You are on page 1of 5

Nama : Muhamad Rinaldi

NIM : 111.160.082

Kelas : E

1.APLIKASI CITRA DALAM BIDANG GEOMORFOLOGI

Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal


(terbentuknya) topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen
utama,serta terbentuknya material-material hasil erosi.

Pada bentuk lahan daerah patahan mempunyai tekstur yang kasar dan tidak
teratur serat memperlihatkan kesan topografi yang tinggi yang seragam dan alur
sungai yang rapat dengan pola seragam.

Kenampakan pada fotoudara utuk masing - masing struktur akan terlihat


jelas dan spesifik dengan didukung oleh fenomena tertentu seperti gawir sesar
yang lurus dan terjal ,kelurusan vegetasi atau pungungan,pola aliran yang saling
tegak lurus dengan anak anak sungai yang relative sejajar yang kemudian
menyebar keluar ,topografi kasar ,polatidak teratur,vegetasi jarang dan
penggunaan lahan untuk lahan tegalan stsu hutan reboisasi/konservasi

2. APLIKASI CITRA DALAM MENENTUKAN LOKASI ENDAPAN


MINERAL

Penginderaan Jauh dapat digunakan sebagai sarana dalam membantu


proses identifikasi sebaran batubara. Penginderaan jauh sebagai bidang keteknikan
dan pengumpulan data menjadi lebih luas penggunaannya dan memberikan hasil
yang memuaskan. Analisis Pemanfaatan Citra Satelit Dalam Penentuan Sebaran
Batubara. Citra Satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 5
TM dengan resolusi spasial 30 m x 30 m.

Sebagai dasar dalam melakukan interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi


citra seperti pola, bentuk, selain itu perlu diperhatikan juga arah patahan, lipatan, dan
tekstur. Suatu lokasi yang teridentifikasi mengandung batubara (lapisan
batubara) pada citra Landsat 5 TM setelah di filter akan nampak menonjol,
berbentuk seperti bukit yang memanjang dan berukuran tidak besar serta memiliki
tekstur berupa torehan-torehan atau gerigi yang tidak terlalu lebar. Jika teksturnya
halus maka tidak terduga mengandung batubara karena materinya terlalu resisten.
Polanya teratur dan biasanya paralel dengan lokasi-lokasi lainnya yang terindikasi
mengandung batubara.

Setelah dihasilkan beberapa lokasi yang terindikasi batubara selanjutnya


dicocokan secara fisiografis (genesa) lokasi tersebut dengan peta geologi yang ada
dan peta 15 geologi hasil interpretasi citra Landsat 5 TM.

3. APLIKASI CITRA DALAM MENENTUKAN DAERAH RAWAN


BENCANA

Indonesia adalah suatu negara yang terletak di ring of fire, kawasan yang
sering terjadi bencana, dan sering juga disebut sebagai supermarket bencana.
Suatu bencana jika dilihat dari sisi negatif, maka persepsi yang kita lihat adalah
sebagai sesuatu yang merugikan, merusak, dan mengakibatkan korban jiwa yang
sangat besar. Namun, jika kita lihat sebagai sumberdaya, maka bencana adalah
sumberdaya riset yang tidak dimiliki oleh negara lain. Bencana akan menjadi
suatu bagian yang menjadikan Indonesia unggul dalam bidang penelitian dan
pengembangan kebencanaan

Secara prinsip, setiap obyek dan fenomena alam yang berada di ruang
permukaan bumi dapat dideteksi dari citra satelit. Jadi, bencana alam, baik obyek
yang dikenainya dan fenomena yang menyertainya dapat terekam oleh satelit yang
melintas di atasnya. Kemampuan citra satelit dalam mendeteksinya sangat
tergantung dari resolusinya, baik spasial, spektral, radiometrik, dan temporal.

Terkait dengan erupsi gunungapi, citra penginderaan jauh dapat


dimanfaatkan untuk mendeteksi :

 Persebaran asap letusan yang menyebar di atmosfer


 Endapan piroklastik
 Sebaran lava pijar
 Sebaran lahar dingin
 Deformasi kepundan

Informasi tersebut di atas sangat diperlukan khususnya pada fase tanggap


darurat bencana. Selain itu, dari citra penginderaan jauh dapat diperoleh juga
informasi kondisi penutup lahan, bentuklahan, pola aliran, jenis batuan penyusun
(litologi) dan struktur geologi. Informasi ini merupakan data masukan untuk
analisis daerah rawan bahaya, kerentanan bencana dan untuk analisis resiko
bencana.

Pada fase kesiapsiagaan, sangat diperlukan informasi daerah rawan


bahaya, kerentanan bencana dan analisis resiko bencana. Dalam untuk memenuhi
kebutuhan informasi ini, data citra penginderaan jauh memainkan peranan
penting. Gambar 3 memperlihatkan citra Landsat-7 ETM+ dan DEM - SRTM
(Digital Elevation Model – Shuttle Radar Topography Mission) yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui sebelum erupsi seperti penutup lahan, morfologi,
serta daerah rawan bencana. Memahami karakter letusan G. Sangeangapi yang
bersifat eksplosif, morfologi stratovolcanic yang menempati satu kesatuan pulau,
serta bekas-bekas erupsi sebelumnya, maka dapat diperoleh pemahaman bahwa
apabila terjadi erupsi, proses evakuasi penduduk keluar dari pulau perlu dilakukan
apabila terjadi tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanisme.
4.APLIKASI CITRA DALAM MENENTUKAN DAERAH KRISIS
SUMBER DAYA ALAM

DAS Banjir Kanal Timur merupakan DAS yang terletak di tengah-tengah


Kota Semarang yang merupakan kota terbesar di Provinsi Jawa Tengah dengan
jumlah pembangunan infrastruktur dan pemukiman kota yang tinggi tiap
tahunnya. Bencana kekurangan air tiap musim kemarau sering dialami di sejumlah
daerah DAS Banjir Kanal Timur karena jumlah air tanah dalam daerah tersebut
kecil dan sulit diperbarui. Pembaharuan air tanah ini erat hubunganya dengan
resapan air, kondisi resapan air yang baik mampu mengalirkan air dari permukaan
ke dalam tanah untuk menjadi air tanah.
Kekurangan air dapat disebabkan oleh daya resap lahan terhadap air.
Kawasan yang tidak dapat menyerap air dengan baik akan mengalirkan limpasan
air dipermukaan tanah langsung menuju sungai dan laut tanpa didahului proses
penyerapan air ke dalam tanah. Hal ini berdampak pada berkurangnya volume air
tanah sehingga pengambilan air tanah tidak dapat maksimal.
Dengan fakta di atas diperlukan sebuah langkah untuk mengurangi
dampak resiko kurang optimalnya pengelolaan daerah aliran sungai. Salah satu
pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan menentukan kawasan
resapan air yang sesuai serta mengetahui pola persebaranya. Metode penginderaan
jauh dan sistem informasi geografis dapat digunakan sebagai langkah yang tepat
untuk menentukan kawasan resapan air dan pola persebaranya. Dalam
penginderaan jauh dilakukan pengolahan citra dengan metode klasifikasi terawasi
untuk mendapatkan peta tutupan lahan kawasan DAS serta ekstraksi DTM
(Digital Terrain Model) dari citra untuk mendapatkan peta tingkat kelerengan di
kawasan DAS. Sedangkan dalam pengolahan data berbasis sistem informasi
geografis menggunakan metode overlay dan pembobotan dari data masukan untuk
mengetahui penentuan kawasan resapan air serta pola persebaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Ardy Setyo, Prasetyo Yudo, Amarrohman Fauzi Janu. 2016.
Studi Penentuan Kawasan Resapan Air pada Wilayah das Banjir Kanal Timur .
Semarang : UNDIP
M. Rokhis Khomarudin, Parwati, dan Suwarsono.2012. Aplikasi
Penginderaan Jauh untuk Bencana Geologi . LAPAN
Ambodo Ananda P. Retnadi Heru Jatmiko . 2010. Aplikasi Penginderaan
Jauh untuk Identifikasi Sebaran Batubara Permukaan di Kabupaten Muara Enim,
Sumatera Selatan.

You might also like