You are on page 1of 6

SYOK ANAFILAKTIK

By. Sutiyo Dani Saputro, S.Kep.,Ns

A. Syok Anafilaktik
Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang ditandai
dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan penyempitan saluran pernafasan,
menyebabkan penderita jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Hal ini biasanya dipicu
oleh reaksi alergi yang disebabkan oleh respon sistem kekebalan tubuh yang abnormal
terhadap benda asing. Zat-zat kimia yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh
sewaktu terjadi reaksi alergi menyebabkan pembuluh darah melebar, menurunkan
tekanan darah secara mendadak dan penurunan aliran darah ke otak. Karakteristik
gejala dari syok anafilaktik termasuk nadi cepat, lemah, ruam pada kulit, mual, muntah
dan anggota gerak yang hangat. Penderita syok anafilkatik memerlukan injeksi
epinefrin segera dan segera dibawa ke rumah sakit karena hal ini dapat menyebabkan
kematian dengan cepat.

B. Tanda dan gejala Syok Anafilaktik yang mungkin timbul:

1. Denyut nadi yang lemah dan cepat 9. Menderita Hipotensi


2. Keberadaan bintil-bintil di bawah 10. Menderita Urtikaria
kulit 11. Mengi
3. Kecemasan 12. Mual
4. Kulit kemerahan 13. Muntah-muntah
5. Lidah bengkak 14. Pembengkakan pada tenggorokan
6. Memiliki kesulitan bernapas 15. Penyempitan jalan nafas
7. Menderita Angioedema 16. Penyimpangan lidah
8. Menderita Diare 17. Pusing
C. Penyebab Syok Anafilaktik adalah:

1. Gigitan serangga
2. Menderita Syok Anafilaktik

3. Sengatan serangga

D. Resiko terjangkit Syok Anafilaktik meningkat bila Anda:

1. Memiliki Alergi

2. Memiliki Alergi Obat

E. Syok Anafilaktik dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikutnya:

1. Menyebabkan kematian dini

F. Syok Anafilaktik dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikutnya:

1. Menyebabkan kematian dini

G. Penanganan dan pengobatan Syok Anafilaktik dapat berbeda tergantung pada


kondisi pasien dan penyakit yang dideritanya. Pilihan pengobatan adalah:

1. Antihistamin
Antihistamin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati reaksi atau
gejala alergi, seperti hay fever (rinitis alergi). Antihistamin juga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit lain, seperti vertigo, dan insomnia.Beberapa reaksi alergi
yang dapat diatasi dengan antihistamin, antara lain:
a. Hay fever atau alergi serbuk bunga
b. Kondisi alergi kulit, seperti kaligata (urtikaria) dan dermatitis
c. Gatal-gatal
d. Gigitan atau sengatan serangga.
Cara kerja antihistamin yaitu Sistem kekebalan tubuh manusia akan
memberikan perlindungan dari zat berbahaya, seperti bakteri dan virus. Sistem
kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang bertugas untuk mengeliminasi
atau menghilangkan zat-zat berbahaya ini dari tubuh. Pada reaksi alergi, sistem
kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya,
seperti serbuk sari. Ketika ini terjadi, zat kimia yang disebut histamin dilepaskan
oleh sistem kekebalan tubuh. Histamin sebenarnya sangat berguna karena dapat
membantu menyembuhkan jaringan yang rusak. Namun reaksi histamin ini juga
dapat menyebabkan gejala seperti:
2. Epinefrin
Epinefrin dan norepinefrin juga disebut noradrenalin dan adrenalin adalah
hormon katekolamin yang memainkan peran penting dalam regulasi internal tubuh
dengan otak. Noradrenalin (identik dengan norepinefrin), adalah neurotransmitter
utama dari sistem saraf simpatik, bertanggung jawab untuk tonik dan perubahan
refleksif kardiovaskular. Adrenalin merupakan penentu utama dari tanggapan
terhadap tantangan metabolik atau global untuk homeostasis, seperti gluko-privasi,
dan manifestasi dari gangguan emosi. Sistem noradrenergik simpatik aktif bahkan
ketika individu sedang beristirahat dan mempertahankan kinerja tingkat tonik
kardiovaskular. Adrenoseptor dalam membran sel efektor menentukan efek
fisiologis dan metabolisme katekolamin. Epinefrin dan norepinefrin memiliki
fungsi, meliputi:
a. Meningkatkan tingkat metabolisme, terutama dari otot rangka dan jantung
b. Meningkatkan denyut jantung
c. Meningkatkan tekanan darah
d. Glikogenolisis di sel hati, glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah
e. Glikogenolisis di sel-sel otot, glukosa dimetabolisme dan digunakan sebagai
sumber energi.
f. Lipolisis di adiposit, Asam lemak dilepaskan ke aliran darah
g. Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat memperlebar luas
permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas
serapan oksigen paru-paru meningkat.
h. Pirau darah dari organ-organ internal dan kulit, darah masuk ke organ
penting (otak, otot, hati)
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat anti-inflamasi yang digunakan secara luas untuk
mengobati beberapa kondisi medis. Umumnya, obat ini digunakan untuk
meredakan gejala pembengkakan, kemerahan, gatal-gatal, dan reaksi alergi.
Kortikosteroid merupakan tiruan dari hormon manusia yang normalnya diproduksi
oleh kelenjar adrenal (dua kelenjar kecil di atas ginjal). Obat ini tergolong jenis
obat yang keras, sehingga memiliki efek samping yang bisa sangat serius.
4. Pemblokir Beta
Carvedilol adalah obat dengan fungsi untuk mengobati tekanan darah tinggi
dan gagal jantung. Obat ini juga digunakan setelah terjadinya serangan jantung
untuk meningkatkan kesempatan bertahan hidup jika jantung Anda tidak berfungsi
dengan baik. Menurunkan tensi darah membantu mencegah stroke, serangan
jantung, dan gangguan ginjal. Carvedilol termasuk dalam golongan obat beta-
blockers dan alpha-blockers yang berfungsi sebagai pemblokir kinerja zat-zat
natural tertentu, seperti epinefrin, dalam jantung dan pembuluh darah Anda. Efek
dari pengobatan ini adalah menurunnya laju detak jantung, tensi darah, dan juga
ketegangan jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan
detak jantung yang tidak beraturan (atrial fibrillation)
5. Terapi Oksigen
Pemberian oksigen 5-10 L/menit.
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILKTIK

A. Penanganan Utama dan segera :


1. Hentikan pemberian obat / antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
3. Berikan Adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg/ml )Segera secara IM pada otot
deltoideus, dengan dosis 0,3 – 0,5 ml (anak : 0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap
lima menit,pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1 – 0,3 ml.
4. Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada pemberian
secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis ( dewasa) : 0,5
ml adrenalin 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan
diberikan selama 10 menit.
5. Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai
syok teratasi.
6. Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole
kurang dari 100 mmHg.
7. Pemberian oksigen 5-10 L/menit
8. Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga
medis.
B. Penanganan Tambahan :
1. Pemberian Antihistamin : Difenhidramin injeksi 50 mg, dapat diberikan
bila timbul urtikaria.
2. Pemberian Kortikosteroid : Hydrokortison inj 7 – 10 mg / kg BB,
dilanjutkan 5 mg / kg BB setiap 6 jam atau deksametason 2-6 mg/kgbb untuk
mencegah reaksi berulang (Antihistamin dan Kortikosteroid tidak untuk
mengatasi syok anafilaktik)
3. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi
tanda – tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse 0,6 mg /kgbb/jam, atau
brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamo ).
C. Penanganan penunjang :
1. Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan.
2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama.

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS


Daftar Pustaka

Fitria,Cemy Nur.2010.Syok Dan Penanganannya.GASTER, Vol.7 No.2


Price, S., A and Wilson, L., M. (2006). Patofifiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

You might also like