You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.

1 Tahun 2015

KAJIAN NILAI MARSHALL CAMPURAN BETON ASPAL (AC) DENGAN


MENGGUNAKAN RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN ADITIF
Ishak1
Abstract
One type of flexible pavements that have a high structural value is asphalt concrete. Asphalt
concrete is widely used in Indonesia’s roads with a high service level. Asphalt concrete is
composed of aggregates of several factions that have a certain gradation using asphalt binder.
This study uses asphalt concrete (AC) with a variation of Retona Blend 55 levels of 0%, 0.5%,
1%, 1.5%, 2%. Asphalt concrete mix then compacted at a temperature of 1600C. The test specimen
then immersed in waterbath at a temperature of 600C with a immersion time of 0.5 hours and 24
hours. Then testing Marshall characteristics.
Addition levels of Retona Blend 55 generates the value of of stability and higher density values.
Instead VITM (void in the mix) value, flow rate, and the value of VFWA (Void Filled With
Asphalt) lower.
Keywords: Beton Aspal, Retona Blend 55; karakteristik Marshall
PENDAHULUAN kepekaan aspal terhadap perubahan
Kelengkapan jaringan transportasi temperatur dapat dilakukan dengan
seringkali dapat dijadikan tolok ukur tingkat menambahkan suatu bahan aditif yaitu
kemajuan suatu wilayah, yang paling jelas Retona Blend 55 dalam campuran beton
adalah bahwa semakin baik jaringan aspal. Retona Blend 55 mempunyai tingkat
transportasi di suatu wilayah semakin tinggi viskositas yang lebih baik bila dibandingkan
nilai lahan di wilayah tersebut. Sesuai dengan aspal pada temperatur pemadatan
dengan perannya dalam pembangunan (110 0C). Dengan adanya Retona Blend 55
ekonomi, jaringan transportasi juga dapat dalam aspal, diharapkan aspal akan memiliki
memicu pembangunan, sehingga viskositas yang rendah dibandingkan dengan
pembangunan transportasi khususnya jalan aspal murni pada temperatur pemadatan.
haruslah mendapat perhatian yang cukup Dengan demikian penambahan Retona
tinggi. Namun seperti juga rencana Blend 55 diharapkan akan mampu
pembangunan lainnya pembangunan memperbaiki sifat-sifat aspal pada
transportasi harus direncanakan secara baik viskositasnya, yang selanjutnya akan
dan salah satu aspek dalam merencanakan menghasilkan atau meningkatkan kekuatan
pembangunan transportasi adalah aspek maupun nilai struktural perkerasan.
rekayasa, khususnya rekayasa jalan raya. TUJUAN
Salah satu jenis perkerasan lentur yang Salah satu faktor yang penting dalam
mempunyai nilai struktural yang tinggi penentuan tebal perkerasan adalah nilai
adalah beton aspal, sehingga beton aspal struktural, yaitu nilai koefisien kekuatan
banyak digunakan di Indonesia untuk jalan- relatif beton aspal itu sendiri. Secara umum
jalan dengan tingkat layanan tinggi. Beton penelitian ini bertujuan untuk:
aspal tersusun atas agregat yang dari a. Mendapatkan nilai-nilai kekakuan
beberapa fraksi yang mempunyai gradasi campuran beton aspal dengan berbagai
tertentu dengan menggunakan bahan ikat kadar Retona Blend 55 menggunakan
aspal. metode Shell
Aspal merupakan bahan yang sangat b. Sejauh mana pengaruh kadar Retona
peka terhadap perubahan temperatur, hal ini Blend 55 terhadap karakteristik Marshall
disebabkan oleh sifatnya yang campuran beton aspal
thermoplastic, yang berarti akan menjadi Adapun penelitian ini permasalahan
keras atau lebih kental jika temperatur turun dibatasi pada :
dan akan menjadi lebih lunak atau lebih cair 1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras
jika temperatur naik. Pada saat proses penetrasi 60/70
pemadatan, apabila temperatur pemadatan 2. Gradasi agregat yang digunakan adalah
tidak memenuhi syarat, maka tidak akan gradasi spesifikasi Bina Marga tipe III
diperoleh pemadatan yang sempurna. Hal ini 3. Kadar Retona Blend 55 digunakan
akan berpengaruh terhadap stabilitas dan adalah kadar 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%
nilai struktural perkerasan. 4. Bahan pengisi pada campuran beton
Salah satu usaha untuk mengurangi aspal adalah abu batu
5. Karakteristik Marshall berdasar metode
1
Dosen Fakultas Teknik Universitas Bina Marga
Batanghari

67

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

Hasil penelitian ini diharapkan akan konstruksi jalan yang terdiri dari campuran
dapat memberikan kontribusi pemikiran ke aspal keras dan agregat yang mempunyai
pihak perencana maupun pihak pelaksana gradasi menerus, dicampur, dihamparkan
pembangunan jalan. Kontribusi tersebut dan dipadatkan pada suhu tertentu.
antara lain adalah dengan adanya Direktorat Jenderal Bina Marga memberikan
penambahan Retona Blend 55 yang tepat persyaratan campuran lapisan beton aspal
sebagai bahan aditif dalam campuran beton seperti tercantum dalam petunjuk
aspal akan menghasilkan beton aspal yang Pelaksanaan Lapis Aspal beton No.
lebih baik ditinjau dari karakteristik 13/PT/B/1993.
Marshallnya. Dengan demikian akan dapat Beton aspal banyak dipergunakan
menekan biaya pembangunan jalan karena sebagai bahan lapisan permukaan untuk
material yang digunakan mudah didapat dan jalan yang menerima beban lalu lintas yang
murah harganya, juga akan menekan biaya tinggi, yang tersusun dari agregat dengan
pemeliharaan dan perbaikan sebelum waktu gradasi menerus dan bahan ikat aspal yang
yang direncanakan. diolah atau dicampur secara panas (The
TINJAUAN PUSTAKA Asphalt Institute, 1993).
Perkerasan jalan adalah suatu konstruksi Agregat adalah sekumpulan butir-butir
yang berfungsi menerima beban dari lalu batu pecah, pasir atau komposisi mineral
lintas dan meneruskan beban ke tanah dasar, lainnya, baik berupa hasil alam maupun
sehingga tanah dasar tidak menanggung hasil pengolahan (pemecahan, penyaringan)
beban yang melampaui daya dukungnya yang digunakan sebagai bahan utama
(Asphalt Paving Technology, 1983). konstruksi jalan raya, beton. Pondasi jalan
Konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan kereta api (ballast), dan lain sebagainya
menjadi tiga jenis konstruksi perkerasan, (Bina Marga, 1997). Dalam pemilihan jenis
yaitu : agregat untuk lapis keras harus
a. Perkerasan lentur (flexible pavement), memperhatikan sifat-sifat agregat antara lain
yaitu perkerasan yang umumnya tentang ukuran dan gradasi, kebersihan,
menggunakan bahan susun agregat dan kekuatan dan kekerasan, bentuk, tekstur
bahan pengikat aspal permukaan, porositas dan sifat kimia agregat
b. Perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu tersebut. Sifat-sifat tersebut sangat
perkerasan yang umumnya berpengaruh terhadap stabilitas perkerasan
menggunakan bahan susun agregat dan yang akan dihasilkan (Kerbs and Walker,
semen (Portland cement) sebagai bahan 1971).
pengikatnya Menurut Kerbs and Walker (1971),
c. Perkerasan gabungan (composite Gradasi adalah pembagian ukuran butiran
pavement), yaitu merupakan gabungan dalam campuran agregat. Gradasi dapat
antara perkerasan lentur dan perkerasan dinyatakan dengan tabel atau grafik. Grafik
kaku. gradasi mempunyai dua sumbu vertikal
Konstruksi perkerasan lentur biasanya menyatakan prosentase berat lolos saringan
terdiri dari tiga lapisan. Ketiga lapisan tersebut. Gradasi batuan dibedakan 3
tersebut adalah lapisan permukaan (surface macam, yaitu :
course), lapis pondasi atas (base course), 1. Well graded, yaitu gradasi yang
dan lapis pondasi bawah (subbase course). mempunyai ukuran butir dari ukuran
Melihat fungsi dari beton aspal tersebut, yang terbesar sampai ukuran yang kecil
maka dibutuhkan perencanaan beton aspal untuk menghasilkan suatu campuran
yang mempunyai kualitas yang baik. perkerasan dengan bahan ikat aspal yang
Kriteria beton aspal yang baik adalah mempunyai stabilitas tinggi.
memenuhi syarat-syarat struktural. Syarat- 2. Gap graded, yaitu dalam distribusi
syarat struktural tersebut adalah : ukuran butirannya tidak mempunyai
1. Stabilitas salah satu atau beberapa ukuran saringan
2. Fleksibilitas tertentu (timpang/tidak menerus).
3. Durabilitas 3. Uniform atau one size, yaitu gradasi yang
4. Impermeability dalam ukuran butirannya mengandung
5. Fatique Resistance butiran yang ukurannya hampir
6. Skid Resistance sama/seragam.
7. Workability Gradasi agregat beton aspal yang
Menurut Bina Marga (1993), lapis aspal dipergunakan dalam penelitian ini mengikuti
beton merupakan suatu lapisan pada spesifikasi teknis campuran seperti pada

68
Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

tabel 1
Tabel 1 Gradasi Agregat
Ukuran %
Saringan i Ii iii iv v vi Vii viii ix x xi
(mm)
38,1 - - - - - 100 - - - - -
25,5 - - - - 100 90-100 - - 100 100 -
19,1 - 100 - 100 80- 82-100 100 - 85-100 95-100 100
100
12,7 100 75-100 100 80- - 72-90 80-100 100 - - -
100
9,52 75-100 60-85 80-100 70-90 60-80 - - - 65-85 56-78 74-92
4,76 35-55 55-75 50-70 50-70 48-65 52-70 54-72 62-80 45-65 38-60 48-70
2,38 20-35 20-35 35-50 35-50 35-50 40-56 42-58 44-60 34-54 27-47 33-53
0,59 10-22 10-22 18-29 18-29 19-30 24-36 26-38 28-40 20-35 13-28 15-30
0,279 6-16 6-16 13-23 13-23 13-23 16-26 18-28 20-30 16-26 9-20 10-20
0,149 4-12 4-12 8-16 8-16 7-15 10-18 12-20 12-20 10-18 - -
0,074 2-8 2-8 4-10 4-10 1-8 6-12 6-12 6-12 5-10 4-8 4-9
Sumber : Departemen PU, 1997
Agregat menurut ukuran butirannya yang disesuaikan dengan kondisi alam
dikelompokkan menjadi tiga (The Asphalt Indonesia. Aspal tersusun dari asphaltense
Institute, 1983), yaitu : dan maltense. Aspal digunakan sebagai
1. Agregat kasar, yaitu batuan yang bahan ikat dan pengisi rongga antara batuan
tertahan saringan no. 8 (2,36 mm). pada campuran beton aspal. Sifat-sifat aspal
Agregat kasar dalam campuran akan yang dominan pengaruhnya terhadap
berfungsi memberikan stabilitas campuran perkerasan adalah sebagai berikut
campuran dengan cara saling mengunci :
dari masing-masing partikel agregat a. Sifat thermoplastic
kasar serta diperoleh juga stabilitas dari Aspal adalah bahan thermoplastic yang
tahanan gesek terhadap suatu aksi konsistensinya (viskositasnya) berubah
perpindahan. Bentuk dan tekstur dari sesuai dengan perubahan temperatur. Pada
agregat kasar sangat menentukan dalam temperatur tinggi viskositas aspal rendah,
memberikan stabilitas yang tinggi. aspal memiliki daya ikat tinggi dan mampu
2. Agregat halus, yaitu batuan yang lolos mengisi rongga antara batuan secara merata
saringan no.8 dan tertahan saringan akan tetapi pemanasan yang tinggi akan
no.200 (0,075 mm). Fungsi dari agregat merusak sifat-sifat aspal sehingga aspal akan
halus dalam campuran adalah untuk cepat mengeras. Sifat thermoplastic aspal ini
menambah stabilitas campuran dengan akan berpengaruh terhadap nilai kekakuan
memperkokoh sifat saling mengunci dari campuran, dalam hal temperatur
agregat kasar. Disamping itu juga pembebanan.
berfungsi mengurangi rongga udara b. Sifat keawetan (durability)
dalam campuran dan menaikkan luas Sifat keawetan aspal didasarkan pada
permukaan dari agregat, sehingga daya tahannya untuk tetap mempertahankan
mengakibatkan campuran perkerasan sifat aslinya apabila mengalami proses
menjadi lebih awet. pelaksanaan konstruksi, pengaruh cuaca dan
3. Agregat pengisi (filler), yaitu batuan pembebanan lalu lintas. Sifat keawetan dari
yang lolo saringan no. 200 dan tertahan aspal yang utama adalah daya tahannya
pan. Filler berupa semen Portland, debu terhadap pengerasan.
batu, batu kapur dan lain-lain. Filler Aspal Buton Retona Blend 55
berfungsi mengisi rongga dalam merupakan jenis bitumen yang
campuran dan meningkatkna kerapatan dieskstrasikan dari Asbuton. Proses ekstraksi
dan stabilitas campuran dari Retona menghasilkan produk Retona
Bina Marga (1983), telah menetapkan yang berbeda, tergantung dari proporsi in
bahwa jenis aspal keras yang dapat organic solvent yang digunakan. Retona
digunakan sebagai bahan ikat dalam Blend 55 merupakan hasil pencampuran
campuran agregat aspal yaitu AC 60-70 dan aspal minyak dan aspal Retona. Tujuannya
AC 80-100 yang memiliki spesifikasi teknis agar mendapatkan kinerja perkerasan yang

69

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

lebih baik (PT. Olah Bumi Mandiri, 2000) menit dengan temperatur perendaman 600C.
Dari pengujian Marshall test dapat Angka stabilitas yang didapat dari Marshall
diketahui parameter kualitas campuran yaitu test selanjutnya harus dikoreksi terhadap
Density, Stabilitas, Flow, Marshall Quotient, harga kalibrasi proving ring. Penelitian ini
Void In The Mix (VITM), dan Void Filled direncanakan untuk lalu lintas berat,
With Asphalt (VFWA). Sebelum dilakukan selanjutnya campuran beton aspal harus
uji Marshall, setiap model benda uji yang memenuhi persyaratan seperti tercantum
dibuat direndam dalam waterbath selama 30 pada tabel 2
Tabel 2 Nilai Marshall Berdasarkan Jenis Lalu Lintas
LL Berat LL Sedang LL Ringan
2x75 2x50 2x35
Sifat Campuran
Tumbukan Tumbukan Tumbukan
Min Mak Min Mak Min Mak
Stabilitas (kg) 550 - 450 - 350 -
Kelelehan/Flow (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Stabilitas/kelelehan 200 350 200 350 200 350
Rongga dalam Campuran 3 5 3 5 3 5
Indeks perendaman 75 - 75 - 75 -
Sumber : Departemen PU, 1997
METODOLOGI PENELITIAN 3. Uji berat jenis (BJ) dan penyerapan
Bahan yang dipergunakan dalam agregat halus menggunakan peralatan
penelitian ini terdiri atas agregat, aspal dan sesuai persyaratan standard AASHTO T-
bahan tambah Retona Blend 55 atau 84-74 atau PB-0203-76
belerang. Bahan penelitian tersebut 4. Uji kelekatan agregat terhadap aspal
diperoleh dari Quarry atau supplier dan dari menggunakan peralatan sesuai
produk tertentu yang nantinya bila diuji persyaratan standard PB-0205-76
dapat memenuhi persyaratan tertentu. 5. Uji sand equivalent agregat halus
Aspal yang dipergunakan adalah aspal menggunakan peralatan sesuai
keras jenis AC 60-70 yang di produksi oleh persyaratan standar AASHTO T-176
PT. Pertamina. Agregat kasar, halus dan Pengujian Aspal
debu batu berasal dari sumber yaitu dari 1. Uji penetrasi aspal menggunakan
Quarry Desa Clereng Kabupaten Kulon peralatan sesuai persyaratan standard
Progo Yogyakarta. Retona Blend 55 yang AASHTO T-49-68 atau PA-0301-76
dipergunakan didapat dari PT. Olah Bumi 2. Uji titik lembek aspal (softening point,
Mandiri Jakarta. ring and ball) menggunakan peralatan
Bahan dasar pembentuk beton aspal sesuai standard AASHTO T-53-74 atau
adalah agregat dan aspal. Sebelum PA-0303-76
dipergunakan dalam penelitian ini terlebih 3. Uji titik nyala dan titik bakar aspal (flash
dahulu bahan tersebut dilakukan point) menggunakan peralatan sesuai
pemeriksaan untuk diketahui kualitasnya standard AASHTO T-48-74 atau PA-
supaya memenuhi persyaratan tertentu, 0303-76
sehingga dapat layak dipergunakan sebagai 4. Uji berat jenis aspal menggunakan
bahan penelitian. Penelitian dilakukan di peralatan sesuai persyaratan standard
Laboratorium Jurusan Teknik Sipil AASHTO T-228-68 atau PA-0307-76
Universitas Gadjahmada Yogyakarta. 5. Uji kelarutan aspal dalam CCL4
Peralatan yang dipergunakan dalam menggunakan peralatan sesuai
penelitian ini meliputi peralatan untuk persyaratan standard PA-0305-76
pengujian agregat, aspal dan peralatan 6. Uji daktilitas aspal menggunakan
Marshall test. peralatan sesuai persyaratan standard
Pengujian Agregat PA-0306-76
1. Uji keausan agregat (abrasi) Pengujian Marshall Test
menggunakan peralatan mesin Los Seperangkat alat uji karakteristik
Angeles sesuai persyaratan standard campuran agregat aspal dengan metode
AASHTO T-96-76 atau PB-0206-76 Marshall terdiri atas :
2. Uji berat jenis (BJ) dan penyerapan 1. Alat tekan Marshall yang terdiri dari
agregat kasar menggunakan peralatan kepala penekan yang berbentuk
sesuai persyaratan standard AASHTO T- lengkung, cincin penguji kapasitas 2500
85-74 atau PB-0206-76 kg (5000 lbs) yang dilengkapi dengan

70

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm sand equivalent agregat halus. Penelitian
serta dilengkapi dengan arloji dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu
pengukuran kelelehan plastis (flow meliputi tahap persiapan, perencanaan
meter) campuran, pembuatan benda uji dan
2. Alat cetak benda uji berbentuk silinder pengujian benda uji berdasar metode
dengan diameter 10 cm, tinggi 7,5 cm Marshall test
yang dilengkapi dengan plat atas dan HASIL PENELITIAN DAN
leher sambungan PEMBAHASAN
3. Penumbuk otomatis elektrik/manual Pengaruh Kadar Retona Blend 55
yang mempunyai permukaan rata Terhadap Nilai Density
berbentuk silinder berat 4,536 (10 lbs) Nilai density menunjukkan besarnya
dengan tinggi jatuh 45,7 cm derajat kepadatan suatu campuran yang telah
4. Ejektor untuk mengeluarkan benda uji dipadatkan. Campuran dengan kepadatan
setelah dipadatkan yang lebih tinggi akan mampu menahan
5. Bak perendam (water bath) yang beban yang lebih besar dibandingkan
dilengkapi pengatur suhu campuran yang memiliki kepadatan yang
6. Alat-alat lain yang menunjang antara lain lebih rendah. Nilai kepadatan campuran
panci, kompor pemanas, thermometer, dipengaruhi oleh kualitas bahan susun dan
sendok, spatula, timbangan, dan lain- cara pemadatan. Campuran akan memiliki
lain. kepadatan yang lebih tinggi apabila bentuk
Penelitian dilakukan di laboratorium agregat tidak beraturan, porositas rendah,
Jurusan Teknik Sipil Universitas kadar aspal cukup tinggi untuk bisa
Gadjahmada Yogyakarta. Pemeriksaan aspal menyelimuti agregat, pemadatan pada suhu
meliputi analisa saringan, berat jenis, tinggi, dan cara-cara pengerjaan yang benar.
penyerapan keausan agregat, kelekatan Hasil penelitian dapat digambarkan pada
agregat terhadap aspal, keausan agregat dan gambar 1

Gambar 1 Hubungan Antara Kadar Retona Blend 55 dan Density


Pengaruh Kadar Retona Blend 55 Di samping itu nilai VITM juga
Terhadap VITM (Void In Total Mix) mempengaruhi nilai kekakuan campuran.
Volume rongga dalam campuran (VITM) Semakin rendah nilai VITM, campuran akan
dinyatakan dalam persentase rongga dalam memiliki kekakuan yang semakin tinggi.
campuran total. Nilai VITM dapat Besarnya nilai VITM sangat dipengaruhi
mengindikasikan tingkat kekedapan oleh gradasi batuan dan cara pemadatan.
campuran. Semakin besar nilai VITM atau Dengan adanya penambahan Retona Blend
semakin besar rongga dalam campuran 55 dalam campuran akan mengakibatkan
menunjukkan campuran makin kurang viskositas aspal pada temperatur pemadatan
kedap terhadap udara dan air sehingga dapat dipertahankan sehingga campuran
campuran akan lebih mudah teroksidasi dan akan menghasilkan kepadatan yang lebih
diresapi oleh air. Hal ini dapat baik.
mengakibatkan kerusakan pada perkerasan.

71

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

Gambar 2 Hubungan Antara Kadar Retona Blend 55 dengan VITM


Dari hasil penelitian seperti terlihat pada berarti rongga yang terisi aspal semakin
gambar 2 di atas terlihat nilai VITM besar sehingga kekedapan campuran makin
menurun seiring dengan bertambahnya besar. Nilai VFWA yang terlalu besar akan
kadar Retona Blend 55. Hal ini disebabkan menyebabkan terjadinya bleeding pada saat
karena dengan penambahan Retona Blend temperatur tinggi yang disebabkan VITM
55 mengakibatkan viskositas aspal pada terlalu kecil sehingga apabila suatu
temperatur pemadatan dapat dipertahankan perkerasan menerima beban maka sebagian
sehingga campuran akan menghasilkan aspal akan mencari tempat yang kosong atau
kepadatan yang semakin baik dan rongga aspal akan naik ke permukaan. Sebaliknya
campuran menjadi semakin rendah. nilai VFWA yang terlalu kecil akan
Pengaruh Kadar Retona Blend 55 menyebabkan kekedapan perkerasan
Terhadap VFWA (Void Filled With Aspalt) semakin kecil sehingga air dan udara akan
Nilai VFWA menunjukkan besarnya dapat mengoksidasi aspal di dalam
rongga yang dapat terisi aspal. Besarnya campuran dan keawetan campuran menjadi
nilai VFWA menentukan tingkat keawetan berkurang.
campuran. Semakin besar nilai VFWA

Gambar 3 Hubungan Antara Kadar Retona Blend 55 dengan VFWA


Dari hasil penelitian seperti terlihat pada Retona Blend 55 maka semakin besar
gambar 3 di atas, terlihat nilai VFWA volume aspal yang seharusnya mengisi
menurun seiring dengan bertambahnya rongga pada bahan campuran beton aspal
kadar Retona Blend 55. Hal ini disebabkan berkurang karena berat jenis Retona Blend
karena volume aspal yang seharusnya 55 lebih tinggi dari pada aspal.
mengisi rongga berkurang karena adanya Pengaruh Kadar Retona Blend 55
Retona Blend 55. Semakin besar kadar Terhadap Stabilitas

72

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

Nilai stabilitas menunjukkan besarnya pada waktu menerima beban. Sebaliknya


kemampuan menahan beban tanpa dengan stabilitas yang rendah maka
terjadinya deformasi. Perkerasan yang perkerasan akan mudah mengalami rutting
memiliki nilai stabilitas yang tinggi akan oleh beban lalu lintas atau oleh perubahan
mampu menahan beban lalu lintas yang subgrade. Stabilitas yang tinggi dicerminkan
besar. Stabilitas yang terlalu tinggi dengan adanya kerapatan campuran yang
menyebabkan campuran terlalu kaku lebih tinggi.
sehingga akan mudah menjadi retak-retak

Gambar 4 Hubungan Kadar Retona Blend 55 dengan Stabilitas


Dari hasil penelitian sesuai gambar 4 Terhadap Flow (Kelelehan)
terlihat bahwa semakin besar kadar Retona Flow atau kelelehan menunjukkan
Blend 55, nilai stabilitas campuran akan besarnya deformasi dari campuran akibat
semakin meningkat. Hal ini disebabkan beban yang bekerja padanya. Nilai kelelehan
karena dengan penambahan kadar Retona aspal antara lain ditentukan oleh sifat
Blend 55 mengakibatkan viskositas aspal keliatan aspal. Keliatan aspal yang semakin
pada temperatur pemadatan dapat tinggi menghasilkan perkerasan yang
dipertahankan sehingga campuran akan memiliki fleksibilitas yang tinggi.
menghasilkan kepadatan yang makin baik Hasil penelitian sesuai dengan gambar 5
dan menghasilkan stabilitas yang semakin terlihat bahwa nilai flow menurun seiring
besar. dengan penambahan kadar Retona Blend 55.
Pengaruh Kadar Retona Blend 55

Gambar 5 Hubungan Kadar Retona Blend 55 dengan Flow


Hal ini disebabkan karena dengan campuran yang semakin rapat tersebut
penambahan Retona Blend 55 menerima beban maka besarnya deformasi
mengakibatkan kepadatan campuran yang akibat beban yang terjadi semakin kecil
semakin besar yang berarti rongga-rongga yang berarti nilai flow menjadi semakin
dalam campuran semakin rapat. Apabila kecil. Di samping itu penambahan Retona

73

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.1 Tahun 2015

Blend 55 juga mengakibatkan aspal menjadi melakukan pengukuran, penimbangan


lebih getas sehingga keliatannya menjadi bahan-bahan, ketelitian dalam
makin rendah. pembacaan alat juga ketentuan tentang
KESIMPULAN cara pelaksanaan, antara lain yaitu
Dari hasil penelitian yang telah mengenai temperatur pencampuran,
dilakukan pada campuran beton aspal pemadatan dan ketentuan-ketentuan
dengan menggunakan bahan tambah Retona lainnya.
Blend 55 (kadar 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%) 2. Karena dalam penelitian di laboratorium
pada kadar aspal optimum 6% maka dapat ini tidak dilakukan pengujian komposisi
diambil kesimpulan sebagai berikut : kimia dari bahan Retona Blend 55 maka
1. Semakin besar kadar Retona Blend 55 perlu ada penelitian lebih lanjut untuk
yang dipergunakan dalam campuran meneliti sifat kimiawi dari Retona Blend
beton aspal, nilai stabilitas semakin 55 tersebut.
besar. Berikut ini adalah nilai stabilitas 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
berturut-turut untuk kadar Retona Blend tentang penentuan nilai struktural
55 0% sampai 2% yaitu sebesar 974,01 campuran yang menggunakan bahan
kg, 990,135 kg, 1003,212 kg, 1028,839 tambah Retona Blend 55 dengan
kg dan 1066,078 kg. menggunakan uji laboratorium secara
2. Nilai flow (kelelehan) campuran beton langsung untuk kondisi yang sesuai
aspal turun seiring dengan bertambahnya seperti iklim di Indonesia.
kadar Retona Blend 55 dan nilai terendah DAFTAR PUSTAKA
sebesar 3,276 mm dicapai pada kadar AASHTO, 1992, Standard Specification for
Retona Blend 55 2%. Hal ini Transportation Material and
menunjukkan bahwa penambahan kadar Methods of Sampling and Testing,
Retona Blend 55 mengakibatkan Part. 1, Specification, 13th Edition,
campuran menjadi lebih kaku. USA
3. Nilai VITM campuran beton aspal Direktorat Jenderal Bina Marga, 1993,
menurun seiring dengan bertambahnya Petunjuk Pelaksanaan Lapis Beton
kadar Retona Blend 55 yaitu nilai Aspal, Biro Penerbit PU, Departemen
tertinggi sebesar 4,969% pada campuran Pekerjaan Umum, Jakarta.
tanpa Retona Blend 55 dan terendah Kerbs RD and Walker, 1981, Highway
sebesar 4,917% pada kadar Retona Blend Material, Mc. Graw Hill Book
55 2%. Hal ini menunjukkan bahwa Company, Virginia, USA
dengan penambahan kadar Retona Blend Kerbs RD and Walker, 1971, Highway
55 mengakibatkan rongga dalam Material, Mc. Graw Hill Book
campuran semakin kecil. Company, Virginia, USA
4. Nilai VFWA turun seiring dengan PT. Olah Bumi Mandiri, 2000, Retona Blend
bertambahnya kadar Retona Blend 55 55, Jakarta
yaitu nilai tertinggi pada kadar Retona Totomihardjo. S, 2004, Bahan dan Struktur
Blend 55 0% dan terendah pada kadar Jalan Raya, Fakultas Teknik
Retona Blend 55 2%, masing-masing Universitas Gadjah Mada,
sebesar 71,949% dan 71,383%. Hal ini Yogyakarta
menunjukkan bahwa dengan Shell International Petroleum Company
penambahan Retona Blend 55 LTD,1988, Shell Pavement Design
mengakibatkan rongga dalam campuran Manual, Shell International
yang terisi aspal makin kecil. Petroleum Company LTD, London
5. Nilai density naik seiring dengan Shell International Petroleum Company
bertambahnya kadar Retona Blend 55 LTD, 2000, Shell Pavement Design
dan nilai tertinggi sebesar 2,263 gr/cm3 Manual, Shell International
dicapai pada kadar Retona Blend 55 2%. Petroleum Company LTD, London
Hal ini menunjukkan bahwa dengan The Asphalt Institute, 1993, Principle of
penambahan Retona Blend 55 Construction of Hot Mix Asphalt
menghasilkan kepadatan campuran yang Pavements, Maryland, USA
semakin besar.
SARAN
Saran yang dapat disampaikan setelah
melakukan penelitian ini adalah :
1. Diperlukan ketelitian yang tinggi dalam

74

Kajian Nilai Marshall Campuran Beton Aspal (AC) dengan Menggunakan Retona Blend 55
Sebagai Bahan Aditif

You might also like