You are on page 1of 5

CRITICAL REVIEW

Judul Karakteristik Personal Auditor Sebagai Anteseden Perilaku


Disfungsional Auditor Dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Hasil Audit
Penulis Rafita Purnamasari
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 1, No 1, April 2012
Reviewer

Profesi akuntan public merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna


menunjang profesionalismenya sebagai akuntan public maka dalam melaksanakan
tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia(IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan. (Elfarini, 2007). De Angelo (1981) menyatakan
kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sedangkan probabilitas untuk menemukan
pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan
pelanggaran tergantung pada independensi auditor (Deis dan Giroux, 1992 dalam
Batubara, 2008). Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam
Christiawan (2003:82) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu
kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
kualitas audit (Elfarini, 2007).
Untuk menjaga independensi dan obyektivitas auditor, maka Sarbanes Oxley Act
2002 melarang auditor untuk melakukan berbagai aktivitas konsultasi di luar jasa audit
dan semakin mengetatkan peraturan akan rotasi auditor (Bamber & Iyer, 2005). Namun,
seorang auditor harus terbiasa (familiar) terhadap kliennya. Dengan terbiasa maka
auditor dapat memahami klien dengan cukup baik guna perencanaan dan melakukan
proses audit yang efektif dan efisien (AICPA Professional Standards, AU 311). Donelly
et al. (2003) bahwa individu yang melakukan kinerja di bawah ekspektasi atasannya
akan cenderung terlibat untuk melakukan perilaku disfunsional
Menurut Westra (1986) dalam Arifudin et al (2002), bahwa dalam menjalankan
tugasnya sering terjadi internal auditor menghadapi situasi yang dilematis, yaitu di
samping harus patuh pada pimpinan tempat bekerja juga harus menghadapi tuntutan
masyarakat untuk memberikan laporan yang jujur (fairness) sehingga sering terjadi
pelanggaran-pelanggaran etika. Internal auditor secara terus menerus berhadapan
dengan dilema etika yang melibatkan pilihan yang antara nilai-nilai yang bertentangan.
Dilema etika dalam auditing, misalnya dapat terjadi pimpinan bisa menekan internal
auditor untuk mengambil tindakan yang bertentangan dengan standar pemerikasaan dan
etika profesi. Nasr (1984) menegaskan bahwa etika kerja Islam patut mendapat
penyelidikan yang serius karena merupakan hal yang ideal di mana seorang muslim
mencoba untuk mewujudkan (dalam Yousef, 2000).
Perilaku disfungsional menurut Donelly et al. (2003) meliputi tindakan
melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang
sebenarnya (underreporting of audit time), mengubah prosedur yang telah ditetapkan
dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures),
dan menyelesaikan langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi
keseluruhan prosedur (premature signing-off of audit steps without completion of the
procedure). Rhode (1978) melakukan survei atas anggota American Institute of Certified
Public Aaccountants (AICPA) mengenai faktor potensial yang berhubungan dengan
terjadinya tindakan pengurangan kualitas auidt, termasuk premature sign-off. Faktor
utama yang mendorong perilaku ini adalah tekanan anggaran waktu. Kelley dan
Margheim (1987, 1990) dan McNair (1991) mendukung survei yang berhubungan
dengan tindakan pengurangan kualitas audit, termasuk perilaku premature sign-off.
Pentingnya opini yang diberikan oleh audit, menuntut auditor untuk
melaksanakan skeptisme profesionalnya. Berkaitan dengan skeptisisme ini, penelitian
yang dilakukan Kee & Knox’s (1976) yang menggambarkan skeptisisme profesional
sebagai fungsi dari disposisi etis, pengalaman dan faktor situasional.
Michael K. Shaub dan Janice E. Lawrence (1996) mengindikasikan bahwa auditor yang
menguasai etika situasi yang kurang lebih terkait dengan etika profesional dan kurang
lebih dapat melaksanakan skeptisisme profesionalnya. (Otley & Pierce, 1996). Karena
kualitas audit ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dan pengendalian
personal pengaudit. Penelitian dalam sistem pengendalian menyatakan bahwa sistem
pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah
kepada perilaku disfungsional.
Adanya kasus-kasus yang melibatkan auditor mengakibatkan komitmen
profesional seorang auditor dipertanyakan. Komitmen profesional adalah tingkat
loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut
(Larkin : 1990 dalam Trisnaningsih : 2004). Agar dapat mengemban tanggung jawab ini
secara efektif, auditor perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki
standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal (SPAI, 2004 : 1). Dengan
dimilikinya komitmen profesional yang tinggi pada diri seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya, maka dapat mendorong adanya iklim kerja yang mendukung
auditor untuk mencapai prestasi yang nantinya dapat menciptakan kepuasan kerja
auditor itu sendiri. Kepuasan kerja dianggap sangat penting karena adanya biaya akibat
ketidakpuasan (dissatisfaction) dalam employee turnover, absenteeism dan kinerja
pekerjaan (Beck : 2000 dalam Puspitasari : 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2005. AICPA Professional


Standars. Section AU311 Planning and Supervision New York, NY: AICPA

Donnely, David P ., Jeffrey J. Q, dan David O. 2003. Auditor Acceptance of


Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’
Personal Characteristics Journal Behavioral Research in Accounting 15:87-107

Arifudin, Sri Anik, dan Yusni Wahyudin. 2002. “ Analisis Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Keterlibatan Kerja terhadap hubungan antara Etika Kerja Islam
dengan Sikap terhadap Perubahan Organisasi (Studi empiris terhadap dosen
Akuntansi pada perguruan tinggi Islam Swasta di Malang dan Makasar) “ SNA
V Semarang

Yousef, Darwish A. 2000. “ Organizational Commitment as a Mediator of The


Relationship between Islamic Work Ethics and Attitudes toward Organizational
Change”. Human Relations. Vol. 53 (4) : 513-537

Alderman, C. W., dan J. W. Deitrick, 1982, Auditors Perceptions of Time-Budget


Pressures and Premature Sign-off: A Replication and Extension, Auditing: A
Journal of Practice & Theory, 2.
McNair, C.J., 1991, Proper Compromises: The Management Control Dilemma in Public
Accounting and Its Impact on Auditors Behavior, Accounting Organization and
society, 16.
Kee, H.W. dan R.E. Knox. 1976. “Conceptual and Metoda Logical Considerations in
The Study of Trust and Suspicion”. Journal of Conflict Resolution 14, hal 357-
366.
Shaub, K. Michael dan Jenice E. Lawrence. 1996. “Ethics Experience and Professional
Scepticism: A Situational Analysis”. Behavioral Research In Accounting Vol 8,
124-157.

Puspitasari, Irma Ayu. 2005. ”Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesi


dan Dukungan Rekan Kerja`terhadap Kepuasan Kerja Auditor Internal
Pemerintah”. Skripsi S1 (tidak dipublikasikan). Jogjakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada.

Trisnaningsih, Sri. 2004. ”Motivasi Sebagai Moderating Variable Dalam Hubungan


Antara Komitmen dengan Kepuasan kerja(Srudi Empiris pada Akuntan
Pendidik di Surabaya)”. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi.
Volume 4. Januari 2004. Semarang: Program Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro.

Kelley, T., dan Margheim, L., 1987, The Effect of Audit Billing Arrangement on
Underreporting of Time and Audit Quality Reduction Acts, Advances in
Accounting, Vol. 5.
Kelley, T., dan Margheim, L., 1990, The Impact of Time Budget Pressure, Personality,
and Leadership Variables on Disfunctional Auditor Behavior, Auditing: A
Journal of Practice & Theory, 9.
Bamber, E. M., and V. M. Iyer. 2005. Auditors’ Identification with Their Clients and Its
Effect on Auditors’ Objectivity. Working Papper.Available on
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm? abstract_id=776185

Otley, D., and B.Pierce. 1996. “ Auditor Time Budget Pressure Consequence and
Antecedents.” Accounting Auditing & Accountability journal vol 9.
-----------------------------. 1996. “ The Operation Of Control Systems in Large Audit
Firms.” Auditing: A Journal of Practice and Theory 15 (2).

You might also like