You are on page 1of 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“Protozoa”

OLEH

NAMA : BESSE FITRI

NO. STAMBUK : L1A117002

KELAS :A

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa pula
penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang
penuh berkah ini.

Adapun judul makalah akan dibahas adalah “Protozoa”, kami sangat


berharap semoga dengan adanya makalah ini penulis dapat memberikan sedikit
gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis miliki.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat:

1. Ibu Wa Laili Salido, S. Pt,. M. Si. selaku dosen mata kuliah Biokimia yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu untuk menyelenggarakan laporan ini yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.

Kendari, 30 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................. 1
D. Manfaat ................................................................................ 1
BAB 2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Protozoa ............................................................. 2
B. Karakteristik Umum Protozoa ............................................. 2
C. Klasifikasi Protozoa ............................................................. 5
D. Peranan Protozoa ................................................................ 10
BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 11
B. Saran ................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki
membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100
sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan
ada yang berubah-ubah.
Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa
kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun
ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Protozoa hidup secara heterotrop
dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Ukuran
protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun
zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau
detritus (materi organik dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau
berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa
membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat
lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang
parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan protozoa
2. Bagaimana ciri-ciri umum kehidupan protozoa
3. Apa saja pengklasifikasian protozoa
4. Apa peranan protozoa dalam kehidupan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan protozoa.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari kehidupan protozoa.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari protozoa.
4. Untuk mengetahui peranan protozoa dalam kehidupan.

D. Manfaat Makalah
1. Agar kita dapat mengetahui apa itu protozoa.
2. Agar kita dapat mengetahui apa saja ciri-ciri umum dari kehidupan
protozoa.
3. Agar kita dapat mengetahui pengklasifikasian dari protozoa.
4. Agar kita dapat mengetahui peranan protozoa dalam kehidupan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang
artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik, kadang-
kadang antara alga dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk
kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
alga karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif
dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
Sebagai contoh alga hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu
hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Pada umumnya protozoa bersel satu,
tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu
sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesies secara generatif berkonjugasi
karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Protozoa hanya
dapat hidup dari zat-zat organik, yang merupakan konsumen dalam komunitas,
mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa organisme,
seperti di perairan umumnya merupakan zoo plankton.

B. Karakteristik Umum Protozoa


I. Ciri-ciri umum protozoa yaitu:
 Organisme uniseluler (bersel tunggal).
 Eukariotik (memiliki membran nukleus).
 Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
 Hidup bebas, saprofit atau parasit.
 Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidupAlat gerak berupa
pseudopodia, silia, atau flagela.
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif
dengan silia atauflagen, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan
bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
a) Aseksual (vegetatif)
 Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian
menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba.

2
Paramaecium danEuglena. Paramaecium membelah secara
membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan
konjugasi, sedangkan Euglena membelah secara membujur
/memanjang (longitudinal).
 Spora, perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa
(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi
di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
b) Seksual (Generatif)
 Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah
dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini
disebut singami.
 Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan
gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk.
Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amoeba yang biasa
dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai
dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti
dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing
menyelubungi inti selnya. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya
udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan
membentu kista. Di dalamkista amoeba dapat membelah menjadi amoeba-
amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali,
maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba baru tadi dapat keluar.
II. Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Inang protozoa yang bersifat parasitdapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan
tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi
pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian
dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang
hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.
Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus
termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof),

3
yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik
(autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat
organik dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang
bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organik dari organisme
yang telah mati ada pula yang bersifat parasitik.
III. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa
protozoa dapat hidup pada lingkungan ananaerobik misalnya pada saluran
pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik
mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme
aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transferelektron dan
atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan
dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik
secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi
melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi
melalui membran, dapat masuk sel secarapinositosis. Tetesan cairan masuk
melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke
dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola
dipindahkan ke sitoplasma.
IV. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat
berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau
untuk mengatur tekanan osmosis. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel
mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoandapat menghasilkan skeleton. Kerangka
luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka
luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu
jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Bentuk protozoa sangat
beraneka ragam. Ada yang lonjong, bulat, dan memanjang. Ada juga yang
memiliki bentuk berubah-ubah, misalnya amoeba. Pada spesies tertentu dari
protozoa mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat yang berbeda
dalam daur hidupnya, misalnya plasmodium.
V. Sistem Pencernaan Protozoa
Cara makan protozoa yang mamiliki mulut, yaitu dengan
memasukkan makanannya melalui mulut kemudian menuju kerongkongan
melalui sitofaring dan berakhir pada vakuola makanan. Sebaliknya, bagi
Protozoa yang tidak memiliki mulut, yaitu dengan menelan secara utuh
mangsanya melalui permukaan selnya. Sisa-sisa makanan akan dibuang

4
melalui lubang pada ektoplasma. Protozoa yang bersifat parasit akan
menyerap makanan (berupa cairan tubuh inangnya) melalui seluruh
permukaan tubuhnya. Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih
kecil seperti bakteri, alga, atau protozoa lain disebut holozoik. Jika
makanannya dihasilkan sendiri melalui fotosintesis seperti pada tumbuhan
hijau, maka protozoa tersebut bersifat halopitik. Sedangkan protozoa yang
makanannya berupa bahan-bahan organik dan sisa-sisa tumbuhan disebut
saprofitik.
VI. Perkembangbiakkan protozoa
Berlangsung secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Perkembangbiakan seksual biasanya dalam bentuk singami, yaitu persatuan
dua gamet yang sama atau yang berbeda ukurannya dan konjugasi, yaitu
pertukaran inti (mikronukleus setelah terjadi pembelahan) sehingga terjadi
reorganisasi pada kedua individu yang bertukar inti. Perkembangbiakkan
aseksualnya dilakukan dengan membelah diri secara memanjang atau
melintang. Ada juga yang berkembang biak secara schizogoni, yaitu
beberapa sel anak dibentuk dari sebuah sel induk. Pembelahan dimulai dari
nukleus, kemudian diikuti oleh selnya. Sel-sel baru hasil pembelahan ada
yang hidup bebas sendiri, tetapi ada juga yang membentuk koloni.
VII. Sistem Ekskresi Protozoa
Alat ekskresi protozoa berupa vakuola berdenyut (vakuola
kontraktil). Vakuola kontraktil berfungsi mengeluarkan ampas metabolisme
dan mengatur tekanan (osmoregulator).
VIII. Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut
ganggang, bakteri, dan mikrofungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai
herbivora dan konsumen di dekomposer dari rantai makanan. Protozoa juga
memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan
biomasa. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka,
misalnya amoeba, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi
memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu
makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti
kompartemen disebut vakuola.
C. Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
i. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan
sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas
Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Bentuk sel amoeba tidak
tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat
organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil
hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat

5
lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma
tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.
o Pencernaan Makanan Rhizopoda
Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan. Dengan
kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan.
Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu
mengelilingi makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak
mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya
kedua ujung membran plasma membentuk vakuola, makanan dicerna di
dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh
tubuh. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu
diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut
menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus
sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba.
o Morfologi Rhizopoda
a. Bergerak bebas di dalam air laut dan tawar.
b. Bergerak dan menagkap mangsa dengan menggunakan kaki semu.
c. Berkembangbiak dengan cara membelah biner.
o Fisiologi Rhizopoda
Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana didalam selnya
terdapat organel-organel diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, dan
vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar antara 200-300 mikron,
bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara
mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.
o Reproduksi Rhizopoda (Amoeba)
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi
dua, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang masing-
masing menjadi dua dan menyelubungi inti sel. Dimana amoeba
bereproduksi secara vegetatif dengan cara membelah diri,
perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah
dengan membelah diri sesuai pada kondisi mereka mengadakan
pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma terpisah maka
terbentuklah dua sel baru.
o Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda
Amoeba, jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut
Entamoeba, misalnya: Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit
disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga
Entamoeba histolitica, Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga
mulut dan Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan
parasit, tetap kadang-kadang menyebabkan diare.
Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang
banyak yang terbuat dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah

6
kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah
"globigerina".Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian
minyak bumi.
Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat
membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penggosok.
ii. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora
dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum
flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap
karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas,
ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan
bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum
banyak diketahui. Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
o Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung
pigmen hijau klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
Euglena viridis, hidup di air tawar.
Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan
kumpulan ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel
pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.
o Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok
zooflagellata. Contoh:
Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-
tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans.Trypanosoma
hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal
manusia.
Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit
oriental.
Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
iii. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut
getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada
membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat
bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu

7
getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat
organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
o Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi
sebagai alat menangkap makanan. Cara menangkap makanan adalah
dengan menggetarkan silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk
mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan
organik, atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada
organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma
dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan.Ukuran vakuola mengecil
kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke
dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan.
o Respirasi Pada Ciliata
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti amoeba yaitu dengan
cara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput plasma).
Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma
dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat
bentukan menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk
melindungi diri dari terhadap serangan lawan dan juga untuk
menambatkan diri pada hewan lain waktu mengambil makanan.
Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk dari organism ini
tetap.
o Reproduksi Pada Ciliata
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan
membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah
makronukleus yang diikuti oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat
terjadi + tiap 24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual
(vegetatif), terjadilah pembiakan seksual (generatif) secara konjugasi
yang dimulai dengan pertemuan antara 2 individu pada bagian mulut.
Kemudian terjadi peristiwa selanjutnya makronukleusnya lenyap.
Mikronukleusnya membelah secara meiosis menjadi empat. Tiga
diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua mikronukleus
(haploid). Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi
penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap
individu memisahkan diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan
mikronukleusnya akan mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut
hingga menjadi empat paramecium baru dengan makronukleus.
o Contoh Spesies Kelas Ciliata

8
Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk
selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai
sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya
diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti
kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma,
vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil
(pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan
dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh
mikroskop karena gerakannya sangat cepat bereproduksi secara
aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual
dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil
(mikronukleus).
Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan
bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. 3)
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa
Paramaecium.
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak
ditemukan pada permukaan daun yang terendam air
iv. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam
siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan. Tubuh Sporozoa
berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai
vakuola kontraktil.
o Reproduksi Sporozoa
Berkembang biak secara vegetatif di dalam tubuh manusia dan generatif
di dalam tubuh nyamuk, didalam tubuh nyamuk gametosit yang terhisap
nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet. Perkawinan antara
mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zigot, zigot membentuk
ookinet di dalam usus nyamuk kemudian protoplasmanya berubah
menjadi sporozoit-sporozoit, lalu sporozoit itu menyebar didalam alat
pencernan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Dan di dalam tubuh
manusia sporozoit akan menyerang sel hati dan kemudian menyerang
eritrosit, setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang maka sel
darah merah itu berubah menjadi gametosit yang dapat terhisap oleh
nyamuk.
o Contoh Hewan Yang Termasuk Dalam Filum Sporozo
Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis.
Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing.
Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat
mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio.

9
Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit
malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Reproduksi dibagi menjadi
dua:
Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh
inang dan sporogoni, yaitu membuat spora di dalam tubuh inang
perantara.
Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam
tubuh nyamuk.
D. Peranan Protozoa
1. Peran menguntungkan :
 Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi
Bakteri di alam.
 Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan
hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll.
 Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber
minyak, gas, dan mineral.
 Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk
tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
2. Peran Merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.
Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
 Entamoeba hitolytica; hidup didalam usus halus manusia,
penyebabpenyakit disentri.
 Entamoeba gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakit
gingivitis.
 Balantidium coli; hidup didalam usus tebal (Kolon) manusia,
penyebabpenyakit diare (Balontidiosis).
 Trypanosoma gambiense dan Tryponosoma rhodesiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse
(Glossina palpalis dan Glossina morsitans.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Protozoa adalah organisme uniseluler, hidup bebas atau parasit, beberapa
diantaranya sudah bersimbosis dengan makhluk hidup lainnya. Pencernaan
secara intraseluler didalam vakuola makanan. Alat gerak berupa pseudopodium,

10
ciliate atau flagella. Umunya berkembang biak melalui pembelahan sel dan
konyugasi. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun
pinositosis.

B. Saran
Adapun saran kami sebagai untuk solusi terhadap permasalahan-permasalahan
dalam makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang protozoa
sehingga materinya dapat dipahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. D. 1987. Invertebrate Zoologiy. Saunders. College Publishing. New


York
Educorolla3.blogspot.com/2009/04/protista-yang-menyerupai-hewan.html
Engemann, Joseph G, Hegner, Robert W: invertebrate zoology, Macmillan
Publishing co,Inc,New York, 1981
http:/www.duasociety.Co.cc/2009/11/klasifikasi-protozoa

11
Prianto, Juni. 2010. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik).Bandung :
ALFABETA
http://suryanovianti.blogspot.co.id/2016/01/makalah-biologi-protozoa.html

12

You might also like