Professional Documents
Culture Documents
200 611 1 PB
200 611 1 PB
1 Tahun 2015
67
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
Hasil penelitian ini diharapkan akan konstruksi jalan yang terdiri dari campuran
dapat memberikan kontribusi pemikiran ke aspal keras dan agregat yang mempunyai
pihak perencana maupun pihak pelaksana gradasi menerus, dicampur, dihamparkan
pembangunan jalan. Kontribusi tersebut dan dipadatkan pada suhu tertentu.
antara lain adalah dengan adanya Direktorat Jenderal Bina Marga memberikan
penambahan Retona Blend 55 yang tepat persyaratan campuran lapisan beton aspal
sebagai bahan aditif dalam campuran beton seperti tercantum dalam petunjuk
aspal akan menghasilkan beton aspal yang Pelaksanaan Lapis Aspal beton No.
lebih baik ditinjau dari karakteristik 13/PT/B/1993.
Marshallnya. Dengan demikian akan dapat Beton aspal banyak dipergunakan
menekan biaya pembangunan jalan karena sebagai bahan lapisan permukaan untuk
material yang digunakan mudah didapat dan jalan yang menerima beban lalu lintas yang
murah harganya, juga akan menekan biaya tinggi, yang tersusun dari agregat dengan
pemeliharaan dan perbaikan sebelum waktu gradasi menerus dan bahan ikat aspal yang
yang direncanakan. diolah atau dicampur secara panas (The
TINJAUAN PUSTAKA Asphalt Institute, 1993).
Perkerasan jalan adalah suatu konstruksi Agregat adalah sekumpulan butir-butir
yang berfungsi menerima beban dari lalu batu pecah, pasir atau komposisi mineral
lintas dan meneruskan beban ke tanah dasar, lainnya, baik berupa hasil alam maupun
sehingga tanah dasar tidak menanggung hasil pengolahan (pemecahan, penyaringan)
beban yang melampaui daya dukungnya yang digunakan sebagai bahan utama
(Asphalt Paving Technology, 1983). konstruksi jalan raya, beton. Pondasi jalan
Konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan kereta api (ballast), dan lain sebagainya
menjadi tiga jenis konstruksi perkerasan, (Bina Marga, 1997). Dalam pemilihan jenis
yaitu : agregat untuk lapis keras harus
a. Perkerasan lentur (flexible pavement), memperhatikan sifat-sifat agregat antara lain
yaitu perkerasan yang umumnya tentang ukuran dan gradasi, kebersihan,
menggunakan bahan susun agregat dan kekuatan dan kekerasan, bentuk, tekstur
bahan pengikat aspal permukaan, porositas dan sifat kimia agregat
b. Perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu tersebut. Sifat-sifat tersebut sangat
perkerasan yang umumnya berpengaruh terhadap stabilitas perkerasan
menggunakan bahan susun agregat dan yang akan dihasilkan (Kerbs and Walker,
semen (Portland cement) sebagai bahan 1971).
pengikatnya Menurut Kerbs and Walker (1971),
c. Perkerasan gabungan (composite Gradasi adalah pembagian ukuran butiran
pavement), yaitu merupakan gabungan dalam campuran agregat. Gradasi dapat
antara perkerasan lentur dan perkerasan dinyatakan dengan tabel atau grafik. Grafik
kaku. gradasi mempunyai dua sumbu vertikal
Konstruksi perkerasan lentur biasanya menyatakan prosentase berat lolos saringan
terdiri dari tiga lapisan. Ketiga lapisan tersebut. Gradasi batuan dibedakan 3
tersebut adalah lapisan permukaan (surface macam, yaitu :
course), lapis pondasi atas (base course), 1. Well graded, yaitu gradasi yang
dan lapis pondasi bawah (subbase course). mempunyai ukuran butir dari ukuran
Melihat fungsi dari beton aspal tersebut, yang terbesar sampai ukuran yang kecil
maka dibutuhkan perencanaan beton aspal untuk menghasilkan suatu campuran
yang mempunyai kualitas yang baik. perkerasan dengan bahan ikat aspal yang
Kriteria beton aspal yang baik adalah mempunyai stabilitas tinggi.
memenuhi syarat-syarat struktural. Syarat- 2. Gap graded, yaitu dalam distribusi
syarat struktural tersebut adalah : ukuran butirannya tidak mempunyai
1. Stabilitas salah satu atau beberapa ukuran saringan
2. Fleksibilitas tertentu (timpang/tidak menerus).
3. Durabilitas 3. Uniform atau one size, yaitu gradasi yang
4. Impermeability dalam ukuran butirannya mengandung
5. Fatique Resistance butiran yang ukurannya hampir
6. Skid Resistance sama/seragam.
7. Workability Gradasi agregat beton aspal yang
Menurut Bina Marga (1993), lapis aspal dipergunakan dalam penelitian ini mengikuti
beton merupakan suatu lapisan pada spesifikasi teknis campuran seperti pada
68
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
tabel 1
Tabel 1 Gradasi Agregat
Ukuran %
Saringan i Ii iii iv v vi Vii viii ix x xi
(mm)
38,1 - - - - - 100 - - - - -
25,5 - - - - 100 90-100 - - 100 100 -
19,1 - 100 - 100 80- 82-100 100 - 85-100 95-100 100
100
12,7 100 75-100 100 80- - 72-90 80-100 100 - - -
100
9,52 75-100 60-85 80-100 70-90 60-80 - - - 65-85 56-78 74-92
4,76 35-55 55-75 50-70 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
2,38 20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 33-53
0,59 10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
0,279 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
0,149 4-12 4-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
0,074 2-8 2-8 4-10 4-10 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
Sumber : Departemen PU, 1997
Agregat menurut ukuran butirannya yang disesuaikan dengan kondisi alam
dikelompokkan menjadi tiga (The Asphalt Indonesia. Aspal tersusun dari asphaltense
Institute, 1983), yaitu : dan maltense. Aspal digunakan sebagai
1. Agregat kasar, yaitu batuan yang bahan ikat dan pengisi rongga antara batuan
tertahan saringan no. 8 (2,36 mm). pada campuran beton aspal. Sifat-sifat aspal
Agregat kasar dalam campuran akan yang dominan pengaruhnya terhadap
berfungsi memberikan stabilitas campuran perkerasan adalah sebagai berikut
campuran dengan cara saling mengunci :
dari masing-masing partikel agregat a. Sifat thermoplastic
kasar serta diperoleh juga stabilitas dari Aspal adalah bahan thermoplastic yang
tahanan gesek terhadap suatu aksi konsistensinya (viskositasnya) berubah
perpindahan. Bentuk dan tekstur dari sesuai dengan perubahan temperatur. Pada
agregat kasar sangat menentukan dalam temperatur tinggi viskositas aspal rendah,
memberikan stabilitas yang tinggi. aspal memiliki daya ikat tinggi dan mampu
2. Agregat halus, yaitu batuan yang lolos mengisi rongga antara batuan secara merata
saringan no.8 dan tertahan saringan akan tetapi pemanasan yang tinggi akan
no.200 (0,075 mm). Fungsi dari agregat merusak sifat-sifat aspal sehingga aspal akan
halus dalam campuran adalah untuk cepat mengeras. Sifat thermoplastic aspal ini
menambah stabilitas campuran dengan akan berpengaruh terhadap nilai kekakuan
memperkokoh sifat saling mengunci dari campuran, dalam hal temperatur
agregat kasar. Disamping itu juga pembebanan.
berfungsi mengurangi rongga udara b. Sifat keawetan (durability)
dalam campuran dan menaikkan luas Sifat keawetan aspal didasarkan pada
permukaan dari agregat, sehingga daya tahannya untuk tetap mempertahankan
mengakibatkan campuran perkerasan sifat aslinya apabila mengalami proses
menjadi lebih awet. pelaksanaan konstruksi, pengaruh cuaca dan
3. Agregat pengisi (filler), yaitu batuan pembebanan lalu lintas. Sifat keawetan dari
yang lolo saringan no. 200 dan tertahan aspal yang utama adalah daya tahannya
pan. Filler berupa semen Portland, debu terhadap pengerasan.
batu, batu kapur dan lain-lain. Filler Aspal Buton Retona Blend 55
berfungsi mengisi rongga dalam merupakan jenis bitumen yang
campuran dan meningkatkna kerapatan dieskstrasikan dari Asbuton. Proses ekstraksi
dan stabilitas campuran dari Retona menghasilkan produk Retona
Bina Marga (1983), telah menetapkan yang berbeda, tergantung dari proporsi in
bahwa jenis aspal keras yang dapat organic solvent yang digunakan. Retona
digunakan sebagai bahan ikat dalam Blend 55 merupakan hasil pencampuran
campuran agregat aspal yaitu AC 60-70 dan aspal minyak dan aspal Retona. Tujuannya
AC 80-100 yang memiliki spesifikasi teknis agar mendapatkan kinerja perkerasan yang
69
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
lebih baik (PT. Olah Bumi Mandiri, 2000) menit dengan temperatur perendaman 600C.
Dari pengujian Marshall test dapat Angka stabilitas yang didapat dari Marshall
diketahui parameter kualitas campuran yaitu test selanjutnya harus dikoreksi terhadap
Density, Stabilitas, Flow, Marshall Quotient, harga kalibrasi proving ring. Penelitian ini
Void In The Mix (VITM), dan Void Filled direncanakan untuk lalu lintas berat,
With Asphalt (VFWA). Sebelum dilakukan selanjutnya campuran beton aspal harus
uji Marshall, setiap model benda uji yang memenuhi persyaratan seperti tercantum
dibuat direndam dalam waterbath selama 30 pada tabel 2
Tabel 2 Nilai Marshall Berdasarkan Jenis Lalu Lintas
LL Berat LL Sedang LL Ringan
2x75 2x50 2x35
Sifat Campuran
Tumbukan Tumbukan Tumbukan
Min Mak Min Mak Min Mak
Stabilitas (kg) 550 - 450 - 350 -
Kelelehan/Flow (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Stabilitas/kelelehan 200 350 200 350 200 350
Rongga dalam Campuran 3 5 3 5 3 5
Indeks perendaman 75 - 75 - 75 -
Sumber : Departemen PU, 1997
METODOLOGI PENELITIAN 3. Uji berat jenis (BJ) dan penyerapan
Bahan yang dipergunakan dalam agregat halus menggunakan peralatan
penelitian ini terdiri atas agregat, aspal dan sesuai persyaratan standard AASHTO T-
bahan tambah Retona Blend 55 atau 84-74 atau PB-0203-76
belerang. Bahan penelitian tersebut 4. Uji kelekatan agregat terhadap aspal
diperoleh dari Quarry atau supplier dan dari menggunakan peralatan sesuai
produk tertentu yang nantinya bila diuji persyaratan standard PB-0205-76
dapat memenuhi persyaratan tertentu. 5. Uji sand equivalent agregat halus
Aspal yang dipergunakan adalah aspal menggunakan peralatan sesuai
keras jenis AC 60-70 yang di produksi oleh persyaratan standar AASHTO T-176
PT. Pertamina. Agregat kasar, halus dan Pengujian Aspal
debu batu berasal dari sumber yaitu dari 1. Uji penetrasi aspal menggunakan
Quarry Desa Clereng Kabupaten Kulon peralatan sesuai persyaratan standard
Progo Yogyakarta. Retona Blend 55 yang AASHTO T-49-68 atau PA-0301-76
dipergunakan didapat dari PT. Olah Bumi 2. Uji titik lembek aspal (softening point,
Mandiri Jakarta. ring and ball) menggunakan peralatan
Bahan dasar pembentuk beton aspal sesuai standard AASHTO T-53-74 atau
adalah agregat dan aspal. Sebelum PA-0303-76
dipergunakan dalam penelitian ini terlebih 3. Uji titik nyala dan titik bakar aspal (flash
dahulu bahan tersebut dilakukan point) menggunakan peralatan sesuai
pemeriksaan untuk diketahui kualitasnya standard AASHTO T-48-74 atau PA-
supaya memenuhi persyaratan tertentu, 0303-76
sehingga dapat layak dipergunakan sebagai 4. Uji berat jenis aspal menggunakan
bahan penelitian. Penelitian dilakukan di peralatan sesuai persyaratan standard
Laboratorium Jurusan Teknik Sipil AASHTO T-228-68 atau PA-0307-76
Universitas Gadjahmada Yogyakarta. 5. Uji kelarutan aspal dalam CCL4
Peralatan yang dipergunakan dalam menggunakan peralatan sesuai
penelitian ini meliputi peralatan untuk persyaratan standard PA-0305-76
pengujian agregat, aspal dan peralatan 6. Uji daktilitas aspal menggunakan
Marshall test. peralatan sesuai persyaratan standard
Pengujian Agregat PA-0306-76
1. Uji keausan agregat (abrasi) Pengujian Marshall Test
menggunakan peralatan mesin Los Seperangkat alat uji karakteristik
Angeles sesuai persyaratan standard campuran agregat aspal dengan metode
AASHTO T-96-76 atau PB-0206-76 Marshall terdiri atas :
2. Uji berat jenis (BJ) dan penyerapan 1. Alat tekan Marshall yang terdiri dari
agregat kasar menggunakan peralatan kepala penekan yang berbentuk
sesuai persyaratan standard AASHTO T- lengkung, cincin penguji kapasitas 2500
85-74 atau PB-0206-76 kg (5000 lbs) yang dilengkapi dengan
70
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm sand equivalent agregat halus. Penelitian
serta dilengkapi dengan arloji dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu
pengukuran kelelehan plastis (flow meliputi tahap persiapan, perencanaan
meter) campuran, pembuatan benda uji dan
2. Alat cetak benda uji berbentuk silinder pengujian benda uji berdasar metode
dengan diameter 10 cm, tinggi 7,5 cm Marshall test
yang dilengkapi dengan plat atas dan HASIL PENELITIAN DAN
leher sambungan PEMBAHASAN
3. Penumbuk otomatis elektrik/manual Pengaruh Kadar Retona Blend 55
yang mempunyai permukaan rata Terhadap Nilai Density
berbentuk silinder berat 4,536 (10 lbs) Nilai density menunjukkan besarnya
dengan tinggi jatuh 45,7 cm derajat kepadatan suatu campuran yang telah
4. Ejektor untuk mengeluarkan benda uji dipadatkan. Campuran dengan kepadatan
setelah dipadatkan yang lebih tinggi akan mampu menahan
5. Bak perendam (water bath) yang beban yang lebih besar dibandingkan
dilengkapi pengatur suhu campuran yang memiliki kepadatan yang
6. Alat-alat lain yang menunjang antara lain lebih rendah. Nilai kepadatan campuran
panci, kompor pemanas, thermometer, dipengaruhi oleh kualitas bahan susun dan
sendok, spatula, timbangan, dan lain- cara pemadatan. Campuran akan memiliki
lain. kepadatan yang lebih tinggi apabila bentuk
Penelitian dilakukan di laboratorium agregat tidak beraturan, porositas rendah,
Jurusan Teknik Sipil Universitas kadar aspal cukup tinggi untuk bisa
Gadjahmada Yogyakarta. Pemeriksaan aspal menyelimuti agregat, pemadatan pada suhu
meliputi analisa saringan, berat jenis, tinggi, dan cara-cara pengerjaan yang benar.
penyerapan keausan agregat, kelekatan Hasil penelitian dapat digambarkan pada
agregat terhadap aspal, keausan agregat dan gambar 1
71
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
72
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
73
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015
74
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif