You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian
cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Penyakit kanker terdiri dari paling
sedikit 100 jenis, di Amerika jumlah pasien meninggal mencapai 553.400 dari total
penderita 1.268.000 (Greenlee dkk, 2001). Penelitian yang sama menunjukan
bahwa kanker menempati peringkat ke dua sebagai penyebab kematian setelah
penyakit jantung. Penderita kanker di Indonesia sekitar 4,3% dan menduduki
peringkat ke 6 penyebab kematian (Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002).
Selama ini untuk pengobatan kanker digunakan kemoterapi adalah cara
pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel kanker (disebut
sitostatika) yang diminum ataupun yang diinfuskan ke pembuluh darah. Jadi, obat
kemoterapi menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel kanker
yang sudah menyebar luas di seluruh tubuh. Karena penyebaran obat kemoterapi
luas, maka daya bunuhnya luas, efek sampingnya biasanya lebih berat
dibandingkan dua modalitas pengobatan terdahulu (Hendry dkk, 2007).
Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau
membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri.Jadi, sel normal yang aktif
membelah atau berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti sel akar rambut,
sel darah, sel selaput lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut adalah yang paling parah
terkena efek samping kemoterapi, sehingga dapat timbul kebotakan, kurang darah,
sariawan, dll (Hendry dkk, 2007).
Teknologi nanopartikel akhir-akhir ini telah berkembang pesat untuk
diaplikasikan di berbagai bidang seperti industri, pertanian dan kesehatan.
Teknologi ini membuat perubahan yang signifikan diberbagai kehidupan. Salah
satu teknologi nanopartikel yang saat ini sedang dikembangkan yaitu partikel
magnetik. Partikel nano magnetik memiliki sifat fisis dan kimia yang bervariasi dan
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah satu nanopartikel yang telah
banyak digunakan dan dikembangkan oleh ilmuwan adalah nanomagnetit (Fe3O4).

1
2

Nanomagnetit berupa oksida besi Fe3O4 (magnetit) merupakan material maju yang
sedang banyak diteliti karena memiliki banyak manfaat dalam bidang biomedis,
yang disebabkan oleh fenomena superparamagnetik yang ditimbulkannya (Rovers
dkk, 2012).
nanomagnetit dikenal juga sebagai black iron oxide, magnetic iron,
loadstone, ferrous ferrit, atau hercules stone yang menunjukkan kemagnetan paling
kuat diantara oksida-oksida logam transisi. Nanomagnetit (Fe3O4) memiliki
kelengkapan sifat paramagnetik yang unik yaitu superparamagnetis, koersivitas
yang tinggi, temperatur yang rendah, suseptibilitas magnetik yang tinggi, sifat
katalitik, konduktif, non toksik, dan memiliki biokompatibilitas yang tinggi
(Sukoco, 2018).
(Lao dkk, 2004), meneliti bahwa partikel nano ini dapat dimanfaatkan
sebagai material untuk kegunaan sistem pengangkutan obat-obatan (Drug Delivery
System = DDS), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan terapi kanker. Agar
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang tersebut, sangatlah penting untuk
mempertimbangkan ukuran partikel, sifat magnetik, dan sifat permukaan dari
partikel nano itu sendiri. Sedangkan untuk pemanfaatan secara in vitro antara lain
untuk pelabelan sel, pemisahan sel, dan analisis genom dengan teknik immunoassay
(Yulianti dkk,2007).
Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa nanopartikel magnetit tanpa
modifikasi memiliki kestabilan termal yang rendah. Selain itu, pada sistem
pengiriman obat, nanopartikel magnetit tanpa modifikasi akan menyebabkan obat
tidak sampai target lokasi yang ingin dicapai, yaitu hanya sebagian kecil yang
disebabkan pada pelepasan obat terindikasi meledak ditahap awal pelepasan (Gu
dkk, 2014).
Upaya yang dikembangkan dalam menutupi kelemahan tersebut yakni
membuat formulasi baru komposit. Komposit merupakan campuran dari dua jenis
material berbeda yang memiliki sifat berbeda, dengan tujuan membentuk sifat yang
baru dengan saling menutupi kelemahan sifat kedua jenis material, sehingga
komposit yang dihasilkan akan memiliki nilai guna yang besar ketika diaplikasikan
terhadap tubuh. Berbagai material telah digunakan dalam membuat Komposit
3

Hidroksiapatit seperti Fe3O4 partikel yang bersifat magnetik (Govindan dkk, 2017),
chitosan (Assa dkk, 2016), alumina (Fadli dan Sopyan, 2010) dan karbon (Afroze
dkk, 2016).
Dalam pengembangan formulasi komposit, Menurut Govindan dkk (2017),
Fe3O4 merupakan material yang paling menarik dikembangkan dan diteliti oleh
para ilmuan. Hal ini dikarenakan partikel Fe3O4 memiliki sifat saturasi magnet
yang tinggi, biokompabilitas yang baik, dan rendahnya toksisitas. Komposit
Magnetik/Hidroksiapatit bermanfaat pada aplikasi drug delivery pada tubuh
manusia, seperti penyembuhan pada cancer treatment (Aval dkk, 2016),
hyperthermia (Iwasaki dkk, 2013).

1.2 Identifikasi Masalah


Bentuk obat-obatan konvensional maupun injeksi, memiliki efek toksik dan
efek samping pada jaringan yang tidak terkena sel kanker. Dalam sistem
pengiriman obat tradisional seperti pemberian oral atau intravaskular, obat atau
molekul terapi didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah sistemik.
Mayoritas molekul tidak mencapai target sel yang terindikasi kanker dan kemudian
tinggal di dalam tubuh menyebabkan efek samping, sehingga dapat merusak sel
tubuh yang lain yang ada di dalam tubuh. Di antara berbagai sistem pengiriman
obat yang telah dikembangkan, pengiriman obat magnetik merupakan metode yang
efisien untuk selektif memberikan obat yang ditargetkan pada situs patologis dalam
tubuh.
Dengan penerapan suatu eksternal magnetik lapangan, bahan magnetik,
bersama-sama dengan molekul obat dapat ditargetkan untuk sel yang terindikasi
kanker dan hanya bereaksi pada lokasi yang ditargetkan. Sementara itu, pelepasan
obat yang terkontrol bisa mencapai konsentrasi plasma yang stabil dan mengurangi
waktu pengiriman obat. Mengingat keuntungan dari sintesis mudah, ukuran kecil,
toksisitas rendah, dan superparamagnetis unik, magnetit superparamagnetic
nanopartikel (NP) secara luas diterapkan untuk pengiriman obat yang ditargetkan
(Targeted Drug Delivery). NP ini dapat dimasukkan dalam sistem pembawa obat
untuk memfasilitasi manipulasi dan pengiriman drugloaded yang berfungsi sebagai
4

nano-operator menuju area yang diinginkan. Oleh karena itu, sistem pengiriman
oleh super-NP magnetit paramagnetik memiliki potensi klinis yang besar sebagai
sistem pengiriman obat yang efisien, murah dan sesuai dengan kebutuhan tubuh
(Gu dkk, 2014).
Sebagai sistem pengiriman obat, pembawa obat harus melepaskan obat pada
tingkat yang sesuai dan stabil. Namun pada aplikasinya, efek meledak sering terjadi
dimana hanya dalam jumlah yang sangat kecil dari obat yang dapat mencapai lokasi
sel yang terkena kanker. Hal ini terjadi karena sebagian besar obat meledak dengan
cepat pada tahap awal pelepasan obat. Oleh sebab itu diperlukan komposit agar obat
yang dikirim dapat mencapai target sel yang terkena kanker untuk mengurangi efek
meledak (Gu dkk, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Murakami dkk (2008), telah diperoleh
komposit magnetit/hidroksipatit dengan metode hidrotermal. Dengan
mencampurkan 𝞪-trikalsium sulfat (𝞪-TCP) dengan bubuk magnetit berukuran
nano yang memiliki variasi konsentrasi 10 sampai 50% massa pada suhu 120°C
selama 24 jam. Komposit yang dihasilkan memiliki pori-pori berukuran mikro 400
um dan pori-pori berukuran submikron sekitr 0,2 um.
Penelitian yang dilakukan oleh Sundaram and Sneha (2015), telah
menghasilkan komposit hidroksiapatit dengan partikel magnet. Variabel tetap yang
digunakan yaitu rasio molar Fe3+ dan Fe2+ 2:1, rasio molar Fe3O4 dan HAp yaitu
1:1,5. Hasil yang diperoleh berupa ukuran komposit mencapai 850 nm dengan
bentuk yang tidak beraturan.
Penelitian yang dilakukan Gu, dkk (2014), komposit Fe3O4/HAp disintesis
dengan kombinasi metode presipitasi dan hidrotermal. Dengan mencampurkan
(NH4)Fe(SO4)2 dan FeSO4, kemudian diaduk selama 2 jam pada suhu kamar.
Kemudian, hasil presipitasi tersebut di masukkan ke dalam Teflon-lined stainless-
steel autoclave dan dipanaskan pada suhu 120°C selama 12 jam. Endapan dicuci
dengan air suling dan etanol anhidrat dan dikeringkan pada suhu 60°C. Diperoleh
peningkatan ukuran partikel HAp dengan lebar 20 nm dan panjang 100-150 nm
serta morfologi yang tidak berubah. Hasil pemisahan Magnetik komposit
Fe3O4/HAp yaitu 16.20 emu/g.
5

Berdasarkan literatur penelitian internasional diatas, pada penelitian ini


akan dikembangkan proses pembuatan komposit magnetik hidroksiapatit
menggunakan metode hidrotermal. Mengacu pada penelitian Sukoco (2018),
dimana dilakukan modifikasi penambahan hidroksiapatit pada saat pembuatan
Fe3O4, sehingga dihasilkan sebuah komposit Magnetit/Hidroksiapatit. Variabel
tetap pada penelitian ini yaitu rasio Konsentrasi FeCl3 : Natrium sitrat : urea yaitu
2 mmol : 4 mmol : 6 mmol. Konsentrasi PEG sebesar 7,5 g/L, konsentrasi
Hidroksiapatit gr/L Volume larutan sebanyak 40 ml, Suhu Hidrotermal 2100C dan
Suhu pengeringan 600C. Variabel berubah yang digunakan pada penelitian ini yaitu
waktu reaksi selama 8, 12, 14, 16 dan 18 jam dengan konsentrasi reaktan FeCl3
sebesar 0,05 M, 0,1 M dan 0,15 M.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Sintesis Komposit berbasis Hidroksiapatit dan Partikel Magnetik dengan
metode hidrotermal.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh dari waktu reaksi hidrotermal
terhadap komposit magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.
3. Mengetahui dan mempelajari pengaruh dari konsentrasi FeCl3 terhadap
komposit magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan baru pengembangan
biomaterial komposit hidroksiapatit.
2. Mengembangkan produksi komposit magnetik hidroksiapatit yang
berkualitas baik dengan biaya produksi dan kondisi proses yang lebih
rendah
3. Sebagai sumber literatur bagi pihak - pihak yang akan melaksanakan dan
meneliti topik yang sama.
6

4. Mengembangkan produksi komposit kualitas baik dengan biaya produksi


dan kondisi proses yang lebih rendah

1.5 Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian berbasis skala laboratorium. Data-data
yang diperoleh dibandingkan dengan beberapa referensi jurnal internasional dan
penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Hasil yang diperoleh akan disajikan
secara uraian deskriptif yang disertai dengan analisa & pembahasan agar
menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat diterapkan dan dikembangkan dengan
berbagai metode dan modifikasi lebih lanjut.

1.6 Sistematika (outline) Penulisan


Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu:
1. Pendahuluan, berisi tentang deskripsi topik dan latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, tujuan serta manfaat dilakukannya penelitian sintesis
komposit magnetik hidroksiapatit dengan metode hidrotermal.
2. Tinjauan pustaka, berisi uraian pustaka dan alur pikir yang menjadi landasan
teori dalam melakukan penelitian produksi komposit magnetik
hidroksiapatit.
3. Metode penelitian, menyajikan langkah dan metode yang dilakukan dalam
penelitian produksi komposit magnetik hidroksiapatit.
4. Hasil dan pembahasan, berisi tentang analisis dan perbandingan hasil
penelitian komposit magnetik hidroksiapatit yang dihasilkan.
5. Kesimpulan dan saran, berisi rangkuman yang sesuai dengan tujuan
penelitian sintesis dan analisis pengaruh dari waktu reaksi hidrotermal dan
konsentrasi FeCl3 terhadap ukuran komposit magnetik hidroksiapatit.

You might also like