Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
dari tindakan lembaga ataupun oknum pegawai bank yang tidak bertanggung
terlepas dari lalu lintas pembayaran uang, dimana perbankan memegang peranan
yang sangat strategis sehingga dapat dikatakan industri perbankan ini sebagai
1
Muhammad Djumhanna, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya, Bandung: 2006,
hlm. 337.
2
Zulfi Diane Zaini, Independensi Bank Indonesia dan Penyelesaian Bank Bermasalah,
Cetakan I, Keni Media, Bandung: 2012, hlm. 1.
1
pusat sistem perekonomian. Perbankan di Indonesia sampai dengan saat ini dapat
daerah terpencil, hal ini dapat disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan untuk
atau bangunan gedung untuk kantor juga harus menyediakan prasarana lainnya,
misalnya : Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi informasi, alat tulis kantor
(ATK) dan lain sebagainya yang harus sesuai dengan standar, dan akhirnya
konsumen disisi lain untuk menambah jaringan kantor didaerah terpencil, bank
layanan perbankan kepada masyarakat khususnya yang jauh dari kantor bank.3
Adanya realita yang seperti itu, kemudian bank mengembangkan produk dan
kantor bank, yaitu dengan adanya layanan perbankan berbasis teknologi seperti
telepon, sms, banking, ATM, dan yang terbaru dengan perantara agen bank4
yaitu layanan branchless banking yang merupakan layanan tanpa kantor dengan
3
Ajeng Noorseta, “Tanggung Jawab Agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor”, Jurnal Ilmu
Hukum, Universitas Brawijaya: 2015, hlm. 4.
4
Pujiyono, “Aspek Yuridis Keberadaan Agen Dalam Model Branchless Banking Di Sistem
Perbankan Di Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret: 1
Januari-Juni 2016, hlm. 14.
2
tidak melalui jaringan kantor melainkan mempergunakan teknologi informasi
dalam operasionalnya serta membutuhkan kerjasama dari pihak lain yaitu agen
saat ini belum mendapatkan tempat yang baik dalam sistem perbankan nasional
Sebagaimana diketahui keterlibatan pihak agen dalam hal ini adalah agen
yang diambil dari kalangan masyarakat dapat menimbulkan resiko tersendiri bagi
nasabah itu sendiri apabila agen melakukan kecurangan maka nasabah akan
merasa dirugikan tersebut tentu menyalahkan pihak bank, dan infikasinya adalah
5
Lihat Pasal 1 ayat 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor. 19/POJK.03/2014 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
6
Bara Nusa Setio, “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Sebagai Pengguna Jasa Bank
Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Jurnal
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum UNDIP: 16 Februari 2016, hlm.7.
7
Lihat Pasal 22 ayat 1 Huruf F Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor. 19/POJK.03/2014
Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
3
Dengan adanya prinsip kehati-hatian ini, maka agen dalam melayani
transaksi BRI LINK dari masyarakaat diwajibkan untuk bertindak secara hati-
hati, cermat, teliti, dan bijaksana atau tidak ceroboh dengan meminimalisir
kemungkinan resiko yang akan terjadi sebagai akibat dari kegiatan usaha
Gambar 1.I
Daftar Biaya Transaksi BRI LINK
8
Wawancara pihak Agen BRI LINK Di Wilayah Kota Pekanbaru, tanggal 25 November 2016,
pukul 10:25 Wib.
4
2. Tidak menggunakan alat pendeteksi lampu ultra violet, mesin
Tabel 1.I
Persyaratan Menjadi Agen
No Perorangan Badan Hukum
1. Bertempat tinggal di lokasi tempat Berbadan Hukum Indonesia yang ;
penyelenggara Laku Pandai diawasi oleh otoritas pengatur dan
pengawasan dan diperkenankan
melakukan kegiatan di bidang
keuangan atau merupakan
perusahaan dagang yang memiliki
jaringan retail outlet
2. Memiliki sumber penghasilan utama Memiliki kegiatan usaha di lokasi
yang berasal dari kegiatan usaha paling singkat dua tahun
dan/atau kegiatan usaha lainnya
selama paling singkat dua tahun
3. Memiliki kemampuan, kredibilitas, Memiliki teknologi informasi yang
reputasi dan integritas memadai
4. Belum menjadi Agen dari Bank Memiliki reputasi, kredibilitas dan
penyelenggara Laku Pandai yang kinerja yang baik.
kegiatan usahanya sejenis.9
5. Mampu menyediakan sumber daya
manusia yang mempunyai
kemampuan teknis untuk
mendukung penyelenggara Laku
Pandai.10
Lulus uji tuntas ( due diligence) oleh bank penyelenggaraan
9
Lihat Pasal 17 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.03/2014 Tentang Layanan
Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
10
Lihat Pasal 18 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.03/2014 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
5
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 dan 4 Undang-undang Nomor 10
berdasarkan jenisnya, yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank
Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.11
berikut :
izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat dari
2. Untuk memperoleh izin usaha bank umum dan bank perkreditan rakyat
sekurang-kurangnya tentang :
b. Permodalan.
c. Kepemilikan.
11
Bambang Catur SP, “Mekanisme Dan Prosedur Pembukaan Rahasia Bank”, Jurnal Ilmu
Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta: 10 Juni 2014, hlm.76.
6
d. Keahlian dibidang perbankan.
satunya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam perkembangan
publik antara lain tabungan, deposito dan giro, sedangkan menyalurkan dana
(Lending) beberapa produk pinjaman antara lain pinjaman mikro, pinjaman ritel,
12
Lihat Pasal 16 Undang-Undang Nomor. 10 Tahun1998 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
13
Lihat Pasal 1 ayat 5 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.03/2014 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
7
berkelanjutan serta mampu untuk melindungi kepentingan masyarakat pengguna
jasa keuangan.14
berdomisili jauh dari kantor Bank. Kantor wilayah (Kanwil) Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Pekanbaru mencatat hingga akhir semester pertama 2016
telah memiliki 2.361 Agen BRI LINK. Berdasarkan wawancara yang penulis
dari total 2.361 Agen tersebut 563 diantaranya berada di kota Pekanbaru yang
transaksi yang dilakukan oleh Bapak Riki Pedagang Ikan di Pasar Pagi Arengka
Kota Pekanbaru selaku pengguna layanan agen BRI LINK melakukan transaksi
transfer sesama BRI senilai Rp 2.350.000 pada agen BRI LINK, namun pada saat
tersebut kurang dari nilai nominal yang akan di transfer. Nasabah tersebut mau
Pada kasus berikutnya terjadi kerugian dari layanan agen BRI LINK yaitu
kerugian berupa biaya administrasi yang dirasakan oleh ibu rahma pada usaha
kerugian tersebut pengiriman uang sesama BRI senilai Rp. 300.000 dikenakan
biaya administrasi Rp. 7000, dan juga di dalam pelayanannya belum sesuai
14
Lihat Pasal 1 ayat 1 Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Lembaga
Independen Dan Bebas Dari Campur Tangan Pihak Lain.
15
Wawancara dengan Bapak Riki Pedagang Ikan Nasabah Agen BRI LINK “DEWATA”
pukul 10:09 Wib.
8
standart pelayanan perbankan, seperti : penampilan diri, kebersihan dan kerapian
tempat usaha agen yang tidak teratur. yang mana kita ketahui bahwa pelayanan
merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup suatu bank. Kesalahan atau
kelalaian yang dilakukan agen atau nasabah maka akan menyebabkan suatu
kerugian pada transaksi tersebut. Serta dalam kegiatan usaha layanan Agen BRI
LINK ini belum dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai oleh pihak
Upaya yang harus dilakukan adalah pengawasan ekstra oleh Otoritas Jasa
usaha Agen BRI LINK, dan sebagainya melengkapi sarana dan prasarana dan
penerapan sanksi serta teguran kepada pelaku usaha Agen perbankan sesuai
LINK Dewata, Agen BRI LINK Yendrawati, Agen BRI LINK Vino, Agen BRI
LINK Foto Copy Talenta, Agen BRI LINK Nelita serta membuat penyelesaian
pengaduan apabila mengalami kerugian melalui transaksi Agen BRI LINK sesuai
16
dengan ketentuan proses penyelesaian pengaduan yang berlaku. Pada
praktiknya ternyata PT. Bank Rakyat Indonesia Persero (Tbk) masih belum
kegiatan Agen BRI LINK seperti : alat mesin penghitung uang, lampu pendeteksi
ultra violet, jaringan internet yang memadai. Sementara modal awal untuk dapat
memulai operasional menjadi agen secara umum adalah : komputer yang ada
16
Wawancara dengan Bapak Arief Fadilla Selaku KA Unit PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero (Tbk) Kota Bertuah Kantor Cabang Pembantu, tanggal 25 November 2016, pukul 10:11
Wib.
9
jaringan Internet, printer, alamat email, telepon dan mesin fax, alat pendukung,
Peraturan Perundang-undangan.18
tuntutan ataupun permintaan ganti rugi terhadap setiap kelalaian sistem layanan
B. Rumusan Masalah
Nomor. 19/POJK.03/2014 ?
17
Chezhemedia.blogspot.co.id, diakses tanggal 13 November 2016, pukul 13:20 Wib.
18
Lihat Pasal 40 ayat 1 Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
19
Wawancara dengan Bapak Riki Pedagang Ikan Selaku Nasabah Agen BRI LINK Kota
Pekanbaru, tanggal 23 November 20116, Pukul 09:00 Wib.
10
2. Bagaimanakah upaya hukum yang dilakukan oleh pihak bank apabila
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
11
3) Dapat memberikan bahan pertimbangan kepada para Agen
D. Kerangka Teori
20
Manufactures’ Finance Co, “Equality”, Jurnal West Law, Supreme Court of the United
States, 1935, diakses melalui https://lib.unri.ac.id/e-journal-e-book/, pada tanggal 31 Oktober
2017.
21
Lihat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
22
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung: 2000, hlm. 53.
12
dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya,
merupakan sasaran dari hak, bukan hanya karena hak dilindungi oleh hukum,
dan martabat serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yaang dimiliki oleh
subjek hukum dalam negara hukum berdasarkan pada ketentuan hukum yang
sehingga sifatnya lebih mengikat dan akan mengakibatkan adanya sanksi yang
2. Teori Perbankan
Ditinjau dari segi bahasa, kata bank berasal dari Yunani yaitu
23
Satjipto Raharjo, Op.Cit, “Ilmu Hukum”, hlm. 54.
24
Ibid, hlm. 68.
25
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya:
1987, hlm. 205.
13
beda tergantung dari sudut mana para ahli tersebut memandangnya.
26
Ibid.
27
Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia, Jakarta: 2003, hlm. 1.
14
Berdasarkan uraian tersebut terlihat dua fungsi utama dari
usahanya.
rakyat.
28
Pasal 4 Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
15
pembangunan nasional, diperlukan adanya dasar yang kokoh sebagai
diperlukan adanya :
Perkreditan Rakyat.
2) KUH Perdata.
3) KUHD.
16
b. Asas-Asas Hukum Perbankan
yaitu:29
2) Asas kepercayaan
29
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta: 2003, hlm. 4-5.
17
di bank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa
3) Asas kerahasiaan
dan simpananya.
dananya di bank.
E. Kerangka Konseptual
Hukum dalam penelitian ini adalah hukum dalam layanan transaksi Agen
30
Soerjono Soekanto, Pengantar Pengertian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta:
1990, hlm. 132.
31
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia (edisi ketiga), Balai Pustaka,
Jakarta: 20006. hal. 1281.
32
www.statushukum.com/perlindunganhukum, diakses tanggal 21 Maret 2017 pukul 14:10
wib.
19
BRI LINK menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.
Kota Pekanbaru.
5. Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) adalah salah satu bank milik
seluruh Indonesia.35
6. BRI LINK adalah produk milik BRI dimana pihak-pihak yang berminat
33
Pasal 1 ayat 16 Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998 atas Perubahan Undang-Undang
Nomor. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
34
Lihat Pasal 1 ayat 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor. 19/POJK.03/2014 Tentang
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif.
35
http://best.tanijogonegoro.com/2013/11/bankbri.html?m=1, diakses tanggal 4 Desember
2016, pukul 20:19 wib.
36
Lihat Pasal 1 Perjanjian Kerja sama antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dengan Calon Agen.
20
7. Agen BRI LINK adalah pihak-pihak yang menjadi rekanan BRI LINK
campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
masyarakat. Jadi, pada penelitian sosiologis ini yang diteliti pada awalnya
juga penelitian hukum empiris karena penelitian ini bersifat deskriftif yaitu
37
Lihat Pasal 1 Perjanjian Kerja sama antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dengan Calon Agen.
38
Lihat Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan, diakses tanggal 21 Maret 2017, pukul 13:21 wib.
39
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta: 1990, hlm. 52.
21
Nomor. 19/POJK.03.2014 Tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor
2. Lokasi Penelitian
Raya Gg. Kamboja , Agen BRI LINK “VINO” Jalan Rambutan 3, Agen
BRI LINK “FOTO COPY TALENTA” Jalan Kaharuddin, dan Agen BRI
a. Populasi
b. Sampel
40
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta: 2001, hlm. 44.
22
Dari populasi yang telah ditetapkan maka penulis
Tabel 1.II
Populasi dan Sampel
No Jenis Populasi Jumlah Jumlah Persentase
Populasi Sampel
1 Kepala Bagian KA Unit BRI Kota 1 1 100%
Bertuah Kantor Cabang Pembantu
2 Agen BRI LINK Kota Pekanbaru 15 5 33%
3 Nasabah Agen BRI LINK Kota 20 20 100%
Pekanbaru
Jumlah
Sumber Data : Data Olahan Primer Tahun 2016
4. Sumber Data
artinya penelitian ini memiliki sumber data primer dibedakan menjadi :41
a. Data Primer
b. Data Sekunder
41
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukumn Sosiologis, Raja Grafindo
Prasada, Jakarta: 2007, hlm. 23.
23
selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari
internet.42
10 Tahun 1998.
42
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung: 2005, hlm. 62.
24
2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan-bahan penelitian
c. Wawancara
43
Burhan Ashshopa, Metode Penelitian Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2004, hlm. 103.
44
Ibid,. Op.Cit, Metode Penelitian Hukum, hlm. 6.
45
Ibid.
25
mewawancarai Kepala Bagian KA Unit BRI Kota Bertuah Kantor
6. Analisis Data
Dari data yang diperoleh baik dari hasil wawancara maupun studi
menguraikan data yang diperoleh dalam bentuk kalimat yang teratur, logis,
cara berpikir yang menarik suatu kesimpulan dari suatu pernyataan atau dalil
yang bersifat umum menjadi suatu pernyataan yang bersifat khusus. Yakni
berikut :
46
Abdul kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung:
2004, hlm. 152.
26
b. Bagaimanakah upaya hukum yang dilakukan oleh pihak bank
47
Aslim Rasyad, Metode Ilmiah: Persiapan Peneliti, UNRI Press, Pekanbaru: 2005, hlm. 20.
27