You are on page 1of 9

Laporan Modul I,

Kominusi (Crushing)
Winda Widia Astuti (09320150102) / Kelompok 3
Laboratorium Rabu 28 Maret 2018
Pengolahaan Bahan Galian
Program Studi Teknik Pertambangan Asisten :Reza Wardhani Tonang
Fakultas Teknologi Industri 093201400136

Abstrak
Praktikum Modul 1 – Tujuan dari percobaan modul 1 – crushing ( peremukan )
adalah untuk mengetahui peremukan serta prinsip kerja alat crushing yaitu jaw
crusher dan rol crusher, serta mekanisme pengayakan dan alatnya. Tujuan lainnya
adalah untuk menentukan 80%-Reduction Ration (RR80) dari alat remukrool crusher
digunakan dalam percobaan ini adalah bongkahan limestone. Kemudian dimasukkan
ke jaw crusher serta dilihat cara kerjanya. Selanjutnya diayak dan ditimbang per
Fraksi ukuran. Sebagian dari hasil jaw crusher kemduian diremukan lagi dengan
roll crusher dengan ukuran 1 dan 1.75. Kemudian dilihat perbedaan hasil
peremukan gape yang berbeda.
A. Tinjauan Pustaka Ukuran dari partikel akan berkurang
Kominusi adalah operasi pengecilan akibat kombinasi dari impact, attrition,
ukuran bijih dengn peremukan dan dan shear.
penggerusan. Tujuan dari kominusi Penjelasan tentang mekanisme
adalah: peremukan sebagai
1. Menghasilkan partikel yang berikut:
sesuai dengan kebutuhan (ukuran 1. Abrasion (attrition)
maupun bentuk). Terjadi bilamana energi yang kurang
2. Membebaskan mineral berharga mencukupi diterapkan pada partikel,
dari pengotor. menyebakan terjadinya localized
3. Memperbesar luas permukaan, stressing dan remuknya sebagian kecil
sehingga kecepatan reaksi area sehingga menghasilkan distribusi
pelarutan dapat berlangsung ukuran partikel yang halus.
dengan baik. 2. Compression (cleavage/shear)
Grinding (Penggerusan) adalah Energi cukup untuk membuat partikel
Proses reduksi ukuran dari bijih yang remuk, menghasilkan ukuran partikel
berukuran halus (sekitar 25 mm). ukurannya tidak jauh berbeda dengan
Ada tiga tipe grinding, yaitu: ukuran umpan.
1. Tumbling Mill 3. Impact (shatter)
2. Silinder Mill Energi sangat mencukupi untuk
3. Vibriting Mill terjadinya peremukan partikel,
menghasilkan banyak partikel dengan
distribusi ukuran yang lebar. ke ukuran produk yang diinginkan,
Representasi mekanisme remuknya dengan kesadaran bahwa partikel
partikel dan distribusi ukuran produkta pakanterbesar hanya dapat 4 kali
yang dihasilkan- Peremukan selalu kesenjangan dimensi. Partikel
dengan cara kering, penggerusa dapat
ditarik kedalam celah antara
dilakukan dengan cara kering atau
gulungan oleh gerakan berputar dan
basah.
membentuk sudut gesekan antara
Faktor-faktor yang menentukan apakah
gulung dan partikel, yang disebut
penggerusan dilakukan dengan cara
kering atau basah:
sudut nip..

a. Pengolahan berikutnya apakah


cara kering atau basah.
b. Penggerusan cara basah
memerlukan energi lebih sedikit
dibandingkan cara kering.
c. Klasifikasi cara basah lebih
mudah dan memerlukan ruang lebih
kecil dibandingkan cara kering.
d. Lingkungan pada penggerusan 1. Impact crusher
cara basah lebih bersih dan tidak
memerlukan alat penangkap debu.
e. Penggerusan cara kering
memerlukan material yang betul-betul
kering perlu proses pengeringan lebih
dulu.
f. Pada penggerusan cara basah
konsumsi media gerus dan bahan
2. Rotary breaker
pelapis lebih banyak karena terjadi
korosi.
Penggerusan dilakukan dalam alat
berbentuk silinder yang berputar pada
sumbu horizontalnya. Didalam silinder
terdapat media untuk menggerus bijih
yang disebut media penggerusan,
material yang akan digerus dan air
(pada cara basah). Alat ini disebut B. Data Percobaan
penggerus atau tumbling mill. Untuk mengetahui berapa besar
mengenai suatu poros, persen berat dari hasil proses
terhadapkesenjangan antara roll. crushing dilakukan dengan
Kesenjangan antara gulungan diatur
pembobotan berat tiap fraksi, Tabel 3 Roll Crusher ( Gape 1,25
dengan rumus sebagai berikut: cm)
1. Jaw Crusher. No Ukuran Berat Fraksi Berat Berat
tertahan Tertahan lolos
Hasil pengukuran produk Komulatif Komulatif
1 25 2,184 0,39 0,39 99,60
primary crushing menggunakan 2 13 192,5 34,58 34,98 65,01

jaw crusher 3 9,5 18,18 3,26 38,24 61,75

4 5 319,7 57,44 95,69 4,30


Tabel 1 Jaw Crusher
5 -5 23,97 4,30 100 0

Total 556,534
No Ukura Berat Fraks Berat Berat
n tertahan i Tertahan lolos
Komulati Komulati
f f
1 25 557,73 29,89 29,89 70,10 C. Pengolahan data Percobaan
2 13 837,92 44,91 74,81 25,18
3 9,5 112,37 6,02 80,84 19,15 1. Langka Kerja
4 5 124,47 6,672 87,51 12,48
5 -5 232,91 12,48 100 0 Crushing: Jaw Crusher
Tata 1865,4
l
Siapkan kerikil berukuran 4-5 cm sebanyak
2 kg
2. Crusher ( Gape 1 cm)
Hasil pengukuran produk Ukur setting Jaw Crusher yaitu open
secondary crushing menggunakan setting dan close setting

roll crusher dengan gape 1cm


Tabel 2 Roll Crusher ( Gape 1 cm) Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan
kosong dan amati cara kerjanya
No Ukuran Berat Fraksi Berat Berat
tertahan Tertahan lolos
Komulatif Komulatif
1 25 191,76 21,69 21,69 78,30 Masukkan umpan perlahan-lahan dan
2 13 25,57 2,89 24,59 75,40 tampung hasilnya
3 9,5 194,83 22,04 46,63 53,36

4 5 219,99 24,89 71,53 28,46

5 -5 251,57 28,46 100 0 Amati hasil peremukan meliputi bentuk


Total 883,72
ukuran bijih

3. Roll Crusher ( Gape 1,25 cm)


Hasil pengukuran produk Ambil contoh dari batu hasil peremukan
Jaw Crusher lalu ayak dengan seri ayakan
secondary crushing menggunakan 25 ; 13 ; 9,5 ; 5 dan -5 mm

roll crusher dengan gape 1,25cm


Timbang dan buat grafik distribusi ukuran
menentukan ukuran ayakan yang
meloloskan 80%

Hasil peremukan Jaw Crusher jangan


dibuang
Crushing: Roll Crusher a. Tabel Jaw Crusher.

No Ukura Berat Fraks Berat Berat


Siapkan Roll Crusher dengan baik n tertahan i Tertahan lolos
Komulati Komulati
f f
1 25 557,73 29,89 29,89 70,10
2 13 837,92 44,91 74,81 25,18
Jalankan Roll Crusher dan amati cara kerjanya 3 9,5 112,37 6,02 80,84 19,15
4 5 124,47 6,672 87,51 12,48
5 -5 232,91 12,48 100 0
Tata 1865,4
l
Dengan menggunakan umpan hasil Jaw
Crusher umpankanlah dengan hati-hati ke
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
Roll Crusher
2000 − 1865,4
= 𝑥100%
2000
Tampung hasilnya amati ukuran dan 134,6
bentuk partikel dan ayak sesuai ukuran = 𝑥100% = 6,73%
2000

b. Tabel Roll Crusher ( Gape 1


Timbang lalu ukuran yang paling kecil cm)
yang dapat di olah selanjutnya
No Ukuran Berat Fraksi Berat Berat
tertahan Tertahan lolos
2. Rumus Dasar Komulatif Komulatif
1 25 191,76 21,69 21,69 78,30
%𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
2 13 25,57 2,89 24,59 75,40
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 3 9,5 194,83 22,04 46,63 53,36
= 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 4 5 219,99 24,89 71,53 28,46

5 -5 251,57 28,46 100 0

Total 883,72
%𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
c. Tabel Roll Crusher ( Gape 1,25
𝑅𝑅80
cm )
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝐹𝑒𝑒𝑑𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
=
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟 No Ukuran Berat Fraksi Berat Berat
tertahan Tertahan lolos
3. Hasil Perhitungan Komulatif Komulatif
1 25 2,184 0,39 0,39 99,60

Pengolahan data hasil percobaan 2 13 192,5 34,58 34,98 65,01

berupa perbandingan antara 3 9,5 18,18 3,26 38,24 61,75

4 5 319,7 57,44 95,69 4,30


lubang ayakan umpan dengan
5 -5 23,97 4,30 100 0
lubang ayakan produk pada Total 556,534

kumulatif 80%.

d. Grafik Jaw Crusher.


e. Grafik Roll Crusher ( Gape 1 h. P80 Roll Crusher ( Gape 1 cm)
cm) Nisbah reduksi (reduction
ratio) secondary crushing
menggunakan roll crusher
dapat dihitungan dengan:

𝑦 = 2,251𝑥 + 29,33

80 − 29,33
𝑥=
2,251
50,67
𝑥=
2,251
f. Grafik Roll Crusher ( Gape 1
𝑥 = 22,51
cm)
Jadi nilai P80 adalah
22,51 mm

i. P80 Roll Crusher ( Gape 1


cm)

Nisbah reduksi (reduction


ratio) secondary crushing
menggunakan roll crusher
dapat dihitungan dengan:
g. P80 Jaw Crusher
y = 4,159x + 3,077
Nisbah reduksi (reduction ratio)
80 − 3,077
primary crushing menggunakan 𝑥=
4,159
jaw crusher dapat dihitungan
76,923
dengan: 𝑥=
4,159
𝑦 = 2,990𝑥 − 7,514 𝑥 = 18,49
80 + 7,514 Jadi nilai P80 adalah
𝑥=
2,990 18,49 mm
87,514
𝑥=
2,990
j. RR80 Roll Crusher ( Gape 1 cm)
𝑥 = 29,2689
𝑅𝑅80
Jadi nilai P80 adalah 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝐹𝑒𝑒𝑑𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
29,2689 mm =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
29,2689
𝑅𝑅80 = = 1,30 mm
22,51
k. RR80 Roll Crusher ( Gape 1,25 menempel di alat dan kesalahan
cm) yang dilakukan oleh praktikan.
Pada tabel 2 dapat dilihat distribusi
𝑅𝑅80
ukuran, berat partikel dan %
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝐹𝑒𝑒𝑑𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
= fraksinya dari hasil proses
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑅𝑜𝑙𝑙𝑐𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟
29,2689 secondary crushing dengan
𝑅𝑅80 = = 1,58bmm
18,49
menggunakan double roll crusher.
D. Analisis Hasil Percobaan
Dari tabel tersebut diperoleh berat
Berdasarkan tabel percobaan di
produk yang lolos untuk masing-
atas partikel yang diumpankan
masing ayakan 25 mm, 13 mm,9,5
kedalam alat peremuk akan
mm, 5 mm, dan -5 mm Jumlah
mengalami reduksi ukuran.
berat total umpan yang digunakan
Reduksi ukuran ini disebabkan
adalah 2000 gr sedangkan jumlah
gaya-gaya bekerja yang diberikan
produk yang diperoleh adalah
oleh crusher kepada material.
883,72 gr. Perbedaan hasil dari
Proses peremukan berlangsung dua
umpan yang dimasukkan dengan
tahap dimulai dari tahapan
hasil produk disebabkan oleh
peremukan primer (primary
beberapa umpan melekat ke alat
crushing) oleh jaw crusher dan
dan beberapa produk telah terubah
tahapan peremukan sekunder
menjadi debu beberapa kesalahan
(secondary crusher) oleh double
yang dilakukan oleh praktikan.
roll crusher.
Pada tabel 3 dapat dilihat distribusi
Pada Tabel 1 dapat dilihat
ukuran, berat partikel dan %
distribusi ukuran, berat partikel
fraksinya dari hasil proses
dan % fraksinya dari proses
secondary crushing dengan
primary crushing dengan
menggunakan double roll
menggunakan jaw crusher. Dari
crushergape 1,5 cm.. Dari tabel
tabel tersebut diperoleh berat
tersebut diperoleh berat produk
produk yang lolos untuk masing-
yang lolos untuk masing-masing
masing ayakan 25 mm, 13 mm,
ayakan 25 mm, 13 mm, 9,5 mm, 5
9,5 mm, 5 mm, dan -5 mm Jumlah
mm, dan -5 mm Jumlah berat total
berat total umpan yang digunakan
umpan yang digunakan adalah
adalah 2000 gr sedangkan jumlah
2000 gr sedangkan jumlah produk
produk yang diperoleh adalah
yang diperoleh adalah 556,5 gr.
1865,4 gr. Selisih ini dapat
Perbedaan hasil dari umpan yang
disebabkan oleh beberapa hal
dimasukkan dengan hasil produk
seperti produk yang terbawa angin,
disebabkan oleh beberapa umpan
melekat ke alat dan beberapa Crusher ( Gape 1,25 cm) 1,58
produk telah terubah menjadi debu mm.
beberapa kesalahan yang
F. Daftar Pustaka
dilakukan oleh praktikan.
Kelly, Errol G.; 1982;
Jadi Reduction ratio 80% yang di
“Introduction of Mineral
dapatkan dari hasil penggunaan
Processing”; John Wiley&Sons,
alat primary crushing berupa jaw
Inc.; US America
crusher yaitu digunakan formula
http://tambangunhas.wordpress.co
dimana ukuran umpan yang
m/tag/pengolahan-bahan-galian/
dimasukkan dibagi dengan ukuran
http://www.quarrying.org/r.html
produk untuk mendapatkan
http://www.mine-engineer.com/
persentasinya maka pada roll
http://ardra.biz/sain-
crushergape 1 cm di dapatkan nilai
teknologi/mineral/pengolahan-
reduction rationya 80% 1,30 mm
mineral/kominusi-operasi-
untuk penggunaan alat secondary
pengecilan-ukuran/
crushing berupa double roll
http://arsipteknikpertambangan.bl
crushing masih menggunakan
ogspot.com/2011/01/kominusi.ht
formula yang sama untuk
ml
mendapatkan nilai reduction
http://en.wikipedia.org/wiki/Three
rationya 80% dan hasil yang
_roll_mill
didapatkan untuk roll crusher
G. Lampiran
gape2 cm yaitu 1,58 mm
Problem Set
E. Kesimpulan
Tabel Jaw Crusher
Berat Hilang jaw crusher
No Ukuran Berat Fraksi Berat Berat lolos
57,68 % . Nilai reduksi tertahan Tertahan Komulatif
Komulatif
(reduction ratio) primary
1 25 356 7,762 7,762 92,237
crushing menggunakan jaw
2 13 2736 59,65 67,422 32,57
crusher 20,23 𝑚𝑚, reduksi
3 9,5 795 17,33 84,757 15,242
(reduction ratio) secondary
4 5 58 1,264 86,022 13,977
crushing menggunakan roll 5 -5 641 13,97 100 0

crusher Gape 1 25,42 mm dan Total 4586

reduksi (reduction ratio)


secondary crushing menggunakan
roll crusher Gape 1,25
19,67 𝑚𝑚.
Nilai RR80 Roll Crusher ( Gape 1
cm) 1,30 mm dan RR80 Roll
Grafik distribusi ukuran partikel
90 y = 2.844x + 6.445
Jaw Crusher
80 R² = 0.7237
70 Series1
60
50
Linear
40
(Series1)
30
20 Linear
10 (Series1)
0
0 10 20 30

Foto – foto Kegiatan

Tabel Roll Crusher

Proses Pengecilan Sampel

Proses Penimbangan Sampel


Grafik distribusi ukuran partikel
Roll Crusher Gape 1.25

Tabel Roll Crusher

No Berat % Berat % Berat lolos


Ukura tertaha % tertahan komulatif
n n (gr) fraksi komulati
f
1 25 706 30,96 30,96 69,04

2 -25 + 200 8,77 39,74 60,26


Proses Pengayakan Sampel
13
3 -13 432 18,95 58,68 41,32
+9,5
4 -9,5 + 840 36,84 95,53 4,47
5
5 -5 102 4,47 100 0

Total 2280 100 %


Proses Pemisahan Sampel
sesuai ukuran yang lolos

Proses Penimbangan Sampel


yang sudah di ayak

Proses Bekerjanya alat

You might also like