You are on page 1of 26

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

MAKALAH
Tugas Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam

Anggota Kelompok
Aris Tohari (3)
Cahya Kusuma (4)

SMPN 1 KAUMAN
KABUPATEN TULUNGAGUNG
Maret 2018
SISTEM EKSKRESI MANUSIA
A. GINJAL

Ginjal merupakan organ utama dalam sistem ekskresi pada manusia. Ginjal
memiliki bentuk seperti kacang merah dengan panjang kira-kira 13 cm, lebar 8 cm,
tebal 2,5 cm serta berat sekitar 400 gram. Ginjal manusia berjumlah dua buah yang
terletak di dalam rongga perut bagian dorsal di kedua sisi tulang belakang. Letak ginjal
kiri lebih atas dibandingkan letak ginjal kanan 20 – 25%. Selama 24 jam, ginjal
manusia dapat menyaring 170 liter darah. Darah sampai ke ginjal melalui arteri
renal/besar dan keluar melalui vena renal/besar.

1. Struktur Ginjal

Gambar Struktur Ginjal

Ginjal terdiri atas tiga lapisan yaitu korteks renalis atau kulit ginjal, di
bawahnya terdapat medula renalis dan di bagian dalam terdapat rongga yang disebutg

1
rongga ginjal atau pelvis renalis. Ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring
yang disebut dengan nefron. Nefron terletak pada korteks renalis dan medula renalis.
Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal karena nefron merupakan
unit penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam proses penyaringan
darah. Sebuah nefron terdiri atas sebuah komponen penyaring atau badan Malpighi
yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap badan Malpighi mengandung
gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman.

Medulla renalis (bagian tengah ginjal) tersusun atas saluran-saluran yang


merupakan kelanjutan dari badan Malpighi dan slauran yang ada si bagian korteks
renalis. Saluran-saluran itu adalah tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal,
dan tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medulla. Lengkung Henle
adalah saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla yang menghubungkan
tubulus proksimal dengan tubulus distal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berfungsi
sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.

2. Tahapan Proses Pembentukan Urine

a. Tahap Filtrasi

Pembentukan urine dimulai dari darah mengalur melalui arteri aferen ginjal
masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Ketika darah
masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehinggamendorong air dan
zat-zat yang memiliki ukuran kecil keluar melauli pori-pori kapiler, dan
menghasilkan filtrate. Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas
urobilin, urea, glukosa, air, asam amino, dan ion-ion seperti natrium, kalium,
kalsium, dan klor. Filtrate selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula
Bowman. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat
menembus pori-pori glomerulus. Filtrate yang tertampung di kapsula Bowman
disebut urine primer. Tahapan pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi.

2
Gambar Struktur Badan Malpighi dan Proses Filtrasi

b. Tahap Reabsorpsi

Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di
dalam tubulus proksimal terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh yang disebut dengan tahap reabsorpsi. Glukosa, asam amino,
ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam
sel dan kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya
sedikit yang diserap kembali.

Gambar Proses Reabsorpsi

3
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut urine sekunder. Urine
sekunder mengandung air, garam, urea, dan urobilin. Urobilin inilah yang
memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urea yang menimbulkan bau
pada urine. Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya
mengalir ke lengkung Henle kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir
dalam lengkug Henle air dalam urine sekunder juga terus direapsorbsi.

c. Tahap Augmentasi

Setelah melalui lengkung Henle, urine sekunder sampai pada tubulus distal.
Pada bagian tubulus distal. Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan
air, ion natrium, klor, dan urea. Pada tubulus distal terjadi proses augmentasi, yaitu
pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder. Urine
sekunder telah bercampur dengan zat-zat sisa yang tidak diperlukan tubuh inilah
yang merupakan urine sesungguhnya. Urine tersebut kemudian disalurkan ke pelvis
renalis (rongga ginjal). Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjalmelalui
ureter, kemudian menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan
urine sementara. Kandung kemih memiliki dinding yang elastis. Kandung kemih
mampu meregang untuk dapat menampung
sekitar 0,5 L urine. Proses pengeluaran urine dari
dalam kandung kemih disebabkan oleh adanya
tekanan di dalam kandung kemih. Tekanan pada
kandung kemih disebabkan oleh adanya sinyal
yang menunjukkan bahwa kandung kemih sudah
penuh. Sinyal penuhnya kandung kemih memcu
adanya kontraksi otot perut dan otot-otot kandung
kemih. Akibat kontraksi ini urine dapat keluar
dari tubuh melalui uretra. Gambar Sistem Pembentukan
Urine

4
d. Fungsi Ginjal

Ginjal manusia memang berukuran kecil namun memiliki fungsi yang sangat
penting. Fungsinya antara lain.

1. Menyaring dan membersihkan darah.

Bagian ginjal yang bertugas melakukan tugas ini adalah nefron. Bila darah tidak
dibersihkan, maka banyak racun di dalamnya yang dapat membahayakan tubuh.

2. Mengatur volume darah.

Ginjal mampu melakukan pengaturan volume darah serta mengatur kandungan zat
terlarut di dalam darah agar selalu seimbang. Tanpa peran ini, tubuh bisa
mengalami kekeringan atau justru banyak cairan akan tertumpuk di dalam tubuh
akibat tidak dapat terbuang.

3. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa dan Gizi

Nefron akan menyerap kembali zat-zat yang terlarut dalam darah namun masih
dibutuhkan oleh tubuh sehingga terdapat suatu kepastian bahwa zat yang nantinya
terbuang benar-benar sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh lagi. Akan tetapi jika
kandungan zat-zat tersebut di dalam tubuh sudah melebihi ambang batas yang
dibutuhkan, maka ginjal akan meloloskannya (membuangnya).

4. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah

Ginjal dapat mengatur kandungan kimia dalam darah seperti kadar garam, kalium,
urea atau zat kimia lainnya agar tetap seimbang. Bila tidak, maka tubuh dapat
keracunan bahkan bisa merambah berat kerja organ lain seperti jantung.

5. Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam

5
Salah satu fungsi ginjal yang tak kalah pentingnya yaitu mengatur kadar pH dalam
darah.

6. Penghasil hormon

Hormon yang dihasilkan yaitu hormon eritroprotein yang berfungsi untuk


merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang.

7. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion


dalam plasma.

e. Gangguan pada Ginjal

1. Nefritis

Nefritis adalah penyakit rusaknya nefron, terutama


pada bagian-bagian glomerulus ginjal. Nefritis disebabkan
oleh infeksi bakteri Streptococcus. Nefritis
mengakibatkan masuknya kembali asam urat dan urea ke
pembuluh darah (uremia) serta adanya penimbunan air di
kaki karena reabsorpsi air yang terganggu (edema). Upaya
penaganan nefritis adalah dengan proses cuci darah atau
pencangkokan ginjal.

2. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi akibat terbentuknya endapan garam
kalsium di dalam rongga ginjal (pelvis renalis), saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk Kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah
kalsium oksalat, asam urat, dan Kristal kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika
seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan kekurangan minum air
serta serig menahan kencing. Upaya mencegah terbentuknya batu ginjal adalah

6
mencegah dengan meminum cukup air putih setiap
hari, membatasi konsumsi garam karena kandungan
natrium yang tinggi pada garam dapat memicu
terbentuknya batu ginjal, serta tidak sering menahan
kencing. Batu ginjal yang kecil dapat saja keluar
urine, tetapi seringkali menyebabkan rasa sakit. Batu
ginjal besar memerlukan operasi untuk
mengeluarkannya.

3. Albuminuria

Albuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada


glomerulus yang berperan dalam proses filtrasi, sehingga pada urine ditemukan
adanya protein. Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam
tubuh sehingga memperberat kerja ginjal, megonsumsi terlalu banyak protein,
kalsium, dan vitamin C dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras
sehingga meningkatkan resiko kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam dan protein yang
dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk mengatur keseimbangan gizi.

4. Hematuria

Hematuria merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel-sel darah


merah pada urine. Hal ini disebabkan penyakit pada saluran kemih akibat gesekan
dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adnya infeksi bateri pada
saluran kemih. Upaya pencegahan hematuria dapat dilakukam dengan segera buang
air kecil ketika ingin buang air kecil, membersihkan tempat keluarnya urine dari
arah depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta
banyak minum air putih. Ketika seseorang saikt hematuria, maka penanganannya
yang diberikan adalah dengan memberi antibiotic utuk memberikan infeksi bakteri
pada saluran kemih.

7
5. Diabetes Insipidus

Penyakit ini disebabkan karena seseorang kekurangan hormone ADH atau hormone
antidiuretic. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap air yang
masuk ke dalam tubuh, sehingga penderita akan sering buang air kecil secara terus
menerus. Upaya penanganan penderita diabetes insipidus adalah dengan
memberikan suntikan hormone antidiuretic sehingga dapa mempertahankan
pengeluaran urine secara normal.

6. Kanker Ginjal

Penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang tidakterkonstrol
di sepanjang tubulus dalam ginjal. Hal ini dapat menyebabkan adanya darah pada
urine, kerusakan ginjal, dan juga dapat memengaruhi kerja organ lainnya jika
kanker ini menyebar, sehingga dapat menyebabkan kematian. Upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari penggunaan bahan-bahan kimia
yang memicu kanker.

B. KULIT

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang


merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit sangant tipis dengan beberapa
lapisan yang menyusunnya. Kulit termasuk organ ekskresi karena terdapat kelenjar
keringat yang mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme. Sebagai organ ekskresi,
kulit berperan dalam pembenukan dan pengeluaran keringat. Selain sebagai organ
ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba dan perasa

a. Struktur Kulit

Kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis (kulit ari) dan
lapisan dermis (kulit jangat).

8
Gambar Struktur Kulit

1. Lapisan Epidermis (Kulit Ari)

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun atas sel-sel epitel
yang mengalami keratinisasi. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh
darah maupun serabut saraf. Pada lapisan epidermis, masih terdapat beberapa
lapisan kulit, antara lain stratum korneum yang merupakan lapisan kulit mati dan
selalu mengelupas dan lapisan stratum granulosum yang mengandung pigmen
melanin. Di bawah stratum granulosum terdapat lapisan stratum germinativum
yang terus menerus membentuk sel-sel baru kea rah luar menggantikan sel-sel kulit
yang terkelupas.

2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)

Lapisan dermis terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan dermis


terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf. Kelenjar
minyak (glandula sebasea), dn kelenjar keringat (glandula sudorifera). Kelenjar

9
keringat berbentuk seperti pembuluh panjang. Pangkal kelenjar keringat
menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf. Serabut saraf
akan meningkatkan kerja kelenjar keringat,, sehingga merangsang produksi
keringat. Kelenjar keringat akan meyerap air, ion-ion, NaCl, dan urea dari dalam
darah yang kemudian dikeluarkan melalui pori-pori kulit.

Di bawah lapisan dermis terdapat lapisan hypodermis atau lapisan subkutan.


Lapisan hypodermis bukan merupakan bagian dari kulit, namun merupakan
kumpulan jaringan ikat yang berfungsi melekatkan kulit pada otot. Lapsisan
hypodermis banyak tersusun atas jaringan lemak sehingga juga berfungsi menjaga
suhu tubuh.

b. Fungsi Kulit

Fungsi utama kulit, yaitu sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat.
Selain itu, kulit juga menghasilkan minyak melalui kelenjar minyak. Minyak
berfungsi untuk mencegah kekeringan pada kulit dan menegrutnya kulit rambut.
Berikut fungsi kulit:

1). Sebagai alat indera

2). Sebagai pengatur suhu tubuh

3). Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D

4). Melindungi jaringan yang ada di bawahnya dari kerusakan-kerusakan fisik


karena gesekan, penyinaran, berbagai jenis kuman, dan zat kimia berbahaya

5). Menyimpan kelebihan lemak

6). Menerima rangsangan dari luar

7). Mengurangi kehilangan air dalam tubuh

10
c. Gangguan pada Kulit

1. Jerawat

Jerawat atau acne vulgaris merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan
terjadinya penyumbatan dan peradangan pada kelenjar sebasea (kelenjar minyak).
Jerawat dapat timbul karena kurangnya menjaga kebersihan kulit sehingga
berpotensi terjadi penumpukan kotoran dan kulit mati. Faktor hormonal yang
merangsang kelenjar minyak pada kulit, penggunaan kosmetik yang berlebihan dan
mengandung minyak dapat berpotensi menyumbat pori-pori. Konsumsi makanan
berlemak secara berlebihan juag dapat
menimbulkan jerawat. Jerawat pada umumnya
dapat muncul pada wajah, leher, atau punggung.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah
denga membersihkan wajah secara rutin,
meghindari makanan berlemak, dan lebih banyak
mengonsumsi buahbuahan, serta menjaga
aktivitas tubuh.

b. Biang Keringat

Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati
yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut
menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Sel-sel kulit
mati, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan terjadinya biang keringat. Orang
yang tinggdal di daerah tropis dan lembap, akan lebih mudah terkea biang keringat.
Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat adalah leher, punggung, dan
dada. Biang keringat dapat mengenai siapa saja, baik anak-anak, remaja, ataupun
orang tua. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan
kulit, menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan longgar, atau apabila
kulit berkeringat segera keringkan dengan tisu atau handuk. Apabila terkena biang

11
keringat maka dapat diobati dengan memberi bedak atau salep yang dapat
mengurangi rasa gatal.

c. Kanker Kulit

Penyebab kanker kulit adalah kulit mendapat sinar matahari yang berlebihan.
Biasanya kanker kulit menyerang orang berkulit putih karena warna kulit tersebut
lebih sensitif terkena sinar matahari. Cara pencegahannya adalah dengan
menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak dan pemakaian
tabir surya secara rutin.

d. Biduran

Penyebab biduran antara lain udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan
kimia. Tanda-tanda penyakit ini adalah timbulnya bentol-bentol yang tidak
beraturan dan terasa gatal. Cara pencegahan penyakit ini, yaitu dengan menghindari
bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi.

e. Psoriasis

Psoriasis disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Gejala


yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan pada kulit kepala, sikut, punggung,
dan lutut. Jika terkena penyakit ini harus rutin melakukan pengobatan.

f. Ringworm

Sebenarnya ringworm adalah nama sejenis jamur yang menginfeksi kulit.


Penyakit akibat jamur ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan kulit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak
lembab.

12
C. PARU-PARU

Paru merupakan salah satu organ pada saluran napas bawah pada system
pernapasan manusia. Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat.

Paru pada orang yang sehat berupa organ yang ringan, kenyal, dan seperti spon
(karena terisi oleh udara). Paru kanan dan paru kiri menempati cavum thoraks (rongga
dada) yang diantaranya dipisahkan oleh ruang yang disebut mediastinum.

a. Struktur Paru-Paru

1. Trakea
Merupakan saluran napas bawah lanjutan dari laring, yang menghantarkan udara
menuju ke pulmo untuk mengalami proses difusi. Terletak di mediastinum (daerah
kompartemen yang berada ditengah diantara dua rongga paru di regio thoraks) bagian
superior dan terdiri dari tracheal ring yang dibentuk oleh kartilago (tulang rawan) dan
menempati bagian tengah leher. Trakheal ring ini berbentuk cincin yang tidak
sempurna menyerupai huruf C dimana bagian ujung-ujung yang terbuka dibagian

13
belakang dihubungkan oleh otot polos (musculus trachealis) serta terletak di bagian
anterior (depan) dari esophagus (saluran makanan).

2. Bronkus

Merupakan lanjutan dari trakea berupa saluran konduksi udara dan juga sebagai
tempat difusi oksigen-karbon dioksida di ujung terminal dibagian yang berkaitan
langsung dengan alveolus.
Bronkus principalis (bronkus primer) terdiri dari bronkus principalis dekstra (yang
akan menuju ke pulmo dekstra) dan bronkus principalis sinistra (yang akan menuju ke
pulmo sinistra). Perbedan bronkus principalis yaitu :

berjalan lebih vertical


berjalan agak horizontal


Setelah menjadi bronkus principalis dan memasuki pulmo melalui hilus, kemudian
bronkus principalis menjadi 5 bronkus lobaris (bronkus sekunder) yang memasuki
lobus pulmo. Pada lobus pulmo dekstra terdapat 3 lobus yaitu lobus superior, lobus
medius dan lobus inferior. Sedangkan pada pulmo sinistra terdapat 2 lobus yaitu
lobus superior dan lobus inferior.
Masing-masing bronkus lobaris akan bercabang menjadi bronkus segmentalis
(bronkus tersier) yang akan memasuki segmen bronkopulmonal yang dimiliki oleh
lobus paru.
Selanjutnya terdapat 20-25 kali kelipatan percabangan dari bronkus segmental
sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis yang selanjutnya bercabang menjadi
bronkus respiratorius yang berkaitan langsung dengan 5-6 saccus alveolaris yang
dilapisi oleh alveoli (tempat terjadinya difusi oksigen-karbon dioksida).

3. Alveolus
Unit fungsional paru-paru adalah kantung udara kecil yang muncul dari bronkiolus
yang disebut alveoli. Ada sekitar 300-400.000.000 alveoli dalam paru-paru orang

14
dewasa. Diameter rata-rata dari alveolus adalah sekitar 200 sampai 300 mikron. Fungsi
dasar dari alveoli adalah pertukaran gas. Struktur alveoli adalah tempat di mana
pertukaran gas selama respirasi berlangsung. Struktur ini dikelilingi oleh kapiler yang
membawa darah. Pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi
melalui dinding alveolus. Alveoli mulai berfungsi ketika kita menghirup udara melalui
lubang hidung kita. Udara melewati rute yang panjang yang terdiri dari berbagai organ
pada sistem pernapasan. Organ-organ ini termasuk saluran hidung, faring, laring,
trakea, bronkus utama, saluran bronkial kecil, bronkiolus dan akhirnya mencapai
alveolus melalui kantung udara kecil. Udara mengandung oksigen yang diserap oleh
darah mengalir melalui kapiler. Oksigen ini kemudian diteruskan ke sistem peredaran
darah, sehingga menyelesaikan siklus pertukaran gas.

b. Bagian-bagian Paru-Paru

1. Paru kanan
Memiliki 3 lobus (belahan paru) yaitu lobus superior (atas), lobus medius (tengah),
dan lobus inferior (bawah). Pada lobus inferior dipisahkan oleh 2 fissura yaitu fissure
horizontal dan fissure oblique.
2. Paru kiri
Memiliki 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior yang dipisahkan oleh 1
fissura yaitu fissure oblique.
Ukuran paru kanan lebih besar dan berat dibandingkan dengan paru kiri,
sedangkan paru kanan lebih pendek dan lebar dikarenakan kubah diafragma sisi kanan
yang lebih tinggi dibandingkan sisi kiri.
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura
viseralis dan pleura pariental dimana diantara kedua pleura ini terdapat rongga yang
disebut kavum pleura. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru
sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Pada
keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi

15
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru sehingga menghindarkan
gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernafas bergerak.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu fungsi paru adalah untuk
memasukkan O2 ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 keluar tubuh maka tubuh
membutuhkan proses meliputi inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari
atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke
atmosfer. Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada
otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot untuk proses pernafasan dibagi
menjadi dua yaitu :

 Otot inspirasi (Otot Saat Menarik Napas) terdiri atas, otot interkostalis
eksterna, sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
 Otot-otot ekspirasi (Otot Saat Menghembuskan Napas) terdiri atas rektus
abdominis dan interkostalis internus

c. Fungsi Paru-Paru

Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa
yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru
utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli)
yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida
dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu:

 Ventilasi yaitu proses masuk dan keluarnya udara/oksigen antara alveoli dan
atmosfer
 Difusi yaitu proses perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam pembuluh darah
dan berlaku sebaliknya untuk karbondioksida

16
 Transport yaitu proses perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan
ke paru dengan bantuan aliran darah
 Pengaturan ventilasi

d. Gangguan pada Paru-Paru


1. Pneunomonia

Pneumonia merupakan infeksi pada bronkiolus dan alveolus. Penyebab


terjadinya pneumonia, antara lain karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan
parasite lainnya. Namun, umumya disebabkan oleh bakteri Streptococcus
pneumonia. Pada paru-paru penderita pneumonia terdapat cairan yang kental.
Cairan tersebut dapat mengganggu pertukaran gas pada paru-paru. Hal ini
menyebabkan oksigen yang diserap oleh darah menjadi kurang.

Gambar (a) Paru-paru Sehat (b) Paru-paru Pneumonia

Gejala dari penyakit pneumonia yaitu demam, batuk berdahak, tidak enak
badan, sakit pada bagian dada, dan terkadang mengalami kesulitan bernapas.
Penyakit pneumonia dapat ditularkan melalui udara ketika penderita pneumonia
batuk maupun bersin. Oleh karena itu, ketika kamu pergi ke rumah sakit untuk
menjenguk teman atau saudara yang dirawat di rumah sakit, sebaiknya kamu
menggunakan masker. Penangan pneumonia dapat dilakukan dengan memberikan
antibiotic, obat pembuat saluran napas menjadi lebar (bronkodilator), terapi
oksigen, dan perbandingan antara alveolus orang sehatdengan alveolus penderita
pneumonia.

17
Gambar Alveolus Pneumoniae

2. Tuberculosis (TBC)

Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bateri Mycobacterium tuberculosis.


Selain menginfeksi paru-paru, bakteri ini juga dapat menginfeksi bagian lain dari
tubuh. Ketka bakteri tersebut masuk ke dalam paru-paru, bakteri akan
menyebabkan infeksi sehingga memicu system imun untuk bergerak menuju area
yang terinfeksi dan segera “memakan” bakteri tersebut agar tidak menyebar luas.
Jika system imun lemah, maka bakteri dapat masuk ke dalam peredaran darah dan
system limfa untuk menginfeksi organ lain.

18
Gejala penyait TBC yaiu mudah lelah, berat badan turu drastic, lesu, hilang
nafsu makan, demam, berkeringat di malam hari, sulit bernapas, sakit pada bagian
dada, dan batuk berdarah.

c. Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru terjadi karena pertumbuha sel-sel yang tidak terkendali pada
jaringan dalam paru-paru. Jika sel-sel tersebut tidak segera ditangani, dapat
menyebar ke seluruh paru-paru bahkan jaringan di sekitar paru-paru. Gejala orang
yang menderita kanker paru-paru yaitu batuk disertai darah, berat badan berkurang
drastic, napas menjadi pendek, dan sakit pada bagian dada.

Sekitar 85% kasus kanker paru-paru disebabkan oleh merokok dalam jangka
waktu yang lama, sedangkan 10-15% kasus terjadi pada orang yang tidak pernah
merokok. Kanker paru-paru pada orang yang tidak merokok dapat diakibatkan
karena kombinasi faktor keturunan dan faktor lingkugan, misalnya menghirp debu
asbes dan udara yang terpolusi, termasuk akibat menjadi perokok pasif.

D. HATI

Selain berperan dalam system pencernaan, hati juga berperan dalam system
ekskresi, yaitu mengekskresikan zat warna empedu yang disebut dengan bilirubin.
Bilirubin dihasilkan dari pemecahan hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah.
Sel darahmerah hanya memiliki rentang waktu hidup antara 100-120 hari karena sel

19
darah merah tidak memiliki inti sel dan membrane selnya selalu bergesekan dengan
pembuluh kapiler darah. Karena tidak memiliki inti sel, sel darah merah tidak dapat
membentuk komponen baru untuk menggantikan komponen sel yang rusak.

Sel darah merah yang rusak akan dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan
limpa. Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah dipecah menjadi zat besi,
globin, dan henim. Zat besi selanjutnya dibawa menuju sumsum merah tulang untuk
digunakan membentuk hemoglobin baru. Globin dipecah menjadi asam amino untuk
digunakan dalam pembentukan protein lain. Sedangkan hemin diubah menjadi zat
warna hijau yang disebut biliverdin. Biliverdin kemudian diubah menjadi bilirubin
yang merupakan zat warna kuning oranye. Bilirubin selanjutnya dikeluarkan bersama
getah empedu. Getah empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari, kemudian menuju
usus besar. Di dalam usus besar bilirubin diubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen
diubah menjadi urobilin sebagai pewarna kuning pada urine dan sterkobilin sebagai
pigmen coklat pada feses.

a. Struktur Hati

20
Pada tubuh manusia, hati merupakan kelenjar besar yang memiliki peranan penting
dalam sistem organ. Hati terletak pada bagian kanan di atas rongga perut (otot
diafragma). Berat hati sekitar 2 kg atau 3-5% dari total berat tubuh kita, oleh karena
itu, hati merupakan salah satu kelenjar terbesar dalam tubuh kita.
Hati terdiri atas dua bagian, yaitu Belahan Hati Kanan (Lobus Kanan) dan Belahan
Hati Kiri (Lobus Kiri). Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang
disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah
yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson. Sel-sel hati bersatu
membentuk lobula yang berjumlah kurang lebih 100 ribu lobula. Masing-masing
lobula ini mempunyai panjang diameter antara 0,8 – 2 mm. Antara lobula satu dengan
yang lain dipisahkan oleh ruangan-ruangan yang disebut lakuna.
Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah. Pembuluh arteri hepatikus
dan vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid
pada vena portal hepatikus akan membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-
sel hati yang disebut hepatosit. Antar lapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna,
sedang antara hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang
merupakan tempat dihasilkannya empedu. Kanalikuli-kanalikuli ini kemudian
bergabung membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu
menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai tempat penyimpanan sementara
sebelum empedu dialirkan ke duodenum.

b. Fungsi Hati
1. Penawar Racun

21
Tanpa hati, manusia akan mati terbunuh oleh racun yang masuk ke dalam tubuh.
Racun-racun tersebut dapat berasal dari obat-obatan, alkohol, asam laktat, dan zat
amonia. Salah satu proses metabolisme di dalam tubuh akan memberikan hasil samping
berupa asam laktat yang dapat merugikan tubuh. Penumpukan asam laktat ditandai
dengan rasa pegal pada otot.
Hati akan mengubah asam laktat ini menjadi glikogen yaitu sejenis karbohidrat
yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang disimpan di dalam otot.
Pada proses metabolisme protein akan dihasilkan produk sampingan berupa zat
amonia. Zat ini bersifat racun dan membahayakan tubuh. Tetapi kemudian hati
mengubahnya menjadi urea dan dikeluarkannya bersama dengan air kencing.
Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel yang bersifat fagositosis
(memakan zat padat yang lain sebagai salah satu bentuk pertahanan). Apabila dalam
proses pencernaan di usus halus terdapat organisme asing atau zat-zat berbahaya maka
sel-sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat berbahaya tersebut dengan
cara fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan pigmen bilirubin.
Bilirubin kemudian dialirkan ke kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu. Hal
inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Empedu berupa cairan
berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu mempunyai pH sekitar 7–7,6
dan mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen bilirubin dan
biliverdin.

2. Tempat Pembentukan dan Pembongkaran Sel Darah Merah


Hati akan dilewati darah kurang lebih 1,4 liter setiap menit. Pada saat darah
melewati hati tersebut maka akan mengalami “pencucian”, sekitar 3 juta sel darah
merah mati setiap detik dan ini akan dilebur dan hasil peleburannya akan disimpan
untuk didaur ulang sebagai bahan baku dalam membuat sel darah merah baru serta
sebagai bahan baku zat empedu.

3. Tempat Pembentukan dan Pembongkaran Protein


Protein larut dalam plasma darah, sekitar 50 gram protein per hari dihasilkan oleh
hati.

22
4. Mengubah Glukosa Menjadi Glikogen atau Sebaliknya
Dengan adanya fungsi hati ini maka kadar gula dalam darah dapat diatur karena
kadar gula darah yang tidak tepat akan berakibat fatal bagi tubuh. Pada saat gula darah
dalam tubuh naik maka hati mengubahnya ke bentuk glikogen, dan sebaliknya pada
saat gula darah turun, glikogen diubah menjadi glukosa.

5. Menghasilkan Zat yang Melarutkan Lemak


Hati menghasilkan sekitar 0,5 – 1 liter zat empedu setiap hari. Zat inilah yang dapat
melarutkan lemak. Telah dijelaskan di depan bahwa sel darah yang mati akan didaur
ulang sebagai bahan baku untuk membuat sel darah merah dan zat empedu.

6. Untuk Menyimpan Vitamin


Hati menyimpan beberapa vitamin yang masuk ke dalam tubuh apabila jumlahnya
berlebihan. Pada saat tertentu ketika tubuh memerlukan maka akan mengeluarkannya.
Jenis-jenis vitamin tersebut antara lain vitamin A, D, E, B12.

c. Gangguan & Kelainan pada Hati


Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi
proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi,
pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan
penetralan racun atau obat yang masuk dalam tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu
maka akan terjadi dampak yang kompleks pada kesehatan tubuh. Berikut akan
dipaparkan beberapa gangguan dan kelainan pada hati.

1. Hepatitis
Merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus,
terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E
dapat disembuhkan, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronis. Sementara itu
hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B
sehingga kondisi ini dapat memperparah keadaan penderita.

2. Sirosis hati

23
Merupakan gangguan hati yang disebabkan
oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis
hati ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dan
C yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini
dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu.
Penyakit ini belum dapat disembuhkan.
Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya
berguna mengobati komplikasi yang terjadi
seperti berak darah, perut membesar, mata kuning,
serta koma hepatikum. Perhatikan Gambar di
samping untuk mengetahui perbedaan hati yang
sehat dan terkena sirosis.

3. Kanker hati
Merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada
jaringan hati. Kanker ini sebagai komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus
hepatitis B, C, dan hemokromatis.

4. Perlemakan hati
Merupakan kelainan hati akibat adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari
berat hati, sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaringan hati. Perlemakan
hati sering berpotensi menjadi penyebab sirosis hati. Kelainan ini dapat dipicu oleh
konsumsi alkohol yang berlebih.

5. Kolestasis dan Jaundice


Merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau
pengeluaran empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan

24
vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan
asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

6. Hemokromatosis
Merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi
secara berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.

25

You might also like