Professional Documents
Culture Documents
1056401285
1056401285
倀䔀一䜀䔀一䐀䄀䰀䤀
䄀一 倀䔀䴀䈀䄀一䜀唀一䄀一
䔀䬀伀刀䔀䜀䤀伀一 䬀䄀䰀䤀
䴀䄀一吀䄀一
䬀䔀䴀䔀一吀䔀刀䤀
䄀一 䰀䤀
一䜀䬀唀一䜀䄀一 䠀䤀
䐀唀倀
䐀䄀一 䬀䔀䠀唀吀䄀一䄀一
䴀攀
洀愀栀愀洀椀
唀唀 一漀洀漀爀 ㌀㈀
琀愀栀甀渀 ㈀ 㤀
琀攀
渀琀愀渀最
倀攀 爀氀椀
渀搀甀渀最愀渀 搀愀渀
倀攀渀最攀氀
漀氀愀愀渀 䰀椀渀最欀甀渀最愀渀
䠀椀搀甀瀀
栀琀
琀瀀㨀
⼀⼀
欀愀氀
椀
洀愀渀琀
愀渀⸀
洀攀渀氀
栀欀⸀
最漀⸀
椀搀⼀
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
“Ruang” dalam konteks tata ruang dan penataan ruang dapat dipahami
sebagai wadah, konsep, dan pengertian. 2 Ruang sebagai wadah, yang juga
dikenal dengan ruimte (Belanda), space (Inggris), dan spatium (Latin)
mula-mula diartikan sebagai datar (planum-planologi) yang dalam
perkembangannya kemudian mempunyai dimensi tiga dan berarti tempat
tinggal (dwelling house) yang harus ditata sebaik-baiknya demi
kebahagiaan, kesejahtaraan, dan kelestarian umat manusia.3
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |1
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Ruang sebagai pengertian (conseptio) terdiri dari unsur: bumi, air, dan
udara, mempunyai tiga dimensi. 5
a. darat;
b. air; dan
Wadah/
c. udara
tempat
d. di bawah perut bumi.
Kelayakan untuk
Lingkungan Hidup
ditempati
Manusia & Makhluk Hidup
Ruang Peruntukan
Kegiatan/perilaku
Keberlanjutan
Kesejahteraan
2| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
5. PERENCANAAN PPLH
5.1. Bagaimana perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dilaksanakan?
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan
melalui tahapan:
a. inventarisasi lingkungan hidup;
b. penetapan wilayah ekoregion; dan
c. penyusunan RPPLH.
Guna memperjelas uraian mengenai Tahapan Pelaksanaan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan untuk lebih memudahkan
pembacaan dapat dilihat Gambar 3.
4| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |5
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |7
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
8| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |9
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
10| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |11
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Gambar 7. Hubungan antara Proses Pembuatan KRP, Pelaksanaan Proses KLHS dan Penjaminan
Kualitas KLHS.
9.7. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan dalam suatu wilayah.
KLHS diperlukan sebagai sebuah instrument/tools dala rangka self assessment
untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oleh Pemerintah dan/atau
12| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |13
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
14| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |15
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
16| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |17
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
18| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |19
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
20| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |21
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
22| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |23
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
15.6. Dalam hal apa penerbit izin lingkungan (Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota) wajib menolak permohonan izin lingkungan?
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
wajib menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin
tidak dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL.
15.8. Dalam hal apa penerbit izin lingkungan (Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota) wajib melakukan pengumuman dan dengan cara apa?
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya wajib mengumumkan setiap permohonan dan
keputusan izin lingkungan.
Pengumuman dilakukan dengan cara yang mudah diketa hui oleh
masyarakat.
24| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Gambar 12. Keterkaitan Izin Lingkungan dengan Izin Usaha dan/atau Kegiatan.
15.10. Dalam hal apa penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
memperbaharui izin lingkungan?
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan,
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memperbarui izin
lingkungan.
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |25
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Gambar 13. Integrasi Izin di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup ke Dalam Izin Lingkungan.
26| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian Pencegahan
Penanggulangan
Pemulihan
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Pemeliharaan
Pengawasan
· neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup; · jaminan pemulihan lingkungan hidup; · pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
· penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik · dana penanggulangan pencemaran dan/atau · penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
regional bruto yang mencakup penyusutan sumber daya alam kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup; dan · pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal
dan kerusakan lingkungan hidup; · dana amanah/bantuan untuk konservasi. yang ramah lingkungan hidup;
· mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup · pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah
antardaerah; dan dan/atau emisi;
· internalisasi biaya lingkungan hidup. · pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
· pengembangan asuransi lingkungan hidup;
· pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan
· sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Gambar 14. Posisi Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
16.3. Instrumen perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi meliputi apa saja?
Instrumen perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi meliputi:
a. neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup;
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |27
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
16.5. Insentif dan/atau disinsentif antara lain diterapkan dalam bentuk apa
saja?
Insentif dan/atau disinsentif antara lain diterapkan dalam bentuk:
a. pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
b. penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
c. pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah
lingkungan hidup;
28| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |29
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
30| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |31
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
dalam Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 harus pula memenuhi
asas-asas sebagaimana ditentukan dalam UU Nomor 32 Tahun 2009
yaitu prinsip atau asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 32 Tahun 2009 yang
menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan berdasarkan asas:
a. tanggung jawab negara,
b. kelestarian dan keberlanjutan,
c. keserasian dan keseimbangan,
d. keterpaduan,
e. manfaat,
f. kehati-hatian,
g. keadilan,
h. ekoregion,
i. keanekaragaman hayati,
j. pencemar membayar,
k. partisipatif,
l. kearifan lokal,
m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan
n. otonomi daerah.
Namun UU Nomor 32 Tahun 2009 mengamanatkan pula bahwa setiap
penyusunan atau pembentukan peraturan perundang-undangan baik pada
tingkat nasional maupun daerah wajib memperhatikan 2 (dua) hal yaitu
(1) perlindungan fungsi lingkungan hidup dan (2) prinsip perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Pasal 44
yang menyatakan: “Setiap penyusunan peraturan perundang-undangan
pada tingkat nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan
fungsi lingkungan hidup dan prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang ini.” Berdasarkan ketentuan Pasal 44 UU Nomor 32 Tahun
2009 mengamanatkan penuangan kebijakan lingkungan (green policy) ke
dalam setiap peraturan perundang-undangan yang tidak hanya dalam
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup tetapi juga terhadap semua peraturan
perundang-undangan. Penuangan kebijakan lingkungan (green policy) ke
dalam setiap peraturan perundang-undangan biasa diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan green legislation, atau dapat diterjemahkan
dengan peraturan perundang-undangan hijau. Peraturan Perundang-
undangan hijau (green legislation) berdasarkan Pasal 44 UU Nomor 32
Tahun 2009 wajib memperhatikan 2 (dua) hal yaitu (1) perlindungan
fungsi lingkungan hidup dan (2) prinsip perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |33
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |35
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
36| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
19.6. Dalam hal apa Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak
ketiga untuk audit lingkungan hidup?
Apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan
kewajiban, Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak ketiga
yang independen untuk melaksanakan audit lingkungan hidup atas beban
biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |37
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
20. PENANGGULANGAN
Bagaimana melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup?
Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan
dengan:
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup kepada masyarakat;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
dan/atau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
38| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
21. PEMULIHAN
Bagaimana melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup?
Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan:
a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
23. PENGAWASAN
23.1.Apakah yang dimaksud dengan Pengawasan?
Pengawasan adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Pejabat
Pengawas Lingkungan Hidup dan/atau Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Daerah untuk mengetahui, memastikan, dan menetapkan tingkat
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |39
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
40| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |41
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
42| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |43
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Pengaduan Hasil
Rekomendasi
masyarakat pengawasan
Verifikasi:
· Administrasi
· Faktual
Analisis yuridis:
· Pasal yang dilanggar;
· Jenis Sanksi Administratif
KEPUTUSAN SANKSI
Sanksi Administrasi
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |45
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
46| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
UU Nomor 32 Tahun 2009 juga memuat dua jenis delik yaitu delik
materil dan delik formil. UU Nomor 32 Tahun 2009 memuat jenis delik
formil lebih banyak, tidak saja dituujukan kepada para pelaku usaha,
tetapi juga kepada pejabat pemerintah dan orang-orang yang menjadi
tenaga penyusun Amdal. UU Nomor 32 Tahun 2009 juga memuat
ancaman sanksi minimal dan maksimal dengan tujuan untuk
membatasi diskresi Hakim dalam menjatuhkan hukuman. Pembuat
undang-undang memberlakukan sistem hukuman minimal dan
maksimal tampaknya dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa
masalah-masalah lingkungan hidup dipandang sebagai masalah yang
serius yang dapat mengancam dan merugikan keberadaan dan
kepentingan bangsa Indonesia secara kolektif. Oleh karena itu, pembuat
undang-undang merasa perlu untuk membatasi diskresi Hakim dalam
menjatuhkan putusan. Selain itu, juga pemberlakuan sanksi minimal
bukan suatu kebijakan pemidanaan yang baru karena telah juga
diberlakukan pada tindak pidana lainnya, misalnya korupsi berdasarkan
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(LN. Thn 199 No. 140)
25.4.3. Bagaimana rumusan delik materil pidana dalam UU Nomor 32 Tahun
2009?
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 rumusan delik materil terkait dengan
pencemaran lingkungan hidup tidak lagi menggunakan kata atau istilah
“pencemaran lingkungan hidup” tetapi secara konseptual tidak
mengubah makna dan tujuan yang diinginkan. Rumusan UU Nomor 32
Tahun 2009 tidak lagi abstrak, tetapi lebih kongret karena
menggunakan istilah “dilampauinya baku mutu ambien atau baku mutu
air”. Dengan kata lain, pencemaran lingkungan hidup terjadi apabila
baku mutu udara ambien dalam hal pencemaran udara atau baku mutu
air dalam hal pencemaran air permukaan dan baku mutu air laut dalam
hal pencemran laut telah dilampaui. Rumusan delik materil ini dapat
ditemukan dalam Pasal 98 ayat (1) dan Pasal 99 ayat (1) UU Nomor 32
Tahun 2009. Passal 8 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2009 menyatakan:
“setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu
air, baku mutu air laut, dan kriteria baaku kerusakan lingkungan
hidup, dipidana dengan p[idana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.
3.000.000.000,- (tiga) milyar rupiah) dan paling banyak Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)”.
Pasal 99 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2009 menggunakan rumusan
delik materil yang mirip dengan Pasal 98 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun
2009. Bedanya terletak pada unsur mental atau “mensrea” dari pelaku.
Jika rumusan Pasal 98 ayat (1) untuk perbuatan yang dilakukan secaara
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |47
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |49
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
50| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
26.6. Siapakah yang mendapat tugas dan wewenang untuk menetapkan dan
melaksanakan SPM dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup?
Salah satu tugas dan wewenang Pemerintah dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yaitu menetapkan standar pelayanan
minimal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 63 ayat (1) huruf s UU
Nomor 32 Tahun 2009. Sedangkan salah satu tugas dan wewenang
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yaitu melaksanakan standar pelayanan
minimal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 63 ayat (2) huruf m dan
ayat (3) huruf j UU Nomor 32 Tahun 2009.
26.8. Siapakah yang menyelenggarakan dan terdiri atas apa saja SPM bidang
lingkungan hidup di provinsi?
Pemerintah provinsi menyelenggarakan pelayanan di bidang lingkungan
hidup sesuai dengan SPM bidang lingkungan hidup sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 2 ayat (1) Pasal 2 Permenlh Nomor 19 Tahun
2008 terdiri atas:
1. pelayanan informasi status mutu air;
2. pelayanan informasi status mutu udara ambien; dan
3. pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Pelayanan informasi status mutu air terdiri atas:
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |51
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
52| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
Endnote:
1
Yunus Wahid, 2014, Pengantar Hukum Tata Ruang, Penerbit Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta, hlm. 2.
2
Yunus Wahid, Id, hlm. 1.
3
Yunus Wahid, Id.
4
Asep Warlan Yusuf, 2008, Kajian Hukum Electronic Road Pricing (ERP),
Kerjasama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Institute for Transportation and
Development Policy.
Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup |53
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION KALIMANTAN
5
Aca Sugandhy, 1987, Perencanaan Tata Ruang Wilayah Berwawasan Lingkungan
sebagai Alat Keterpaduan Pembangunan, makalah pada Komperensi PSL VII 1987
di Sulawesi Selatan, hlm. 3.
6
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Risalah Sidang Pembahasan RUU PLH
agenda RDPU tertanggal 13 Juli 2009, hlm. 14.
7
Hariadi Kartodihardjo, Posisi RPPLH Dalam Sistem Perencanaan Nasional,
disampaikan dalam Pembahasan Perancangan Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta, 29
Maret 2013.
8
Kementerian Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, (KLHS) – Strategic Environmental Assessment (SEA)
– Terobosan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Menjamin Pembangunan
Berkelanjutan Indonesia.
9
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan
AMDAL – SEA is not EIA.
10
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan
AMDAL – SEA is not EIA.
11
Deputi Bidang Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, KLHS bukan
AMDAL – SEA is not EIA.
12
Asep Warlan Yusuf, dalam rangka Konsultasi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
kepada Kementerian Lingkungan Hidup terkait Penyusunan Peraturan Daerah
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, khususnya terkait
Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup (Green Budgeting), tertanggal 18 Agustus
2014.
13
Asep Warlan Yusuf, Id.
14
Andi Hamzah, 2005, hlm.82.
15
Koesnadi Hardjasoemantri, 1999, Hukum Tata Lingkungan, Penerbit Gadjah Mada
Press, Yogyakarta, hlm. 376,
1616 Paulus Effendi Lotulung, 1995, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Penerbit
54| Memahami UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
倀唀匀䄀吀 倀䔀一䜀䔀一䐀䄀䰀䤀䄀一 倀䔀䴀䈀䄀一䜀唀一䄀一 䔀䬀伀刀䔀䜀䤀伀一 䬀䄀䰀䤀䴀䄀一吀䄀一
䬀䔀䴀䔀一吀䔀刀䤀䄀一 䰀䤀一䜀䬀唀一䜀䄀一 䐀䄀一 䬀䔀䠀唀吀䄀一䄀一
栀琀
琀瀀㨀
⼀⼀
欀愀氀
椀
洀愀渀琀
愀渀⸀
洀攀渀氀
栀欀⸀
最漀⸀
椀
搀⼀