You are on page 1of 15

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI PENYULANG SISTEM


DISTRIBUSI YANG MENGANDUNG PLTS

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

LILIS MARYANTI ZALUKHU

NIM : 201411021

PROGRAM STUDI SARJANA

TEKNIK ELEKTRO

JAKARTA, 2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................... i


Daftar Gambar ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Permasalahan Penelitian ............................................................ 2
1.2.1 Identifikasi Masalah .......................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN


2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ........................................................................... 4
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................... 10
3.2 Perancangan Penelititan............................................................. 10
3.3 Teknik Analisis ............................................................................ 10
3.4 Jadwal Penelitian (Jadwal kegiatan penelitian) .......................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ..................................................................................................


Gambar 1.2 ..................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan energi terbarukan (renewable energy) merupakan
upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi pemakaian energi
fosil seperti BBM dan batubara yang semakin menipis saat ini.
Pembangkit listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagian besar
masih menggunakan bahan bakar fosil sebagai energi utama untuk
melakukan pengoperasiannya. Salah satu energi terbarukan yang
digunakan dalam upaya mengurangi pemakaian energi fosil yaitu energi
surya yang dihasilkan oleh PLTS, dimana energi surya ini dapat menjadi
alternatif sebagai sumber pembangkit tenaga listrik agar dapat
menyediakan listrik di Indonesia.
Sistem distribusi PLN yang mengandung PLTS yaitu sistem
kelistrikan PLTS On Grid yang terintegrasi dengan jaringan PLN sehingga
energi listrik dari jaringan PLN tetap menjadi pemasok utama kemudian
PLTS sebagai tambahan. Dengan berkembangnya teknologi sel surya
akan banyak dipasang panel surya pada Rooftop. Karakteristik dari
teknologi sel surya adalah sel surya menghasilkan energi karena
menerima sinar matahari. Pada malam hari sel surya tidak menghasilkan
energi, begitu pula pada siang hari apabila cuaca mendadak mendung
maka proteksi tenaga listrik dari sel surya akan menurun hingga menjadi
nol. Hal ini perlu diperhitungkan untuk melakukan penyetelan relay di
Gardu Induk yang menyangkut penyulang yang mengandung sel surya.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dalam proposal ini
akan dibahas apa yang perlu dilakukan pada penyulang distribusi yang
mengandung sel surya baik kepunyaan pelanggan maupun kepunyaan
PLN. Dari segi sistem kontrol salah satu cara pengendaliannya adalah

1
dengan mengkombinasikan panel surya dengan baterai yang kapasitas
baterainya perlu dihitung secara cermat.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Saat ini sudah ada beberapa sistem distribusi PLN yang
terhubung dengan PLTS. Adapun penyambungan unit pembangkit listrik
yang baru ke jaringan distribusi dapat mempengaruhi penyaluran
penyulang. Dan dari segi sistem kontrolnya adalah dengan
mengkombinasikan panel surya dengan baterai. Oleh sebab itu diperlukan
penelitian sistem kontrol dan proteksi penyulang sistem distribusi yang
mengandung PLTS baik kepunyaan pelanggan maupun kepunyaan PLN.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah


Untuk menghindari meluasnya masalah, agar tujuan pembahasan
dapat tercapai dengan tepat maka penulis membatasi ruang lingkup
masalah pada penelitian untuk melakukan penyetelan relay di Gardu
Induk yang menyangkut penyulang yang mengandung sel surya dan
sistem kontrol dengan mengkombinasikan panel surya dengan baterai.

1.2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka
permasalahan yang akan dibahas adalah:
a. Bagaimana prinsip kerja PLTS?
b. Bagaimana sistem PLTS rooftop yang masuk ke sistem PLN?
c. Bagaimana pengaruh cuaca terhadap PLTS dan masalah
kontrolnya?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal
penelitian ini adalah agar penulis atau pembaca mengetahui bagaimana

2
sistem kontrol yang digunakan dan proteksi PLTS yang terhubung di
jaringan PLN,

1.3.2 Manfaat Penelitian


a. Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
PLTS yang terhubung ke sistem distribusi PLN
b. Penelitian ini akan meningkatkan pemahaman akan
pengendalian PLTS yang terhubung ke PLN dan proteksi
penyulang sistem distribusi yang mengandung PLTS

3
BAB II
LANDASAN TEORI
DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka


PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik
DC, yang dapat diubah menjadi listrik AC, konversi energi ini terjadi pada
panel surya yang terdiri dari sel-sel Photovoltaic (Hanna, 2012)
Sistem PLTS On Grid adalah sistem PLTS solusi energi hijau untuk
penduduk perkotaan baik perumahan, perkantoran atau fasilitas publik.
Sistem ini menggunakan modul surya (Photovoltaic Module) sebagai
penghasil listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya
sistem ini akan mengurangi tagihan listrik PLN dan sekaligus turut andil
dalam penyelamatan lingkungan dengan pengurangan penggunaan bahan
bakar fosil untuk pembangkitan energi listrik.Sistem PLTS On Grid ini juga
berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga kontinuitas
operasional peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi
kegagalan pada suplai listrik PLN (pemadaman listrik) maka peralatan-
peralatan elektronik dapat beroperasi secara normal dalam jangka waktu
tertentu tanpa adanya gangguan. Keuntungan dari sistem ini adalah
menghasilkan energi listrik mandiri dan mengurangi tagihan listrik PLN,
mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi atau
emisi bahan bakar, bersih, tidak berisik, menggunakan energy gratis dari
matahari sepanjang tahun, menyediakan cadangan listrik untuk
bebanbeban penting apabila terjadi gangguan PLN pada periode tertentu
dan tidak memerlukan biaya operasional yang besar serta pengoperasian
dan perawatan system yang sangat mudah (Kananda, 2013).

4
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
PLTS adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan sinar
matahari melalui sel surya (photovoltaic) untuk mengkonversikan radiasi
sinar foton matahari menjadi energi listrik.Unjuk kerja PLTS sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor
temperature PV modul, faktor kondisi cuaca lingkungan dan faktor
Intensitas cahaya matahari (Anggara, 2014). Sel surya yang mendapat
penyinaran sinar matahari merupakan salah satu sumber energi yang
sangat menjanjikan. Dalam keadaan puncak atau saat posisi matahari
tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan sel surya seluas satu
meter persegi akan mampu menghasilkan energi listrik 900 hingga 1000
Watt (Jatmiko Asy'arim, 2011). Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis
dari bahan semikonduktor silikon (Si) murni, dan bahan semikonduktor
lainnya. PLTS memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik
DC, yang dapat diubah menjadi listrik AC melalui inverter apabila
diperlukan, oleh karena itu meskipun cuaca mendung, selama masih
terdapat cahaya, maka PLTS tetap dapat menghasilkan listrik.
PLTS pada dasarnya adalah pencatu daya dan dapat dirancang
untuk mencatu kebutuhan listrik yang kecil sampai dengan besar, baik
secara mandiri maupun hybrid (dikombinasikan dengan sumber energi
lain), baik dengan metode desentralisasi (satu rumah satu pembangkit)
maupun dengan metode sentralisasi (listrik didistribusikan dengan jaringan
kabel). PLTS merupakan sumber energi terbarukan, dimana sinar matahari
sebagai sumber energi yang tidak ada habisnya, selain itu PLTS
merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan tanpa ada bagian
yang berputar, tidak menimbulkan kebisingan dan tanpa mengeluarkan gas
buangan atau limbah.

5
2.2.2 Sistem PLTS
Pada prinsipnya ada dua klasifikasi sistem PLTS menurut
konfigurasi komponennya, yaitu PLTS yang berdiri sendiri (Stand Alone)
dan PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik (PLTS Grid Connected)
sebagai berikut :
2.2.2.1 PLTS berdiri sendiri (stand alone)
Sistem ini dirancang beroperasi mandiri untuk memasok
beban DC atau AC. Jenis sistem ini dapat diaktifkan oleh array
photovoltaic saja, atau dapat menggunakan sumber tambahan
energi lain, seperti air angin dan mesin diesel. Baterai digunakan
pada kebanyakan sistem PLTS ini.

Gambar 2.1 Diagram sistem PLTS stand alone dengan baterai

Dari gambar diagram stand alone diatas dapat dilihat daya


DC yang dihasilkan oleh PV array PLTS dikirim ke charger controller
untuk melakukan charging ke baterai dan melayani beban DC,
charger controller juga mengatur overcharging atau kelebihan
pengisian karena baterai sudah penuh. Untuk memenuhi kebutuhan
beban AC digunakan baterai yang telah di charge oleh PV array, dan
arus searah DC yang berasal dari baterai telah dikonversi oleh

6
inverter menjadi arus listrik bolak balik (AC) sehingga dapat
memenuhi kebutuhan beban AC.

2.2.2.2 PLTS Grid Connected


PLTS grid connected pada dasarnya adalah menggabungkan
PLTS dengan jaringan listrik PLN. Komponen utama dalam sistem ini
adalah inverter atau power conditioning unit (PCU). Inverter inilah
yang berfungsi untuk mengubah daya DC yang dihasilkan oleh PLTS
menjadi daya AC sesuai dengan persyaratan dari jaringan listrik
yang terhubung (Utility Grid)

Gambar 2.2 Diagram sistem PLTS grid connected


Dari gambar diagram grid connected diatas dapat dilihat daya
DC yang dihasilkan oleh PV array PLTS dikirim ke inverter atau
power conditioning unit (PCU) untuk untuk mengubah daya DC yang
dihasilkan oleh PLTS menjadi daya AC, sehingga distribution panel
dapat mengirim daya ke jaringan listrik (Electric utility) dan dapat
memenuhi kebutuhan beban AC.

7
2.2.3 Prinsip kerja PLTS

Prinsip kerja sistem adalah baterai dan solar modul (module


photovoltaic) bekerja sama dalam memberikan energi listrik kepada beban.
Energi listrik dapat dihasilkan langsung dari modul photovoltaic pada siang
hari dan energi diambil dari baterai pada malam hari. Energi dapat diambil
dari baterai dan photovoltaic pada saat cuaca mendung. Semua tidak
terlepas dari fungsi BCU (Battery Control Unit) sebagai alat pengatur.
Pada siang hari, matahari bersinar dengan mengeluarkan energi
radiasi melalui gelombang cahaya. Dengan modul photovoltaic, energi
cahaya dari radiasi sinar matahari dikonversikan menjadi energi listrik.
Apabila tegangan pada modul lebih besar dari tegangan baterai, maka
terjadi arus pengisian ke baterai. Tegangan baterai akan terus meningkat
linier dengan waktu pengisian. Apabila tegangan baterai telah mencapai
batas ambang maksimum yang ditetapkan, yaitu 13,65 volt, maka BCU
akan memutuskan hubungan antara modul photovoltaic dengan baterai.
Pada malam hari, tidak ada energi yang dihasilkan oleh modul
photovoltaic, secara otomatis yang men-supply energi ke beban adalah
baterai. Jika penggunaan energi baterai terlalu banyak, maka tegangan
baterai akan turun sejalan dengan berkurangnya energi baterai. Jika
tegangan baterai turun melewati batas ambang minimum yang ditetapkan,
yaitu 10,5 volt, maka secara otomatis beban akan mati yang ditandai
dengan terputusnya hubungan antara baterai dengan beban.

Komponen Utama:
1. Modul Surya Photovoltaic (PV) mengubah sinar matahari menjadi listrik
arus searah (DC)
2. Inverter berfungsi untuk merubah arus searah (DC) dari Modul Surya dan
Baterai menjadi arus bolak-balik (AC) pada sisi beban.
3. Combiner Box menghubungkan beberapa string modul surya

8
4. Panel Interkoneksi menghubungkan PLTS dengan Beban dan Jala-Jala
PLN
5. Mounting System merupakan struktur yang menyangga Modul Surya
Komponen Optional:
1. Monitoring System memantau parameter kelistrikan
2. Nett Metering untuk melakukan proses export-import listrik dengan PLN
2.3 Kerangka Pemikiran
Pada sistem PLTS banyak macam-macam hal yang menyangkut
pengoperasian pembangkit tersebut. Perkembangan teknologi sel surya ini
sangat berperan penting dalam persediaan energi yang ada di Indonesia.
Dengan menghubungkan pembangkit energi surya dengan jaringan PLN
atau yang disebut PLTS grid connected akan lebih menguntungkan bagi
pelanggan maupun kepada penyedia jasa energi listrik. Pada PLTS on grid
tersebut terdapat sistem kontrol dan proteksi penyulang yang berada pada
sistem distribusi. Dengan melakukan penelitian terhadap sistem kontrol dan
proteksi PLTS on grid akan memudahkan dalam melakukan pengendalian
antara panel surya dengan baterai dan juga memudahkan untuk melakukan
penyetelan relay penyulang distribusi yang mengandung PLTS.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Kebutuhan


Analisa kebutuhan diperlukan dalam penelitian ini untuk dapat
memperoleh informasi awal dalam melakukan penelitian. Hal ini perlu
dilakukan agar penelititan yang dikembangkan dapat sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisa
kebutuhan antara lain:
1. Melakukan interview atau wawancara dengan orang yang ahli di bidang
yang berkaitan dengan objek penelitian
2. Melakukan studi literatur / studi pustaka untuk lebih menguasai dan
memahami dasar-dasar teori dan konsep-konsep yang mendukung
penelitian

3.2 Perancangan Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi. Dimana
peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mengetahui kondisi yang sebenarnya dan juga melakukan wawancara
kepada petugas/karyawan pembangkit.

3.3 Teknik Analisis


Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam
penelitian, terutama bila digunakan sebagai generalisasi atau simpulan
tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dalam menganalisis data penelitian untuk
mengumpulkan informasi pembangkit yang dapat disimpulkan dalam
sebuah laporan data penelitian.

10
3.4 Jadwal Penelitian
Berikut jadwal kegiatan yang akan saya lakukan selama 3 bulan
BULAN
KEGIATAN
NO Februari Maret April Mei
Minggu ke- 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Studi Literatur
2 Wawancara
Observasi
3
Lapangan
Pengumpulan
4
Data
5 Dokumentasi
Pembuatan
6
Laporan

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, K. G. (2014). Studi Terhadap Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga


Surya 1,9 KW di Universitas Udayana Bukit Jimbaran. E-Journal
SPEKTRUM, Vol. 1, No.1.

Handoko. (2017). Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Mikrokontroler Atmega16 dan Teamviewer Melalui Media Internet. Jakarta:
Teknik Elektro Universitas Nasional

Hanna, P. (2012). Analisis Keekonomian Kompleks Perumahan berbasis Energi


Sel Surya. Jakarta: Jurusan Teknik Industri Universitas Indonesia.

Jatmiko Asy'arim, P. (2011). Pemanfaatan Sel Surya dan Lampu Led untuk
Perumahan. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan
ISBN 979-26-0255-0.

Kananda, N. (2013). Konsep Pengaturan Aliran Daya untuk PLTS Tersambung ke


Sistem Grid pada Rumah Tinggal. Jurnal Nasioanal Teknik Elektro, ISSN:
2302-2949.

12

You might also like