You are on page 1of 3

Pembahasan 1 dan 2

Praktikum kali ini yaitu tentang Pola aktivitas jarak edar harian Acatina
fullica yang bertujuan untuk
Sedangkan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya
yaitu : Pasak yang berfungsi sebagai patokan lahan yang akan digunakan pada
praktikum, kemudian ada meteran yang berfungsi untuk mengukur jarak
pergerakan dari bekicot setiap 2 jam, penggaris yang berfungsi untuk mengukur
jarak yang digambar pada mm blok, mm blok sendiri berfungsi untuk sebagai
media menggambar dari pergerakan bekicot tersebut, selanjutnya ada tissue untuk
membersihkan kotoran yang menempel pada bekicot, serta tipe-x atau cat yang
berfungsi untuk mewarnai atau menandai bekicot agar tidak tertukar dengan
kelompok lain dan supaya lebih mudah untuk ditemukan pada malam hari,
kemudian senter yang berfungsi untuk menerangi saat pengamatan dimalam hari,
selanjutnya yaitu soil tester untuk mengukur Ph tanah, dan anemometer yang
berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, hygrometer berfungsi untuk
mengukur kelembapan tanah serta thermometer untuk mengukur suhu tanah,
sedangkan lux meter berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya pada tempat
pengamatan tersebut, dan alat selanjutnya yang digunakan yaitu neraca analitik
untuk mengukur berat bekicot, serta jangka sorong untuk mengukur diameter
cangkang bekicot.
Praktikum pola aktivitas harian jarak edar Acatina fullica di laksanakan di
lahan parkiran dosen yaitu area di depan gedung Pendidikan Biologi gedung 3
FKIP Universitas Jember/parkiran Dosen. Langkah kerja yang pertama kali di
lakukan adalah membuat petak pada seluruh area yang kemudian akan dibagi
menjadi 1 x 1 m. Pembuatan petak ini di awali dengan membuat patokan pada
salah satu ujung area yang kemudian diikuti patokan tiap petak ke kanan dan ke
kiri dengan menggunakan pasak. Patokan harus di buat mengelilingi semua sisi
atau semua arah agar tiap sisi petak benar-benar berukuran 1 m. Kemudian
memasang tali rafia pada tiap patokan dan dibuat berselang seling seperti
anyaman agar tali tidak mudah bergeser sehingga ukuran tiap petak tidak berubah.
Pembuatan petak ini memudahkan praktikan untuk menggambar jarak edar pada
milimeter blok dengan menghitung petak yang dilewati. Setelah itu mengukur
panjang dan lebar bekicot serta menimbang berat bekicot. Hal ini di lakukan
untuk mengetahui pengaruh jarak edar bekicot terhadap ukuran dan berat bekicot
serta untuk membandingkan ukuran dan berat bekicot sebelum dan setelah
aktivitas selama 24 jam. Setelah itu menandai bekicot dengan cat ataupun tipe-x
agar tidak tertukar dengan kelompok lain dan supaya saat pengamatan lebih
mudah ditemukan saat siang ataupun pada malam hari.
Langkah berikutnya yaitu setiap kelompok diarahkan oleh asisten untuk
memilih satu pohon besar sebagai titik awal bekicot akan beraktivitas dan
menentukan ke arah mana bekicot di letakkan. Pada titik awal bekicot di beri tanda
menggunakan pasak yang diberi bendera dengan warna berbeda tiap kelas . Hal ini di
lakukan karena pada satu pohon terdapat tiga kelompok dari kelas yang berbeda, jadi
sebagai identitas tiap bekicot dan untuk menandai letak bekicot setiap 2 jam.
Pengukuran jarak edar yang selanjutnya diacukan pada bendera yang sebelumnya.
Setelah dilakukan pengukuran jarak edar bekicot, juga dilakukan pengamatan
terhadap aktivitas masing-masing bekicot. Apakah bekicot itu inaktif (tidur) atau aktif
(makan, berjalan, ataupun reproduksi). Tujuannya untuk mengetahui lebih aktif mana
bekicot pada malam hari atau pada siang hari. Hal ini dikaitkan dengan karakter
bekicot sebagai hewan nocturnal. Hewan nokturnal merupakan hewan yang lebih
aktif pada malanm hari jika dibandingkan dengan siang hari. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa bekicot lebih aktif pada malam hari. Kebanyakan pada siang
hari mereka inaktif, sedangkan pada malam hari mereka cenderung berjalan yang
jauh. Hal ini dipengarui oleh faktor lingkungan dimana bekicot akan mampu
bergerak dengan cepat ketika tubuhnya mengeluarkan lendir dan salah satu
adaptasinya dengan lingkungan adalah dia selalu membasahi dirinya dengan
lendir tersebut untuk mengurangi penguapan. Jika bekicot aktif pada siang hari
maka akan banyak sinar matahari yang terpancar ke dalam tubuhnya sehingga
sebagian besar tubuhnya akan keluar dari cangkangnya dan ketika semakin
tubuhnya keluar dari cangkangnya, maka akan semakin banyak cairan dalam
tubuhnya yang mengalami penguapan. Oleh karena itu, pada siang hari bekicot
akan inaktif dan pada malam hari saat tidak ada cahaya dia aktif yang bertujuan
untuk mempertahankan kondisi tubuhnya.
Setiap pengamatan juga di lakukan pengamatan factor abiotik (pH tanah,
suhu, kelembaban udara, kelembaban tanah, kecepatan angin, dan intensitas
cahaya). Hal ini di lakukan untuk mengetahui factor mana yang sangat
berpengaruh terhadap pola aktivitas harian dan jarak edar Acatina fullica pada saat
di lakukan uji SPSS. Setelah pengamatan setiap 2 jam selama 24 jam di lakukan,
bekicot kembali di ambil dan di cuci bersih dengan menggunakan air mengalir
kemudian di keringkan menggunakan tissue. Kemudian kembali di lakukan
pengukuran panjang, lebar, serta berat bekicot untuk di bandingkan dengan
pengukuran awal.

You might also like