Professional Documents
Culture Documents
TEORI
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Sedangkan Laporan audit dapat didefinisikan sebagai sarana
untuk mengomunikasikan pekerjaan audit dan temuan audit secara komprehensif, yang
1. Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang digunakan
2. Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam
Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai
dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa,
jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
Laporan audit memiliki tiga fungsi bagi klien atau manajemen, yaitu
1
tiga tujuan utama. Jika auditor tidak dapat mencapai tujuan ini, laporan mereka hanya akan
b. Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari temuan
audit.
Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh eksternal auditor (KAP) sebagai
dasar yang lebih di percaya untuk penyiapan surat pemberitahuan pajak dan laporan
catatan keuangan klien, sehingga dapat menemukan biaya atau pendaptan yang hilang.
a. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada para investor / kreditor untuk
b. Dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor
c. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk
2
d. Dapat memberikan dasar yang obyektif kepada serikat buruh dalam menyelesaikan
e. Dapat memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjua luntuk
f. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada para pelanggan atau klien
keadaan keuangannya.
3. Pihak Pemerintah dan Badan Hukum Dapat memberikan tambahan kepastian yang
Dapat memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak dibidang hukum
1. Audit keuangan
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau
organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi,
akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. Tujuan audit atas laporan keuangan
antara lain adalah untuk menginformasikan kepada organisasi audit dan/atau pimpinan
disajikan oleh auditan telah sesuiai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar Pelaporan untuk audit atas laporan keuangan menurut PSA-IAPI dapat
3
a) Standar Pelaporan Pertama
“Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau prinsip lain yang berlaku secara
komprehensif.”
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang yang
2. Audit operasional
prosedur operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan
4
3. Audit ketaatan
Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh
4. Audit investigatif
mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-
fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian
untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan
Selain sebagai ringkasan dari pekerjaan audit dan temuan audit, Laporan audit juga
merupakan dasar dalam membuat Surat Opini Audit, Rekomendasi dan membuat Keputusan
1. Laporan audit adalah jalan utama bagi institusi audit untuk memahami informasi
tentang proses audit. Tim audit harus menyerahkan laporan kepada institusi audit yang
menugaskan pada saat audit selesai sehingga institusi audit dapat memahami proses dan
2. Laporan audit adalah dasar dalam pembuatan Surat Opini Audit dan Keputusan Audit.
Laporan Audit mengevaluasi kewajaran, ketaatan dan kinerja dari auditan dan
tersebut institusi audit membuat Surat Opini Audit dan Keputusan Audit.
3. Laporan audit adalah dasar yang penting untuk mengumpulkan dan mengolah informasi
audit. Laporan audit menyampaikan informasi dan masalah yang berhubungan dengan
5
belanja dan peendapatan serta kegiatan-kegiatan ekonomi yang relevan dari institusi
atau proyek yang diaudit. Institusi audit dapat memproses lebih lanjut informasi yang
penting dan masalah yang disajikan dalam Laporan Audit dan melalui Laporan Audit
ini institusi audit dapat menyediakan informasi tentang isu-isu individual atau informasi
yang terintegrasi kepada institusi audit di tingkat yang lebih tinggi, dan depertemen
yang berkompeten lainnya. Menurut Modul Manajemen Audit BPK-RI, laporan audit
c. Membuat hasil audit sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi
terkait, dan
Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep Laporan Audit.
Isi konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda
1. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang
2. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan
dengan tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan keraguan atas
validitas sebuah laporan dan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari substansi
6
laporan tersebut. Laporan harus memasukkan hanya informasi, temuan, dan simpulan
yang didukung bukti kompeten dan relevan dalam KKP. Bukti yang dilaporkan harus
3. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti
auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan
4. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara
persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan fakta
yang disajikan.
5. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan
bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan. Jika
digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal, hal itu
mungkin. Pengorganisasian materi laporan seara logis dan keakuratan serta ketepatan
dalam menyatakan fakta dan dalam mengambil simpulan, adalah penting untuk
6. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan kualitas
7
1.7. Jenis-Jenis Opini Akuntan
Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar
cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material
Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat keadaan tertentu yang
oleh auditor.
Misalnya :
d. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif,
8
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit,
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor harus menjelaskan dalam
paragraf terpisah sebelum paragraph pendapat dalam laporannya, semua alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar, dampak utama hal yang menyebabkan pemberian
pendapat tidak wajar, terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas.
9
b. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan
atau tidak merumuskan suatu pendapa tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
yang diaudit.
keuangan.
e. Paragraf Pendapat
10
g. Tanggal Laporan, “Tanggal yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya
pemeriksaan”.
Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, maka unsur laporan audit
1. Judul laporan
Standar audit mensyaratkan bahwa laporan harus di beri judul dan judulnya
memasukan data independent. Misalnya, judul yang tetap adalah “ laporan auditor
direksi.
3. Paragraf pembuka
b. Berisi daftar laporan keuangan yang di audit, termasuk tanggal neraca dan periode
manajemen dan tanggung jawab auditor adalah memberikan opini atas laporan
berdasarkan audit
11
4. Paragraf ruang lingkup
Paragraf ruang lingkup merupakan pernyataan faktual mengenai apa yang dilakukan
5. Paragraf opini
berdasarkan hasil audit. paragraf opini dinyatakan dalam bentuk opini dan bukan
Paragraf opini langsung berkaitan dengan standar pertama dan ke empat pada standar
pelaporan audit yang berlaku umum. Auditor di isyaratkan untuk menyatakan opini
6. Tanda tangan, nama akuntan publik, nomor lisensi akuntan publik, dan nomor lisensi
akuntan publik
KAP). Nomor lisensi dari akuntan publik dan KAP juga di perlukan
Tanggal pelaporan yang ttepat adalah salah satu yang harus di penuhi dalam prosedur
audit lapangan. Tanggal ini penting bagi pengguna laporan karena mengindikasikan
tanggal terakhir pertangung jawaban auditor dalam melakukan telaah atas kejadian-
a) Semua laporan --- Neraca, Laba-rugi, Laba ditahan, dan laporan arus kas sudah
12
b) Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan.
c) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah melaksanakan
penugasan audit ini dengan cara yang memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa
berlaku umum. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah
tercantum dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan.
e) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan
1.10. Laporan Audit Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan atau Modifikasi Kata
Suatu audit yang lengkap telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dan
laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor yakin bahwa penting atau wajib
untuk memberikan informasi tambahan. Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sesuai dengan kriteria audit yang lengkap
dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan yang disajikan secara wajar, tetapi
auditor merasa penting atau wajib untuk memberikan informasi tambahan. Dalam laporan
audit dengan pengecualian, tidak wajar, atau menolak memberikan pendapat, auditor tidak
melaksanakan audit yang memuskan, tidak yakin bahwa laporan keuangan disajikan secara
Penyebab utama dari adanya paragraf penjelasan atau odifikasi kata dalam laporan
13
3. Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan
setiap kasus tiga standar paragraf pelaporan dimasukan tanpa pengecualiaan dan paragraf
Hanya laporan yang melibatkan adanya auditor lain yang menggunakan modifikasi
kata dalam laporan auditor. Laporan ini meliputi tiga paragraf, dan keseluruhanya
dimodifikasi.
prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam periode berjalan bila dibandingkan
dalam prinsip akuntansi bersifat dan dampaknya telah diungkapkan dengan memeadai. Saat
berdasarkan dampak perubahan tahun berjalan. Paragraf penjelasan ini dibutuhkan, baik
untuk perubahan yang sukarela maupun yang diperlukan sesuai ketentuan akuntansi yang
baru.
Berikut adalah contoh perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan memerlukan paragraf
14
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi,s eperti perubahan dari penilaian persediaan
FIFO ke LIFO
keuangan konsolidasi
3. Koreksi atau keslaahan mengenai prinsip, dengan mengubah prinsip akuntansi yang
tidak berlaku umum menjadi berlaku umum, dengan memasukkan koreksi atas
1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis aset untuk tujuan depresiasi
4. Perubahan karena perbedaan transaksi atau kejadian yang substansial, seperi usaha
penelitian dan penegmbangan yang luar biasa atau penjualan anak perusahaan.
suatu bisnis, auditor memiliki tanggung jawab berdasarkan PSA 30 (SA 341) utuk
mengevaluasi apakah perusahaan memiliki kelangsungan usaha, berikut ini faktor yang
Yaitu:
15
2. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban saat jatuh tempo
seperti gempa bumi,atau banjir atau masalah ketenagakerjaan yang tidak lazim
PSA 30 mengizinkan tetapi tidak mensyaratkan diterbitkanya laporan tanpa opini bila
terjadi keraguan substansial dalam hal kelangsungan usaha. Kriteria untuk diterbitkanya
laporan tanpa opini selain penambahan paragraf penjelasan tidak disebutkan dalam standar,
Pendekatan ini biasanya diikuti saat auditor lain mengaudit bagian laporan audit
yang tidak material, auditor lain disupervisi dengan ketat oleh auditor utama, atau
auditor utama telah menalaah secara seksama hasil kerja auditor lain tersebut
Laporan ini disebut opinin atau laporan bersama. Laporan bersama tanpa
pengecualiaan boleh dilakukan bila hasil kerja auditor lain tidak dapat ditelaah atau
bila bagian dari laporan keuangan yang di audit oleh KAP lain merupakan bagian
bahwa terdapat tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan auditor lain.
16
keselurahn jika auditor lain memberikan opini dengan pengecualiaan dalam bagian
auditnya.
1.11. Laporan Audit yang Berbeda dengan Laporan Audit Tanpa Pengecualian
Tiga kondisi yang mensyaratkan tidak diterbitkannya opini tanpa pengecualian yaitu :
Saat auditor tidak dapat mengakumulasi bukti yang memadai untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan GAAP, pembatasan ruang lingkup
pun muncul. Ada dua penyebab pembatasan yang disebabkan karena kondisi di luar
2. Laporan keuangan tidak dibuat sesuai dengan prinsip berlaku umum (berbeda dengan
GAAP)
Jika klien memaksa penggunaan biaya penggantian aset tetap atau penilaiaan
persediaan pada harga jual. Sedangkan seharusnya menggunakan harga historis, maka
auditor tidak dapat memberikan opini tanpa pengecualian. Jika konteks ini merujuk
Bila salah satu dari tiga jenis di atas terjadi dan material, maka laporan selain laporan
tanpa pengecualian harus diterbitkan. Tiga jenis laporan audit diterbitkan di bawah kondisi
tersebut : opini dengan pengecualian, opini tidak wajar, atau tidak memberikan opini.
Laporan dengan opini dengan pengecualian adalah laporan yang dapat dihasilkan dari
pembatasan ruang lingkup auditor atau tidak ditreapkanya prinsip akuntansi berlaku umum.
Laporan opini dengan pengecualian dapat digunakan hanya satu auditor menyimpulkan
17
bahwa keseluruhan laporan keuangan dinyatakan dengan wajar.Laporan dengan tidak
memberikan opini atau opini menolak harus digunakan jika auditor yakin bahwa kondisi yang
dilporkan sangat material. Oleh karena itu, opini dengan pengecualian merupakan opini yang
Opini tidak wajar digunakan hanya jika auditor yakin bahwa keseluruhan laoran
keuangan secara material telah salah saji atau menyesatkan karena tidak di nyatakan dengan
wajar sesuai posisi keuangan atau hasil operasi dan aliran kas sesuai GAAP. Laporan audit
dengan opini wajar dapat muncul bila auditor mengetahui, setelah melakukan investigasi
memadai, ketidaksesuain dengan GAAP. Hal ini tidak lazim dan jarang digunakan.
Laporan dengan tidak memberikan opini diterbitkan bila auditor tidak dapat
1.12. Materialitas
Materialitas adalah faktor penting dalam mempertimbangkan jenis laporan yang tepat
untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan
akuntansi dan pelaporan audit,adalah : “Suatu salah saji dalam laporan keuangan,dapat
dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan
mempertimbangkan jenis laporan yang akan dibuat. Jumlah tidak material.Jika terdapat salah
laporan,salah saji tersebut dianggap tidak material. Jumlahnya material tetapi tidak
menganggu laporan keuangan secara keseluruhan.Tingkat materialitas kedua terjadi jika salah
18
saji di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pemakai,tetapi keseluruhan
Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat meluas sehingga kewajaran laporan
pemakai dapat membuat keputusan yang salah jika mereka mengandalkan laporan keuangan
secara keseluruhan.
seorang klien tidak menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan benar laporan
audit dapat wajar tanpa pengecualian,wajar dengan pengecualian atau tidak wajar,tergantung
materialitas.
b) Daya ukur
Salah saji berikut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan dan
dengan demikian juga akan mempengaruhi pendapat auditor,dengan cara yang berbeda dari
19
4. Sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting bila dipandang dari segi
saji yang mungkin terjadi akibat pembatasan lingkup audit penting untuk diperhatikan dalam
menentukan jenis pendapat yang sesuai,yaitu apakah laporan wajar tanpa pengecualian,wajar
pengecualian
informasi mengenai kondisi dalam berkas audit yang di bahas dalam laporan audit.
Jika kondisi-kondisi tersebut tidak muncul, maka seperti yang terjadi di dalam banyak
Jika terdapat situasi yang mensyartkan perbedaan dari opini standar tanpa
keuangan.
c. Menentukan jenis laporan yang tepat untuk kondisi tertentu, pada tingkat materialitas
tertentu
Setelah membuat dua keputasan pertama, mudah menentukan jenis opini yang tepat
20
d. Menulis laporan audit
Sebagian besar KAP memiliki bentuk baku terkomputerisasi yang memasukan kata-
kata tepat untuk kondisi yang berbeda-beda agar dapat membantu auditor dalam
1.13.1. Terdapat lebih dari satu kondisi yang mensyaratkan perbedaan dan modifikasi
Auditor sering menemukan situasi yang melibatkan lebih dari satu kondisi yang
standar.dalam kondisi tersebut auditor harus memodifikasi opininya untuk setiap kondisi,
kecuali jika ada suatu kondisi yang berdampak pada netralisasi kondisi lainya
Jumlah pargraf dalam laporan sebagai sinyal penyting apakah laporan keuangan
sudah disajikan dengan benar, laporan tiga pargraf biasanya menunjukan tidak ada
pengecualian dalam audit. Akan tetapi, laporan tiga pargraf diterbitkan ketika auditor tidak
memberikan opini karena pembatasan ruang lingkup atau untuk laporan tanpa pengecualian
ganbungan yang melibatkan auditor lain. Lebih dari tiga paragraf mengindikasikan adanya
21
Contoh laporan audit laparan keuangan perusahaan
LAPORAN KEUANGAN
Kami telah mengaudit neraca PT Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk (Perusahaan) pada tanggal
31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 diaudit oleh auditor independen lain, yang
laporannya tertanggal 12 Maret 2004 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan
22
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 2004, hasil
usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
Seperti dijelaskan pada Catatan 2n dan 28, sejak tanggal 1 Januari 2004, Perusahaan telah
menerapkan lebih awal Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 (Revisi
2004) mengenai estimasi kewajiban imbalan pasti. Laporan keuangan tahun 2003 telah
Perusahaan serta tindakantindakan yang telah dilaksanakan dan rencana-rencana yang akan
dilaksanakan untuk menghadapi kondisi ekonomi tersebut. Perbaikan atas kondisi ekonomi
tersebut tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan untuk mencapai
23
pemulihan ekonomi. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa
NIAP. 99.1.0571
24
Contoh Laporan Audit Independen Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
Jl. Jenderal MT Haryono Kav. 45 – 46 Jakarta Selatan 12770. Telp. (021) 7945460, Fax
(021)7495483
Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973, dan Pasal
telah memeriksa Laporan Keuangan Provinsi Banten TA 2004 yang telah disusun oleh
Pemerintah Provinsi Banten. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat
Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit
Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-
memberikan pendapat.
25
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah TA 2004 bertujuan untuk memberikan
keyakinan apakah Laporan Keuangan TA 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Banten TA 2004 hanya meliputi pengujian
atas Laporan Perhitungan APBD TA 2004 dan Laporan Aliran Kas TA 2004, sedangkan
pemeriksaan atas Neraca Daerah tidak dilakukan karena sampai dengan pemeriksaan
berakhir, Neraca belum selesai disusun. Atas hal-hal yang disajikan dalam Laporan
Realisasi APBD TA 2004, kami tidak memperoleh keyakinan yang memadai pada:
ketentuan.
Laporan Realisasi APBD dan Laporan Aliran Kas Provinsi Banten TA 2004, kecuali
akibat atas hal-hal yang dimuat dalam paragraph sebelumnya, telah disajikan secara
wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Provinsi Banten TA 2004, BPK-
26
RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah
dan DPRD Provinsi Banten dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah
REPUBLIK INDONESIA
Ketua Tim,
27
BAB II
KASUS
Indonesia pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia
Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit
oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam
menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah
dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan
kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan
keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih
rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu
timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp
2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9
miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1
dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan
dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang
28
Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan
keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal
restrukturisasi PT.Kimia Farma Tbk, Ludovicus Sensi W selaku partner dari KAP Hans
keuangan PT.Kimia Farma untuk masa lima bulan yang berakhir 31 Mei 2002, tidak
menemukan dan melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang dan jasa
dan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan dalam harian Kontan yang menyatakan bahwa
29
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp.32,7 milyar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan
24,7% dari laba bersih PT.Kimia Farma Tbk.Selain itu kesalahan juga terdapat pada :
a. Unit industri bahan baku, kesalahan berupa overstated pada penjualan sebesar
Rp.2,7 milyar. Unit logistik sentral, kesalahan berupa overstated pada persediaan
b. Unit pedagang besar farmasi (PBF), kesalahan berupa overstated pada persediaan
c. Membuat dua daftar harga persediaan yang berbeda masing-masing diterbitkan pada
tanggal 1 Februari 2002 dan 3 Februari 2002, dimana keduanya merupakan master
price yang telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang yaitu Direktur
Produksi PT.Kimia Farma. Master price per 3 Februari 2002 merupakan master
price yang telah disesuaikan nilainya (mark up) dan dijadikan dasar sebagai
penentuan nilai persediaan pada unit distribusi PT.Kimia Farma per 31 Desember
2001.
d. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF dan unit bahan baku.
Pencatatan ganda dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan.
30
Berdasarkan uraian tersebut tindakan yang dilakukan oleh PT.Kimia Farma terbukti
melanggar peraturan Bapepam no. VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan.
poin 2, Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3 Kesalahan Mendasar, sebagai
berikut:
auditorPT.Kimia Farma.
Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan pasal 102 UU nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pasal 61 PP no.45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan
kegiatan bidang pasar modal maka PT.Kimia Farma Tbk, dikenakan sanksi administratif
berupa denda yaitu sebesar Rp.500 juta. Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun
1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan
2. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor
(seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak
31
berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya
unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena
dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan
Terjadinya penyalah sajian laporan keuangan yang merupakan indikasi dari tindakan
tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen PT. Kimia Farma, yang ternyata tidak
dapat terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan pada periode
tersebut.
kronologis yang telah penulis jabarkan pada kasus diatas, seharusnya akuntan publik
bertindak secara independen karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan
Modal 1995 disebutkan apabila di temukan adanya kesalahan, selambat-lambamya dalam tiga
hari kerja, akuntan publik harus sudah melaporkannya ke Bapepam. Dan apabila temuannya
tersebut tidak dilaporkan maka auditor tersebut dapat dikenai pidana, karena ada ketentuan
yang mengatur bahwa setiap profesi akuntan itu wajib melaporkan temuan kalau ada emiten
yang melakukan pelanggaran peraturan pasar modal. Sehingga perlu dilakukan penyajian
kembali laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk. dikarenakan adanya kesalahan pencatatan
yang mendasar, akan tetapi kebanyakan auditor mengatakan bahwa mereka telah mengaudit
32
Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam manipulasi laporan
keuangan, karena sebagai auditor independen akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa
Berkaitan dengan sikap Skeptisme Profesional seorang auditor, sehingga jika akuntan
publik tersebut tidak menerapkan sikap skeptisme profesional dengan seharusnya hingga
berakibat memungkinkannya tidak terdeteksinya salah saji dalam laporan keuangan yang
material yang pada akhirnya merugikan para investor. Seorang auditor seharusnya
professional, jujur dan lebih teliti dengan bidangnya untuk menghindari kesalahan laporan
keuangan yang diauditnya karena Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal
bekerjasama dengan Direktorat Akuntansi dan Jasa Penilai Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi para akuntan publik untuk
mencari bukti-bukti atas keterlibatan akuntan publik dalam kesalahan pencatatan laporan
terlepas dari bantuan akuntan. Akuntan yang melakukan hal tersebut memberikan informasi
yang menyebabkan pemakai laporan keuangan tidak menerima informasi yang fair. Akuntan
sudah melanggar etika profesinya. Kejadian manipulasi pencatatan laporan keuangan yang
menyebabkan dampak yang luas terhadap aktivitas bisnis yang tidak fair membuat
pemerintah campur tangan untuk membuat aturan yang baru yang mengatur profesi akuntan
dengan maksud mencegah adanya praktik-praktik yang akan melanggar etika oleh para
akuntan publik.
33
2.Akuntan public Hans Tuanakota Mustofa(HTM)
Maka sesuai dengan pasal 102 UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pasal 61
PP No.45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan bidang pasar modal maka PT.Kima
Farma, Tbk dikenakan sangsi administrasi berupa denda yaitu sebesar Rp 500.000.000
Pasal 5 huruf n Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:
untuk disetor ke Kas Negara, karena atas resiko audit yang tidak berhasil
Tbk tersebut meskipun telah dilakukan prosedur audit sesuai dengan SPAP, tetapi
KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal
34
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
baik , tidak mempunyai rasa tanggung jawab atas setiap kewajibannya menjalankan
tugas dengan benar dimana terbukti bahwa dikorupsinya laba bersih hingga Rp
32.6 Miliyar.
2. Integritas
melandasi kepercayaan public dan patokan bagi anggota dalam menguji keputusan
yang diambilnya antara lain bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
Tbk.
klien memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Berdasarkan kasus : Pada seorang auditor tidak menjalankan prinsip yang sesuai
dengan SPAP jadi tidak dikatakan layak sebagai seorang auditor dikarenakan
auditor PT.Kimia Farma, Tbk tidak melaukan teknik disampling pada unit-unit .
Sesuai dengan SPAP SA Seksi 110 (seorang auditor menuntut orang yang benar-
35
benar memiliki pendidikan dan berpengalaman berpraktik sebagai auditor
idenpenden).
4. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain seperti staf, pemberi kerja dan masyarakat
etika untuk dipandang baik yang terbukti dengan tidak tertib dilakukannya kaedah-
3.2.1 Kesimpulan
kesalahan yang tidak terdeteksi merupakan hal yang wajar, karena menurut SA Seksi
110 paragraf 1 menyebutkan: (1) Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
bidangnya
36
3.2.2 Saran
a. Bagi Perusahaan
sesuai dengan format dan standar yang berlaku agar tidak ada
KAP atau auditor harus harus bersikap independen, menerapkan etika profesi
37