You are on page 1of 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius)

yang bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam

tubuh seperti diketahui setelah sel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi,

maka akan dihasilkan pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses

metabolisme tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh

(Sjamsuhidajat & Jong, 2011).

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit yang terjadi setelah

berbagai macam penyakit yang merusak masa nefron ginjal sampai pada titik

keduanya tidak mampu untuk menjalankan fungsi regulatorik dan

ekstetoriknya untuk mempertahankan homeostatis (Lukman et al., 2013).

Gagal gijal kronik secara progresif kehilangan fungsi ginjal nefronnya satu

persatu yang secara bertahap menurunkan keseluruhan fungsi ginjal

(Sjamsuhidajat & Jong, 2011).

Setiap tahun penderita penyakit gagal ginjal meningkat, di Amerika

serikat pada tahun 2002 sebanyak 34.500 penderita, tahun 2007 80.000

penderita, dan tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta orang yang

menderita penyakit ginjal. Sedangkan di Indonesia menurut Perhimpunan Rumah

Sakit Seluruh Indonesia jumlah yang menderita penyakit gagal ginjal kronik

sekitar 50 orang per satu juta penduduk (Lukman et al., 2013).


2

Tindakan medis yang dilakukan penderita penyakit gagal ginjal adalah

dengan melakukan terapi dialisis tergantung pada keluhan pasien dengan

kondisi kormobid dan parameter laboratorium, kecuali bila sudah ada donor

hidup yang ditentukan, keharusan transplantasi terhambat oleh langkanya

pendonor. Pilihan terapi dialisis meliputi hemodialisis dan peritoneal dialisis

(Hartono, 2013).

Karakteristik berarti hal yang berbeda tentang seseorang, tempat, atau hal

yang menggambarkannya. Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau

karakteristik bawaan (heredity) yang berbeda-beda dan karakteristik yang

diperoleh dari pengaruh lingkungan; karakteristik bawaan merupakan karakteristik

keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis

maupun faktor sosial psikologis (Yuliaw, 2009).

Karakteristik seseorang sangat mempengaruhi pola kehidupan seseorang,

karakteristik bisa dilihat dari beberapa sudat pandang diantaranya umur, jenis

kelamin dan tingkat pendidikan seseorang, disamping itu keseriusan seseorang

dalam menjaga kesehatannya sangat mempengaruhi kualitas kehidupannya baik

dalam beraktivitas, istirahat, ataupun secara psikologis. Dan banyak orang yang

beranggapan bahwa orang terkena penyakit gagal ginjal akan mengalami

penurunan dalam kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik

seseorang sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terutama yang

mengidap penyakit gagal ginjal kronik (Yuliaw, 2009).

Hasil penelitian Yuliaw (2009), bahwa responden memiliki karakteristik

individu yang baik hal ini bisa dilihat dari usia responden dimana yang menderita
3

penyakit gagal ginjal paling banyak dari kalangan orang tua yaitu sebanyak

26,9%, dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 67,3% dan tingkat pendidikan

SMA sebanyak 44,2%. Sedangkan hasil penelitian Butar-Butar (2014) tentang

karakteristik pasien dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

terapi hemodialisa menyimpulkan bahwa karakteristik seseorang sangat

mempengaruhi pola kehidupan seseorang, karakteristik bisa dilihat dari

beberapa sudat pandang diantaranya umur, jenis kelamin dan tingkat

pendidikan seseorang, disamping itu keseriusan seseorang dalam menjaga

kesehatannya sangat mempengaruhi kualitas kehidupannya baik dalam

beraktivitas, istirahat, ataupun secara psikologis.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul: Hubungan Karakteristik Faktor Sosial dengan Pasien Gagal

Ginjal Kronik (GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar

Lampung Tahun 2016

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut uraian maka rumusan penelitian

ini adalah “Apakah ada hubungan karakteristik faktor sosial dengan pasien Gagal

Ginjal Kronik (GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung

tahun 2016”.
4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik faktor sosial dengan pasien Gagal

Ginjal Kronik (GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung

tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi usia pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.

2. Mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin pasien Gagal Ginjal Kronik

(GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun

2016.

3. Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan pasien Gagal Ginjal Kronik

(GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun

2016.

4. Mengetahui hubungan usia dengan pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2016.

5. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan pasien Gagal Ginjal Kronik

(GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun

2016.

6. Mengetahui hubungan pendidikan dengan pasien Gagal Ginjal Kronik

(GGK) di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun

2016.
5

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Sebagai referensi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan pasien

Gagal Ginjal Kronik (GGK).

3. Bagi Rumah sakit

Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar

Lampung untuk bisa memberikan penanganan pada pasien Gagal Ginjal Kronik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi subjek penelitian yaitu hubungan

karakteristik faktor sosial dengan pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di Rumah

Sakit Bintang Amin Husada Bandar Lampung, metode penelitian yang digunakan

adalah deskrtiptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, penelitian akan

dilakukan di Rumah Sakit Bintang Amin Husada Bandar Lampung dan akan

dilaksanakan bulan Maret 2017.

You might also like