and drying procedures for textile
testing.
- ISO 7211-2:1984, Textiles – Woven fabrics – Construction – Methods of analysis
– Part 2:Determination of number of threads per unit length.
- ISO 9073-2: 1995, Textiles – Test methods for nonwovens – Part 2:
Determination of thickness.
- ISO 13934-1:1999, Textiles – Tensile properties of fabrics – Part 1: Determination
of maximum force and elongation at maximum force using the strip method.
Definisi
- Tegangan pengenal : Tegangan atau julat tegangan yang tercantum oleh
manufaktur/produsen pada setrika .
- Tegangan uji : Tegangan yang digunakan untuk pengujian.
- Rentang Tegangan Pengenal :Nilai rentang tegangan yang tercantum disetrika
oleh manufaktur / produsen, dinyatakan dalam nilai batas rendah dan batas atas.
- Daya pengenal :Daya yang tercantum pada setrika dalam kondisi operasi normal
yang tercantum disetrika oleh manufaktur / produsen.
- Setrika listrik : Alat portabel, yang memiliki pelat dasar yang dipanaskan secara
listrik dan digunakan untuk menyetrika bahan tekstil.
81
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Daftar Pengukuran
Pengukuran untuk semua jenis setrika
Penentuan massa.
Pengukuran panjang senur fleksibel.
Pengukuran ketahanan goresan pelat dasar.
Padapelat dasar.
Penentuan kehalusan pelat dasar.
Penilaian kehalusan.
Pengukuran setrika termostatis
82
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
83
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Metode Pengujian
Suhu Lingkungan
Semua pengujian dilakukan dalam ruang tanpa gerakan udara (draughtproof) pada
suhu ruangan 20±5°C dan kelembaban nisbi 65±15 %.
Pengukuran Suhu
Suhu Setrika ketika sedang diukur oleh suatu termokopel kawat halus bergaris tengah
tidak lebih dari 0,3 mm.
Kondisi Ajeg (Steady)
Kondisi ajeg untuk pengukuran dianggap dicapai 30 menit setelah menyalakan setrika
ketika thermostat telah beroperasi empat kali jika ini terjadi lebih awal.
Tegangan Pengukuran
Tegangan yang diterapkan pada setrika yang diukur adalah tegangan diperlukan
untuk memberikan masukan pengenal pada kondisi ajeg.Jika julat daya masukan
ditandakan pada setrika, tegangan yang diterapkan adalah tegangan yang diperlukan
untuk memberikan nilai rata-rata.
Pengukuran Daya Masukan
Tegangan dijaga pada nilai pengenal, atau nilai rata-rata julat tegangan pengenal, jika
perbedaan antara batas julat tegangan pengenal kurang 10% dari nilai rata-rata.Bila
perbedaan antar batas julat tegangan pengenal lebih besar 10% dari nilai rata-rata
julat.Daya masukan diukur pada batas atas dan batas bawah.Pengukuran dilakukan
setelah setrika mecapai kondisi ajeg dengan thermostat, bila ada ditetapkan pada
suhu tertinggi.
Pengukuran Waktu Pemanasan
Setrika dipanaskan dengan tegangan seperti ditetapkan dalam thermostat. Waktu
yang diperlukan bagi suhu untuk melebihi suhu sekitar dengan 180 K diukur dan
dinyatakan dalam menit dan detik .
Penentuan massa
Massa setrika diukur dengan senur fleksibel tetapi tanpa tusuk kontak.
CATATAN : Semua setrika mempunyai senur fleksibel. Tusuk kontak mungkin harus
diputuskan.
Pengukuran panjang senur fleksibel
Panjang senur fleksibel diukur dari titik masuk ke setrika atau konektor ke titik masuk
ke tusuk kontak, termasuk pelindung senur.Untuk setrika tanpa senur, pengukuran
dilakukan dari titik masuk pada dudukan (stand). Panjang dinyatakan dalam meter
dibulatkan ke nilai 5 cm terdekat.
Penentuan Titik Terpanas
Dipanaskan dengan tegangan seperti yang ditetapkan dengan thermostat disetel
pada suhu tertinggi.Segera setelah thermostat beroperasi dua kali, setrika diletakkan
selama beberapa detik pada selembar kertas putih yang dihamparkan diatas kain
flanel yang menutupi suatu papan kayu.Setelah setrika diangkat kertas yang menjadi
gelap menandai adanya penyebaran suhu pada pelat dasar.Titik terpanas ditentukan
sebagai pusat daerah tergelap.
84
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
85
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Pengukuran stabilitastermostatik
Uji pemanasan
Setrika ditempatkan pada tiga penopang logam dan suatu termokopel dipasang pada
titik tengah pelat dasar.Setrika kemudian dipanaskan dan termostat diset sedemikian
rupa sehingga suhu rata-rala 190◦c ±10◦c dapat dipertahankan pada kondisi ajeg.
Pengaturan termostat adalah tetap dengan cara yang tepat sehingga pengaturan
tidak berubah selama dilakukan pengukuran. Suhu rata-rata Ti ditentukan Setrika
kemudian dioperasikan selama 11 jam dan selanjutnya dimatikan selama 1 jam.
Siklus, yang terdiri dari periode nyala 11 jam dan periode mati 1 jam, diulangi sampai
jumlah keseluruhan periode nyala mencapai 500 jam. Segera setelah ini, suhu rata-
rala pelatdasar T₂ ditentukan sebagaimana dilakukan untuk T₁ untuk setrika tanpa
senur, setrika ditempatkan pada dudukannya.
Penentuan penyimpangan thermostat
Sebagai indikasi kestabilan termostatik, penyimpangan termostat setelah
pengujianditentukan oleh rumus-rumus yang berikut:
86
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
diletakkan di bawah pelat dasar sejarak kira-kira 200 mm untuk menampung air yang
mungkin mengalir keluar dari setrika ketika berlangsung pengujian. Untuk
menghindari pengembunan uap terkumpul dalam wadah, dapat digunakan kipas
kecepatan rendah untuk meniup uap tersebut.
Berat total setrika diukur pada interval 1 menit, dari saat mematikan lampu sinyal dan
operasi penguapan. Tingkat penguapan diukur selama 1 menit dan dihitung dalam
g/menit dan kemudian dimasukkan ke dalam grafik sebagai fungsi waktu.Waktu
pemanasan adalah waktu antara penghubungan ke suplai utama dan saat ketika
aliran uap mencapai 5 g/menit.Pengujian diulangi, tetapi termostat diset pada posisi
minimum untuk penyetrikaan uap.Waktu pemanasan dinyatakan dalam detik untuk
penyetelan termostat maksimum dan minimum penyetrikaan uap. Pengukuran ini
tidak dilakukan pada:
- setrika dengan pembangkit uap terpisah;
- setrika yang dilengkapi dengan gawai pemutus yang secara otomatis
mematikan aliran
- suplai utama, ketika setrika tidak digerakkan;
- setrika dibuat sedemikian rupa sehingga penguapan menjadi tidak beraturan
ketikasetrika berada pada posisi istirahat.
CATATAN Sebagian setrika memerlukan persiapan awal.Dalam hal ini, sebelum
dilakukanpengujian, setrika disiapkan sesuai dengan instruksi.
dengan:
W1 adalah masa setrika dan air pada akhir waktu pemanasan;
Wz adalah masa setrika dan air setelah penguapan 90 %;
t adalah waktu penguapan;
Laju penguapan dan kebocoran dinyatakan dalam gram per menit.
Laju kebocoran dihitung sebagai berikut:
dengan:
W₃ adalah massa air yang keluar tanpa menguap.
87
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
88
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Setrika diletakkan pada penyangga yang cocok dan termokopel dipasang pada titik
tengah pelat dasar, jika pelat dasar dilapisi dengan PTFE atau bahan sejenis.Setrika
dinyalakan, dengan tegangan yang ditetapkan, dan termostat diatur sehingga suhu
rata-rata pelat dasar kira-kira 150◦C dipertahankan pada kondisi ajeg.Untuk setrika
non-termostatis, suhu pada titik tengah pelat dasar dipertahankan pada 150◦C ±10◦C
dengan menyalakan dan mematikan sakelar.Suhu dipertahankan sedikitnya selama
30 menit.
Uji cross-cut dilakukan menurut ISO 2409 dengan suhu pada bagian datar pelat dasar
dipertahankan pada kira-kira 150◦C. Alat pemotong dengan enam mata potong
digunakan pada tiap arah pola kisi-kisi (lattice).
Jika tiap potongan tidak memasuki/menembus lapisan secara merata ke permukaan
substratum karena lengkungan pelat dasar, bisa digunakan alat potong bermata
tunggal.Jarak potongan adalah 1 mm dalam tiap arah. Alat potong diaplikasikan pada
bidang yang normal terhadap permukaan uji dan potongan harus pada kecepatan 20
mm/detik sampai 50 mm/detik dengan tekanan yang merata. Potongan dibuat pada
empat posisi yang berbeda pada pelat dasar, dan membentuk 25 bujur sangkar pada
tiap posisi.Dua dari posisi-posisi tersebut diletakkan terpisah kira-kira sejauh 50 mm
pada garis tengah mendatar, sedangkan yang lainnya diletakkan pada pusat antara
titik tengah garis tengah dan kedua tepi pelat dasar.
Setelah pendinginan ke suhu ruang (20◦C ± 5◦C), pelat dasar digosok perlahan
dengan sikat lunak lima kali ke arah muka dan belakang sepanjang kedua garis pola
kisi-kisi. Pita perekat yang sesuai dipasang dengan kuat atas area kisi-kisi.Pita
kemudian dilepas dengan cepat untuk membuang bagian serpihan pelapis.
CATATAN Untuk pengujian ini direkomendasikan pita perekat berikut. Pita film
poliester dengan perekat non termosetting (lebar = 25 mm, ketebalan > 0,02 mm),
memenuhi lembar 3 IEC 60454-3-3. Hasil pengujian dievaluasi melalui pengamatan
atas permukaan potongan pada tiap posisi,dan menggolongkannya menurut tabel
yang diberikan dalam ISO 2409. Pengujian dilakukan pada empat posisi pada pelat
dasar dan hanya pola kisi-kisi terburuk yang digunakan untuk evaluasi.
Hasil pengujian dinyatakan sebagai massa semburan per operasi dalam gram.
89
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Wadah air diisi dengan air suling pada suhu 20◦C ± 2◦C, hingga kapasitas yang
ditetapkan oleh pabrikan.Sistem penyemprot disiapkan dengan mengoperasikan
gawai penyemprot beberapa kali.Setrika diletakkan pada posisi horisontal di atas
lapisan bawah datar. Sepotong kain katun berukuran 50 cm x 50 cm diletakkan di
depan ujung setrika.
CATATAN Setrika tidak dihubungkan ke suplai daya dan setelan uap pada posisi
kering, bila ada. Kain mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
- kain katun tidak berkanji, dicuci dan dikeringkan menurut ISO 6330 prosedur C
(pengeringan datar);
- benang 25±2 per sentimeter dalam warp dan weft yang mempunyai benang 30±2
tex, tenunan biasa 1/1;
- massa per meter persegi: 170 g ±10 g.
Untuk menunjukkan adanya efek air, kain bisa dibasahi dengan larutan klorida kobalt
(CoCl₂)10 %.
Setelah dibasahi kain dikeringkan dalam lemari yang dilengkapi dengan sirkulasi
udara pada suhu 100◦C±10◦C. Kain diletakkan mendatar dan setelah dikeringkan
dihaluskan dengan setrika dengan suhu pelat dasar kira-kira 120◦C.
Kain yang dibasahi ketika kering berwarnai biru dan menjadi merah muda ketika
basah.Alat penyemprot kemudian dioperasikan sekali dan pola penyemprot
dievaluasi.
Dilakukan pengukuran atas dimensi yang berikut:
- jarak antara ujung setrika dan awal pola semburan (A1);
- jarak antara garis tengah setrika dan garis tengah pola semburan (A2);
- lebar pola semburan (B);
- panjang pola semburan (L);
- luas pola semburan terpusat (A).
Pengujian dilakukan tiga kali dan dihitung hasil rata-ratanya.Dicatat jika pola
semburan terpusat pada satu area atau jika ada area tanpa semburan.Ketika
mengevaluasi setrika yang berbeda, perbandingan visual dapat dilakukan dari
kainnya.
90
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Wadah ditimbang lagi dan massa air W₃ yang keluar dari setrika tanpa menguap
ditentukan.
Massa, M, semburan uap air dihitung sebagai berikut:
Gambar 75. Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Niko 300 Watt
Merek Philips
91
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Gambar 76. Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Philips 350 Watt
Merek Electrolux
Tabel 19 Hasil Pengujian Sampel Setrika Merek Electrolux 300 Watt
WP+_INTEG WP+_INTEG
Kondisi Ambient [°C] Sampel 01[°C] Sampel 02[°C] U1_AVE[V] P_AVE[W]_1 P_AVE[W]_2
[Wh]_1 [Wh]_2
Maksimum 22.05 153.45 132.30 231.70 316.00 328.20
Minimum 19.40 140.55 117.35 231.18 197.40 238.90 41.74 35.39
Rata-rata 20.54 146.14 124.27 231.43 313.54 326.39
Merek Sanken
92
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
93
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
94
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
95
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
96
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
97
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Tabel 74TRL kegiatan Perekayasaan Teknologi Efisiensi Energi, Peralatan dan Sistem
Energi
TRL Kriteria
1 Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan
2 Formulasi konsep dan atau aplikasi teknologi
3 Pembuktian konsep
4 Validasi kode, komponen dalam suatu lingkungan laboratorium
5 Validasi kode, komponen dalam suatu lingkungan simulasi
6 Demonstrasi model atau prototipe sistem dalam lingkungan yang relevan
7 Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan yang relevan
8 Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat melalui pengujian dan demo
dilingkungannya
9 Sistem benar-benar terbukti melalui pengoperasian
98
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Makassar
6 Pemda DIY Audit dan energy potensial In kind Kepatihan Danurejan
scan di Kantor Pemda DIY 55213
Telepon: (0274)
589583, 52811
Fax. (0274) 586712
7 Pemda Kota Audit dan energy potensial In kind Jalan Jend Sudirman
Sumatera scan di Kantor Gubernur No. 51, Padang,
Barat Sumbar Sumatera Barat
8 Pemda Kota Audit dan energy potensial In kind Bapak H. Jl. Engku Putri No.1
Batam scan di Kantor Pemda Muhammad Batam Centre, Batam,
Batam Rudi, SE, MM Kepulauan Riau
99
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
100
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
101
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
102
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISIENSI ENERGI, PERALATAN DAN SISTEM ENERGI TAHUN 2016
Form B
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
PEREKAYASAAN TEKNOLOGI EFISENSI ENERGI PERALATAN DAN SISTEM ENERGI
INTI KEGITAN
Tahun 2016 ini merukapan kelanjutan dari tahun sebelumnya, yang mana mulai tahun
2015 melakukan kegiatan Audit Energi dan Benchmark serta Energy Potential Scan
pada Gedung Perkantoran, jadi Aktivitas ini diharapkan pengelola gedung pemerintah
dan swasta mengambil manfaat serta keuntungan dalam usaha meningkatkan efisiensi
dan optimasi penggunaan energi guna menurunkan biaya energi. Pada sektor rumah
tangga pengendalian konsumsi energi dapat dilakukan dengan menerapkan standar
efisiensi dan label hemat energi peralatan listrik rumah tangga. Melalui labelisasi
peralatan rumah tangga tersebut, pengguna diarahkan untuk lebih menggunakan
peralatan yang lebih efisien penggunaan energinya, sehingga secara nasional
penggunaan energi dapat ditekan. Di sisi produsen, dengan labelisasi tersebut dapat
mendorong produsen untuk memproduksi produk-produk yang lebih efisien penggunaan
Audit energi di Pemda Depok dan Kantor Gubernur Sumatera Barat energinya.
TUJUAN PROGRAM
Melakukan Audit Energi dan Benchmark serta Energy Potential Scan pada Gedung
Perkantoran. Dan tersedianya Lab pengujian peralatan listrik rumah tangga untuk
mendukung pemberlakukan label tingkat hemat energi yang terakreditasi KAN sesuai
SNI 17025
PROGRAM YANG DILAKSANAKAN
Program yang dilaksanakan meliputi pengumpulan data, survei, audit energi, analisis
data, Benchmarking, dan energy potensial scan pada beberapa gedung. Sedangkan
pada peralatan listrik sektor rumah tangga meliputi kajian standar unjuk kerja,
pembuatan testing protokol, pengadaan peralatan pengujian, pengujian peralatan listrik
RT dan pembuatan grading hemat energi
HASIL KEGIATAN
Energy potensial scan pada beberapa kantor Pemda Depok, Propinsi Jawa Barat,
Gambar kegiatan pengujian lampu Jalan LED,TL LED dan Setrika Kantor Walikota Batam, Propinsi Riau Kepulauan, Kantor Gubernur, Propinsi Sumatera
Barat
Bidang : Energi Unit Kerja : B2TE Dana DIPA : • Audit energi Kantor Bappeda, DI Yokyakarta, Universitas Negeri Makassar, Propinsi
Rp.854.329.000 Sulawesi Selatan.
Lokasi Kegiatan : Kepala Program : Sudirman Dana mitra : Sampel uji • Draft testing protocol Pengujian Lampu Jalan dan lampu TL LED berdasarkan LED SNI
Puspiptek dan 5 Program Manager : Sofyan Agus Nama Mintra Kerja : DJ IEC 62612:2016 : Lampu LED Swa-Balast Untuk Layanan Penerangan Umum Dengan
Propinsi Safari EBTKE ESDM, Pemda, Tegangan Suplai > 50V- Persyaratan Kinerja
Chief Engineer : Joko Santoso Universitas • Draft testing protocol Pengujian Setrika listrik berdasarkan SNI IEC 60311:2019 : Setrika
Tahun : 2/5 (tahun 2 Alamat : Gedung 620 B2TKE Nama User : DJEBTKE listrik untuk rumah tangga atau penggunaan serupa- Pengukuran Kinerja
dari 5 tahun) Puspiptek Hasil pengujian beberapa peralatan listrik rumah tangga seperti lampu jalan LED, Setrika
listrik, Lampu tubular lamp LED.
Telpon : 021 7560550
103