You are on page 1of 10

Kurniawan: EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI, PENGEPRESAN … 15

EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI,


PENGEPRESAN DAN LEACHING
Adityo Kurniawan1), Chandra Kurniawan1), Nani Indraswati2), Mudjijati2)
E-mail: nani@mail.wima.ac.id

ABSTRAK

Minyak atsiri adalah senyawa yang mudah menguap yang tidak larut dalam air. Minyak atsiri merupakan
ekstrak alami dari tanaman, baik yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian, ataupun kulit buah. Salah satu
jenis minyak atsiri yang dapat diproduksi di Indonesia adalah minyak kulit jeruk. Mengingat bahwa jeruk
merupakan salah satu buah-buahan tropis andalan yang dihasilkan di Indonesia dan banyaknya industri minuman
yang menggunakan buah jeruk sebagai bahan baku, maka limbah jeruk yang dihasilkan jumlahnya cukup banyak.
Dalam penelitian ini dipelajari tentang produksi minyak kulit jeruk dengan berbagai macam metode untuk
menghasilkan minyak kulit jeruk dengan kualitas yang baik dan yield yang paling tinggi. Tujuan dari peneliitan ini
adalah mempelajari kualitas dan yield minyak kulit jeruk yang dihasilkan dari metode distilasi, pengepresan, dan
leaching. Penelitian dilakukan dengan 3 metode yaitu distilasi, pengepresan, dan leaching. Untuk tahap
pengepresan, variasi yang dilakukan adalah variasi tekanan yang berkisar dari 2.000 sampai 7.000 psia. Untuk
tahap leaching variasi yang dilakukan adalah volume pelarut yaitu berkisar dari 200 sampai 500 mL untuk tiap
100 gram kulit jeruk. Dari hasil penelitian didapat yield minyak kulit jeruk terbesar adalah dengan metode
leaching dengan volume solvent 500 mL/100 gram kulit jeruk, dan kualitas terbaik adalah dengan metode distilasi.

Kata kunci: minyak kulit jeruk, distilasi, pengepresan, leaching

PENDAHULUAN Meskipun demikian, baru sebagian kecil


Minyak atsiri atau yang disebut juga dari jenis minyak atsiri yang telah diproduksi di
dengan essensial oils, etherical oils, atau volatile Indonesia, sedangkan permintaan akan minyak
oils adalah senyawa yang mudah menguap yang atsiri terus meningkat seiring dengan
tidak larut di dalam air dan merupakan ekstrak bertambahnya populasi jumlah penduduk.
alami dari tanaman, baik yang berasal dari daun, Kekurangan minyak atsiri ini dapat dipenuhi
bunga, kayu, biji-bijian, ataupun kulit buah. dengan cara mengimpor dari negara lain. Dan
Komponen senyawa kimiawi dalam minyak yang lebih memprihatinkan lagi, minyak atsiri
atsiri dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu[1]: yang diimpor terkadang merupakan jenis minyak
1. Hydrocarbon atsiri yang dapat diproduksi di dalam negeri.
Senyawa yang termasuk dalam golongan ini
terbentuk dari unsur hidrogen(H) dan TINJAUAN PUSTAKA
karbon(C). Industri pengolahan minyak atsiri di
2. Oxygenated Hydorcarbon Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak jaman
Senyawa yang termasuk dalam golongan ini penjajahan, akan tetapi perkembangannya
terbentuk dari unsur hidrogen(H), karbon sampai sekarang belum banyak mengalami
(C), dan oksigen(O). perubahan dibandingkan dengan negara lain
3. Komponen-komponen lainnya yang relatif muda usianya dalam hal usaha
Senyawa lainnya seperti asam, lacones, memproduksi minyak atsiri. Hal ini disebabkan
senyawa belerang dan nitrogen. karena perkembangan teknologi pengolahan
Minyak atsiri merupakan salah satu minyak atsiri di negara maju sangat pesat,
komoditas yang memiliki potensi besar di sementara di Indonesaia hanya menggunakan
Indonesia. Setidaknya ada 80 jenis minyak atsiri cara yang tradisional. Keadaan seperti inilah
yang selama ini diperdagangkan di pasar yang mengakibatkan posisi Indonesia kalah
internasional, dan 40 jenis di antaranya dapat bersaing dengan negara produsen lain yang
diproduksi di Indonesia karena Indonesia dapat memberikan jaminan kuantitas dan
memiliki keanekaragaman hayati yang dapat kualitas produk minyak atsiri yang lebih
dibudidayakan[2]. konsisten.

1)
Mahasiswa di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2)
Staf Pengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No. 1, 2008 (15-24)

Salah satu jenis minyak atsiri yang dapat Adanya kandungan minyak atsiri dalam
diproduksi di Indonesia adalah minyak kulit kulit jeruk memungkinkan untuk meningkatkan
jeruk (citrus pell oil). Mengingat jeruk nilai ekonomis limbah kulit jeruk. Proses yang
merupakan salah satu buah-buahan tropis dilakukan untuk memperoleh minyak kulit jeruk
andalan yang dihasilkan oleh negara Indonesia, terdiri dari 2 tahap yaitu perlakuan pendahuluan
hampir seluruh wilayah Indonesia dapat dan pemisahan minyak kulit jeruk. Perlakuan
ditanami jeruk dan yang terbaik adalah apabila pendahuluan dilakukan dengan pengecilan
ditanam di dalam tanah dengan ketinggian 400 ukuran (size reduction), dan pengeringan kulit
meter di atas permukaan laut. jeruk. Untuk proses pengeringan sebaiknya
Buah jeruk tersusun dari komponen- dilakukan pada suhu rendah dengan
komponen sebagai berikut: menggunakan udara kering sebagai medium
1. Flavedo pengering supaya komposisi, dan aroma minyak
Flavedo merupakan bagian yang kulit jeruk tidak berubah karena teroksidasi oleh
memberikan warna pada kulit jeruk. Di udara[3]. Proses pemisahan minyak kulit jeruk
dalam flavedo terkandung karoten yang dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu distilasi,
memberi sifat warna kuning pada buah pengepresan, dan leaching. Ada 3 tipe metode
jeruk. Sekitar 60% karoten yang terdapat distilasi yaitu water distillation, water and steam
pada buah jeruk terdapat pada bagian ini. Di distillation, dan direct steam distillation. Pada
bagian ini juga terdapat gland yang metode water distillation bahan secara langsung
mengandung minyak kulit jeruk. dikontakkan dengan air mendidih. Pada metode
2. Albedo water and steam distillation bahan diletakkan di
Albedo terletak di bawah flavedo. Albedo atas grid dan di bawah grid terdapat air yang
biasanya mempunyai lapisan yang tebal, dipanaskan, sehingga menghasilkan saturated
putih dan seperti spon. Albedo terdiri atas steam yang akan berkontak dengan bahan
sel-sel parenkim yang kaya akan substansi tersebut. Untuk metode direct steam distillation,
pektin dan hemiselulosa. Kombinasi antara bahan diletakkan di atas di atas grid dan
albedo dan flavedo disebut pericarp yang kemudian dari bawah grid langsung dialirkan
sering dikenal sebagai kulit. saturated steam atau superheated steam[4].
3. Endocarp Metode water distillation digunakan karena
Endocarp merupakan bagian buah yang minyak atsiri umumnya akan terdekomposisi
dapat dimakan, di mana pada endocarp ini pada suhu tinggi. Penambahan air atau uap air
terdapat sejumlah segmen di dalamnya. dapat menurunkan titik didih, sehingga minyak
Umumnya buah jeruk mempunyai 9-13 atrisi menguap pada suhu lebih rendah daripada
segmen. Di bagian dalam tiap-tiap segmen titik didihnya pada tekanan atmosfer. Metode ini
terdapat kantung sari buah (juice sacs) yang seringkali digunakan untuk memisahkan
mempunyai membran relatif kuat dan komponen dengan titik didih tinggi dari
mempunyai dinding sel tipis[3]. sejumlah pengotor yang non volatile.
Jeruk mengandung vitamin C yang sangat Pengambilan minyak atsiri secara mekanis
tinggi. Selain itu, jeruk juga mengandung dilakukan dengan metode pengepresan. Biasanya
folacin, kalsium, potasium, thiamin, niacin, dan dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, dan
magnesium. Banyak industri minuman yang kulit dari tanaman jeruk. Cara ini hanya
menggunakan buah jeruk sebagai bahan baku, dilakukan apabila kandungan minyak atsiri
maka limbah kulit jeruk yang dihasilkan dalam bahan cukup banyak yaitu berkisar 30-
jumlahnya cukup banyak. Minyak kulit jeruk 70%, sehingga dapat dilihat tetes-tetes
merupakan minyak aromatis yang terdapat pada minyaknya dengan mata telanjang atau dapat
gland di bagian kulit buah jeruk. Dalam minyak ditekan dengan tangan.
kulit jeruk umumnya terkandung Dua metode umum dalam pengepresan
limonene(95%), myrcene(2%), noctanal(1%), mekanis, yaitu:
pinene(0,4%), linanool(0,3%), decanal(0,3%), 1. Hydraulic pressing (pengepresan hidrolik),
sabiene(0,2%), geranial(0,1%), neral(0,1%), di mana bahan dipres dengan tekanan sekitar
dodecanal(0,1%), dan senyawa-senyawa lainnya 2.000 lb/inch2 tanpa menggunakan media
(0,5%)[2].

16
Kurniawan: EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI, PENGEPRESAN ...

pemanas, sehingga metode ini sering juga 1. Ukuran partikel


disebut cold pressing. Makin kecil ukuran partikel akan
2. Expeller pressing (pengepresan berulir), di menyebabkan luas permukaan dari partikel
mana untuk mengambil minyak atau lemak per satuan berat jeruk menjadi besar,
perlu dilakukan proses pemanasan atau sehingga menyebabkan pelarut yang
tempering terlebih dahulu pada suhu sekitar berdifusi semakin banyak.
115,50C dan tekanan 15.000-20.000 2. Pelarut
lb/inch2[5]. Cairan yang dipilih sebagai pelarut harus
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mampu melarutkan solut dengan baik dan
pengepresan antara lain: viskositasnya rendah, sehingga dapat
1. Tekanan yang digunakan mensirkulasi dengan baik.
Semakin besar tekanan yang digunakan, 3. Suhu
maka jumlah minyak atsiri yang dihasilkan Biasanya kelarutan dari bahan yang
akan semakin banyak sampai minyak atsiri diekstraksi akan bertambah dengan
yang ada di dalam kulit jeruk habis. meningkatnya suhu, sehingga laju
2. Ukuran partikel ektraksinya juga bertambah. Selain itu,
Untuk kulit jeruk yang ukurannya relatif koefisien difusivitas juga akan semakin
besar harus dikecilkan agar mudah dibentuk meningkat dengan naiknya suhu sehingga
menjadi flake yang memiliki luas permukaan dapat mempercepat laju ekstraksi.
yang lebih besar, sehingga dapat mudah 4. Agitasi
dipres dan akan meningkatkan yield minyak. Pengadukan larutan juga penting karena
3. Moisture content akan meningkatkan difusi Eddy dan
Moisture content pada bahan berpengaruh meningkatkan kecepatan perpindahan bahan
terhadap yield minyak hasil pengepresan. dari permukaan padatan ke badan larutan.
Semakin besar moisture content, maka yield Selain itu pengadukan juga mencegah
minyak yang dihasilkan akan lebih rendah, terjadinya pengendapan[8].
namun dibutuhkan tekanan pengepresan Pelarut yang digunakan harus memenuhi
yang lebih kecil. syarat sebagai berikut:
4. Suhu dan waktu pemanasan 1. Bersifat selektif yaitu keefektifan pelarut
Suhu dan waktu pemanasan mempengaruhi dalam melarutkan zat yang dikehendaki
yield, karena dengan pemanasan ini dapat dengan cepat dan baik.
memecah sel tumbuhan dan dapat juga 2. Mempunyai titik didih rendah, agar pelarut
mengkoagulasi protein yang ada dalam kulit, dapat diuapkan pada suhu yang tidak terlalu
sehingga viskositas minyak turun dan tinggi. Akan tetapi titik didih pelarut juga
mempercepat aliran minyak ke luar. Pada tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini
suhu yang tinggi dan lama mungkin mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut
memberi efek negatif pada kualitas minyak akibat penguapan.
hasil pengepresan[6]. 3. Tidak larut dalam air.
Leaching merupakan ekstraksi dari solut 4. Bersifat inert, sehingga tidak bereaksi
yang terdapat dalam padatan dengan dengan komponen minyak.
menggunakan pelarut organik. Mekanisme yang 5. Harga relatif murah.
terjadi pada proses leaching adalah sebagai Kegunaan minyak kulit jeruk cukup
berikut: perpindahan pelarut ke permukaan banyak, yaitu secara umum sebagai flavouring
padatan kemudian pelarut mendifusi ke dalam atau fragrance agent pada berbagai industri.
padatan, sehingga solut yang terdapat di Industri kosmetik menggunakan minyak kulit
dalamnya akan larut ke dalam pelarut, kemudian jeruk sebagai bahan pembuatan sabun, pasta
solut yang terlarut dalam pelarut tersebut akan gigi, shampo, losion, pembersih wajah, dan
mendifusi ke luar menuju ke permukaan minyak wangi. Industri makanan
padatan, dan akhirnya solut akan berpindah ke menggunakannya sebagai essence atau
badan larutan[7]. penambah citra rasa. Di industri farmasi, minyak
Ada 4 faktor penting yang mempengaruhi kulit jeruk digunakan sebagai pembersih atau
laju ekstraksi, yaitu: sterilisasi peralatan medis, perawatan kanker,

17
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No. 1, 2008 (15-24)

antioksidan, dan obat jerawat. Industri lain memudahkan proses pemisahan minyak kulit
menggunakannya sebagai bahan pembuatan jeruk dan air. Fase air, dan minyak kulit
sabun cuci tangan, pewangi pel, pengharum jeruk dipisahkan dengan menggunakan
ruangan, penutup bau tidak sedap dari obat corong pemisah. Selanjutnya, Na2SO4
pembasmi serangga, dan berbagai barang anhidrat ditambahkan ke dalam fase minyak
kebutuhan rumah tangga lainnya. Selain sebagai kulit jeruk untuk mengurangi kadar air di
pemberi aroma, minyak ini memiliki keunggulan dalam minyak. Na2SO4 dipisahkan dari fase
tersendiri, yaitu sebagai pelarut (solven) yang minyak dengan cara disaring. Minyak kulit
ramah lingkungan karena bersifat biodegradable jeruk diukur indeks biasnya. Penambahan
yang diproduksi dari sumber daya alam yang Na2SO4 dilakukan sampai diperoleh indeks
dapat diperbaharui sebagai pengganti berbagai bias yang konstan. Minyak kulit jeruk
pelarut yang berbahaya seperti benzena, CFC, ditimbang dan dianalisis.
freon, dan xilene[9]. 3. Pengepresan kulit jeruk
Oleh karena luasnya penggunaan minyak Untuk pengepresan kulit jeruk, kulit jeruk
kulit jeruk serta tersedianya bahan cukup dipotong-potong menjadi berukuran 5 mm x
banyak, dan dapat diperbaharui, maka dapat 5 mm. Kemudian ditimbang kulit jeruk
dikatakan bahwa minyak kulit jeruk memiliki sebanyak 100 gram, dan dimasukkan ke
potensi yang cukup besar untuk meningkatkan dalam rangkaian alat pengepresan. Alat
komoditas ekspor nonmigas. Dari alasan-alasan pengepresan dijalankan dengan tekanan
yang telah tersebut di atas, dalam penelitian ini 1.000 psia[12]. Hasil pengepresan yang
dipelajari tentang produksi minyak kulit jeruk diperoleh ditampung dalam gelas beaker dan
dengan berbagai macam metode[10] untuk kemudian disaring. Natrium sulfat anhidrat
menghasilkan minyak kulit jeruk dengan kualitas ditambahkan ke dalam minyak yang
yang baik dan yield yang paling tinggi. diperoleh untuk mengurangi kadar air di
dalam minyak. Selanjutnya, Na2SO4
METODE PENELITIAN dipisahkan dari fase minyak dengan cara
Bahan disaring. Minyak kulit jeruk diukur indeks
Pada penelitian ini dipakai kulit jeruk biasnya. Penambahan Na2SO4 dilakukan
valencia, NaCl, etanol teknis 96% dan Na2SO4 sampai diperoleh indeks bias yang konstan.
anhidrat p.a. Minyak kulit jeruk selanjutnya ditimbang,
Prosedur Penelitian dan dianalisis. Langkah ini diulangi dengan
1. Analisis kulit jeruk tekanan pengepresan bervariasi yaitu: 2000,
Kulit jeruk valencia yang hendak digunakan 3000, 4000, 5000, 6000, dan 7000 psia.
dalam penelitian ini dianalisis kadar air, 4. Proses leaching
kadar abu, dan kadar limonene[11]. Hasil Untuk leaching kulit jeruk, kulit jeruk
analisisnya sebagai berikut: kadar air = dipotong-potong, kemudian dihaluskan
54,21%, kadar abu = 4,11%, dan kadar dengan menggunakan grinder dan ditimbang
limonene = 2,16%. sebanyak 100 gram. Selanjutnya, kulit jeruk
2. Distilasi kulit jeruk dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Etanol
Pada tahap distilasi kulit jeruk ini, kulit jeruk teknis sebanyak 150 mL juga dimasukkan ke
dipotong-potong kemudian dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Proses leaching
dalam grinder. Selanjutnya kulit jeruk dilakukan dengan pengadukan konstan 500
ditimbang sebanyak 150 gram dan rpm selama 3 jam. Hasil leaching kemudian
dimasukkan ke dalam labu leher tiga. disaring dan filtratnya diambil. Selanjutnya,
Tambahkan ke dalam labu 200 mL akuades. filtrat dipanaskan menggunakan vaccum
Peralatan distilasi dirangkai, dan proses evaporator pada suhu 600C sampai semua
distilasi dijalankan sampai minyak kulit etanol menguap. Natrium sulfat anhidrat
jeruk terekstrak seluruhnya (ditandai ditambahkan ke dalam minyak yang
dengan kenaikan suhu). Selama proses tertinggal untuk mengurangi kadar air di
distilasi volume air dijaga konstan dengan dalam minyak. Selanjutnya, Na2SO4
penambahan air sedikit demi sedikit. Distilat dipisahkan dari fase minyak dengan cara
ditampung, dan ditambahkan NaCl untuk disaring. Minyak kulit jeruk diukur indeks

18
Kurniawan: EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI, PENGEPRESAN ...

biasnya. Penambahan Na2SO4 dilakukan Tabel 1. Hubungan antara tekanan pengepresan


sampai diperoleh indeks bias yang konstan. terhadap massa, yield, densitas dan warna minyak
Minyak kulit jeruk ditimbang dan dianalisis. kulit jeruk (massa kulit jeruk = 100 gram)
Langkah ini diulangi dengan menggunakan
Tekanan Minyak kulit jeruk
volume pelarut yang bervariasi yaitu 200, Pengepres Massa Yield Indeks Densitas Warna
250, 300, 350, 400, 450, dan 500 mL. -an (psia) (gram) (%) bias (g/cm3)
5. Analisis minyak kulit jeruk 2000 12,7 12,7 1,392 0,9178 147,3
a. Minyak kulit jeruk hasil distilasi, 3000 15,3 15,3 1,390 0,9244 146,2
pengepresan, dan leaching ditentukan yield- 4000 18,0 18,0 1,392 0,9183 145,0
5000 19,2 19,2 1,387 0,9204 144,7
nya, dan dianalisis indeks biasnya dengan 6000 19,7 19,7 1,394 0,9106 143,8
menggunakan refraktometer ATAGO 1T, 7000 19,8 19,8 1,395 0,9118 143,4
densitas diukur menggunakan piknometer,
warna diukur menggunakan Lavibond
tintometer. 20
b. Ditentukan kondisi leaching yang optimum 18
berdasarkan perbandingan massa kulit 16
jeruk/volume pelarut yang menghasilkan 14

Y ie ld ( % )
yield terbesar. 12
c. Ditentukan kondisi pengepresan optimum 10
yaitu tekanan pengepresan yang
8
menghasilkan yield terbesar.
d. Minyak kulit jeruk hasil distilasi, 6
pengepresan, dan leaching pada kondisi 4
optimum dianalisis kadar limonene dengan 2
menggunakan Gas Chromatography[13,14,15]. 0
2000 3000 4000 5000 6000 7000
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tekanan pengepresan (psia)
Pada proses distilasi dilakukan tiga kali
penelitian dengan massa kulit jeruk masing- Gambar 1. Hubungan antara tekanan pengepresan
masing 150 gram supaya didapatkan jumlah dengan yield minyak kulit jeruk
minyak kulit jeruk yang cukup untuk dianalisis.
Hasil analisis minyak kulit jeruk yang diperoleh Pada Tabel 1 dan Gambar 1 terlihat bahwa
dari proses distilasi adalah sebagai berikut: pada tekanan 1.000 psia minyak kulit jeruk
Massa kulit jeruk = 450 gram belum dapat ke luar, tetapi pada tekanan mulai
Massa minyak kulit jeruk = 8,3 gram 2000 psia minyak sudah dapat ke luar. Semakin
Yield minyak kulit jeruk = 1,84% besar tekanan pengepresan dalam kisaran 2.000-
Kadar limonene = 94,7% 6.000 psia, maka yield minyak kulit jeruk yang
Yield limonene = 1,74% diperoleh semakin besar. Pada tekanan yang
Indeks bias = 1,467 rendah hanya terjadi pemampatan antar partikel-
Densitas = 0,8457 g/cm3 partikel kulit jeruk dan masih belum ada gland
Warna = 3,5 yang pecah, sehingga minyak belum dapat ke
Pada pengepresan digunakan kulit jeruk luar. Peningkatan tekanan pengepresan lebih
sebanyak 100 gram dengan variasi tekanan lanjut menyebabkan gland pecah, sehingga
pengepresan antara 1.000 sampai 7.000 psia dan minyak dapat tertekan ke luar melalui lintasan
hasilnya dapat disajikan pada Tabel 1 dan celah antar partikel. Semakin besar tekanan
Gambar 1. pengepresan, jumlah gland yang pecah dalam
kulit jeruk semakin banyak, maka minyak yang
terkandung di dalamnya dapat dengan mudah ke
luar, sehingga yield minyak kulit jeruk yang
diperoleh akan semakin besar. Pada tekanan
berkisar 6.000-7.000 psia yield menunjukkan

19
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No. 1, 2008 (15-24)

kecenderungan konstan karena tekanan Proses leaching dilakukan dengan variasi


pengepresan yang besar menyebabkan partikel- perbandingan massa kulit jeruk/volume etanol.
partikel semakin rapat, sehingga lintasan aliran Hasil penelitian dengan ekstraksi minyak kulit
minyak tertutup. Kecenderungan yang sama jeruk disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 3
diperoleh juga pada penelitian pengepresan berikut.
minyak dari kulit padi dan biji-bijian. Perubahan
tekanan pengepresan tidak terlalu berpengaruh Tabel 2. Hubungan antara perbandingan volume
pada indeks bias dan berat jenis. Hal ini etanol dengan massa kulit jeruk terhadap Yield dan
menunjukkan bahwa minyak kulit jeruk yang kualitas minyak kulit jeruk (massa kulit jeruk = 100
keluar mengandung komposisi yang hampir gram)
sama. Selain itu, semakin besar tekanan Perban-
pengepresan, maka akan didapatkan volume dingan
minyak kulit jeruk yang semakin banyak dan volume Minyak kulit jeruk
dengan bertambahnya volume, maka massa etanol/
minyak kulit jeruk juga semakin naik, maka dari massa
kulit Massa Yield Indeks Densitas Warna
itu berat jenis tidak berubah terlalu signifikan. jeruk (g) (%) Bias (g/mL)
(mL/g)
148 150/100 15,5 15,5 1,387 0,9485 125,9
200/100 22,2 22,2 1,394 0,9261 107,5
250/100 27,8 27,8 1,390 0,8981 108,2
W a r n a m i n y a k k u l it je r u k

147
300/100 29,2 29,2 1,391 0,8740 106,3
350/100 30,8 30,8 1,390 0,8713 97,9
146 400/100 31,3 31,3 1,395 0,8718 97,0
450/100 31,6 31,6 1,391 0,8981 89,4
145 500/100 31,7 31,7 1,400 0,8832 79,8

144 35

30
143
Y ie ld m in y a k k u lit je r u k ( % )

2000 3000 4000 5000 6000 7000 25


Tekanan pengepresan (psia)
20
Gambar 2. Hubungan antara tekanan pengepresan 15
terhadap warna minyak kulit jeruk
10
Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa
bertambahnya tekanan pengepresan 5
menyebabkan intensitas warna berkurang,
0
meskipun selisih perubahan warna tidak terlalu
150 200 250 300 350 400 450 500
besar. Minyak kulit jeruk yang berkontak dengan
Volume etanol/100 gram kulit jeruk
besi dari alat pengepresan dapat menghasilkan
isoprene yang tidak berwarna, selain itu
limonene juga dapat teroksidasi membentuk Gambar 3. Hubungan antara volume etanol/100
carveol yang tidak berwarna. Pada tekanan gram kulit jeruk terhadap yield minyak kulit jeruk
pengepresan yang semakin tinggi dihasilkan
energi panas yang semakin besar. Hal ini dapat Dari Tabel 2 dan Gambar 3 dapat dilihat
mengakibatkan reaksi oksidasi dan pembentukan bahwa semakin besar volume etanol yang
isoprene berlangsung lebih cepat, sehingga digunakan pada prosess leaching, maka yield
intensitas warna minyak kulit jeruk berkurang. yang diperoleh akan semakin besar, karena
Kondisi optimum yang menghasilkan yield dengan jumlah pelarut lebih banyak
terbesar adalah pada tekanan pengepresan 7.000 menyebabkan solut yang terlarut dalam etanol
psia. semakin banyak, hal ini berlanjut sampai

20
Kurniawan: EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI, PENGEPRESAN ...

konsentrasi minyak kulit jeruk dalam etanol Hasil penelitian pada kondisi optimum
mencapai kondisi jenuh. Penambahan volume dari metode pengepresan dan leaching, serta
etanol tidak terlalu berpengaruh pada indeks bias distilasi dirangkum pada Tabel 3. Dari Tabel 3
dan berat jenis. Hal ini menunjukkan bahwa terlihat kadar limonene dalam minyak kulit jeruk
komposisi minyak kulit jeruk hasil leaching hasil leaching hanya sedikit (0,013%), hal ini
hampir sama. Selain itu, semakin besar volume kemungkinan disebabkan oleh adanya berbagai
etanol yang digunakan, maka akan didapatkan komponen lain dari kulit jeruk yang ikut
volume minyak kulit jeruk yang semakin banyak terekstrak oleh etanol. Selain itu pada proses
dan dengan bertambahnya volume minyak kulit penguapan ada limonene yang terbawa oleh uap
jeruk, maka massa minyak kulit jeruk juga etanol, yang ditandai dengan terciumnya bau
semakin naik, maka dari itu berat jenis tidak jeruk pada distilat etanol. Kehilangan limonene
berubah terlalu signifikan. yang terjadi selama proses penguapan etanol
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa tersebut dapat diperkirakan sebagai penyebab
itensitas warna berkurang, karena dengan rendahnya kadar limonene dalam minyak kulit
semakin banyaknya volume etanol yang jeruk hasil leaching.
digunakan, maka didapatkan minyak kulit jeruk Untuk mengetahui persen limonene yang
dalam massa yang semakin banyak, sedangkan terekstrak oleh etanol, maka dilakukan
jumlah minyak kulit jeruk yang teroksidasi pada pemisahan antara etanol dan crude minyak kulit
kondisi yang sama (proses penyaringan) kurang jeruk sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
lebih sama, sehingga dengan jumlah minyak
kulit jeruk yang bertambah, maka intensitas
warna berkurang. Tabel 3. Perbandingan hasil analisis parameter
minyak kulit jeruk yang diperoleh dengan metode
distilasi (water distillation), pengepresan (hydraulic
130 pressing), dan leaching pada kondisi optimum
terhadap minyak kulit jeruk komersial[16,17].
120
Para- Metode Minyak
W a r n a m in y a k k u lit je r u k

meter Distilasi Penge- Leaching Kulit


110 Jeruk
presan
Komer-
100 sial
Kondisi 450gr/ 7000 psia 500 mL -
proses 600 mL etanol/100
90
gram kulit
jeruk
80 Yield 1,84 % 19,8% 31,7% -
Kadar 94,70% 1,453% 0,013% 92,13%
70
limonene
150 200 250 300 350 400 450 500
Yield 1,74% 0,2877% 0,0041% -
Volume etanol /100 gram kulit jeruk limonene
Warna 3,5 143,4 79,8 3,7
Indeks 1,467 1,395 1,400 1,469
Gambar 4. Hubungan antara volume etanol/ bias
100 gram kulit jeruk terhadap warna minyak kulit Densitas 0,8457 0,9118 0,8832 0,8439
jeruk g/cm3 g/cm3 g/cm3 g/cm3
Waktu 5 jam 15 menit 3 jam -
Kondisi optimum yang menghasilkan yield proses
minyak kulit jeruk tertinggi adalah pada
perbandingan 500 mL etanol/ 100 gram kulit
jeruk.

21
WIDYA TEKNIK Vol. 7, No. 1, 2008 (15-24)
Tabel 4. Yield limonene dengan metode leaching dan sedikit yaitu sebesar 19,8%, hal ini disebabkan
ekstraksi dengan soxhlet minyak kulit jeruk yang terdapat dalam kulit
jeruk kemungkinan masih ada yang terperangkap
Metode Yield limonene (%) di dalam bagian kulit jeruk. Sedangkan dengan
Leaching (150 mL 0,5110 metode distilasi didapatkan yield yang paling
etanol/100 gram kulit kecil, karena bahan yang dapat teruapkan
jeruk) sebagian besar adalah minyak kulit jeruk dengan
Leaching (500 mL 1,7980 kandungan limonene yang sangat besar. Dan ini
etanol/ 100 m kulit sesuai dengan literatur, bahwa kandungan
jeruk) minyak kulit jeruk dalam kulit jeruk kurang
Ekstraksi dengan 2,1600 lebih 2,5% (sebagian besar limonene)[4].
soxhlet
Kadar limonene terbesar diperoleh dengan
menggunakan metode distilasi yaitu sebesar
Dari Tabel 4 terlihat bahwa yield limonene 94,7%. Karena pada metode ini limonene tidak
dalam sampel tanpa bahan penguapan etanol mengalami oksidasi dan tidak berkontak dengan
(leaching 500 mL etanol/100 gram kulit jeruk) besi. Pada proses pengepresan kadar limonene
lebih besar daripada yield limonene dalam kecil, ini dikarenakan limonene berubah menjadi
sampel yang telah mengalami penguapan etanol carveol dan carvone. Dan juga karena kontak
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa pada dengan besi yang membuat limonene
proses penguapan etanol terjadi kehilangan membentuk isoprene[16]. Pada proses leaching
limonene yang cukup signifikan. didapatkan kadar limonene yang paling rendah,
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa yield ini dikarenakan pada proses pemisahan antara
limonene yang diperoleh pada ekstraksi dengan minyak kulit jeruk dengan etanol tidak dapat
alat soxhlet adalah sebanyak 2,16%. Metode berlangsung dengan sempurna (tidak dapat
distilasi menghasilkan yield limonene sebesar terpisah seluruhnya), dan sebagian besar
1,74%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian limonene ikut terbawa ke fase etanol. Ini
besar limonene dapat diperoleh dengan metode ditandai dengan adanya bau khas jeruk pada
distilasi tetapi ada sebagian kecil terbawa dalam etanol hasil pemisahan.
fase air. Dengan metode pengepresan hanya Untuk yield limonene, didapatkan yield
dapat memperoleh sebagian kecil limonene yang paling besar adalah dengan metode
dalam kulit jeruk (0,2877%). distilasi, karena metode ini dapat membawa
Untuk metode leaching dengan sebagian besar limonene yang terdapat dalam
perbandingan volume etanol dan massa kulit kulit jeruk. Sedangkan pada pengepresan lebih
jeruk sebesar 500 mL/100 gram didapatkan sedikit karena limonene yang terdapat dalam
limonene yang lebih banyak dibandingkan minyak kulit jeruk banyak yang teroksidasi oleh
dengan perbandingan 150 mL/100 gram baik udara dan kontak dengan besi. Untuk leaching
dengan ataupun tanpa proses penguapan. Jadi didapatkan yield limonene yang sangat rendah
semakin banyak volume etanol yang digunakan karena sebagian besar limonene terikut ke dalam
untuk mengekstrak, maka akan memperbesar pelarut etanol pada saat proses pemisahan antara
limonene yang dapat diekstrak. Hal ini etanol dari minyak kulit jeruk.
disebabkan karena pelarut etanol yang dapat Minyak kulit jeruk hasil pemisahan secara
mengekstrak fase minyak dengan baik dan di distilasi mempunyai kualitas warna yang paling
samping itu proses pengadukan dapat mendekati minyak kulit jeruk komersial, karena
meningkatkan laju perpindahan massa minyak pada metode ini tidak terjadi oksidasi[19,20].
kulit jeruk dari permukaan kulit jeruk ke bulk Selain itu zat warna karoten yang terdapat pada
larutan[18]. kulit jeruk akan terurai bilamana berkontak
Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan dengan uap air panas, sehingga hasil minyak
hasil minyak kulit jeruk dari ketiga metode kulit jeruk yang didapat berwarna sangat muda
ekstraksi, yield minyak kulit jeruk yang paling dan jernih. Pada proses pengepresan warna yang
besar diperoleh dengan metode leaching yaitu didapat sangat gelap. Hal ini disebabkan karena
sebesar 31,7%. Dengan metode pengepresan proses oksidasi dan kontak dengan besi secara
didapatkan yield minyak kulit jeruk yang lebih terus-menerus selama proses pengepresan

22
Kurniawan: EKSTRAKSI MINYAK KULIT JERUK DENGAN METODE DISTILASI, PENGEPRESAN ...

berlangsung. Dengan metode leaching didapat mistry/cola4.htm, diakses tanggal 11 Maret


minyak kulit jeruk yang berwarna agak gelap 2006
oleh karena zat warna karoten pada kulit jeruk [2] Anonim, “Pengembangan Minyak Atsiri di
ikut terekstrak oleh pelarut etanol. Kalbar kenapa Tidak”,
Untuk indeks bias dan demikian juga http://www.instiper.or.id, diakses tanggal 20
densitas minyak kulit jeruk, yang paling April 2006
mendekati minyak kulit jeruk komersial adalah [3] Anonim, “Buah Jeruk”,
minyak kulit jeruk dari hasil pengolahan dengan http://warintek.progressio.or.id/buah/jeruk.ht
metode distilasi, karena minyak kulit jeruk m, diakses tanggal 20 April 2006
didapat dengan metode ini sebagian besar
[4] Anonim, “Extraction of Essensial Oils”,
mengandung limonene. Sedangkan, pada proses
http://www.mrw.interscience.wiley.com.ezp
pengepresan kurang mendekati minyak kulit
roxy.library.uq.edu.au/kirk/article/oilsmo...,
jeruk komersial karena di dalam minyak kulit
diakses tanggal 20 April 2006
jeruk hasil pengepresan terkandung berbagai
macam komponen lain selain limonene. Dan [5] Ullman, Ed., “Ullman’s Encyclopedia of
pada metode leaching, minyak kulit jeruk yang Industrial Chemistry”, New York
diperoleh sangat kurang mendekati kualitas [6] Anonim, “The Complete Technology Book of
minyak kulit jeruk komersial, karena oleh Essential Oils (Aromatic Chemicals)”,
adanya kandungan etanol yang masih terdapat http://www.niir.org/books/zb..3a_a_3d_0_a/
dalam minyak kulit jeruk. The+Complete+Technology+Book+of+Esse
Bila ditinjau dari waktu proses yang sntial+Oils+(Aromatics+Chemicals)/indew.h
dibutuhkan untuk mendapatkan minyak kulit mtl, diakses tanggal 20 April 2006
jeruk dapat dilihat bahwa pengolahan dengan [7] Ketaren, S., Minyak dan Lemak Pangan,
metode pengepresan membutuhkan waktu yang Edisi Pertama, Penerbit Universitas
paling singkat yaitu 15 menit, sedangkan Indonesia, Jakarta, 1986
pengolahan dengan metode distilasi [8] Fasina, O.O. dan Ajibola, O.O., Mechanical
membutuhkan waktu yang paling lama yaitu 5 Expresión on Oil from Conophor Nut,
jam. Departemen of Agricluture Engineering,
Obafemi Awolowo University, Nigeria
KESIMPULAN [9] Guenter, E., Minyak Atsiri, Edisi Pertama,
Hasil penelitian dan pembahasan dapat Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta,
disimpulkan bahwa: 1987
1. Minyak kulit jeruk dalam kulit jeruk dapat [10] Coulson, J.M., Chemical Engineering
dipisahkan/diekstrak dengan metode Design, Pergamon Press Inc., New York,
distilasi, pengepresan dan leaching. 1983
2. Yield minyak kulit jeruk yang diperoleh
dengan metode leaching > pengepresan > [11] Anonim, “d-Limonene”,
distilasi. http://www.biocehmcorp.com, diakses
3. Yield limonene dalam minyak kulit jeruk tanggal 4 Maret 2006
yang diperoleh dengan metode distilasi > [12] Sivala, K., “A Preliminary Study of Rice
pengepresan > leaching. Bran Oil Expression in a Manually
4. Kualitas minyak kulit jeruk yang paling Operated Hydraulic Press”, Elsevier
mendekati minyak kulit jeruk komersial Science Publisher Ltd., London, 1993
adalah minyak kulit jeruk yang diperoleh [13] Anonim, “Limonene”,
dari metode distilasi dengan karakteristik: http://en.wikipedia.org/wiki/limonene,
warna 3,5, indeks bias 1,467, dan densitas diakses tanggal 4 Maret 2006
0,8457 g/cm3. [14] Anonim, “Pektin Pangan”, Warintek
Merintis Bisnis Progressio,
DAFTAR PUSTAKA http://www.warintek.progrssio.or.id/buah/j
[1] Anonim, ”Chemistry”, eruk.htm, diakses tanggal 20 April 2006
http://sparror.cubecinema.com/cube/cola/che [15] Anonim, ”Orange (Citrus sintesis [L]
Osbeck)”,

23
-5

WIDYA TEKNIK Vol. 7, No. 1, 2008 (15-24)

http://www.unigraz.at/katzer/engl.Citr [19] Sudarmadji, S., Prosedur Analisa Untuk


sin.html, diakses tanggal 1 Desember 2006 Bahan Makanan dan Pertanian, Edisi
[16] Luh, W., Commercial Fruit Processing, Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta,
Edisi Kedua, The Avi Publishing 1997
Company Westport, Connecticut, 1986 [20] ASTM S 1208-96, Standart Test Method
[17] Anonim, “Notes on Making Cola”, for Common Properties of Certain
http://sparror.cubecinema.com/cube/cola.c Pigments, ASTM, New York, 2002
hemistry/cola4.htm, diakses tanggal 11
Maret 2006
[18] Geankoplis, C.J., Transport Processes and
Separation Process Principles”, Pearson
Education Inc., New Jersey, 2003

24

You might also like