You are on page 1of 10

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR

BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

Sri Wahyuni 1), Ainiatuz Zulfa 2)

Abstrak : Latar Belakang Penelitian. Dengan perkiraan persalinan di Indonesia


setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa kematian bayi
sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18-20 menit sekali.
Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum, infeksi, prematuritas/BBLR,
trauma persalinan, dan cacat bawaan. Hipoksia janin menyebabkan asfiksia
neonatorum karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin
sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh kadar hemoglobin pada ibu bersalin dengan nilai Apgar
bayi baru lahir di RSUD Sukoharjo.
Metode Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Dimana pengamatan
responden dilakukan hanya sekali dan dilakukan pada waktu itu. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Sukoharjo pada tanggal 1-30
April 2011. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Data
dianalisis menggunakan metode analisis Chi Square.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian terdapat 7 bayi yang mengalami asfiksia.
Sebagian besar bayi asfiksia dilahirkan oleh ibu dengan anemia yaitu sejumlah 6
bayi. Hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai X2 = 5,428, p = 0,02
(p<0,05) dengan demikian Ho ditolak, secara statistik menunjukkan ada
hubungan.
Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan kadar hemoglobin dengan nilai
APGAR bayi baru lahir di RSUD Sukoharjo. Diharapkan peneliti selanjutnya
melakukan analisis penilaian sampel dibedakan berdasarkan persalinan normal.

Kata kunci : Kadar hemoglobin, Nilai APGAR, Bayi baru lahir.


Sri Wahyuni, Ainiatuz Zulfa, Hubungan Kadar Hemoglobin… 21

I. PENDAHULUAN 40 per 1000 kelahiran hidup, secara


Menurut Sujudi dalam keseluruhan 110.000 neonatus
Nurchotimah (2008), pembangunan meninggal setiap tahun karena asfiksia
sumber daya manusia tidak terlepas (Dewi dkk, 2005).
dari upaya kesehatan khususnya upaya Dengan perkiraan persalinan di
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan Indonesia setiap tahunnya sekitar
bayi baru lahir. Ibu pada prinsipnya 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa
memiliki peran ganda yaitu sebagai kematian bayi sebesar 56/10.000
pengasuh anak yang secara makro akan menjadi sekitar 280.000 atau terjadi
ikut menentukan generasi bangsa yang setiap 18-20 menit sekali. Penyebab
akan datang, maupun secara mikro ibu kematian bayi adalah asfiksia
ikut menentukan ekonomi keluarga. neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%,
Pembangunan sumber daya manusia prematuritas/BBLR 15-20%, trauma
harus dimulai sejak dini yakni pada persalinan 2-7%, dan cacat bawaan 1-
saat janin masih dalam kandungan ibu 3%. (Manuaba. 2008).
dan masa awal pertumbuhannya. Berdasarkan hasil SDKI tahun
Kesehatan bayi baru lahir kurang dari 2007 AKI maternal 248 per 100.000
satu bulan (neonatal) menjadi sangat kelahiran hidup dan kematian bayi di
penting karena akan menentukan Indonesia berkisar 34 per 1.000
apakah generasi kita yang akan datang kelahiran hidup. Beberapa sebab
dalam keadaan sehat dan berkualitas kematian perinatal yang utama adalah
serta mampu menghadapi tantangan asfiksia, bayi berat lahir rendah
globalisasi. (BBLR), dan infeksi, yang dipengaruhi
Insiden asfiksia neonatorum di oleh faktor-faktor yang ada pada ibu,
negara berkembang lebih tinggi seperti status gizi dan anemia, kualitas
daripada di negara maju. Di negara dan distribusi pelayanan kesehatan
berkembang, lebih kurang 4 juta bayi (Ismail,2002).
baru lahir menderita asfiksia sedang Perinatal Mortality Rate tahun
atau berat, dari jumlah tersebut 20% 2007 menurut WHO di Jawa Tengah
diantaranya meninggal. Di Indonesia adalah 26 per 1000 kelahiran hidup.
angka kejadian asfiksia kurang lebih AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2007
22 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 20-29

yaitu sebesar 117 per 100.000 transport O2 dari ibu ke janin sehingga
kelahiran hidup. terdapat gangguan dalam persediaan
Kebijakan pemerintah dalam O2 dan dalam menghilangkan CO2.
upaya penurunan AKI dan AKB Perubahan pertukaran gas dan transpor
dilakukan dengan menyediakan dan oksigen selama kehamilan dan
mendekatkan pelayanan yang persalinan akan mempengaruhi
berkualitas yang terjangkau oleh oksigenasi sel–sel tubuh yang
masyarakat termasuk rujukannya. selanjutnya dapat mengakibatkan
Menurut Depkes RI tahun 2008, gangguan fungsi sel. Gangguan ini
kematian penyebab neonatal terbanyak dapat berlangsung secara menahun
kedua (27%) disebabkan oleh asfiksia. akibat kondisi ibu selama kehamilan,
Disebutkan dalam program utama 2009 atau secara mendadak karena hal-hal
salah satunya yaitu penanganan yang diderita ibu dalam persalinan.
komplikasi neonatal di tingkat Gangguan menahun dalam kehamilan
masyarakat antara lain manajemen dapat berupa gizi ibu yang buruk,
asfiksia bayi baru lahir oleh bidan, penyakit menahun seperti anemia,
manajemen BBLR oleh bidan dan hipertensi, penyakit jantung, dan lain-
perawat dengan kunjungan rumah, dan lain. Pada gangguan yang terakhir ini
pemberian ASI dini dan eksklusif. pengaruh terhadap janin disebabkan
(Depkes RI, 2008) oleh gangguan oksigenasi serta
Anemia dalam kehamilan kekurangan pemberian zat-zat
memberi pengaruh kurang baik bagi makanan berhubungan dengan
ibu, baik dalam kehamilan, persalinan gangguan fungsi plasenta (Aminullah,
maupun nifas dan masa selanjutnya, 2006; h: 67).
juga bagi hasil konsepsi. Anemia Terjadi gangguan asidosis
dalam kehamilan merupakan sebab respiratorik, bila gangguan berlanjut
potensial morbiditas serta mortalitas terjadi metabolisme anaerob yang
ibu dan anak (Hudono, 2006). berupa glikolisis glikogen tubuh,
Hipoksia janin yang menyebabkan sehingga glikogen tubuh di hati dan
asfiksia neonatorum terjadi karena jantung berkurang. Hilangnya glikogen
gangguan pertukaran gas serta yang terjadi pada kardiovaskuler
Sri Wahyuni, Ainiatuz Zulfa, Hubungan Kadar Hemoglobin… 23

menyebabkan gangguan fungsi II. METODE PENELITIAN


jantung. Pada paru terjadi pengisian Jenis penelitian yang digunakan
udara alveoli yang tidak adekuat adalah observasional analitik dengan
sehingga menyebabkan resistensi rancangan penelitian cross sectional.
pembuluh darah paru. Sedangkan di Rancangan survei cross sectional ialah
otak terjadi kerusakan sel otak yang suatu penelitian untuk mempelajari
dapat menimbulkan kematian atau dinamika korelasi antara faktor-faktor
gejala sisa pada kehidupan bayi risiko dengan efek, dengan cara
selanjutnya. Komplikasi yang lain pendekatan, observasi atau
adalah Perdarahan otak, oedema otak, pengumpulan data sekaligus pada suatu
hyperbilirubinemia, obstruksi usus saat (point time approach). Populasi
yang fungsional, kejang sampai koma adalah keseluruhan subjek penelitian
yang dapat menyebabkan kematian (Notoatmodjo, 2005; h: 70). Populasi
bayi (Wiknjosastro,2007) dalam penelitian ini adalah ibu yang
Berdasarkan studi pendahuluan melahirkan di RSUD Sukoharjo.
pada tanggal 4 Februari 2011 di RSUD Jumlah populasi sebanyak 60 orang.
Sukoharjo, didapatkan kasus ibu Sampel adalah sebagian atau wakil
bersalin dengan anemia pada bulan populasi yang diteliti (Arikunto, 2006;
Desember 2010 sebanyak 44,8 % , h:131). Sampel dalam penelitian ini
sedangkan kasus bayi baru lahir adalah berdasarkan kriteria inklusi,
dengan asfiksia ada 22 %. dengan kriteria yaitu:
Melihat kenyataan tersebut di atas 1) Kriteria inklusi
dimana angka kejadian anemia ibu a) Persalinan spontan
hamil di Indonesia masih cukup tinggi 2) Kriteria eksklusi yaitu :
dan mempunyai pengaruh yang besar a) Ibu yang mempunyai riwayat
pada janin yang dilahirkan maka perlu penyakit komplikasi
dilakukan penelitian untuk mengetahui b) Bayi yang mempunyai kelainan
hubungan antara kadar hemoglobin kongenital
pada ibu hamil dengan nilai Apgar bayi c) Gemelli
baru lahir di RSUD Sukoharjo. d) BBLR
24 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 20-29

e) Persalinan dengan vakum a. Umur ibu


ekstraksi dan forceps Table 4.1 Karakteristik
Jumlah sampel yang didapatkan adalah Responden Berdasarkan Umur Ibu
32 ibu bersalin. No Umur Frekuensi (%)
Teknik sampling yang digunakan Ibu
adalah purposive sampling yaitu teknik 1. <20 - 0
penentuan sampel dengan tahun
pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2. 20-35 21 65,6
2010) tahun

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. >35 11 34,4

1. HASIL tahun

Analisa univariat adalah analisis Jumlah 32 100

yang berfungsi untuk meringkas, Sumber : Data sekunder 2011

mengklasifikasikan dan menyajikan Berdasarkan karakteristik

data yang merupakan langkah awal responden kelompok usia 20-35 tahun

dari analisis lebih lanjut dalam sebanyak 21 responden (65,6%),

penggunaan distribusi frekuensi kelompok usia >35 tahun sebanyak 11

(Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini responden (34,4%), dan tidak ada

analisis univariat digunakan untuk responden yang berusia <20 tahun.

mengetahui variabel bebas dalam b. Paritas

penelitian ini adalah karakteristik Tabel 4.3 Karakteristik

responden dengan distribusi frekuensi. Responden Berdasarkan Paritas

karakteristik responden terdiri dari No. Paritas Frekuensi (%)

umur dan paritas ibu, kadar ibu

hemoglobin ibu bersalin, dan nilai 1. Primipara 11 34,4

Apgar bayi baru lahir. Seluruh umur 2. Multipara 18 56,3

kehamilan responden adalah aterm (37- 3. Grande 3 9,4

42 minggu). Seluruh bayi yang multipara

dilahirkan oleh responden dengan berat Jumlah 32 100

lahir 2500-4000 gram. Sumber : Data sekunder 2011


Sri Wahyuni, Ainiatuz Zulfa, Hubungan Kadar Hemoglobin… 25

Berdasarkan karakteristik Berdasarkan data tabel 4.6, dapat


responden berdasarkan paritas, dilihat bahwa bayi yang lahir dengan
kelompok primipara sebanyak 11 asfiksia sebanyak 7 bayi (1,9%), dan
orang (34,4%), multipara sebanyak 18 sebanyak 25 bayi (78,1%) tidak
orang (56,3%), dan grande multipara mengalami asfiksia.
sebanyak 3 orang (9,4%). Analisis bivariat adalah analisis
c. Kadar Hemoglobin yang berfungsi untuk mengetahui
Tabel 4.5 Kadar Hemoglobin hubungan antar variabel di populasi,
Ibu Bersalin menentukan batas kemaknaan
No. Kadar Frekuensi (%) (Notoatmodjo, 2010). Analisis data
Hemoglobin bivariat dalam penelitian ini dilakukan
Ibu Bersalin untuk mengetahui hubungan antara
1. Anemia 15 46,9 variabel bebas dengan terikat dalam
2. Tidak anemia 17 53,1 penelitian ini adalah hubungan antara
Jumlah 32 100 kadar hemoglobin ibu bersalin dengan
Sumber : Data Sekunder 2011 nilai APGAR bayi baru lahir
Berdasarkan data tabel 4.5, dapat
dilihat bahwa ibu yang mengalami
anemia sebanyak 15 orang (46,9%),
dan sebanyak 17 orang (53,1%) tidak
mengalami anemia.
d. Nilai Apgar Bayi Baru Lahir
Tabel 4.6 Nilai Apgar Bayi Baru
Lahir
No. Nilai Apgar Bayi Frekuensi (%)
Baru Lahir
1. Asfiksia 7 1,9
2. Tidak asfiksia 25 78,1
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer 2011
26 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 20-29

a. Analisis data Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Nilai APGAR Bayi


Baru Lahir
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Kadar Hemoglobin Dengan Nilai APGAR Bayi
Baru Lahir
Kadar HB Nilai APGAR Bayi baru lahir Total X2 P
Asfiksia Tidak asfiksia
Anemia 6 9 15 5,428 0,020
Tidak anemia 1 16 17
Jumlah 7 25 32
Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan data tabel 4.5 di atas 2. Bahasan


dapat dilihat bahwa ibu dengan anemia Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 15 orang (46,9%) sebanyak 6 bahwa sebagian besar responden
orang (18,8%) dengan bayi lahir berumur 20-35 tahun yaitu 21
asfiksia dan sebanyak 9 orang (28,1%) responden (65,6%). Menurut
dengan bayi lahir tidak asfiksia. Ibu Wiknjosastro (2005), umur 20-35
yang tidak anemia sebanyak 17 orang tahun adalah umur reproduktif, pada
(53,1%) sebanyak 1 orang (3,1%) umur tersebut seorang wanita sudah
dengan bayi lahir asfiksia dan siap untuk hamil, bersalin dan
sebanyak 16 orang (50%) tidak menyusui. Menurut hasil penelitian
mengalami asfiksia. Yulianto (2004), umur terbaik untuk
Berdasarkan hasil uji statistik hamil dan melahirkan adalah umur 20
dapat diketahui bahwa ada hubungan sampai 35 tahun. Keadaan ini sangat
antara kadar hemoglobin dengan nilai berkaitan dengan proses pematangan
APGAR bayi baru lahir di RSUD organ-organ reproduksi serta kesiapan
Sukoharjo dengan X2 = 5,428, p= lain termasuk kesiapan mental sang
0,020 (p<0,05). Disimpulkan bahwa ibu.
hipotesis penelitian diterima jadi ada Paritas adalah keadaan seorang
hubungan antara kadar hemoglobin wanita sehubungan dengan kelahiran
dengan nilai APGAR bayi baru lahir. anak yang dapat hidup (Hardjono,
Sri Wahyuni, Ainiatuz Zulfa, Hubungan Kadar Hemoglobin… 27

2004). Hasil penelitian diketahui APGAR bayi baru lahir di RSUD


bahwa sebagian besar ibu mempunyai Sukoharjo dengan X2 = 5,428, p=
paritas multipara sebanyak 18 orang 0,020 (p<0,05), secara statistik dapat
(56,3%). Mochamad (2000), diartikan bahwa HO ditolak. Hipotesis
mengemukakan bahwa morbiditas dan terbukti bahwa ada hubungan antara
mortilitas ibu dan anak dipengaruhi kadar hemoglobin dengan nilai
oleh jumlah paritas dari ibu yang APGAR bayi baru lahir.
bersangkutan. Resiko terhadap ibu dan Berdasarkan hasil tersebut dapat
anak pada kelahiran bayi pertama diketahui bahwa anemia pada ibu
cukup tinggi, akan tetapi resiko ini merupakan salah satu faktor yang
tidak dapat dihindari. Risiko tersebut menyebabkan terjadinya asfiksia
akan menurun pada paritas kedua dan neonatorum, karena anemia pada ibu
ketiga serta meningkat lagi pada dapat menimbulkan gangguan
paritas ke empat dan seterusnya. kehamilan maupun komplikasi pada
Berdasarkan data penelitian dapat persalinan. Komplikasi pada persalinan
dilihat bahwa ibu dengan anemia dapat berakibat timbulnya gangguan
sebanyak 15 orang (46,9%), sebanyak pertukaran darah dari ibu ke janin,
6 orang (18,8%) dengan bayi lahir sehingga penyerapan O2 dan
asfiksia dan sebanyak 9 orang (28,1%) pengeluaran CO2 terganggu. Keadaan
dengan bayi lahir tidak asfiksia. Ibu hipoksia pada janin berlanjut menjadi
yang tidak anemia sebanyak 17 orang asfiksia neonatorum pada bayi baru
(53,1%), sebanyak 1 orang (3,1%) lahir (Suyoso et al, 2001).
dengan bayi lahir asfiksia dan Kejadian anemia pada ibu hamil
sebanyak 16 orang (50%) tidak disebabkan karena keperluan zat-zat
mengalami asfiksia, menunjukkan makanan bertambah, dan juga
bahwa hampir dari setengah ibu hamil disebabkan oleh adanya perubahan-
mengalami anemia. perubahan dalam darah dan sumsung
Berdasarkan hasil uji statistik tulang. Darah bertambah banyak atau
dengan menggunakan Chi Square hidremia tetapi bertambahnya sel-sel
dapat diketahui bahwa ada hubungan darah berkurang dibanding dengan
antara kadar hemoglobin dengan nilai bertambahnya plasma, sehingga terjadi
28 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 20-29

pengenceran darah (Prawirohardjo, sebagai faktor resiko untuk hasil luaran


2001). Kondisi viskositas darah yang kehamilan yang buruk.
menurun ini menjadikan aliran darah Berdasarkan hasil penelitian dapat
yang rendah pada ruangan intervillus. disimpulkan bahwa ada hubungan
Perubahan aliran darah ini antara kadar hemoglobin dengan nilai
menyebabkan beberapa gangguan APGAR bayi baru lahir. Kadar
transportasi, nutrisi, oksigen ke janin, hemoglobin yang rendah beresiko
sehingga menyebabkan gangguan terjadi perdarahan. Hipoksia yang
pertumbuhan janin, yang sering mendadak pada ibu karena perdarahan
berakibat terjadinya bayi berat lahir dan mengakibatkan terjadi gangguan
rendah, yaitu bayi dismatur dan aliran darah ke fetus. Hal tersebut
premature (Hudono, 2005).Gizi ibu dapat menyebabkan nilai APGAR bayi
yang buruk dan adanya penyakit kronis menjadi rendah.
seperti anemia, hipertensi, dan IV. KESIMPULAN
penyakit jantung merupakan salah satu Berdasarkan hasil penelitian dan
predisposisi asfiksia neonatorum pembahasan dapat ditarik kesimpulan
(Prawirohardjo, 2005). Lone et .al. sebagai berikut :
(2004) menyatakan bahwa bayi baru 1. Responden yang mempunyai
lahir dari ibu anemia memiliki resiko kadar hemoglobin <11gr% sebanyak
1,8 kali lebih tinggi dengan APGAR 15 responden (46,9%), dan yang
<5 pada menit pertama dan resiko mempunyai kadar hemoglobin >11gr%
IUFD 3,7 kali lebih tinggi pada wanita sebanyak 17 responden (53,1%).
anemia. Hasil penelitian sejalan 2. Bayi lahir dengan nilai APGAR
dengan penelitian yang dilakukan oleh <7 sebanyak 7 bayi (21,9%), dan bayi
Desi Susilowati (2009), dimana ibu lahir dengan nilai APGAR >7
hamil yang menderita anemia sebanyak 25 bayi (78,1%).
mempunyai risiko mengalami kejadian 3. Ada hubungan kadar
asfiksia 3,556 kali lebih tinggi daripada hemoglobin dengan nilai APGAR bayi
ibu yang tidak menderita anemia. baru lahir ditunjukkan dengan p =
Anemia maternal umumnya dianggap 0,020, sedangkan  = 0,05 berarti
(p<0,05). Dengan demikian Ho ditolak.
Sri Wahyuni, Ainiatuz Zulfa, Hubungan Kadar Hemoglobin… 29

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka
Aminullah, A. dalam Prawirohardjo, S.
Cipta. 2005
Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Nurchotimah. Hubungan Anemia Pada
Prawirohardjo. 2005. Ibu Hamil Yang Menjalani
Persalinan Spontan Dengan
Arikunto, S. Metode Penelitian Suatu
Angka Kejadian Asfiksia
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Neonatorum di RSUD Sragen
Rineka Cipta. 2006.
Tahun 2006-2007. Fakultas
Chapman, Vicky. Asuhan Kebidanan Kedokteran Universitas
Persalinan dan Kelahiran. Muhammadiyah Surakarta .
Jakarta: EGC. 2006 2008.
Cunningham FG. Prenatal Care. Sabarguna, Dr. dr. H. Boy. Karya Tulis
William Obstetric. 22nd. Ilmiah (KTI) Untuk Mahasiswa
Companies Inc United States of D3 Kesehatan. Jakarta : MARS
America. 2005 Sagung Seto. 2008
Gandasoebrata, R. Penuntun Saifuddin. Asuhan Pelayanan
Laboratorium Klinik. Jakarta: Maternal dan Neonatal.
Dian Rakyat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hakimi, M. Ilmu Kebidanan : Sarwono Prawirohardjo. 2002.
Fisiologi dan Patologi Sharma, J. B. Soni, D. Murthy, N. S
Persalinan. Jakarta: Yayasan Malhotra, M. Effectof Dietary
Essentia Medica. 2003. Habbits on Prevalence of
Ismail, D. Perinatal Mortality in Anemia in Pregnant Women of
Indonesia. Japan: Kobe Delhi. J. Obstet. Gynecol. Res
University School of Medicine. India. 2003.
2002 Steer JP. Maternal Hemoglobin
Karyadi, F. talasemia Leukemia dan Concentration and Birth
Anemia. Jakarta: Pustaka Weight. American Jurnal of
Populer Obor. 2003 Clinical Nutrition, Vol . 71, No.
5, May 2000.
Lone et all. Maternal Anemia and it’s
impact on perinatal outcome Sugiyono, Prof. DR. Statistika Untuk
Tropical medicine and Penelitian. Bandung : Alfabeta.
International Health. 2004 2010.

Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Tarwoto, Wasdinar. Anemia Pada Ibu


Kandungan dan Keluarga Hamil Konsep Dan
Berencana untuk Pendidikan Penatalaksanaan. Jakarta:
Bidan. Jakarta: EGC. 2002. Trans Info Media. 2007

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jakarta:


EGC. 2002.

You might also like