Professional Documents
Culture Documents
Makalah 1
Makalah 1
Oleh Kelompok 4 :
Antin Putri Utami (150332601725)
Fitria Salma Cobhita (150332607516)
Mimma Amalia (150332601326)
Riska Nur Widia (150332603604)
Sosis berasal dari bahasa latin salsus yang artinya digarami atau diawetkan.
Sosis adalah tipe produk daging yang unik dan biasanya diberi tambahan
bumbu atau rempah untuk menambahkan intesitas rasa dan profilnya.
Peningkatan sosis sangat dikendalikan dari faktor ekonomi dan menggunakan
daging yang berkualitas rendah seperti daging sisa pembersihan lemak, daging
di kepala dan pundak, dan hasil sampingan yang masih layak untuk dimakan.
Kenyamanan dan variasi adalah alasan penting lain mengapa sosis dikonsumsi
luas di kalangan masyarakat modern. Berdasarkan pada karakteristik produk
dan spesifikasi metode pengolahan yang digunakan, sosis dapat diklasifikasi
menjadi tiga kelompok utama: sosis segar, sosis curing, dan sosis fermentasi.
Secara teknik, pembuatan sosis terdiri dari beberapa langkah, yaitu kominusi
untuk mengurangi ukuran lemak dan daging (pemotongan, penggilingan dan
pencacahan), pencampuran dengan bahan lain, pemasukan adonan kedalam
selongsong, pengikatan sosis hingga dicapai panjang yang diinginkan, dan
terakhir adalah pengemasan. (Youling dan William, 2000). Komponen daging
yang sangat penting dalam pembuatan sosis adalah protein. Protein daging
berperan dalam peningkatan hancuran daging selama pemasakan sehingga
membentuk struktur produk yang kompak. Peran protein yang lain adalah
pembentukan emulsi daging, yaitu protein yang berfungsi sebagai zat
pengemulsi lemak (Kramlich ,1971)
2. pembuatan sosis
c. Thawing
Thawing merupakan proses kelanjutan dari proses freezing.thawing
akan mengembalikan bahan baku ataupun produk dari yang semula
berbentuk fase padat menjadi fase cair. Dalam daging beku akan
mengembalikan keempukan dari daging. Suhu thawing berkisar antara
100-150C. (Jeremiah, 1996). Ada 2 macam thawing yaitu slowly
thawing dan rapid thawing. Slowly thawing menggunakan aliran udara
hangat yang akan menyebabkan suhu bahan baku dan produk menjadi
meningkat. Sedangkan cara lambat adalah dengan membungkus bahan
baku dengan plstik kemudian dialiri oleh air. (Forrest et all, 1975)
Garam
Penambahan garam pada konsentrasi tertentu mampu
menghambat pertumbuhan mikrobia karena garam berperan
dalam dehidrasi sehingga merubah tekanan osmosis. Apabilla
hanya ditambahnkan garam saja , maka hasilnya tidak baik
karena menyebabkan produk menjadi kasar, asin, gelap(warna
tidak menarik), kenampakan dan flavor tidak disenangi
konsumen. Oleh karena itu harus dikombinasikan dengan
senyawa lain seperti gula, nitrat dan atau nitrit.
Fosfat
Berfungsi untuk meningkatkan binding capacity, meningkatkan
PH sehingga protein jaringan daging terbuka. Masalah yang
ditemui dalam penggunaan phosfat adalah terbentuknya kristal
pada permukaan daging curing. Alat harus terbuat dari stainless
steel karena phosfat berdifat korosif.
Asam Erythorbate
f. Emulsifikasi
h. Pengeringan
Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengurangi /
mengeluarkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan
air tersebut dengan menggunakan energy panas. Biasanya kandungan
air bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak dapat tumbuh
didalamnya. Kadar air berpengaruh terhadap tekstur (Mujumdar,1995).
Menurut Desrorier(1978) pengeringan bahan pangan dengan sinar
matahari dapat menurunkan kandungan air dan menyebabkan
pemekatan dari bahan-bahan yang ditinggal seperti karbohidrat, lemak ,
protein sehingga bahan pangan memilikikualitas simpan yang lebih
baik
i. Pemasakan
Prosess pemasakan bertujuan agar daging sosis menjadi matang,
meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kekompakan struktur
daging karena terjadi koagulasi protein dan dehidrasi sebagian untuk
memberika rasa dan aroma tertentu, memberikan warna yang lebih
menarik karena denaturasi mioglobin pembentukan nitrosihemokrom,
pasteurisasi sosis dan oleh karenanya memperpanjang masas simpan
produk sosis. Pemasakan dapat dilakukan dengan perebusan,
pengukusasn, pengasapan, maupun kombinasi dari ketiganya selama
45-50 menit(Forrest, et al , 1975). Proses pemasakan sosis dengan
pemanasan adalah memanaskan produk sosis hingga suhu produk
mencapai 65-700 C suhu ini cukup untuk membunuh mikroba ynag
terdapat didalamnya(Purnomo, 1992).
j. Cooling
Proses ini bertujuan untuk menjaga agar produk makanan teteap awet
dan mikroba pembusuk yang tidak mati ataupun sel vegetatiifnya
menjadi tidak aktif. Suhu chilling biasanya berkkisar antara 00 C-50 C
bila terlalu lebih dari 50 C dikuatirkan bakteri tetap bekerja dan bila
kerja enzim dari mikrobia pathogen maupiun pembusuk tetap aktif ,
maka akan menyebabkan bahan pangan tersebut akan lebih cepat rusak,
serta toksik bahkan akan juga menyebabkan keracunan terhadap
makanan tersebut(Geremia, 1996).
Bila terjadi dehidrasi dan oksidasi dalam bahan pangan yang dikemas
menyebabkan terjadinya freezeburn, permukaan bahan pangan akan
mengalami pemucatan warna dan kemunduran tekstur(bahan pengemas
mampu menghalangai penguapan bahan organic sehingga aroma dan
flavor bahan dapat dipertahankan)
Bagian dari wadah terluar dapat digunakan agar embun udara atmosfer
tidak meresap dalam wadah, bila terjadi peresapan uap air kedalam
bahan yang dikemas mengakibatkan pembekuan yang berlebihan.
.
3. Karakteristik sosis
A. NILAI GIZI
Dalam satu ikatan sosis daging sapi Dalam satu ikatan sosis daging ayam
dengan ukuran (diameter 2 cm dan dengan ukuran (diameter 2 cm dan
panjang 10 cm) mengadung 42 kkal panjang 10 cm) mengadung 49 kkal
Menurut Winarno (1997) garam nitrit dan nitrat digunakan dalam proses curing daging
untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikroba, memperlambat
ketengikan dan menstabilkan rasa daging yang diawetkan. Akan tetapi penggunaan nitrit
beresiko bagi kesehatan manusia karena kemungkinan bereaksi dengan amina sekunder dan
tersier dalam daging sehingga memproduksi nitrosamine yang bersifat karsinogenik (Lawrie
2005).
Fermentasi
Fermentasi bertujuan untuk meningkatkan daya cerna serta meningkatkan
keawetan sosis. Starter yang biasanya ditambahkan adalah Lactobacillus
plantarumyang umumnya lebih tahan terhadap asam dan merupakan salah
satu jenis bakteri homofermentatif yang dominan menghasilkan asam laktat
dalam jumlah besar dan hanya sebagian kecil asam asetat, etanol dan CO2 .
5. Perbandingan Sosis dengan Bahan Mentah
Bahan utama sosis merupakan daging, dapat berasal dari daging sapi maupun daging
ayam. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995), sosis yang baik harus
mengandung kadar air maksimal 67 %, abu maksimal 3%, protein minimal 13%, lemak
maksimal 25%, serta karbohidrat maksimal 8%. Jika standar ini terpenuhi, maka dapat
dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber protein. Hanya saja, karena kadar
lemak dan kolesterol sosis yang cukup tinggi, sosis sebaiknya tidak dijadikan menu rutin
bagi anak-anak guna mencegah masalah obesitas dan penyakit-penyakit yang mengikutinya
dikemudian hari. Selain itu sosis yang memiliki kandungan kolesterol dan sodium yang
cukup tinggi, berpotensi menimbulkan penyakit jantung, stroke, dan hipertensi jika
dikonsumsi berlebihan.
Produk sosis mengandung nitrit yang berfungsi sebagai pengawet untuk menghambat
pertumbuhan spora Clostridium botulinum, membentuk warna merah dan flavor khas pada
produk, dan memperpanjang umur simpan. Nitrit harus digunakan dalam jumlah terkontrol
(konsentrasi residu nitrit didalam produk maksimum 200 ppm). Kelebihan nitrit didalam
produk dapat bereaksi dengan asam amino dari protein selama proses pemanasan,
menghasilkan komponen nitrosamin yang bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, jika ingin
membeli produk, belilah yang sudah memiliki ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Pada informasi diatas dapat disimpulkan bahwa sosis memiliki kandungan berbahaya
apabila dikonsumsi berlebihan oleh tubuh manusia dibandingkan daging mentah yang tidak
terdapat bahan pengawetnya. Adanya bahan-bahan pengawet yang ditambahkan pada
olahan sosis membuat sosis apabila dikonsumsi terlalu banyak dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, sebaiknya kita perlu melakukan pembatasan
konsumsi apabila ingin mengonsumsi daging olahan sosis, baik sosis ayam maupun sosis
sapi. Adapun manfaat daging sapi bagi kesehatan tubuh yaitu membangun otot agar
tumbuh lebih kencang dan kuat, sumber energi yang besar, menjaga hidup sehat untuk
segala umur, mencegah diabetes dan obesitas, mengatur berat badan, kesehatan kognitif
(otak), dan lain-lain. Adapun manfaat daging ayam bagi kesehatan tubuh yaitu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan kolesterol, menghilangkan
stress, meningkatkan sistem imun, dan lain-lain.