You are on page 1of 23

BAB I

LATAR BELAKANG

Malpresentasi adalah keadaan dimana bagian terendah janin yang berada di


segmen bawah rahim bukan belakang kepala. Pada waktu persalinan, hubungan janin
dan jalan lahir sangat menentukan mekanisme persalinan dan prognosisnya.
Hubungan tersebut termasuk letak, presentasi, sikap dan posisi janin. Dalam keadaan
normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil
dalam posisi transversal yang dicapai dengan sikap kepala janin fleksi. Sikap yang
tidak normal akan menimbulkan malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan
seperti persalinan yang lama atau macet.1
Secara epidemiologi, pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala
sekitar 96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05%, dan

dahi 0,01%. Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian
terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari
seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (lebih dari ≥ 37
minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.
Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-
30% dan sebagian akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan
34 minggu.1

1
BAB 2
LAPORAN KASUS

STATUS IBU HAMIL


Anamnesa Pribadi
Nama : Ny. S
Umur : 25 tahun
Suku : minang
Alamat : Jalan cempaka no 33
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Tanggal masuk : 25 februari 2018

AnamnesaPenyakit
Ny. S, 25 tahun, G1P0A0, minang, Islam, SMP, Ibu Rumah Tangga, i/d Tn. M, 30
tahun, Jawa, Islam, SMP, Wiraswasta. Os datang dengan keluhan :
Keluhan utama : Keluar air dari kemaluan.
Telaah : Hal ini dialami OS sejak hari ini tanggal 25 februari 2018 pukul
00.00 WIB. Air berwarna keruh, berbau amis dengan volume
sebanyak 2 kali ganti sarung. Riwayat mulas-mulas mau
melahirkan (+) pada tanggal 28 Agustus pukul 00.30 WIB.
Mulas-mulas dialami bersifat hilang timbul, semakin kuat dan
teratur. Riwayat keluar lendir darah (-), BAK (+) dan BAB (+)
normal.

Riwayat penyakit terdahulu : Tidak jelas


Riwayat pemakaian obat : Tidak jelas

2
RIWAYAT HAID
- HPHT : 08/12/2015 (teratur, 28 hari)
- TTP : 15/09/2016
- ANC : Bidan 4x

RIWAYAT PERSALINAN
1. Hamil ini.

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENS
Sens : Compos mentis Anemis :-
TD : 120/70 mmHg Ikterik :-
HR : 82 x/i Sianosis :-
RR : 20 x/i Dyspnoe :-
Temp : 36,50C Oedema :-

STATUS GENERALISATA
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Refleks pupil (+/+)
Isokor, ka=ki
Leher : Pembesaran KGB (-/-)
TVJ R-2 cmH2O
Thorax :
- Inspeksi : Simetris fusiformis,
Tidak ada ketinggalan bernafas
- Palpasi : SF kanan=kiri
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi :

3
Jantung : S1 (N) S2 (N) S3 (-) S4 (-) Reguler, Murmur : (-)
Paru : Suara Pernafasan :Vesikuler
Suara Tambahan :Tidak ada
Wheezing (-/-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT< 2 detik, Clubbing finger (-)
Oedem pretibial (-/-)

STATUS OBSTETRI
Abdomen : Membesar asimetris, peristaltik positif (N)
Tinggi Fundus Uteri : 3 jari di bawah processus xipoideus
Tegang : Kanan
Terbawah : Bokong
Gerak Janin :+
Denyut Jantung Janin : (+) 148 x/i, reguler
HIS : 3 x 30”/10’
Perdarahan Pervaginam :-

PEMERIKSAAN DALAM
VT : Cervix anterior,  6 cm, eff 100 %, bokong H II-III, sacrum arah jam
01.00, selaput ketuban (-)
Inspekulo : Nitrazin test (+)
ST : Lendir darah (+), air ketuban (+)

USG TAS :
- Janin tunggal, letak bokong, anak hidup
- Fetal movement dijumpai, fetal heart rate dijumpai 144 kali/menit
- Biparietal diameter : 95.1 mm
- Femur Length : 73.4 mm
- Abdominal circumference : 291 mm
- Plasenta fundal gr III

4
- Amnion Fluid Index : 5.1 cm
Kesan: Intra uterine Pregnancy (37-38) minggu + Letak Bokong + anak hidup
LABORATORIUM
28 Agustus 2016 (15.00)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darah rutin
WBC 10.150 4000-11000/μL
RBC 4,48 4,00-5,40 x 106/μL
HGB serial 11,9 12-16 gr/dL
HCT 37.30 36-48 %
PLT 278.000 150000-400000/μL
Prothrombin time Pasien: 13,1 11-18 detik
INR : 1,05
Kontrol: 14,4
APTT Pasien : 37,8 27-42 detik
Kontrol: 32,4
Natrium 135.00 136.00 – 155.00 mmol/L
Kalium 3.80 3.50 – 5.50 mmol/L
Chlorida 117.00 95.00 – 103.00 mmol/L

DIAGNOSA SEMENTARA
Primi Gravida + Kehamilan Dalam Rahim (37-38) minggu + Letak Bokong + Anak
Hidup + Inpartu

TERAPI
- IVFD Ringer Laktat 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 2 gr  profilaksis (skin test)

RENCANA
- Sectio Cesarea cito

Laporan Sectio Cesarea

5
Tanggal Operasi : 28 Agustus 2016, pukul 17.50 WIB
Diagnosa Pra bedah : Primi Gravida + Kehamilan dalam rahim (37-38) minggu
+ letak bokong + anak hidup + Inpartu
Diagnosa Pasca Bedah : Post Sc a/i Letak bokong + NH0
Tindakan : Sectio Cesarea

Laporan Operasi Sectio Cesarea


- Pasien dibaringkan diatas meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik.
- Dibawah spinal anastesi, dilakukan tindakan aseptik dan antiseptic dengan
povidon iodin pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi.
- Di lakukan insisi Pfannenstiel dari kutis, subkutis, fascia dan otot dikuatkan
secara tumpul. Tampak uterus gravidarum sesuai masa kehamilan. Identifikasi
SBR dan ligamentum rotundum.
- Dilakukan insisi low konkav sampai lapisan subendometrium. Lapangan
endometrium dikuatkan secara tumpul dan diperlebar searah luka insisi.
- Dengan menarik bokong, perasat lovset dan mauriceau, lahir bayi, perempuan,
berat badan 2560 gram, panjang badan 45cm, APGAR SCORE 7/8, anus
dijumpai. Tali pusat diklem di dua tempat dan digunting diantaranya, dengan
PPT lahir plasenta kesan lengkap.
- Kavum uterus dibersihkan dengan kassa terbuka, kesan bersih. Dinding uterus
dijahit kontinous.
- Evaluasi perdarahan, kesan perdarahan terkontrol. Observasi tuba fallopi kiri
dan kanan.
- Kavum abdomen dibersihkan dari sisa darah dan air ketuban, kesan bersih.
- Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, luka operasi ditutup dengan supratol,
kapas steril dan hypafix, ku ibu post sc stabil.

TERAPI POST SC
- IVFD Ringer Laktat + Oxytocin 10-10-5-5 20 gtt/I untuk 24 jam post SC
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam

6
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam

RENCANA
- Awasi vital sign, kontraksi uterus dan tanda-tanda perdarahan

LABORATORIUM POST OPERASI


28 Agustus 2016 (21:55)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Darahrutin
WBC 13.830 4000-11000/μL
RBC 4,29 4,00-5,40 x 106/μL
HGB 11,5 12-16 gr/dL
HCT 35,7 36-48 %
PLT 286,000 150000-400000/μL

FOLLOW UP PASIEN
29 Agustus 2016
S Nyeri luka operasi
O Status Presens :
Sensorium : Compos Mentis Anemis :-
TD : 120 / 60 mmHg Dyspnoe :-
HR : 80 x/i Oedem :-
RR : 24 x/i Ikterik :-
T : 36.4oC Sianosis :-

Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik positif
Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat, kontraksi kuat
L/O : tertutup verban , kesan kering
BAK : (+) via kateter ± 80 cc/jam, kuning
BAB : (-), flatus (+)

7
A Post Sc a/i Letak bokong + NH1
P Th/
- IVFD Ringer Laktat + Oxytocin 10-10-5-5 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
R/ Terapi lanjut, mobilisasi, aff kateter

30 Agustus 2016
S -
O Status Present :
Sensorium : Compos Mentis Anemis :-
TD : 120 / 70 mmHg Dyspnoe :-
HR : 80 x/i Oedem :-
RR : 24x/i Ikterik :-
T : 36,4oC Sianosis :-

Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (N).
Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat, kontraksi kuat
L/O : tertutup verban , kesan kering
P/V : (-), lochia (+) rubra
BAK : (+) spontan
BAB : (-), flatus (+)
A Post Sc a/i Letak sungsang + NH2
P Th/
- Cefradoxil 2 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- B. Complex 2 x 1
R/ Aff infus, terapi oral

31 Agustus 2016

8
S -
O Status Present :
Sensorium : Compos Mentis Anemis :-
TD : 100 / 70 mmHg Dyspnoe :-
HR : 80 x/i Oedem :-
RR : 20 x/i Ikterik :-
T : 36,6oC Sianosis :-

Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, peristaltik positif normal.
Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat, kontraksi kuat
L/O : tertutup verban , kesan kering
BAK : (+) spontan
BAB : (-), flatus dijumpai
A Post Sc a/I Letak sungsang + NH3
P Th/
- Cefadroxyl Tab 2 x 500mg
- As. Mefenamat Tab 3x500mg
- Vitamin Bcomp Tab 2x1
R/ GV  kering PBJ  kontrol poli ibu hamil Sabtu tanggal 03
September 2016.
PBJ tanggal 31 Agustus 2016.

9
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1 Presentasi bokong (breech presentation)
terjadi ketika bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul.2

2.2 Epidemiologi
Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan
cukup bulan (lebih dari ≥ 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi
yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian
presentasi bokong berkisar antara 25-30% dan sebagian akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1
Manajemen presentasi bokong mengalami perubahan yang mengarah kepada
semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal. Pada tahun
1990 sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah sesar,
sedangkan pada tahun 1970 hanya sebanyak 11,6%.1

2.3 Etiologi
Menjelang kehamilan aterm, cavum uteri telah mempersiapkan janin pada
letak longitudinal dengan presentasi puncak kepala. Faktor-faktor predisposisi untuk
presentasi bokong diluar usia gestasi adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh :2,3

10
1. Fiksasi kepala pada pinggul atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor-tumor
pelvis, dan lain-lain.
2. Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil
(prematur).
3. Gemeli (kehamilan ganda).
4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri.
5. Janin sudah lama mati.
6. Sebab yang tidak diketahui.

2.4 Klasifikasi
Terdapat tiga klasifikasi pada presentasi bokong :1,3,4
1. Presentasi bokong murni (Frank Breech or extended breech), dimana
kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala
janin dengan insidensi 60-70% kasus.
2. Presentasi bokong sempurna (complete breech or flexed breech), yaitu
kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat
diraba kedua kaki dengan insidensi 10% kasus.
3. Presentasi kaki (footling presentation or incomplete breech), dimana hanya
satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.
Varian presentasi kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki
inkomplit, dan lutut.

Gambar 2.1 Klasifikasi presentasi bokong

11
Klasifikasi presentasi bokong dibuat terutama untuk kepentingan seleksi
pasien yang akan dicoba persalinan vaginal. Janin dengan presentasi kaki dan
variannya direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan persalinan vagina.1
2.5 Diagnosis
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan luar (pemeriksaan
abdominal), pemeriksaan dalam (vaginal touche), dan teknik pencitraan (USG).1,2,3
1. Pemeriksaan abdominal
Presentasi bokong dapat diketahui melaui pemeriksaan palpasi abdomen
dengan maneuver Leopold yang dilakukan pada setiap kunjungan perawatan
antenatal bila umur kehamilannya ≥ 34 minggu.
- Leopold I, kepala janin yang keras, bulat dan dapat diraba dengan
balotement sudah menempati fundus uteri.
- Leopold II, menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.
- Leopold III, bila engagement belum terjadi diameter intertrokanterika
panggul janin belum melewati pintu atas panggul, bokong janin masih
dapat digerakkan diatas pintu atas panggul.Setelah terjadi engagement,
- Leopold IV menunjukkan posisi bokong dibawah simfisis.
Gambar 2.2 Manuever Leopold pada presentasi bokong

12
Suara jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit
diatas umbilicus, sedangkan bila terjadi engagement kepala janin, suara
jantung terdengar paling keras dibawah umbilicus.2

2. Pemeriksaan Dalam
Pada presentasi bokong murni, kedua tuberositas iskiadika, sacrum
maupun anus biasanya teraba, dan setelah terjadi penurunan lebih lanjut,
genitalia eksterna dapat dikenali.2
- Pada partus lama, bokong dapat sangat membengkak sehingga
menyebabkan kesulitan untuk membedakan muka dengan bokong.
- Anus bisa dikira mulut dan tuberositas iskiadika dapat disangka tulang
pipi namun dengan pemeriksaan yang cermat kesalahan tersebut dapat
dihindari karena jari tangan pemeriksa akan menghadapi tahanan otot
pada anus.
- Rahang yang lebih keras dan kurang kenyal ketika diraba akan terasa
pada mulut. Selanjutnya jari tangan yang dikeluarkan dari anus
kadang-kadang jari tersebut berlumuran mekonium.
- Mulut dan kedua tonjolan tulang pipi akan membentuk bangunan
segitiga, sedangkan tuberositas iskiadika dan anus akan membentuk
satu garis lurus.
Pada presentasi bokong sempurna, kaki dapat diraba disebelah bokong,
sedangkan pada presentasi kaki, letak salah satu atau kedua kaki lebih rendah
daripada bokong.2
Pada presentasi kaki, kaki kanan atau kiri dapat ditentukan berdasarkan
hubungannya dengan ibu jari kaki. Ketika bokong lebih jauh kedalam rongga
panggul, genitalia dapat diraba.2
3. Teknik pencitraan
Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada
presentasi bokong. Apabila persalinan direncanakan dengan seksio sesaria
pemeriksaan sinar X tidak diindikasikan namun bila melahirkan pervaginam
dipertimbangkan untuk memberikan informasi tentang tipe presentasi bokong.
Taksiran berat janin, penilaian volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta,

13
jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, dan kelainan
kongenital. Berat janin dapat diperkirakan secara USG berdasarkan ukuran
diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut dan panjang tulang femur.
Gambaran USG tentang ekstremitas bawah dapat member informasi tentang
jenis presentasi bokong.1,2,3
Keadaan hiperekstensi kepala janin adalah keadaan janin sedemikian
sehingga tulang mandibula membentuk sudut > dari 1050 terhadap sumbu
memanjang vertebra servikalis. Hiperekstensi kepala janin merupakan
kontraindikasi untuk persalinan vaginal. Kepala akan sulit dilahirkan sehingga
menimbulkan cedera medulla spinalis. Hiperekstensi didiagnosis
menggunakan pemeriksaan radiografi atau ultrasonografi.1,2,3

2.6 Tatalaksana
2.6.1 Masa Antenatal
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi
pada waktu persalinan. Beberapa cara untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala diantaranya adalah Knee Chest Position (KCP) dan versi luar.1,5
a. Knee Chest Position (KCP)
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan
setelah melakukan KCP ini. Dilakukan sebanyak 2 – 3 kali sehari selama 10 –
15 menit. Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga
terjadi versi spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk KCP adalah 30 –
32 minggu.1,5

14
Gambar 2.3 Knee Chest Position
b. Versi luar
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan
maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi
presentasi kepala. Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian
besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu sehingga penemuan
adanya presentasi bokong pada umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat
untuk dilakukan tindakan versi luar. Prosedur versi luar cukup aman dan
efektif. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi adalah bradikardi janin yang
bersifat sementara, solusio plasenta, komplikasi pada tali pusat, perdarahan
fetomaternal dengan kemungkinan sensitisasi, dan ketuban pecah dini.1,2,3
Dianjurkan untuk melakukan versi luar di tempat yang memiliki fasilitas
melakukan bedah sesar emergensi. Informed consent diperoleh setelah
memberikan konseling yang berisi informasi tentang kemungkinan
komplikasi, pilihan lain (section caesaria), prognosis, dan bagaimana prosedur
akan dilakukan. Pemeriksaan NST (non-stress test) perlu dilakukan sebelum
dan sesudah prosedur dilakukan.1
Untuk melakukan versi luar, mula-mula bokong dikeluarkan dari pelvis dan
diarahkan lateral sedikitnya sebesar 90°. Dengan langkah ini biasanya kepala
akan bergerak 90° kearah yang berlawanan dengan bokong. Setelah itu
dilakukan maneuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan

15
kepala ke arah kaudal dan bokong ke arah kranial. Apabila digunakan
tokolitik (pastikan tidak ada indikasi kontra penggunaannya), pemberiannya
antara 5-10 menit sebelum prosedur dilakukan. Dalam satu kali sesi versi luar
direkomendasikan dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya versi luar. Apabila
belum berhasil dapat diulang pada sesi berikutnya, tergantung umur
kehamilan dan keadaan persalinan pada waktu itu.1

Gambar 2.4 Versi Luar


Kontraindikasi relatif yaitu ketuban pecah dini, oligohidramnion, perdarahan
uterus yang tidak diketahui penyebabnya, atau dalam persalinan kala I fase
aktif.1,2,3
Faktor-faktor yang berkaitan dengan keberhasilan versi luar adalah:1
1. Bagian terendah janin sudah engage
2. Palpasi kepala janin yang sulit
3. Uterus tegang saat dipalpasi.
Apabila terdapat ketiga faktor diatas maka versi ini tidak akan berhasil, tetapi
bila terdapat dua faktor angka keberhasilan kurang dari 20% dan bila tidak
terdapat satu pun, angka keberhasilan mencapai 94%.1

16
2.6.2 Masa Persalinan
Secara garis besar ada dua cara persalinan presentasi bokong yaitu
pervaginam dan perabdominal (seksio sesaria).
a. Persalinan Pervaginam pada Presentasi Bokong
Persalinan vaginam untuk presentasi bokong terdiri dari partus spontan (pada
presentasi bokong janin dapat lahir secara spontan seluruhnya) dan manual aid.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan persalinan vaginal pada
presentasi bokong adalah:1
- Panggul adekuat
- Presentasi bokong sempurna (Frank Breech)
- Berat badan janin < 3500 gram pada primigravida, ≤ 4000 gram pada
multipara
- Kehamilan aterm
- Kepala janin fleksi
- Pemeriksaan USG utuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin
dan tidak adanya kelainan kongenital
- Tidak ada lilitan tali pusat

a. Persalinan spontan (Spontaneus Breech)


Dalam memimpin persalinan vaginal dengan presentasi bokong harus diingat
bahwa ada 2 fase, yaitu: 3
1. Fase I : Fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila
tangan tidak menjungkit ke atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi Kriteller, karena hal ini akan
memudahkan terjadinya nuchae arm.
2. Fase II : Fase untuk bertindak cepat
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit. Untuk
mempercepat lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.
2. Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech
Delivery/Manual Aid )

17
Melahirkan bokong dan kaki berlangsung tanpa intervensi apapun sampai
skapula janin terlihat pada vulva. Prosedur melahirkan bahu dan lengan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:3
1. Cara Klasik (Deventer)
Pegang bokong dengan menggunakan ibu jari berdampingan pada os sacrum
dan jari lain di lipat paha. Kemudian janin ditarik ke arah bawah, sehingga
scapula berada dibawah simfisis. Lalu lahirkan bahu dan lengan belakang,
kemudian lengan depan.
2. Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya
ditarik kebawah lalu dilahirkan bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin
diputar 900 sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dikeluarkan
seperti biasa.

Gambar 2.5 Manuever Lovset

3. Cara Mueller
Tarik janin vertikal ke bawah, lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara
melahirkan bahu dan lengan depan bisa spontan atau dikaitkan dengan satu
jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang, dengan menarik kaki ke atas
lalu bahu dan lengan belakang dikaitkan menyapu kepala.
4. Cara Bracht

18
Bokong ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sacrum, kemudian janin
ditarik ke atas. Biasamya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara.
5. Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu depan dengan menarik janin ke bawah dan
menekan dengan 2 jari pada scapula. Badan janin diangkat ke atas untuk
melahirkan lengan dan bahu belakang dengan menekan scapula belakang.
Setelah memastikan tidak ada lilitan tali pusat di leher janin, prosedur melahirkan
kepala dilakukan dengan, yaitu:1

Manuver Mauriceau-Smellie-Veit1
1. Janin dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya di
tangan dan lengan penolong sehingga kaki janin berada di kiri kanan tangan
tersebut (atau bila janin belum dalam posisi telungkup, gunakan tangan yang
menghadap wajah janin).
2. Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin.
3. Gunakan tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah punggung dan
dipergunakan untuk melakukan traksi.
4. Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin ke arah
dadanya.
5. Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar
paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada bahu
mengikuti arah sumbu panggul.
6. Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan
mempertahankan fleksi kepala janin, dan mintalah asisten untuk menekan
daerah suprasimfisis.
7. Setelah suboksiput lahir di bawah simfisis, badan janin sedikit demi sedikit
dielevasi ke atas (ke arah perut ibu) dengan suboksiput sebagai hipomoklion.
Berturut-turut akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.

19
Gambar 2.6 Manuver Mauriceau-Smellie-Veit

Cara Naujoks
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher dari
belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong lain menekan dari
atas simfisis.3

Cara Prague terbalik
Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan
muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari
belakang/bawah dan punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan
lain memegang kedua pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah atas bersamaan
dengan tarikan pada bahu bayi. Sehingga perut bayi mendekati perut ibu.3
3. Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction)
Bila kepala sulit dilahirkan, janin masih hidup dapat dilakukan ekstrakri forsep
(cunam Piper) dan bila janin sudah meninggal dilakukan embriotomi (kraniotomi).3
- Ekstraksi forcep (Cunam Piper).
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan
panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming
Head.

20
Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan kain/handuk yang hangat.
Langkah 2 : Dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang after
coming head.
Langkah 3 : Dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah atas sambil
menekan supra pubis oleh seorang penolong, sementara penolong lain memegang
kain/ handuk yang menyanggah tubuh bayi mengikuti arah tarikan kepala oleh cunam
piper yang dilakukan penolong pertama. Indikasi Cunam Piper ini setara dengan
pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.

b. Persalinan Abdominal pada Presentasi Bokong


Janin presentasi bokong mengalami peningkatan resiko prolaps tali pusat dan
terperangkapnya kepala apabila dilahirkan pervaginam. Janin-janin tertentu dapat
dilahirkan pervaginam dalam presentasi bokong dengan resiko minimal.
Kekhawatiran akan bahayanya bagi janin, serta jarangnya janin sungsang memenuhi
kriteria untuk percobaan persalinan, maka seksio sesaria lebih dipilih dalam pelahiran
janin presentasi bokong. Indikasi persalinan perabdominal yaitu:1,2,6
- Janin besar
- Panggul sempit dalam derajat apapun serta bentuk panggul yang tidak
memadai
- Kepala hiperekstensi
- Belum inpartu, tetapi ada indikasi maternal maupun fetal untuk pelahiran
(hipertensi dalam kehamilan atau ketuban pecah sudah 12 jam atau lebih)
- Disfungsi uterus
- Presentasi kaki
- Janin yang tampak sehat tetapi preterm dengan usia gestasi 25 sampai 26
minggu atau lebih, dan ibu sudah dalam fase aktif
- Pertumbuhan janin terhambat
- Riwayat kematian perinatal atau anak sebelumnya mengalami trauma lahir
- Permintaan sterilisasi
- Primigravida
- Multigravida dengan taksiran berat anak diatas 4000 gr
- Previous Seksio sesarea

21
2.7 Prognosis
2.7.1 Prognosis Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah
terkena infeksi.3
2.7.2 Prognosis Anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan
supaya janin hidup, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.3

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Siswishanto R. Malpresentasi dan malposisi. Dalam: Saifuddin AB,


Rachimhadhi T. (eds.) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bab 42.
Edisi Ke-4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. p.581-
598.
2. Cunningham FG, et al. Breech presentation and delivery. Dalam: Williams
Obstetrics. Edisi ke-21. New York : Mc Graw Hill Medical Publising
Division; 2005. p.559-585.
3. Sofian, A. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC. Jilid 1.
Edisi 3. p. 243-250.
4. Fischer, R. 2015. Breech Presentation. Available at :
th
http://www.emedicine.com/bp/emed.css. [Accessed : 20 March 2016]
5. Cunningham FG, et al. Breech presentation and delivery. Dalam: Williams
Obstetrics. Edisi ke-23. New York : Mc Graw Hill Medical Publising
Division; 2005. p.??????.
6. Tobing, JL dan Syamsul AN. 2014. Standar Pelayanan Medik. SMF.
Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr. Pirngadi Medan. Medan : USU
Press. Cetakan ketiga. p.27-28.

23

You might also like