You are on page 1of 5

Menurut Kasmir dan jakfar (2010:254) kebutuhan perusahaan akan modal tergantung pada faktor-

faktor sebagai berikut:

1. Jenis Perusahaan
Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan.

2. Waktu produksi
Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk
memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin lama waktu yang diperlukan untuk
memperoleh barang, atau makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar
negeri, jumlah modal kerja yang diperlukan makin besar.

3. Syarat Kredit
Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin
banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja
yang ditanamkan dalam persediaan. Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang diberikan
pada pembeli maka akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang.

4. Tingkat perputaran persediaan


Makin cepat persediaan berputar maka makin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian
persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis, dan kualitas barang yang
sesuai dan mengatur investasi dalam persediaan. Disamping itu biaya yang berhubungan dengan
persediaan juga berkurang.

Menurut Arief Sugiono (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja adalah
sebagai berikut:

1. Sifat dan jenis perusahaan : Pada umumnya modal kerja untuk suatu perusahaan jasa rekatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur.

2. Proses produksi : Jika proses produksi untuk suatu industri cukup rumit dan memakan waktu
yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan modal kerja yang cukup besar pula.

3. Sistem penjualan : Jika suatu perusahaan yang sebagian penjualannya dilakukan dengan sistem
kredit, tentu saja modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang dagangnya.

4.Sistem persediaan : Sistem persediaan ini sangat mempengaruhi modal kerja yang tertanam
dalam perusahaan, hal itu dapat dilihat dari jenis barangnya apakah mudah rusak atau tahan lama.
Selain itu, bagi perusahaan yang membutuhkan bahan baku, perlu dipertimbangkan apakah harga
sangat fluktuatif terhadap pasar komoditi serta apakah bahan baku tersebut dapat diperoleh secara
lokal atau impor.

5. Sikap dari pengambil keputusan (Manajemen Perusahaan) : Sikap ini sangat penting untuk
menentukan tingkat modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.”

Menurut Agus Sartono (2010, 248), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur


modal perusahaan adalah:
1. Tingkat penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas
yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan dengan
penjualan yang tidak stabil.

2. Struktur aset. Perusahaan yang memiliki


aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan
karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian, besarnya aset tetap dapat dijadikan sebagai
jaminan atau kolateral utang perusahaan.

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, maka semakin


besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan
masa mendatang, maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.

4. Profitabilitas. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan
laba ditahan sebelum menggunakan utang.

5. Variabel laba dan perlindungan pajak.


Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika variabilitas atau volatibilitas
laba perusahaan kecil, maka perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk
menanggung beban tetap dari utang.

6. Skala perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh
modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut
berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro. Sebagai contoh, perusahaan membayar deviden
sebagai upaya untuk meyakinkan pasar tentang prospek perusahaan, dan kemudian menjual
obligasi. Strategi itu diharapkan dapat meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik.
Dengan kata lain, agar menarik minat investor dalam pendanaan.

Menurut S. Munawir (2007:117) modal kerja dalam suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1) Sifat atau type dari perusahaan.
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kebutuhan modal kerja perusahaan industri, kerena untuk perusahaan jasa, misalnya perusahaan
listrik, perusahaan air minum, dan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang perhubunga, baik
darat maupun udara tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun
persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar gaji pegawai maupun untuk membiayai
operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga, sedangkan
piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memproleh barang yang akan dijual harga
persatuan barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan
untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai
barang tersebut dijual. makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk
memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
3) Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk memproduksi
barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin
sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan,
sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam
jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin
besar pula.
4) Syarat Penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan
semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk
memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan
untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tak tertagih, sebaiknya perusahaan memberikan
potongan tunai kepada pembeli, karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk
membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5) Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran persediaan (inventory turn-over), menunjukan berapa kali persediaan tersebut
diganti dalam arti dibeli dan akan dijual lagi. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan
tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam
persediaan) semakin rendah. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan
memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena
perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan
pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (1992:36) “terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya modal kerja, yaitu :

a. Volume penjualan
b. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan, antara lain :

1). Politik penjualan kredit


2). Politik penetuan persediaan
3). Pengaruh musiman
4). Kemajuan teknologi

c. Pengaruh musiman, dengan adanya pergantian musim akan dapat mempengaruhi besar
kecilnya barang atau jasa yang kemudian mempengaruhi tingkat penjualan. Fluktuasi tingkat
penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan kegiatan produksi.

d. Kemajuan teknologi, perkembangan teknologi dapat mempengaruhi dan merubah proses


produksi menjadi lebih cepat dan ekonomis, dengan demikian akan dapat mengurangi besarnya
kebutuhan modal kerja. Tetapi dengan perkembangan teknologi maka perusahaan perlu
mengimbangi dengan membeli investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif besar.”

You might also like