You are on page 1of 10

Soft Structure Good Corporate Governance sesuai dengan tujuan pembentukannya, antara

lain Charter Komite-Komite dibawah


Implementasi tata kelola perusahaan supervisi Dewan Komisaris seperti Charters
yang baik pada umumnya terdiri dua aspek Komite Audit, Charter Internal Audit, Charter
besar yakni bagaimana Perusahaan beroperasi Komite GCG dan lain sebagainya.
sesuai dengan peraturan-peraturan ataupun
ketentuan-ketentuan yang berlaku dan SOP (Standard Operating Procedure)
bagaimana Perusahaan Aturan yang berisi pedoman teknis operasional
melaksanakan enforcement (penekanan) perusahaan
terhadap karyawan-karyawan untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Dari berbagai bentuk soft structure tersebut
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dapat kita lihat bahwa soft structure meliputi
dalam rangka kepatuhan Perusahaan. Supaya dokumen-dokumen yang mengatur hal yang
implementasi tata kelola perusahaan berjalan bersifat strategis hingga mengatur hal-hal yang
dengan baik, perlu didukung pedoman- bersifat teknis dan terperinci. Soft structure
pedoman atau aturan tertulis yang memuat tersebut selain dibuat tentu saja yang
tentang kebijakan tertentu, praktik dan terpenting perlu disosialisasikan atau
pengaturan-pengaturan lainnya yang mengatur diinternalisasikan. Pelaksanaannya pun dapat
perusahaan agar tetap sejalan dengan peraturan di evaluasi dan dinilai kesesuaiannya dengan
perundang-undangan yang berlaku, prinsip- peraturan-peraturan yang ada, agar tidak
prinsip korporasi yang sehat dan etika bisnis tumpang tindih ataupun saling kontradiktif.
yang berlaku umum atau yang disebut sebagai Selain itu Soft Structure GCG pun perlu
soft structure GCG. Soft structure gcg akan mengikuti best practice yang ada dalam
mengarahkan perusahaan dalam mengatur diri internal perusahaan dan juga pada peer industri
mereka sendiri atas dasar kepentingan bersama yang sama sehingga Soft Structure yang ada
antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. perlu senantiasa di perbaharui secara berkala.
Apa saja yang disebut sebagai Soft Structure
GCG ? Beberapa soft structure GGC, Good Corporate Governance atau
diantaranya adalah : dikenal dengan nama Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik (selanjutnya disebut
GCG Code atau GCG Policy merupakan “GCG”) muncul tidak semata-mata karena
aturan dasar yang berisi prinsip-prinsip GCG adanya kesadaran akan pentingnya konsep
yang menjadi acuan pokok bagi peraturan- GCG namun dilatar belakangi oleh
peraturan di bawahnya. maraknya skandal perusahaan yang
menimpa perusahaan-perusahaan besar. Joel
Board Manual merupakan aturan yang Balkan (2002) mengatakan bahwa
menjadi pedoman bagi Dewan Komisaris dan perusahaan (korporasi) saat ini telah
Direksi dalam melaksanakan tugas, berkembang dari sesuatu yang relative tidak
wewenang, tanggung jawab, hak dan jelas menjadi institusi ekonomi dunia yang
kewajiban baik selaku Dewan maupun amat dominan. Kekuatan tersebut terkadang
individu. mampu mendikte hingga ke dalam
pemerintahan suatu negara, sehingga mejadi
Code of Conduct tidak berdaya dalam
menghadapi penyimpangan perilaku yang
Aturan yang menjadi pedoman bagi individu dilakukan oleh para pelaku bisnis
perusahaan dalam menjalankan aktivitas yang berpengaruh tersebut. Semua itu
perusahaan sesuai dengan budaya yang terjadi karena perilaku tidak etis dan bahkan
diharapkan. cenderung kriminal-yang dilakukan oleh
para pelaku bisnis yang memang
dimungkinkan karena kekuatan mereka yang
Charters
sangat besar disatu sisi, dan
ketidakberdayaan aparat pemerintah dalam
Aturan pokok-pokok pendirian Organ menegakkan hukum dan pengawasan atas
Pendukung Perusahaan dan pelaksanaan perilaku para pelaku bisnis tersebut;
tugasnya sehingga dapat dapat berjalan efektif
disamping berbagai praktik tata kelola laporannya yang dikenal dengan Cadbury
perusahaan dan pemerintahan yang buruk. Report (dalam sukrisno Agoes, 2006).
Berikut disajikan beberapa definisi
Salah satu dampak signifikan yang “Corporate Governance” dari beberapa
terjadi adalah krisis ekonomi di suatu sumber, diantaranya:
negara, dan timbulnya praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Sebagai akibat 1. Cadbury Committee of United
adanya tata kelola perusahaan yang buruk Kingdom
oleh perusahan-perusahaan besar yangmana A set of rules that define the
mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi relationship between shareholders,
dan krisis kepercayaan para investor, seperti managers, creditors, the goverment,
yang terjadi di Amerika pada awal tahun employees, and other internal and external
2000 dan tahun 2008 yang mengakibatkan stakeholders in respect to their right and
runtuhnya beberapa perusahan besar dan responsibilities, or the system by which
ternama dunia; disamping juga companies are directed and controlled.
menyebabkan krisis global dibeberapa
belahan negara dunia. Sebagai contoh, untuk 2. Forum for Corporate Governance in
mengatasi krisis tersebut, pemerintah Indonesia (FCGI-2006)
amerika mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act FCGI tidak membuat definisi
tahun 2002; undang-undang dimaksud sendiri, namun mengadopsi definisi
berisikan penataan kembali akuntansi Cadbury Committee of United Kingdom dan
perusahaan publik, tata kelola perusahaan menerjemahkan “Seperangkat peraturan
dan perlindungan terhadap investor. Oleh yang mengatur hubungan antar pemegang
karena itu, undang-undang ini menjadi saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
acuan awal dalam penjabaran dan kreditur, pemerintah, karyawan serta para
penciptaan GCG di berbagai negara. pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan
Konsep GCG belakangan ini makin hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan
mendapat perhatian masyarakat dikarenakan kata lain suatu sistem yang mengarahkan
GCG memperjelas dan mempertegas dan mengendalikan perusahaan”.
mekanisme hubungan antar para pemangku
kepentingan di dalam suatu organisasi yang 3. Sukrisno Agoes (2006)
mencakup : Tata kelola perusahaan yang baik sebagai
a. hak-hak para pemegang saham suatu sistem yang mengatur hubungan peran
(shareholders) dan dewan komisaris, para direksi, pemegang
perlindungannya, saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
b. peran para karyawan dan pihak- Tata kelola perusahaan yang baik juga
pihak yang berkepentingan disebut sebagai suatu proses yang transparan
(stakeholders) lainnya, atas penentuan tujuan perusahaan,
c. pengungkapan (disclosure) yang pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya.
akurat dan tepat waktu,
d. transparansi terkait dengan struktur 4. Organization for Economics Cooperation
dan operasi perusahaan, and Development (OECD)
e. tanggungjawab dewan komisaris (dalam Tjager dkk, 2004)
dan direksi terhadap perusahaan itu The structure through which shareholders,
sendiri, kepada para pemegang directors, managers, set of the board
saham dan pihak lain yang objectives of the company, the means of
berkepentingan. attaining those objectives and monitoring
performance. [Suatu struktur yang terdiri
2.2 Pengertian GCG atas para pemegang saham, direktur,
manager, seperangkat tujuan yang ingin
Pada awalnya, istilah “Corporate dicapai perusahaan, dan alat-alat yang akan
Governance” pertama kali dikenalkan oleh digunakan dalam mencapai tujuan dan
Cadbury Committee di Inggris tahun 1922 memantau kinerja.
yang menggunakan istilah dimaksud dalam
5. Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno hubungan sehingga dapat menuju kepada
Agoes, 2006) tingkat perkembangan yang penuh dalam
Mekanisme adninistratif yang mengatur suatu organisasi atau badan usaha.
hubungan-hubungan antara manajemen
perusahaan, komisaris, direksi, pemegang Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi
saham, dan kelompok-kelompok hal-hal sebagai berikut :
kepentingan (stakeholders) yang lain.
Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan 1. Vision
dalam bentuk berbagai aturan (prosedur) Pengembangan suatu organisasi atau badan
dan sistem insentif sebagai kerangka kerja usaha harus didasarkan pada adanya visi &
(framework) yang diperlukan untuk strategi yang jelas dan didukung oleh
mencapai tujuan perusahaan dan cara-cara adanya partisipasi dari seluruh anggota
untuk mencapai tujuan tersebut, serta dalam proses pengambilan keputusan,
pemantauan atas kinerja yang dihasilkan. pelaksanaan dan pengembangan supaya
semua pihak akan merasa memiliki dan
Berdasarkan beberapa definisi tanggungjawab dalam kemajuan organisasi
tersebut, pada intinya konsep GCG atau usahanya.
mengandung pengertian yang berintikan 4 2. Participation
point, yaitu: Dalam proses pengambilan keputusan dan
1. Wadah pelaksanaan hasil keputusan suatu
Organisasi (perusahaan, sosial, organisasi atau badan usaha sedapat-
pemerintahan). dapatnya melibatkan pihak-pihak terkait dan
2. Model relevan melalui sistem yang terbuka dan
Suatu sistem, proses, dan seperangkat dengan jaminan adanya hak berasosiasi dan
peraturan, termasuk prinsip-prinsip, serta penyampaian pendapat.
nilai-nilai yang meladasi praktik bisnis yang 3. Equality
sehat. Suatu badan usaha atau organisasi yang baik
selalu akan member dan menyediakan
3. Tujuan peluang yang sama bagi semua anggota atau
a. Meningkatkan kinerja organisasi, pihak terkait bagi peningkatan kesejahteraan
b. Menciptakan nilai tambah bagi semua melalui usaha bersama di dalam etika usaha
pemangku kepentingan, yang baik.
c. Mencegah dan mengurangi manipulasi 4. Professional
serta kesalahan yang signifikan dalam Dalam bahasa sehari-hari professional
pengelolaan organisasi, diartikan “One who engaged in alearned
d. Meningkatkan upaya agar para pemangku vocation (Seseorang yang terikat dalam
kepentingan tidak dirugikan. suatu lapangan pekerjaan)”. Dalam konteks
4. Mekanisme ini professional lebih dikaitkan dengan
Mengatur dan mempertegas kembali peningkatan kapasitas kompetensi dan juga
hubungan, peran, wewenang, moral sehingga pelayanan dapat dilakukan
dan tanggung jawab : dengan mudah, cepat dan akurat.
a. Dalam arti sempit 5. Supervision
Antar pemilik atau pemegang saham, dewan Meningkatkan usaha-usaha supervisi
komisaris dan direksi. terhadap semua aktivitas usaha atau
b. Dalam arti luas organisasi sehingga tujuan bersama dapat
Antar seluruh pemangku kepentingan. dicapai secara optimal, efektif dan efisien,
serta untuk meminimalkan potensi
kesalahan atau penyimpangan yang
2.3 Prinsip GCG mungkin timbul.
6. Effective & Efficient
GoodCorporateGovernance merupa Effective berarti “do the things right”, lebih
kan gabungan prinsip-prinsip dasar dalam berorientasi pada hasil,
membangun suatu tatanan etika kerja dan sedangkan efficient berarti “do the right
kerjasama agar tercapai rasa kebersamaan, things”, lebih berorientasi pada proses.
keadilan, optimasi dan harmonisasi Apapun yang direncanakan dan dijalankan
oleh suatu organisasi atau badan usaha harus b. transparansi,
bersifat efektif dan efisien. c. akuntabilitas, dan
7. Transparent d. responsibilitas
Dalam konteks good
governance, transparency lebih diartikan Disamping itu, dalam kaitannya
membangun kepercayaan yang saling dengan tata kelola BUMN, Menteri Negara
menguntungkan antara pemerintah atau BUMN juga mengeluarkan keputusan KEP-
pengelola dengan masyarakat atau 117/M-MBU/2002 tentang prinsip GCG,
anggotanya melalui ketersediaan informasi diantaranya:
yang mudah diakses, lengkap dan up to date. 1. Kewajaran
8. Accountability/Accountable Prinsip agar para pegelola memperlakukan
Dalam konteks pembicaraan pemangku kepentingan secara adil dan
ini accountability lebih difokuskan setara, baik pemangku kepentingan primer
dalam meningkatkan tanggungjawab dari (pemasok, pelanggan, karyawan, dan
pembuat keputusan yang lebih diarahkan pemodal) maupun sekunder (pemerintah,
dalam menjawab kepentingan publik atau masyarakat, dan pihak lain). Prinsip inilah
anggota. yang memunculkan konsep pengedepanan
kepentingan atas stakeholders dan bukan
9. Fairness hanya shareholders.
Dalam konteks good 2. Transparansi
governance maka fairness lebih diartikan Kewajiban bagi para pengelola untuk
sebagai aturan hukum harus ditegakan menjalankan prinsip keterbukaan dalam
secara adil dan tidak memihak bagi apapun, proses keputusan dan penyampaian
untuk siapapun dan oleh pihak manapun. informasi. Lebih dalam bahwa, informasi
10. Honest yang disampaikan harus lengkap, benar, dan
Policy, strategi, program, aktivitas dan tepat waktu kepada semua pemangku
pelaporan suatu organisasi atau badan usaha kepentingan, tidak boleh ada hal-hal tertentu
harus dapat dijalankan secara jujur. Segala yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-
jenis ketidak-jujuran pada akhirnya akan tutupi, maupun ditunda-tunda
selalu terbongkar dan merusak tatanan usaha pengungkapannya.
dan kemitraan yang telah dan sedang 3. Akuntabilitas
dibangun. Tanpa kejujuran mustahil dapat Kewajiban bagi para pengelola untuk
dibangun trust dan long term partnership. membina sistem akuntansi yang efektif
11. Responsibility & Social untuk menghasilkan laporan keuangan yang
Responsibility dapat dipercaya (reliable) dan berkualitas.
Institusi dan proses pelayanan bagi 4. Responsibilitas
kepentingan semua pihak terkait harus Kewajiban para pengelola untuk
dijalankan dalam kerangka waktu yang jelas memberikan pertanggungjawaban atas
dan sistematis. Sebagai warga suatu semua tindakan dalam pengelolaan
organisasi, badan usaha dan/atau perusahaan kepada para pemangku
masyarakat, semua pihak terkait mempunyai kepentingan sebagai wujud kepercayaan dan
tanggungjawab masing-masing dalam wewenang yang telah diberikan.
menjalankan tugasnya dan juga harus
memberi pertanggungjawaban kepada Pertanggungjawaban ini setidaknya
publik, sehingga di dalam suatu tatanan atau mencakup dimensi :
komunitas dapat terjadi saling
a. Ekonomi
mempercayai, membantu, membangun dan Diwujudkan dalam bentuk pemberian
mengingatkan agar terjalin hubungan yang keuntungan ekonomis bagi pemangku
harmonis dan sinergis. kepentingan,
b. Hukum
Sedangkan lebih sempit lagi, Diwujudkan dalam bentuk kepatuhan
menurut OECD, prinsip dasar GCG yang terhadap hukum danperaturan-peraturan
dikembangkan adalah : yang berlaku ,
a. perlakuan yang setara antar pemangku c. Moral
kepentingan (fairness),
Diwujudkan dalam bentuk Peristiwa Enron, Arthur Andersen,
pertanggungjawaban tersebut dapat dan WorldCom mengubah fokus akuntan
dirasakansecara menyeluruh dan adil bagi profesional terhadap perannya sebagai
semua pemangku kepentingan, orang yang dipercaya oleh publik. Reputasi
d. Sosial dan eksistensi profesi akuntan di masa
Diwujudkan dalam bentuk Corporate Social depan telah menurun di mata publik,
Responsibility(CSR) sebagai wujud sehingga perbaikan serta kesuksesannya
kepedulian terhadap kesejahteraan kembali tergantung pada perubahan yang
masyarakat dan kelestarian alam di akan dilakukan.
lingkungan perusahaan, Profesi akuntan harus
e. Spiritual mengembangkan pertimbangan, nilai, dan
Diwujudkan dalam bentuk sejauh mana sifat karakter yang mencakup kepentingan
tindakan manajementelah mampu publik, dimana pertimbangan tersebut
mewujudkan aktualisasi diri atau telah inheren dengan munculnya akuntabilitas
dirasakan sebagai bagian dari ibadah sesuai berorientasi stakeholder dan kerangka tata
dengan ajaran agama yangdiyakininya. kelola (governance framework). Standar
code of conduct yang baru muncul untuk
5. Kemandirian menuntun profesi akuntan serta memastikan
Suatu keadaan dimana para bahwa self-interest, bias, dan
pengelola dalam mengambil suatu kesalahpahaman tidak menutupi
keputusan bersifat profesional, mandiri, independensinya.
bebas dari konflik kepentingan, bebas dari Globalisasi mulai mempengaruhi
tekanan serta pengaruh dari pihak manapun perkembangan aturan dan harmonisasi
yang bertentangan dengan perundangan standar akuntan profesional, dan hal ini akan
yang berlaku dan prinsip pengelolaan yang terus berkelanjutan. Sama seperti
sehat. mekanisme tata kelola untuk korporasi yang
Kebutuhan tata kelola etis tidak menghasilkan batasan dan yurisdiksi
hanya baik bagi bisnis perusahaan. domestik, stakeholders di seluruh dunia
Perubahan-perubahan terkini pada regulasi akan lebih mengutamakan dalam
pemerintahan merubah ekspektasi secara menentukan standar kinerja bagi profesi
signifikan. Dalam era meningkatkan akuntan. Pekerjaan mereka akan melayani
pengawasan, dimana perilaku tidak etis pasar modal dan korporasi global, dan
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan kesuksesannya membutuhkan respek dari
perusahaan secara keseluruhan, sangat karyawan dan partner yang lebih banyak
dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan dibandingkan dahulu. Dengan kemampuan
yang menyediakan aturan serta akuntabilitas dan pengetahuan yang dimiliki, akan
yang tepat untuk kepentinganshareholders, menarik apabila akuntan profesional dapat
direktur, dan eksekutif. menggunakan kesempatan yang
Direktur harus cermat dalam menunjukkan perannya yang lebih luas.
mengatur risiko bisnis dan etika
perusahaannya. Mereka harus memastikan 2.4 Manfaat GCG
bahwa budaya etis telah berjalan dengan Penerapan konsep GCG merupakan
efektif dalam perusahaan. Hal ini salah satu upaya untuk memulihkan
membutuhkan pengembangan code of kepercayaan terhadap investor dan institusi
conduct, dan cara yang paling fundamental terkait di pasar modal. Menurut Tjager dkk
dalam menciptakan pemahaman mengenai (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada
perilaku yang tepat, memperkuat perilaku lima alasan mengapa mengapa penerapan
tersebut, dan meyakinkan bahwa nilai yang GCG itu bermanfaat, yaitu:
mendasarinya dilekatkan pada strategi dan 1. Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh
operasi perusahaan. Konflik kepentingan McKinsey & Company menunjukkan bahwa
dalam perusahaan, kekerasan seksual, dan para investor institusional lebih menaruh
topik–topik serupa perlu diatasi segera kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan
dengan pengawasan yang memadai untuk di Asia yang telah menerapkan GCG.
menjaga agar budaya perusahaan sejalan 2. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada
dengan ekspektasi saat ini. indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis
financial dan krisis berkepanjangan di Asia kesadaran social dan lingkungan, serta
denngan lemahnya tata kelola perusahaan. tuntutan pengelolaan usaha yang sesuai
3. Internasionalisasi pasar – termasuk dengan prinsip-prinsip pengelolaan
liberalisasi pasar financial dan pasar modal perusahaan yang baik.
menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG. Ketentuan yang disempurnakan ini, antara
4. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar lain:
dari krisis system ini dapat menjadi dasar bagi 1. Dimungkinkan mengadakan RUPS dengan
beberkembangnya system nilai baru yang lebih memanfaatkan teknologi informasi yang ada,
sesuai dengan lanskap bisnis yang kini telah seperti: telekonferensi, video konferensi, atau
banyak berubah. sarana media elektronik lainnya (Pasal 77).
5. Secara teoris, praktik GCG dapat 2. Kejelasan mengenai tata cara pengajuan dan
meningkatkan nilai perusahaan. pemberian pengesahan status badan hukum
Menurut Mas Ahmad Daniri (2005;14) jika dan pengesahan Anggran dasar Perseroan.
perusahaan menerapkan mekanisme 3. Memperjelas dan mempertegas tugas dan
penerapan Good Corporate Governance tanggung jawab direksi dan dewan komisaris,
(GCG) secara konsisten dan efektif maka akan termasuk mengatur mengenai komisaris
dapat memberikan manfaat antara lain: independent dan komisaris utusan
6. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya 4. Kewajiban perseroan untuk melaksanakan
yang harus ditanggung oleh pemegang saham tanggung jawab social dan lingkungan.
akibat pendelegasian wewenang kepada pihak
manajemen. Undang-Undang perseroan terbatas
7. Mengurangi biaya modal (Cost of Capital). Nomor 40 Tahun 2007 tidak mengatur secara
8. Meningkatkan nilai saham perusahaan di eksplisit tentang GCG. Meskipun begitu,
mata publik dalam jangka panjang. Undang-Undang ini mengatur secara garis
9. Menciptakan dukungan para stakeholder besar tentang mekanisme hubungan, peran,
dalam lingkungan perusahaan terhadap wewenang, tugas dan tanggung jawab,
keberadaan perusahaan dan berbagai strategi prosedur dan tata cara rapat, serta proses
dan kebijakan yang ditempuh perusahaan. pengambilan keputusan dan organ minimal
yang harus ada dalam perseroan, yaitu Rapat
2.5 GCG dan hukum perseroan di Indonesia Umum Pemegang saham (RUPS), direksi, dan
Kegiatan perusahaan (perseroan) di Dewan Komisaris.
Indonesia didasarkan atas paying hokum Wewenang dari ketiga organ ini diatur
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentan dalam Bab I Pasal 1 sebagai berikut:
perseroan terbatas. Namun Undang-Undang Ayat 4 Rapat umum pemegang saham, yang
ini kemudian dicabut dan diganti dengan selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. Perseroan yang mempunyai wewenang yang
Sebagimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU tidak diberikan kepada direksi atau Dewan
Nomor 40 Tahun 2007, yang dimaksud dengan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
perseroan adalah badan hokum yang Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.
merupakan persekutuan modal, didirikan Ayat 5 Direksi adalah Organ Perseoran yang
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya pengurusan Perseroan untuk kepentingan
terbagi dalam saham dan memenuhi Perseroan, sesuai dengan maksud dan
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- tujuanperseroan serta mewakili perseroan,
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai
Dalam penjelasan Undang-Undang dengan ketentuan anggran dasar.
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, Ayat 6 Dewan komisaris adalan Organ Perseroan yang
dikatakan alasan pencabutan Undang-Undang bertugas melakukan pengawasan secara umum
Nomor 1 tahun 1995 untuk diganti dengan dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. serta memberi nasehat kepada direksi.
pertimbangan tersebut antar alain karena
adanya perubahan dan perkembangan yang Secara spesifik, wewenang, tugas dan
cepat berkaitan dengan teknologi, ekonomi, tanggung jawab ketiga organ ini dapat
harapan masyarakat tentang perlunya diringkas sebagai berikut:
peningkatan pelayanan dan kepastian hokum, 1. RUPS
a. Menyetujui dan menetapkan Anggaran b. Bertanggung jawab renteng
Dasar Perusahaan (Pasal 19 ayat 1) dan penuh secara pribadi atas kerugian
b. Menyetujui pembelian kembali dan perseroan bila yang bersangkutan
pengalihan saham Perseroan (Pasal 38 ayat 1) bersalah atau lalai dalam menjalankan
c. Menyetujui penambahan dan pengurangan tugasnya (Pasal 97)
modal Perseroan (Pasal 41 ayat 1 dan Pasal 44 c. Mewakili perseroan baik di
ayat 1) dalam maupun di luar pengadilan
d. Menyetujui dan mengesahkan laporan (Pasal 98)
tahunan termasuk laporan keuangan Direksi d. Wajib membuat daftar
serta laporan tugas pengawasan Komisaris pemegang saham, risalah RUPS, dan
(Pasal 69) risalah rapat direksi (Pasal 100 ayat
e. Menyetujui dan menetapkan penggunaan 1a)
laba bersih, penyisihan cadangan dan dividen, e. Wajib membuat laporan
serta dividen interim (Pasal 71 dan Pasal 72). tahunan (Pasal 100 ayat 1b)
f. Menyetujui penggabungan, peleburan, f. Wajib memelihara seluruh
pengambilalihan atau pemisahan, pengajuan daftar, risalah, dokumen keuangan dan
pailit, perpanjang jangka waktu berdirinya, dokumen perseroan lainnya ditempat
dan pembubaran perseroan (Pasal 89). kedudukan Perseroan (Pasal 1c dan
g. Menyetujui pengangkatan dan Pasal 2)
pemberhentian anggota Direksi dan Komisaris g. Wajib meminta peesrtujuan
(Pasal 94 dan Pasal 111) RUPS untuk mengalihkan kekayaan
h. Menetapakan besarnya gaji dan tunjangan Perseroan atau menjadikan jaminan
anggota Direksi dan Komisaris (Psala 96 dan utang Perseroan (Pasal 102)
Pasal 113).
2. Dewan Komisaris Dengan demikian, RUPS merupakan
a. Melakukan tugas dan organ tertinggi dan memegang wewenang
tanggung jawab pengawasan atas tertinggi dalam perseroan yang berbadan
kebijakan pengurusan, jalannya hokum PT. Anggora Dean Komisaris dan
pengurusan pada umumnya, dan Dewan Direksi diangakt dan diberhentikan
memberikan nasehat kepada Direksi oleh RUPS. Dewan komisaris bertugas untuk
(Pasal 108 dan Pasal 114). mengawasi tindakan Dewan Direksi serta
b. Bertanggung jawab rentang memberikan nasehat dan arahan kepada
secara pribadi atas kerugian perseroan Dewan Direksi dan menjalankan operasi
bila yang bersangkutan atau lalai perusahaan.dewan Direksi bertugas untuk
dalam menjalankan tugasnya (Pasal menjalankan kegiatan operasi perusahaan
114 ayat 3 dan ayat 4). berdasarkan arahan dan garis besar kebijakan
c. Bertanggung jawab renteng yang telah ditetapkan oleh RUPS, Dewan
secara pribadi atas kepailitan Komisaris, serta Anggaran Dasar Perseroan
perseroan bila disebabkan oleh yang berlaku dalam koridor hukum.
kesalahan dan kelalian dalam
menjalankan tugas pengawasan dan 2.6 Organisasi khusus dalam penerapan
pemberi nasehat (Pasal 115). GCG
d. Diberi wewenang untuk Meskipun ketentuan mangenai organ
membrntuk komite yang diperlukan perseroan telah diatur dalam Undang-Undang
untuk mendukung tugas Dewan Perseroan Terbatas Nomor 47 Tahun 2007 dan
Komiaris. selanjutnya dituang kembali di dalanm
Anggaran Dasar Perseroan, namun dalam
3. Dewan Direksi praktiknya organ ini belum mampu menjamin
a. Menjalankan pengurusan terselenggaranya tata kelola perusahaan yang
perseroan untuk kepentingan sehat.
perseroan sesuai dengan kebijakan Indara Surya dan Ivan Yustiavananda (2006)
yang dianggap tepat dalam batas yang menyebutkan paling tidak diperlukan empat
ditetapkan Undang-Undang dan organ tambahan untuk melengkapi penerapan
Anggaran Dasar Perseroan (Pasal 92) GCG, yaitu:
1. Komisaris Independen
2. Direktur Independen luar. Independent in appearance dilihat dari
3. Komite Audit sudut pandang pihak luar yang mengharapkan
4. Sekretaris Perusahaan calon yang bersangkutan secara fisik tidak
mempunyai hubungan darah dengan
Komisaris dan Direktur Independen aperusahaan dan/atau dengan para pemangku
Istilah independent sering di artikan kepentingan lainnya yang dapat menimbulkan
sebagai merdeka, bebas, tidak memihak, tidak keraguan dari pihak luar tentang kenetralan
dalam tekanan pihak tertentu, netral, objektif, yang bersangkutan. Pada pengetian kedua
punya integritas, dan tidak dalam posisi mengenai komisaris dan direktur independent
konflik kepentingan. Indra Surya dan Ican yang telah disebutkan, pengertian tersebut
Yustiavandana (2006) mengungkapkan ada sama denganpengetian independent in
dua pengertian independent terkait dengan fact yang semata-mata didasarkan atas
konsep komisaris dan direktur independent pertimbangan profesionalisme saja. Namun
tersebut. dalam pengertian ketiga, pertimbangan
Pertama, komisaris dan direktur profesionalisme saja tidak cukup,
independent adalah seseorang yang ditunjuk persyaratan independent in appearance juga
untuk mewakili pemegang saham independent harus dipenuhi.
(pemegang saham minoritas). Sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Perseroan, Komite Audit
anggota Direksi, dan Komisaris diangkat dan Undang-Undang Perseroan terbatas
diberhentikan oleh RUPS, sedangkan Pasal 121 memunginkan Dewan Komisaris
keputusan yang diambil dalam RUPS untuk membentuk komite tertentu yang
didasarkan perbandingan jumlah suara para dianggap perlu untuk membantu tugas
pememgang saham. Hak suara dalam RUPS pengawasan yang diperlukan. Salah satu
tidak didasarkan atas satu orang sat suara, komite tambahan yang kini banyak muncul
tetapi didasarkan atas jumlah saham u\yang untukmembantu fungsi Dewan Komisaris
dimilikinya. Sebagai konsekunsinya, adalah Komite Audit. Munculnya komite audit
keputusan penetapan dan pemberhentian ini barangkali disebabkan kecenderungan
anggota komisaris dan direksi akan selalu makin meningkatnya berbagai skandal
berasal dari kepentingan pemegang saham penyelewengan dan kelalaian yang dilakukan
mayoritas. para direktur dan komisaris yang menandakan
Kedua, komisaris dan direktur kurang memadainya fungsi pengawasan.
inderpenden adalah pihak yang ditunjuk tidak Sebagimana dinyatakan oleh Hasnati
dalam kepastian mewakili pihak mana pun dan (dalam Indra Surya dan Ivan Yustiavandana,
semata-mata ditunjuk berdasarkan latar 2006), tugas, tanggung jawab, dan wewenang
belakang pengetahuan, pengalmana, dan komite audit adalah membantu dewan
keahlian professional yang dimilikinya untuk komisaris, antara lain:
menjalankan tugas demi kepentingan 1. Mendorong terbentuknya struktur
perusahaan. Jadi, pengertiannya disini lebih pengendalian intern yang memadai (prinsip
luas dibandingkan pengertian pertama. tanggung jawab).
Komosaris dan direktur independent dinagkat 2. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan
semata-mata karena pertimbangan laporan keuangan (prinsip transparansi)
“profesionalisme” demi kepentingan 3. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan audit
perusahaan. eksternal, kewajaran biaya audit ekstenal, serta
Selain kedua pengertian tersebut, kemandirian dan objektivitas audit eksternal.
sebenarnya masih ada pengertian ketiga yang (prinsip akuntabilitas)
biasa dipakai dalam kode etik akuntan public, 4. Mempersiapkan surat uraian tugas dan
yang dalam konteks ini sering dikenal dengan tanggung jawab komite audit selama tahun
istilah independent in fact dan independent in buku yang sedang diperiksa eksternal audit
appearance.Independent in fact menekankan (prinsip tanggung jawab).
sikap mental dalam mengambil keputusan dan
tindakan yang semata-mata didasarkan atas Selanjutnya Forum for Corporate
pertimbangan profesionalisme dari dalam diri Governance in Indonesia dan YPPMI
yang bersangkutan tanpa campur tangan, Institutemenyebutkan syarat-syarat untuk
pengaruh, atau tekanan dari pihak menjadi anggota Komite Audit adalah:
a. Komite Audit bertanggung jawab kepada 3. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Dewan Direksi Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-
b. Terdiri atas sekurang-kurangnya 1 (satu) 133/M-BUMN/1999 tentang Pembentukan
orang Komisaris Independen dan sekurang- Komite Audit bagi BUMN.
kurangnya 2 (dua) orang anggota berasal dari
luar Emiten atau perusahaan public. Sekretaris Perusahaan
c. Memiliki integritas tinggi, kemampuan, Tugas, tanggung jawab, dan kedudukan
pengetahuan, dan pengalaman yang memadai pejabat sekretaris perusahaan sebagi bagian
sesuai latar belakang pendidikannya, serta dari pelaksanaan GCG berbeda sekali dengan
mampu berkomunikasi dengan baik. tugas, kedudukan, dan tanggung jawab
d. Salah satu dari anggota Komite Audit seorang sekretaris eksekutif yang selama ini
memiliki latar belakang pendidikan keuangan sudah sangat dikenal. Sekretaris eksekutif
dan akuntansi. biasnya direkrut sebagai staf khusus untuk
e. Memilki pengetahuan yang cukup untuk keperluan para eksekutif puncak suatu
membaca dan memahami laporan keuangan. perusahaan, seperti: direksi, komisaris atau
f. Bukan merupakan orang dalam Kantor ekesekutif puncak lainnya. Fungsi utama
Akuntan Publik yang memberikan jasa Audit sekretaris eksekutif lebih banyak untuk
dan/atau non-audit pada Emiten atau membantu pejabat eksekutuf yang
perusahaan public yang bersangkutan dalam bersangkutan, antara lain: menyangkut
satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh pengaturan jadwal kegiatan, jadwal rapat,
Komisaris sebagaiaman dimaksud dalam dokuemntasi surat masuk dan surat keluar,
Peraturan VIII.A.2. tentang Independensi penerimaan telepon, pengurusan tiket dan
Akuntan yang memberikan jasa audit di pasar dokumen perjalanan dan sebagainya.
modal. Jabatan sekretaris perusahaan
g. Bukan merupakan karyawan kunci Emiten menempati posisi yang sangat tinggi dan
atau perushaan public dalan satu tahun terakhir strategis karena orang dalam jabatan ini
sebelum diangkat komisaris. berfungsio sebagai pejabat penghubung atau
h. Tidak mempunyai saham baik langsung semacam public relation antar perusahaan
mapun tidak langsung pada emiten atau dengan pihak luar perusahaan, khususnya bagi
perusaah public. Dalam hal komite audit perusahaan-perusahaan besar yang telah
memperloeh saham akibat suatu peristiwa mendaftarkan sahamnya dibursa. Tugas utama
hokum, maka dalam jangka waktu paling lama sekretaris perusahaan antara lain menyimpan
enam bulan setelah diperolehnya saham dokumenperusahaan, daftar pemegang saham,
tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain. risalah rapat direksi dan RUPS serta meyimpan
i. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan dan meyediakan informasi penting lainya bagi
Emiten, Komisaris, Direktu, atau Pemegang kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
Saham Utama. Aturan yang berkaitan dengan
j. Tidak mempunyai hubungan usaha baik sekretaris perusahaan ini dapat dilihat antara
langsung maupun tidak langsung yang lain pada:
berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten. 1. Keputusan Ketua Bapepam Nomor 63 tahun
k. Tidak merangkap sebagai anggota Komite 1996 tentang Pembentukan Sekretaris
Audit pada Emiten atau perusahaan public lain Perusahaan bagi Perusahaan Publik.
pada periode yang sama 2. Keputusan Direksi BEJ Nomor 339 Tahun
l. Sekretaris perusahaan harus bertindak 2001 tentang Sekretaris Perusahaan.
sebagai Sekretaris Perusahaan Audit.
2.7 GCG dalam BUMN
Aturan mengenai Komite Audit ini, Pada awalnya tujuan dibentuknya
antar alin dapat dilihat pada: BUMN adalah merupakan penjabaran dan
1. SE Ketua Bapepam Nomor SE-03/PM/2000 implementasi pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang
tentang Komite Audit untuk perusahaan berbunyi “Bumi dan air kekayaan alam yang
public. terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
2. Keputusan Direksi PT BEJ Nomor Kep- dan digunakan untuk sebesar-besar
305/BEJ/07-2004 tentang pencatatan saham kemakmuran rakyat.” Berdasarkan peraturan
dan efek yang ada, dapat dibedakan tiga jenis bentuk
hukum BUMN yaitu Persero, Perusahaan
Umum (Perum), dan perusahaan jawatan Indonesia, Bank Indonesia mengeluarkan
(Perjan). Tjager dkk (2003) selanjutnya peraturan No 8/4/PBI/2006 pada tanggal 30
mengungkapkan bahwa rendahnya kinerja januari 2006 tentang implementasi GCG oleh
BUMN ini ada kaitannya dengan belum Bank-bank komersial. Secara garis besar,
efektifnya penerapan tata kelola perusahaan peraturan ini mengatur tentang:
yang baik di BUMN tersebut. Contohnya
pemberian remunerasi yang berlebihan kepada a. Prosedur pengelolaan melalui
direksi. penerapan prinsip transparansi,
Tujuan GCG diatur dalam pasal 4 adalah : akuntabilitas, tanggung
· Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara jawab,independensi dan kesetaraan
meningkatkan prinsip keterbukaan, b. Tujuan implementasi GCG,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung minimal untuk merealisasikan:
jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya · Kejelasan tugas dan tanggung jawab Dewan
saing yang kuat, baik secara nasional maupun komisaris dan Dewan Dereksi
internasional. · Kelengkapan dan implementasi tugas
· Mendorong pengelolaan BUMN secara komite dan unit pelaksana fungsi internal audit
professional, transparan, dan efesien, serta bank
memberdayakan fungsi dan meningkatkan · Kinerja ketaan, fungsi auditor internal dan
kemendirian organ. eksternal
· Mendorong agar organ dalam membuat · Implementasi manajemen resiko termasuk
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi system pengendalian internal
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap · Ketentuan dalam pihak-pihak terkait dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dana dalam jumlah besar
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab · Rencana strategi bank
social BUMN terhadap para pemangku · Transparansi kondisi keuangan dan non-
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di keuangan
sekitar BUMN.
· Meningkatkan kontribusi BUMN dalam c. Jumlah komposisi, kriteria
perekonomian nasional. dan independensi Dewan Komisaris
· Menyukseskan program privatisasi. d. Jumlah, komposisi, kriteria
dan independensi Dewan Direksi
2.8 GCG dalam pengawasan pasar modal di e. Komite
Indonesia f. Ketaatan, Fungsi Auditor
Secara formal, pasar modal dapat Eksternal dan Internal
didefinisikan sebagai pasar dimana berbagai g. Implementasi Management
instrument keuangan jangka panjang bisa Resiko
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang h. Ketentuan Dana
maupun modal sendiri, baik yang terbitkan i. Rencana Strategis Bank
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. j. Aspek Transparansi Kondisi
Keberadaan pasar modal ditentukan oleh Bank
lembaga-lembaga penunjang pasar modal, k. Konflik Kepentingan dan
antara lain: Pelaporan Internal
1. Badan Pengawas Pasar Modal dan l. Laporan dan Asesmen
Lembaga Keuangan; Implementasi GCG
2. Bursa Efek; m. Implementasi GCG di Cabang
3. Lembaga Kliring; Luar Negeri
4. Investor; n. Sanksi-sanksi
5. Akuntan public; o. Ketentuan Peralihan
6. Notaris; p. Ketentuan Penutup
7. Konsultan hukum.

2.9 GCG perbankan Indonesia


Menyadari tata kelola perbankan di
Indonesia masih lemah, dalam upaya menata
kembali manajemen dan kegiatan perbankan di

You might also like